Keitshya Putri Payana atlet hapkido asal Yogyakarta menjadi pemenang medali emas Kejuaraan Dunia Terbuka Seoul World Hapkido Championships 2023. Menariknya, saat ini bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta.
Turun di nomor hyung putri junior, Keitshya sukses mengalahkan lawan-lawanya dari negara lain pada ajang yang berlangsung di Seoul, Korea Selatan, pekan lalu.
Bagi kebanyakan orang, mendengar lembaga pendidikan madrasah biasanya melulu soal keagamaan, jauh dari kata olahraga.
Atlet junior beprestasi biasanya lebih akrab dibicarakan di Kelas Khusus Olahraga (KKO) atau Sekolah Khusus Olahraga (SKO), apalagi mereka sukses meraih prestasi di internasional.
Keitshya memberi kesan lain, ia datang dari sekolah yang lebih kental dengan keagamaan, namun dapat membawa prestasi maksimal di pentas dunia.
Lantas bagaimana upayanya bisa mencapai level tersebut?
Perempuan asli Sleman itu menceritakanhapkido, meski sekolah di madrasah, ia tetap tekun dan disiplin berlatih .
“Di sekolah memang tidak ada ekstrakulikuler hapkido, jadi saya biasanya latihan di dojang. Paling sedikit seminggu empat kali. Saya tetap fokus mengejar tujuan saya untuk jadi atlet hapkido, saya ingin tampil di banyak kejuaraan internasional lagi, dan 2028 saya ingin main di PON membela DIY,” kata Keitshya dikutip dari Tribun Jogja, Jumat (4/8/2023).
Semenjak lulus dari SMP IT Alam Nurul Islam Godean, Keitshya mengaku ingin sekolah di kawasan Kota Yogyakarta, namun bukan SMPN 4 Yogyakarta yang notabene memiliki KKO.
“Dari awal memang inginnya sekolah di kota. Tapi bukan KKO, kalau SMA KKO malah olahraga terus nanti, kalau madrasah saya kira lebih luas, dan tidak olahraga melulu. Jadi biar olahraganya fokus di luar saja, hapkido,” tukasnya.
Di sekolah, Keitshya juga mengaku tak kesulitan untuk mendapat izin jika ada keperluan latihan, pertandingan, atau kejuaraan. Menurutnya semua guru yang mengajarnya sangat suportif.
Dalam kata lain, Keitshya tidak menemui kesulitan dengan urusan sekolah. Tentu ini jadi satu previllege baginya lantaran tidak setiap sekolah atau guru yang memberikan izin ikut kejuaraan di luar sekolah, bahkan untuk siswa KKO.
“Saya pun awalnya tak berekpektasi bisa diberi izin dengan mudah. Tapi alhamdulillah ternyata sekolah dan guru-guru sangat mendukung saya. Izin untuk kejuaraan yang saya ikuti sejauh ini selalu diperbolehkan,” jelas dia.
Lalu bagaiaman cara Keitshya mengatur waktu antara sekolah, latihan, dan kejuaraan?
Ia bilang kalau hal ini jadi satu tantangan, namun bukan berarti tidak bisa dilakoni.
Setiap pulang sekolah, ia harus datang ke Independent Hapkido Academy (Indhac) dojang tempatnya berlatih. Selepas latihan, ia langsung mengerjakan tugas sekolah.
“Biasanya mengerjakan tugas sekolah malam sehabis latihan, atau kalau mepet ya di sekolah pagi-pagi sama teman-teman,” katanya sambil tergelak.
Kejuaraan Dunia Terbuka Seoul World Hapkido Championships 2023 adalah pengalaman pertama Keithsya bertanding di ajang internasional.
Ia mengaku sangat bersyukur atas kesempatan dan pengalaman yang didapatnya di Korea Selatan itu.
Tampil kali pertama di Kejuaraan Dunia, Keitshya langsung mencuri perhatian dengan menyabet medali emas. Ia masih memiliki potensi berkembang hingga masuk nomor senior.
“Kemarin Alhamdulillah bisa dapat emas. Ini pengalaman pertama tanding di Internasional, bisa tahu bagaiamana kekuatan atlet-atlet di luar Indonesia, dapat teman baru juga. Pengalaman baru di Korea,” jelas dia.
Di ajang itu, Keitshya jadi salah satu penyumbang medali emas, dari tujuh medali emas yang dibawa pulang Kontingen Indonesia.
Dalam ajang itu, medali emas Indoensia diraih Sylvia Candra Kurniawan medali emas nomor hyung senior putri, Rafi Rajendra dan Awabin Raihan Sofani medali emas hoshinsul senior putra, Michael Suryaputra dan Gallant Muhammad Raya medali emas hoshinsul junior putra, Benigno Christo Wijaya dan Adlia Nismara (emas hyung pair junior).
Selanjutnya, medali emas lainnya dipersembahkan Michael Suryaputra (emas mugihyung jurus senjata jang bong/tongkat panjang), Muhatta Hibbanu Mahdy (emas nomor nakbop junior).
Selain medali emas, Indonesia meraih medali perak oleh Bagas Alam Putra dan Eduardus Abyasa Damian (hoshinsul junior putra), Benigno Christo Wijaya (hyung junior putra), Yohan Ari Arjoto (perak nomor daeryun over 84kg senior putra), Cut Aalia Saefatuddinsyah Arabella (nomor eksibisi meraih emas kelas under 72kg senior putri).