Event olahraga empat tahunan terbesar se-Asean adalah Asian Games, tahun 2018 mendatang Indonesia mendapatkan kehormatan sebagai tuan rumah berlangsungnya Asian Games berikutnya. Ini merupakan, kali kedua Indonesia di tunjuk sebagai tuan rumah, dimana sebelumnya pernah digelar juga di tahun 1962.
Tim nysnmedia.com, sedikit memberikan informasi mengenai sejarah asian games. Yuk, kita simak.
Asian Games atau sering juga disebut dengan Asiad (Asia dan Olimpiade) adalah ajang olahraga yang diikuti oleh atlet-atlet Asia dan diselenggarakan setiap 4 tahun sekali di Negara-negara Asia oleh Asosiasi yang bernama Dewan Olimpiade Asia (Olympic Council of Asia atau disingkat dengan OCA).
India merupakan negara pertama yang menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 1951. Namun, sebelum dikelola oleh OCA, Asian Games dikelola oleh Asian Games Federation (AGF) hingga Asian Games ke-8 di Bangkok, Thailand tahun 1978.
Hingga saat ini, tercatat 13 Kota dari 9 Negara yang telah menjadi tuan rumah Asian Games. Negara yang paling banyak menggelar Asian Games yakni Thailand sebanyak 4 kali di tahun 1966, 1970, 1978 dan 1998. Diikuti oleh Korea Selatan yang pernah menggelar di tiga kota yakni Seoul di tahun 1968, Busan 2002 dan Incheon 2014.
Nah, di Asian Games 2018 ke-18, Indonesia di tunjuk menjadi penyelenggara event olahraga terbesar di Asia tersebut. Kota Jakarta dan Palembang dipilih untuk melaksanakan Asian Games. Dan ini merupakan kali kedua, Indonesia menjadi tuan rumah setelah tahun 1962.
Lantas, bagaimana kiprah Indonesia sepanjang mengikuti Asian Games?
Pada tahun 1951 di era kepemimpinan Presiden Ir. Soekarno saat itu, Indonesia berhasil mengumpulkan lima medali perunggu dan finish di posisi tujuh. Baru di tahun 1962 disaat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-4 meraih prestasi terbaiknya. Dan, di saat itu pula, Stadion Gelora Bung Karno dengan kapasitas 100.000 orang dinobatkan sebagai stadion terbesar se Asia Tenggara.
Presiden Soekarno bersemangat untuk menunjukan jati diri Indonesia melalui olahraga. Bahkan, semangat itu tertanam di para atlet, sehingga mampu meraih prestasi yang mencenangkan dan juga membuat Jepang kagum.
Mengirimkan 290 atletnya, Indonesia berhasil meraih posisi terbaiknya yakni peringkat dua dengan mengoleksi 21 medali emas, 26 perak dan 30 perunggu. Kalah dari Jepang yang memuncaki klasemen dengan 73 emas, 68 perak dan 23 perunggu.
Bulu tangkis menjadi penyumbang medali terbanyak bagi Indonesia dengan menyumbangkan lima medali, dua perak, dan dua perunggu.
Setelah itu, prestasi Indonesia di Asian Games terus menurun. Indonesia baru mulai bangkit kembali pada pelaksanaan Asian Games di Bangkok, Thailand pada tahun 1970. Saat itu Indonesia menduduki peringkat empat dengan koleksi sembilan emas, tujuh perak dan tujuh perunggu.
Di Asian Games Teheran, Iran pada tahun 1974, Indonesia masih aman berada di posisi lima besar dengan koleksi lima emas, empat perak dan empat perunggu. Namun, di ajang Asian Games selanjutnya, prestasi Indonesia kian menurun.
Asian Games ke-18, Indonesia akan kembali menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar se Asia. Apakah bisa semangat juang Presiden Soekarno dan para atlet bisa tertular di dalam diri atlet Indonesia nanti?
Mari kita doakan, agar atlet-atlet Indonesia bisa memberikan prestasi yang membanggakan di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang nanti.(pah/adt)