Bahkan Sang Atlet Anggar, Pernah Menangis Karena Tidak Kebagian Kostum Anggar

Nanette, atlet Anggar yang sempat tidak kebagian kostum

Salah satu perlengkapan dalam olahraga anggar adalah baju yang terbuat dari bahan metal, yang dihubungkan dengan sistem penilaian elektronik yang akan bereaksi jika terkena tusukan dari lawan.

Remaja putri yang bernama Nanette Maringka ini lahir di Jakarta, pada tanggal 24 Juni 1997, dirinya mengakui kepada NYSN bahwa ia pernah menangis sesaat sebelum waktu bertanding.

“Waktu itu masih pinjam-pinjaman kan. Tapi ketika sudah mau maju bertanding, persediaan baju metallic punya si pelatih itu habis dan aku nangis, panik dong ada di posisi ini. Tapi setelah itu ada temen aku yang baru selesai bertanding, langsung meminjamkan baju metalnya untuk aku pakai. Jadi ya malu banget sih sampe nangis di situ.” papar Nanette.

Nanette menambahkan bahwa peralatan dalam olahraga anggar tergolong mahal.

“Moment paling nyesek itu, karena peralatan Anggar yang relatif mahal, jadi sempat belum punya peralatan sendiri.” katanya kepada NYSN.

Mahasiswi di International University Liaison Indonesia ini juga menceritakan kesan pertama ketika ia diperkenalkan dengan olahraga anggar.

“First impression aku waktu lihat kostumnya, dipikiran aku itu cuma baju listriknya bisa nyetrum atau nggak ya. Karena lagi sakit, jadi cuma kepikiran itu aja.”

“Tapi ketika disuruh mengumpulkan formulir pendaftaran ekstrakurikuler, aku tertarik banget untuk ikut Anggar. Awalnya papa nggak setuju, akhirnya aku lari ke mama demi mendapatkan tanda tangan persetujuan ikut ekstrakurikuler.” sambungnya.

Entah bagaimana ceritanya, akhirnya Sang Papa menyetujui anak perempuannya ini untuk menekuni olahraga Anggar, dan kedua orangtuanya menjadi sangat mendukung dan sering hadir ketika Nanette ikut kejuaraan.

“Papa sering bawain makanan ekstra, mama bawain pedang. Dan seiring berjalannya waktu, aku punya baju metallic sendiri di tahun 2013 beserta kabelnya.” ungkapnya dengan terharu.

Sejak masuk kuliah, jadwal yang ia punya jadi semakin padat dan sedikit kesulitan mengatur waktu antara pendidikan dan Anggar. Namun, saat ini Nanette memprioritaskan pendidikannya dahulu sampai ia lulus.

“Kuliah prioritas, tapi anggar tetap nggak aku tinggalkan.”

“Tips-tips dari aku untuk jadi juara, pastinya adalah giat dalam berlatih, dengarkan juga apa kata pelatih. Aku dan teman-teman diajarkan oleh pelatih untuk melakukan Visualisasi. Jadi kami mengingat-ingat apa yang sudah kami pelajari, dan ketika sedang tidak bermain, kami harus pelajari dan perhatikan kelemahan musuh dan kelebihannya, sehingga kami bisa tahu apa yang perlu dilakukan ketika bermain. Dan yang terakhir, berdoa itu penting.” katanya

Dan berikut adalah prestasi-prestasi yang berhasil diraih Nanette selama ini:

1. Juara 3 Anggar Saint John Cup 2009 (SMP)
2. Juara 1 Kejuaraan Daerah Anggar, Banten 2010
3. Juara 2 Saint John Cup 2010 (SMP)
4. Juara 3 Saint John Cup tingkat SMA 2012
5. Juara 1 Kejuaraan Daerah Anggar tingkat Cadet, Banten 2013
6. Juara 1 Kejuaraan Daerah Anggar, Banten 2014 (tingkat Cadet)
7. Juara 1 Saint John Cup tingkat SMA 2014
8. Juara 3 bersama Seleksi Pra-PON Banten 2014
9. Juara 3 bersama Walikota Cup 2016
10. Juara 3 bersama Kejuaraan Daerah tingkat Junior, Banten 2016
11. Juara 2 Jakarta Open Fencing Festival, Jakarta 2017.(sty/adt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *