Tampil di Myanmar, Pegolf Junior Indonesia Bidik Emas Kejuaraan Beregu Amatir 2018

Pelatihan intensif yang berlangsung sejak Oktober 2018 telah disiapkan bagi para atlet Indonesia yang akan berlaga pada ajang Sea Amateur Golf Team Championship mulai 20-23 Desember, di Nay Pyi Taw, Myanmar. Kejuaraan Beregu Golf Amatir Asia Tenggara ini berisi empat event dalam pelaksanaannya. (golfinstyle.co.id)

Jakarta- Tim Indonesia membidik medali emas di South East Asia Amateur Golf Team Championship 2018 di Naypyitaw, Myanmar. Kejuaraan Beregu Golf Amatir Asia Tenggara ini berlangsung 20-23 Desember. “Kami bidik medali emas atau perak, meski tak mudah,” kata Ketua Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia, Murdaya Po di Jakarta, Kamis (21/12).

Tim golf Indonesia, menurut Murdaya, saat ini mampu memberikan harapan meraih prestasi dalam kejuaraan-kejuaraan internasional dibanding tahun sebelumnya. Indonesia mengirimkan 12 atlet dalam Kejuaraan Beregu Golf Amatir Asia Tenggara 2018, yang berlangsung di Nay Pyi Tuw, Myanmar, pada 20-23 Desember.

“Tim yang bertanding di Myanmar itu merupakan atlet-atlet junior dari PGI, yang telah kami lakukan pembinaan pada tahun sebelumnya. Pembinaan atlet golf itu butuh tiga hingga empat tahun, dan bukan lima atau enam bulan sebagaimana pelatnas,” katanya.

Manajer Tim Nasional Golf Indonesia, Gian Perkasa mengaku, atlet Indonesia yang bertanding di Myanmar, telah masuk dalam pelatnas PGI sejak Oktober 2018. “Mereka telah berlatih bersama dalam dua pekan terakhir, di lapangan golf Emeralda. Kami menekankan tiga aspek dalam latihan yaitu teknik, skill, dan mental,” kata Gian.

Pelatih golf nasional, Lawrie Montague mengatakan, keikutsertaan atlet junior Indonesia dalam kejuaraan di Myanmar itu punya arti penting bagi pembinaan.”Lawan juga berat, terutama Thailand. Tapi, segala sesuatu bisa terjadi. Ini kesempatan ini menjadi pengalaman bagus bagi mereka,” kata Lawrie.

Ada empat event yang dipertandingan, dalam kejuaraan beregu amatiri ini. Ajang pertama ialah Putra Cup, yang memasuki penyelenggaraan ke-58. Putra Cup diperuntukkan pegolf amatir yang lebih senior. Lalu ada ajang Lion City Cup, yang diprakarsai Singapura pada 2004, dengan tujuan memberi pengalaman bagi tim golf junior beregu, yang kala itu sangat langka.

Jika Putra Cup dan Lion City Cup ditujukan bagi para pegolf putra, ajang Santi Cup dan Kartini Cup ditujukan bagi pegolf putri. Santi Cup, digelar pertama kalinya pada 2006 sebagai prakarsa dari Thailand. Sementara Indonesia menyumbangkan Kartini Cup, bagi para pegolf putri yang lebih junior, yang mulai dipertandingkan pada 2013.

Pada 2018 ini, tim Putra Cup Indonesia diwakili oleh Almay Rayhan Yagutah, M. Rifqi Alam Ramadhan, Seandy Alfarabi, dan Alfred Raja Sitohang. Sementara untuk Tim Lion City Cup, Kentaro Nanayama, Gabriel Hansel Hari, dan Dominikus Glenn Yuwono terpilih untuk turun bertanding.

Adapun dari ajang putri, Ribka Vania, Marcella Pranovia, dan Nanda Winnet Soraya diplot untuk turun pada ajang Santi Cup. Ribka yang masih berusia 18 tahun, mewakili Indonesia di Youth Olympic Games 2018, Oktober lalu. Sedangkan Viera Permata Rosada, Aurelia Grace Nicole, dan Meva Helina Schmit, akan turun pada ajang Kartini Cup.

Tantangan terbesar ajang ini ialah lapangan yang belum pernah dicoba oleh semua atlet Indonesia. Beruntung kekhawatiran soal lapangan akhirnya pupus setelah Tim Indonesia menjajal lapangan, pada Selasa (18/12). “Kondisi lapangan sangat baik, hanya saja green masih agak lambat,” ujar Gian, yang turut mendampingi tim. (Adt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *