Turunkan Skuat Usia 20an, PBSI Tepis Angapan Bangka Belitung Indonesia Masters 2018 Jadi Ajang ‘Hukuman’

Tunggal putri junior Indonesia, Fitriani (19 th), yang gagal berprestasi di Asian Games 2018, akan turun dalam event Bangka Belitung Indonesia Masters 2018, yang berlangsung di GOR Sahabudin, Pangkalpinang, Bangka-Belitung (Babel), 18-23 September 2018. (Pras/NYSN)

Jakarta- Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti menghimbau, para atlet muda mulai unjuk gigi. Hal ini diutarakan Susy jelang penyelenggaraan Bangka Belitung Indonesia Masters 2018, yang akan berlangsung di GOR Sahabudin, Pangkalpinang, Bangka-Belitung (Babel), 18-23 September 2018.

Indonesia menurunkan sebagian besar pemain-pemain muda pelatnas, untuk berburu poin di kejuaraan berhadiah total 75 ribu Dollar AS ini. Susy berharapa jika atlet pebulutangkis muda pelatnas ini, diharapkan mendapat hasil terbaik berupa gelar juara.

“Indonesia Masters ini adalah kesempatan buat yang muda. Bukan cuma menaikkan poin ranking, atau pengalaman saja. Tapi prestasi juga. Karena ini salah satu penilaian untuk promosi dan degradasi, apalagi hampir semua atlet Indonesia akan tampil di kejuaraan ini,” ucap Susy, pada Rabu (12/9).

Sejumlah pemain pelatnas utama seperti Firman Abdul Kholik (21 th), Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay (18 th), dan Fitriani (19 th), turut ambil bagian di turnamen ini. Tetapi, Susy menepis anggapan, jika diturunkannya mereka di kejuaraan ini, sebagai bentuk hukuman, lantaran gagal mendapat hasil maksimal di level yang lebih tinggi.

“Saya bukan mengatakan ini hukuman, tapi ya ini hukum alam. Dalam penilaian, hal-hal seperti ini memang harus terjadi. Jika sulit bersaing di atas, ya harus mencoba di level bawah untuk membuktikan. Lagipula, ini jadi tantangan buat mereka, mau ada di level yang mana?” jelas Susy.

Meski dibanjiri peserta dari negeri sendiri, namun Bangka Belitung Indonesia Masters 2018 juga didatangi pemain top seperti juara dunia 2014, Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol (Korea), Minatsu Mitani (Jepang), dan ‘serbuan’ ganda putri Jepang. Persaingan menuju podiun juara bakal sengit dan tak akan mudah bagi para wakil tuan rumah.

“Targetnya tanding di depan publik sendiri, saya harap mereka mampu kasih yang terbaik. Ini saatnya atlet muda Indonesia bersiap naik tingkat, untuk mempercepat regenerasi mereka ke kelas berikutnya. Semoga ada dua gelar dari turnamen ini, paling tidak ya maunya ada juara,” sebut Susy.

Susy juga optimis progres pemain-pemain junior yang tampil di turnamen senior, seperti ganda putri Agatha Imanuela dan Siti Fadia Silva Ramadhanti. Susy menilai, mereka pelan-pelan mulai bisa bersaing, dan berharap para pemain junior makin matang untuk segera melanjutkan tongkat estafet dari seniornya.

“Pasangan junior itu targetnya belum di level senior, minimal bisa masuk perempat final atau semifinal. Secara ranking masih di junior. Target utama mereka, masih di kejuaraan dunia junior. Tapi sekali lagi, ini adalah kesempatan, harus bisa mereka manfaatkan sebaik mungkin,” pungkas Susy. (Adt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *