Gagas Turnamen Sepakbola Perdamaian, Uni Papua-Kemenkopolhukam Sinergi Jalankan Misi Pembinaan Usia Dini

Uni Papua Football menggagas turnamen sepak bola perdamaian, bersama Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) pada 22 Sepetember- awal Desember 2018. (NYSN)

Jakarta- Uni Papua bersama Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) menggagas turnamen sepak bola perdamaian, pada 22 September hingga awal Desember 2018, di empat kota yakni Jakarta, Aceh, Bali, dan Manokwari.

Event ini sejalan dengan agenda prioritas pembangunan sepak bola nasional, yakni aktif melakukan pembinaan sepak bola usia dini, pembenahan sistem dan tata kelola sepak bola, pembenahan manajemen klub, serta penyediaan infrastruktur olahraga.

“Uni Papua Football Community (UP FC) adalah satu-satunya komunitas sepak bola sosial di Indonesia, yang fokus pada pembentukan karakter anak-anak atau generasi muda Indonesia, melalui kegiatan sepakbola,” ungkap Uni Papua dalam rilisnya, pada Rabu (11/7).

UPFC selalu menanamkan nilai-nilai perdamaian, kemanusiaan, toleransi serta cinta tanah air kepada anggotanya. Selain itu, UPFC yang eksis sejak 2011 di Tanah Papua dan menyebar hingga ke berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua.

“UPFC mempunyai 35 komunitas yang tersebar di Aceh, Jakarta, Bandung, Semarang, Salatiga, Probolinggo, Denpasar, Puncak Jaya, Manokwari, Sorong, dan Halmahera, serta 4 komunitas di luar negeri diantaranya di Helsinki, Los Angeles, Osaka dan 1 perwakilan di London (Inggris). Jumlah anak binaan UPFC kurang lebih 2.500 anak,”

Sedangkan Kemenkopolhukam mempunyai peran dalam event ini sebagai fungsi pembinaan masyarakat. Berdasarkan penelitian CSIS (Centre for Strategic and International Studies), sepak bola menjadi media dimana generasi milenial lebih tertarik dengan aktifitas olahraga.

“Sepakbola adalah media pendekatan yang efektif untuk pembinaan masyarakat terutama generasi muda Indonesia. Hal ini juga sebagai langkah preventif mencegah gerakan-gerakan radikalisasi dan intoleransi yang belakangan banyak menyasar anakanak dan remaja,”

Penelitian lain dari Nielsen Sport bahwa masyarakat Indonesia menempati posisi kedua tertinggi di dunia yang senang dengan aktifitas persepak bolaan. Event ini akan diawali dengan Training of Trainers (ToT) atau coaching calon pelatih yang akan dimulai awal Agustus nanti di setiap kota tuan rumah.

“ToT dikhususkan bagi mereka yang berusia diatas 21 tahun laki maupun perempuan, senang dengan sepak bola, tertarik dengan isu-isu olahraga, perdamaian, pengembangan generasi muda, isu sosial dan kemanusiaan, menjunjung tinggi sportifitas dan pastinya 100 persen cinta NKRI,” sebut Uni Papua.

ToT ini dibuka untuk masyarakat umum dan seluruh elemen, dari unsur TNI atau Polri, guru olahraga dan umum, organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, organisasi kepemudaan, mahasiswa, unsur universitas, dan komunitas-komunitas sosial lainnya.

“Setelah ToT, para trainer atau pelatih diwajibkan untuk membentuk tim sepak bola yang berasal dari komunitasnya ataupun lingkungan masyarakat tempat dimana mereka tinggal atau lingkungan lain yang beranggotakan minimal 11 orang anak berusia di bawah 16 tahun,”

Tim ini akan diikutkan dalam festival sepak bola untuk perdamaian yang akan digelar pada September hingga Desember 2018, di masing-masing kota. “Pemenang dari festival di masing-masing kota akan diberangkatkan ke Jakarta dan mengikuti festival nasional pada awal Desember nanti,”

Materi-materi ToT harus diimplementasikan kepada tim sepak bola masing-masing. “Selain materi teknik sepak bola, Uni Papua dan Kementerian atau Lembaga atau Dinas terkait akan memberikan materi workshop narkoba, antiradikalisme, hoax, SARA, perdamaian, ujaran kebencian serta wawasan kebangsaan lainnya,” tutup Uni Papua. (Adt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *