Lakukan Debut di Asian Games 2018, Beban Mental Pebasket 16 Tahun Adelaide Callista Wongsohardjo

Pebasket 16 Tahun asal Malang, Adelaide Callista Wongsohardjo (12), mengaku grogi turun membela Merah Putih di laga perdana sekalgus ajang debutnya di event Asian Games XVIII/2018. (mainbasket.com)

Jakarta- Adelaide Callista Wongsohardjo patut bangga diberi kesempatan masuk dalam skuat tim nasional (Timnas) basket putri Indonesia Asian Games XVIII/2018. Bahkan, gadis kelahiran Malang 12 Oktober 2001, diberi kepercayaan sang juru racik tim Arif Gunarto memulai debut perdananya saat berjumpa Korea Bersatu.

Gabungan Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) itu, ia hadapi di Hall Basket Komplek Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, pada Rabu (15/8). Sayang, Adelaide dan kolega harus mengakui ketangguhan tim Korea, dengan skor 40-108. Pengalaman bermain di Asian Games 2018 tentu bakal menjadi pelajaran yang berharga baginya.

Tak setiap edisi, timnas basket putri Indonesia bisa tampil pada ajang empat tahunan itu. Usai laga, MVP atau pemain terbaik kompetisi DBL 2017 ini mengaku grogi turun membela Merah Putih di laga perdana. “Agak grogi gitu, tapi senang dikasih kesempatan bertanding lawan Korea,” ujar Laide–sapaan akrabnya, ditemui di Mixed Zone.

Sebagai pemain termuda, apakah memiliki beban mental? “Iya, sih, harus mengimbangi pemain-pemain senior. Misalnya defense harus baik, tidak banyak salah,” jawab pemain binaan klub Bimasakti Malang itu. Diakui, dirinya mendapatkan pelajaran berharga kala berjumpa punggawa Negeri Ginseng itu.

Apalagi, pada laga itu, Laide masih belum menyumbang poin bagi Indonesia. “Ya finishing-nya harus banyak lagi. Karena kami masih kurang di finishing, terus fundamental juga kurang. Ke depannya lebih berani lagi, dan kurangi kesalahan-kesalahan serta lebih semangat,” ungkap siswi SMAK St Albertus, Malang, Jawa Timur.

Untuk selanjutnya, dara dengan tinggi 173 cm juga belum tahu bermain di klub profesional pada Srikandi Cup, atau tidak. Namun, ia membidik target untuk bermain di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020. “Setelah Asian Games 2018, masih ingin fokus sekolah, dan belajar. Mungkin target yang ingin dikejar itu PON,” pungkasnya.

Sementara itu, Wahyu Gunarto, Manajer Timnas Basket Putri Indonesia menyebut pihaknya ingin Asian Games 2018 meninggalkan warisan kepada generasi muda. “Apalagi tidak setiap kesempatan Indonesia bisa tampil, sehingga ini merupakan waktu yang tepat memberikan pengalaman kepada pemain junior,” cetus Wahyu. (Adt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *