Dilarang Untuk Menjadi Atlet Taekwondo, Ini Yang Dilakukan Linka Untuk Mendapatkan Dukungan Ayahnya

Linka (Tengah) saat meraih juara satu pada Juara 1 Kejuaraan STMIK Jakarta IV Under 44KG

Meskipun olahraga bela diri taekwondo terlihat lebih cocok untuk kaum lelaki, namun sudah sangat banyak atlet taekwondo wanita yang berprestasi.

Salah satunya adalah Linka Laluna, siswi kelas 3 SMAN 2 Tangsel yang sudah menjadi atlet taekwondo sejak menduduki bangku kelas 1 SMP.

“Sejak SMP kelas 1, aku sempat iseng bergabung karena diajak temanku bergabung. Waktu itu aku sangat tertarik, karena ngeliatnya seru aja nendang-nendang terus kayaknya keren aja kalau perempuan bisa bela diri.” jelas Linka.

Berawal dari hal tersebut, sampai sekarang Linka sudah mengumpulkan berbagai prestasi olahraga diantaranya:

1. Juara 1 O2SN Banten Under 46KG tahun 2016
2. Juara 1 Tangerang Taekwondo Championship Under 42KG tahun 2015
3. Juara 1 Setu III Competition Under 42KG Tahun 2015
4. Juara 1 Kejuaraan STMIK Jakarta IV Under 44KG Tahun 2016
5. Juara 1 Adiwiyata Cup Under 44KG Tahun 2016
6. Juara 2 Lazuardi Cup Under 44KG Tahun 2017
7. Juara 2 Prasmul Olympics Under 44KG Tahun 2017
8. Juara 2 Piala Rektor Mercu Buana Under42KG Tahun 2016
9. Juara 3 Selekcab Taekwondo Pelajar Tangsel Under 44KG Tahun 2016
10. Juara 3 Proteam Cup II Under 39KG Tahun 2014
11. Juara 3 Proteam Cup III Under 39KG Tahun 2015

Awal mengikuti taekwondo, Linka sempat tidak disetujui oleh sang ayah

“Papa bilang, buat apa kamu jadi atlet? Di Indonesia itu atlet belum bisa di hargai. Kadang aku lupain kata-kata papa biar aku nggak ngedown.” ujar Linka.

Suatu hari, Linka dikabari oleh pelatihnya bahwa dirinya akan di ikut sertakan untuk mewakili Tangsel dalam kejuaraan Provinsi O2SN. Kesempatan tersebut digunakan Linka untuk membuktikan kepada sang ayah bahwa ia bisa menjadi juara.

Walaupun pada saat itu ayah Linka sudah tidak percaya, namun Linka terus berlatih keras dan pantang menyerah. Dan akhirnya medali emas berhasil di rebutnya.

“Alhamdulillah hasilnya aku bisa dapetin si kalung emas.” ungkap Linka bangga.

Linka yang juga mengatakan kepada NYSN bahwa ia tidak menyerah begitu saja untuk mengambil hati sang ayah dengan berusaha meraih prestasi yang membanggakan.

“Semenjak aku ikut O2SN dan juara satu, aku sempat tiga kali berturut-turut nggak dapet juara satu. Papaku sampai udah malas kasih aku kesempatan buat juara, terus setiap aku pulang latihan aku dicuekin papa. Malah sempet aku dimarahi gara-gara pulang latihan selalu malam.” tuturnya

Terbukti, sekarang Linka sudah mengantongi izin dan dukungan penuh dari ayahnya.

Siswi yang sudah di tingkat sabuk merah ini juga menjadi pelatih taekwondo. Meskipun kesibukannya terkadang membuatnya tertinggal pelajaran dan sering izin karena harus mengikuti kejuaraan dan latihan intensif, tapi Linka tetap mengejar pelajaran sekolahnya dengan berbagai tugas tambahan untuk mencukupi nilai-nilainya.

“Yang paling penting kita harus tenang, santai, dan kalau lagi tanding jangan lupa senyum soalnya itu bisa ngebantu banget biar kita fokus dan kalau kita udah fokus kita bisa baca gerak lawan, misalnya dia mau nendang, kita bisa counter seperti nangkis lalu masukin tendangan yang kita andalkan. Pokoknya jangan panik, dan yang paling penting itu dengarkan kata coach.” jelas Linka.

Linka juga pernah mengalami cidera pada rahangnya ketika mengikuti Kejuaraan Mercu Buana.

Namun ada juga kejadian lucu yang dialaminya ketika memakai pengaman kepala ternyata salah posisi.

“Ketika pertama kali tanding, headguardku sempat terbalik. Itu malu banget rasanya.” kata Linka sambil tertawa.

Lebih lanjut remaja yang mempunyai banyak teman karena sifatnya yang sangat periang ini juga menambahkan bahwa dirinya jika menang atau kalahpun pasti menangis.

“Pokoknya mau aku menang atau kalah kek, pasti setelah selesai tanding aku nangis. Itu pasti banget. Terus dipeluk pelatih langsung diem.” pungkasnya

Linka juga berpesan bahwa jangan takut kalah, karena menang kalah sudah ada yang mengatur dan jangan lupa untuk berusaha dan berdoa. Selain itu Linka mengajak semua perempuan di indonesia agar jangan takut babak belur dalam olahraga.

“Semua pertandingan atau apapun yang kita lakukan pasti punya resiko, takut babak belur? Tenang aja ada medis dan masih banyak rumah sakit.” canda Linka.(crs/adt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *