Empat Atlet Pelajar Bengkalis Perkuat Tim Sepak Takraw PPLP Riau Ikuti Kejuaraan di Sulawesi Barat

Empat atlet pelajar Kabupaten Bengkalis memperkuat tim sepak takraw PPLP Riau mengikuti Kejurnas di Provinsi Sulbar, 7-13 April 2019. (rri.co.id)

Bengkalis- Terdapat empat atlet pelajar Kabupaten Bengkalis dipercaya memperkuat Tim PPLP (Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar) Provinsi Riau untuk mengikuti kejuaraan nasional (Kejurnas) di Sulawesi Barat (Sulbar). Kejurnas sepak takraw antar PPLP di Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar, diikuti 13 Provinsi, diantaranya tuan rumah Sulbar, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sumatera Barat serta Riau, dan berlangsung pada 7-13 April 2019. “Alhamdulillah pada tahun ini atlet sepak takraw Kabupaten Bengkalis ikut dipanggil dan memperkuat tim sepak takraw PPLP Riau,” ujar Zulpan, Ketua Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI), dikutip dari RRI, Selasa (9/4). Zulpan menambahkan keempat atlet Bengkalis tersebut terdiri dari dua atlet putra yakni M. Fadilah dan Riski Saputra. Sedangkan dua atlet putri yaitu Ayu Syakira dan Tia Astuti. “Kami berterima kasih kepada Bupati Bengkalis Amril Mukminin yang memberikan perhatian lebih pada dunia olahraga khususnya sepak takraw,” lanjutnya. “Semoga mereka yang mengikuti Kejurnas ini bisa memberikan yang terbaik untuk sepak takraw Riau khususnya sepak takraw di Kabupaten Bengkalis,” tutup Zulpan. (Adt)

Lakoni Debut Perdana One Championship, Eko Roni Saputra Incar Gelar Juara Dunia di Filipina

Eko Roni Saputra baka melakoni debut perdana di ajang One Championship di Mall of Asia Arena, Manila, Filipina, pada 12 April 2019. Ia optimis meraih gelar Juara Dunia One Flyweight. (Adt/NYSN)

Jakarta- Mantan pegulat Indonesia, Eko Roni Saputra, menyatakan siap melakoni debut perdana di ajang One Championship pada laga ONE: Roots of Honor, di Mall of Asia Arena, di Manila, Filipina, pada 12 April 2019. Eko bahkan percaya diri bisa meraih gelar Juara Dunia One Flyweight (kelas terbang). Demi mewujudkan ambisinya, pria berusia 27 tahun itu secara matang mempersiapkan diri. “Persiapan saya matang, karena sudah latihan selama kurang lebih enam bulan di Evolve MMA yang sangat terkenal di dunia. Saya juga sekarang tinggal di Singapura,” ujar Eko, dalam acara Media Day, di Hotel Westin, Jakarta, Jumat (5/4). Selama berlatih di Singapura, Eko digembleng guna meningkatkan keterampilannya di berbagai disiplin bela diri yang berbeda seperti gulat, Brazilian Jiu-Jitsu, dan Muay Thai. Diakui Eko, bila dirinya merasa sangat terhormat dapat menjadi bagian dari organisasi terkemuka seperti ONE Championship. “Menjadi bagian di antara para seniman bala diri terbaik di dunia dan berkompetisi di platform seni bela diri terbesar jelas menjadi sebuah mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya,” lanjutnya. “Saya sangat bersyukur telah merasakan kesuksesan di gulat dan saya akan melakukan segalanya untuk dapat mencapai hal yang sama di dunia seni bela diri campuran,” tambah Eko. Lebih lanjut, Eko menegaskan bila dirinya akan bekerja keras hingga bisa membawa gelar juara dunia ke Indonesia. “Indonesia adalah sarang dari bakat-bakat terbaik dalam seni bela diri campuran, dan saya bangga dapat mengikuti jejak beberapa petarung berbakat yang berasal dari negeri ini. Seperti halnya mereka, saya siap untuk memberikan yang terbaik di panggung ONE Championship,” terangnya. Dikenal sebagai pegulat gaya bebas nomor satu dalam sejarah Indonesia, Eko adalah salah satu akuisisi terbaru dari ONE Championship, yang semakin memperkuat daftar atlet kelas dunia yang terus dikembangkan. Dikenal dengan gayanya yang dinamis dan meledak-ledak, Eko telah memenangkan bebarapa medali di berbagai kompetisi internasional, termasuk di ajang Southest Asian (SEA) Games. Setelah mendominasi peringkat gulat amatir dengan bakatnya yang luar biasa. Eko sepenuhnya berusaha mewujudkan mimpinya untuk menjadi seniman bela diri campuran profesional saat ia dijadwalkan untuk melakukan debut ONE Championship dengan melawan Niko Soe asal Singapura di ONE: ROOTS OF HONOR. “Lawan mungkin lebih berpengalaman dari saya dan sudah menjalani debut empat kali, dengan meraih 3 kemenangan serta 1 kali kalah. Tapi, saya tak peduli dan terus semangat serta optimis untuk bisa meraih kemenangan,” tukas anak pertama dari empat bersaudara itu. (Adt)

Baru Dipasangkan Tiga Kali, Ganda Muda Rehan/Lisa Merebut Gelar Juara di Finlandia

Dobel Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati meraih gelar Finnish International Challenge 2019 usai mengalahkan Mathias Bay-Smidt/Rikke Soby, 22-20, 15-21, 21-14. (Humas PBSI)

Finladia- Indonesia berhasil membawa pulang dua gelar juara pada kejuaraan bulutangkis Finish International Challenge 2019. Dua gelar datang dari ganda putra Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, dan ganda campuran Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati. Di partai final, Minggu (7/4), dobel Fikri/Bagas menuntaskan perlawanan wakil Jerman Jones Ralfy Jansen/Peter Kaesbauer, dua gim langsung, dengan skor 21-17, 21-17. Pertandingan memakan waktu 37 menit. Hasil positif itu membuat Fikri/Bagas berhak menaiki podium utama sebagai pemegang gelar turnamen berhadiah total 25 ribu dollar Amerika Serikat (AS) itu. Sebelumnya, di pertandingan pertama, duet Rehan/Lisa tampil gemilang. Pasangan muda Merah Putih itu secara mengejutkan menghentikan langkah wakil Denmark Mathias Bay-Smidt/Rikke Soby, dalam drama duel tiga gim, dengan skor 22-20, 15-21, 21-14. Rehan/Lisa mengalahkan juara Swiss Open 2019 Super 300 itu dalam waktu 58 menit. Dikatakan Rehan, menerapkan pola permainan setengah ke depan, dengan cepat menurunkan bola menjadi kunci keberhasilan mereka meredam permainan lawan. “Ini untuk meredam permainan mereka yang mengandalkan placing,” ujar Rehan usai laga di Vantaan Energia Arena, Finlandia. “Selain itu, kami coba main lepas saja. Yakin sama kemampuan kami dan fokus satu demi satu poin,” lanjut pria kelahiran 28 Februari, 20 tahun silam itu. Bagi Rehan dan Lisa, gelar yang didapat sangat penting guna membangun kepercayaan diri. Terlebih, mereka merupakan pasangan baru. Rehan dan Lisa memang hadir sebagai pasangan baru. Finish International Challenge 2019 merupakan turnamen ketiga mereka bersama usai Orleans Masters 2019 Super 100, dan Polish International Challenge 2019. Rehan sebelumnya dipasangkan dengan Siti Fadia Silva Ramadhanti, sedangkan Lisa berduet dengan Ghifari Anandafa Prihardika. “Gelar ini sangat penting bagi saya dan Lisa sebagai pasangan baru. Ini menjadi bukti kalau kami yakin pasti bisa,” tambah putra dari legenda bulutangkis ganda campuran Indonesia, Tri Kusharjanto itu. “Ke depan kami bakal lebih membangun chemistry dan kekompakan. Semoga terus menjadi lebih baik,” cetus Rehan. Indonesia sebenarnya berpotensi meraih tiga gelar di turnamen ini, namun ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Ribka Sugiarto (4) harus puas meraih posisi runner-up. Mereka takluk dari wakil Jepang Erina Honda/Nozomi Shimizu (5), straight game, dengan skor 15-21, 14-21, dalam tempo 30 menit. Sedangkan tunggal putra diraih wakil Thailand, Kunlavut Vitidsaran. Ia menekuk Lin Chun-Yi asal Taiwan, straight game, dengan skor 21-16, 18-21, 21-14. Pertandingan berakhir selama 53 menit. Dan, gelar tunggal putri berhasil diraih Julie Dawall Jakobsen asal Denmark. Pemain unggulan lima itu menang dua gim langsung, dengan skor 21-18, 23-21, dari wakil Thailand Porntip Buranaprasertsuk (3), pada pertandingan berdurasi 41 menit. (Adt)

Komunitas Olahraga Bersatu Bulatkan Tekad Bersama Jokowi Agar Atlet Terus Berprestasi

Joko Widodo (Jokowi) meminta para atlet untuk terus berprestasi mengharumkan nama bangsa dan negara di pentas internasional. (Adt/NYSN)

Tangerang- Pemerintah melalui Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) memberikan perhatian lebih pada atlet Indonesia yang telah mengharumkan nama bangsa dan negara di pentas internasional, berupa bonus fantastis hingga pengangkatan menjadi PNS (pegawai negeri sipil). Joko Widodo (Jokowi), calon presiden nomor 01, berharap atlet bisa terus berprestasi di berbagai ajang kompetisi internasional. Bahkan, ke depan, mantan Wali Kota Solo, Jawa Tengah itu berjanji akan memberikan bonus lebih besar lagi. “Saya senang masyarakat komunitas olahraga banyak atlet-atlet yang memberikan nama harum Indonesia dimata internasional,” ujar Jokowi. Jokowi hadir dalam deklarasi dukungan dari kalangan Komunitas Olahraga Bersatu, Pemuda, Influence, serta Penyandang Disabilitas, di Indonesia Convention Center (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Pagedangan, Tangerang, Banten, Minggu (7/4) malam. Dalam kesempatan itu, Jokowi mengungkapkan sederet prestasi para pahlawan olahraga Indonesia dari berbagai cabang olahraga. Di antaranya, Rudi Hartono yang merupaka juara All England dan juara dunia. Lalu, Richard Sambera peraih juara di Asian Games 1990 (medali perunggu), kemudian Taufik Hidayat (medali emas Olimpiade). “Kita ingin semua atlet terus berprestasi. Kemarin Asian Games, kita berikan ke atlet untuk medali emas dapat bonus Rp 1,5 miliar. Kemudian medali perak dapat bonus Rp 750 juta. Medali perunggu Rp 500 juta. Itu untuk atlet di Asian Games dan Asian Para Games juga sama. Tidak dibeda-bedakan,” lanjut ayah tiga anak itu. Selain bonus, ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta itu, pemerintah memberikan perhatian khusus kepada atlet-atlet berprestasi dengan pengangkatan menjadi PNS (pegawai negeri sipil). “Para atlet juga mau diangkat sebagai PNS, sudah di data semua, dan sudah ada pengakatan. Perhatian pemerintah terhadap atlet tidak kurang. Pemerintah tinggal menunggu prestasi dari atlet-atlet Indonesia berikutnya,” tutur Presiden RI ke-7 itu. Sementara itu, Rudi Hartono, menyebut para atlet saat ini sudah mendapatkan penghargaan yang lengkap berupa bonus yang besarannya terus meningkat. “Paling penting adalah selain besarannya meningkat juga diberikan dengan cepat. Sehingga para atlet ini dihargai. Karena melalui olahraga bisa mengharumkan nama bangsa di luar negeri,” tukas maestro bulutangkis peraih 8 gelar All England di era 1960-an hingga 1970-an itu. (Adt)

Legenda Olahraga Raga Bersatu Beri Dukungan ke Jokowi, Wujudkan Impian Tuan Rumah Olimpiade 2032

Legenda olahraga bersatu untuk memberi dukungan kepada Joko Widodo-Ma'ruf Amin demi memwujudkan impian Indonesia sebagai tuan rumah Oliampiade 2032.

Jakarta- Prestasi Indonesia di bidang olahraga berada dalam masa keemasan. Hajatan Asian Games XVIII/2018 dan Asian Para Games 2018 menjadi puncak prestasi olahraga Indonesia, baik dalam capaian prestasi atlet maupun dalam penyelenggraan turnamen multievent tingkat dunia. Torehan gemilang itu bahkan diakui oleh dunia olahraga internasional. Berkaitan dengan capaian itu, pemerintah perlu terus memberikan dukungan maksimal bagi para atlet demi prestasi olahraga Indonesia dan masa depan atlet. Prestasi itu tak lepas dari tingginya kepedulian pemerintah baik pusat maupun daerah pada peningkatan prestasi atlet serta olahraga Indonesia secara umum. Atas perhatian yang diberikan pemerintah, para legenda olahraga Indonesia memberikan dukungan untuk pasangan calon presiden dan wakil Presiden, Joko Widodo-Ma’ruf Amin pada Pilpres (pemilihan presiden) 2019. Raja Sapta Oktohari, Ketua Penasehat Komunitas Olahraga Bersatu, mengatakan dukungan yang diberikan merupakan apresiasi untuk pemerintah yang sudah membuktikan dalam periode pemerintahan Jokowi telah memberikan apresiasi yang luar biasa kepada dunia olahraga. “Pemerintah memberikan terobosan dengan memberikan kebijakan. Bukan hanya pelaksanaannya saja, namun juga prestasinya. Saya bagian dari sejarah pemerintah yang memberikan dukungan luar biasa dimana yang kelihatannya tidak mungkin, justru terlaksana dengan baik,” ujar Okto, sapaan akrabnya, di Scenic Resto Sahid Sudirman Center, Jakarta, Kamis (4/4). Okto menjelaskan dukungan yang diharapkan bisa mewujudkan impian Indonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade dan Para Olimpiade 2032. Guna menuju ke arah itu, ia menyebut mulai 2020, Indonesia harus maksimal dalam mempromosikan Indonesia ke dunia. “Karena 2024 sudah diambil keputusan siapa yang bakal menjadi tuan rumah Olimpiade 2023. Jokowi kami tuntut komitmennya terhadap dunia olahraga,” lanjutnya. Ditambahkannya, Jokowi khususnya Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) banyak memberikan terobosan bagi dunia olahraga Tanah Air, salah satunya pemberian bonus bagi atlet secara cepat untuk memotivasi atlet. “Bonus harus diberikan sebelum keringat kering. Ini memberikan motivasi luar biasa bagi atlet,” tambah pria yang juga pengusaha itu. Senada, Richard Sam Bera, perenang yang pernah mengikuti Olimpiade sekaligus Ketua Pelaksana ‘Deklarasi Komunitas Olahraga, Pemuda dan Influencer, Penyandang Disabilitas’, menyatakan penyelenggaraan Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018 sangat sukses. Bahkan, venue pertandingan di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, dan Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) serta beberapa venue di Jawa Barat, berkualitas dunia. “Saya juga melihat pembagian bonus bagi atlet sangat besar. Dan bonus tersebut diberikan dengan sangat cepat. Ini merupakan sejarah dalam olahraga Indonesia,” tutur Richard. Sementara itu, Harry Warganegara, Ketua Pengarah Komunitas Olahraga Bersatu, menegaskan kegiatan dukungan sangat penting mengingat dalam acara ini akan disampaikan harapan atlet dan para mantan atlet kepada Jokowi. “Para atlet dan mantan Atlet akan menyampaikan harapan mereka kepada Jokowi, sehingga prestasi olahraga Indonesia akan lebih berkembang lagi,” tukas Harry. (Adt)

286 Atlet Berprestasi Resmi Jadi ASN, Menpora: Selalu Berikan yang Terbaik Bagi Bangsa

Imam Nahrawi (Menpora) menyerahkan SK CPNS kepada 286 atlet berprestasi menjadi ASN di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, pada Selasa (2/4). (Adt/NYSN)

Jakarta- Sebanyak 286 atlet berprestasi resmi menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal itu ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kemenpora yang diserahkan Imam Nahrawi (Menpora), di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (2/4). SK CPNS ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Nomor 30 Tahun 2019 tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil. Ini menjadi salah satu penghargaan yang diberikan pemerintah atas prestasi para atlet yang telah mengharumkan nama bangsa. Baik di ajang SEA Games dan ASEAN Para Games 2017, Asian Games dan Asian Para Games 2018, maupun Olimpoiade dan Paralimpiade. “Selamat datang di Kementerian Pemuda dan Olahraga, rumah baru yang nantinya akan kalian tempati sebagai tempat pengabdian dan perjuangan untuk meneruskan prestasi yang kalian pernah lakukan. Di tempat baru ini seluruh atlet dan masyarakat Indonesia menggantungkan harapannya untuk bersama-sama mengibarkan Sang Saka Merah Putih,” ujar Menpora dalam sambutannya. Disebutkan Imam, pengabdian baru ini sangat berbeda saat berada di Pelatnas (pemusatan latihan nasional). Namun dari sisi ketepatan, kecermatan dan kedisiplinan, menurut Imam, hampir sama. “Saya tidak pernah khawatir ketika Presiden memberikan arahan bagi para peraih medali untuk diangkat sebagai PNS,” lanjutnya. Menteri kelahiran Bangkalan, Madura, Jawa Timur, 45 tahun silam itu, menilai para atlet penerima SK CPNS ini merupakan pribadi yang tangguh, karena telah mengorbankan segenap kegembiraan dan kesenangannya di masa indahnya hanya untuk mempersembahkan medali bagi merah putih. “Sebelumnya kalian masih bebas melakukan apa saja, tapi mulai sekarang kalian adalah CPNS yang berpihak kepada kebenaran dan keadilan, berpihak kepada tugas dan kewajiban sebagai pegawai negeri sipil,” tambah Imam. “Meski kalian sudah CPNS, kalian boleh kembali ke Pelatnas dengan beberapa persyaratan yang nantinya akan dikeluarkan oleh Biro Kepegawaian Kemenpora. Kepala Biro Kepegawaian akan mengkoordinasikan dengan baik seperti halnya para senior kalian yang ada di sini. Selagi kalian dibutuhkan di Pelatnas melalui seleksi yang baik, silahkan kembali, jangan pernah mengendorkan motivasi, kalian sudah diangkat sebagai PNS tetap harus memberikan yang terbaik bagi bangsa ini,” tutur menteri yang hobi bermain bulutangkis itu. Sementara itu, Eko Yuli Irawan, Atlet Angkat Besi Indonesia, berharap SK CPNS yang diterimanya dapat memicu dirinya untuk terus berprestasi. “Semoga tetap konsisten dan olahraga Indonesia tetap maju kedepannya. Apresiasi ini tidak menyurutkan semangat kami. Di kejuaraan lainnya akan kami buktikan. Saya terus berjuang untuk Indonesia. Terdekat, ada SEA Games dan Olimpiade, tentu kami inginnya hasil yang terbaik,” ujar peraih medali emas Asian Games 2018 itu. Eko yang meraih medali emas Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2018, di Ashgabat, Turkmenistan, November 2018 itu, memotivasi atlet lainnya agar bisa mengukir prestasi, dengan cara berlatih serta mengikuti bimbingan dari tim pelatih. “Setelah menerima SK CPNS ini, semoga saya bisa membantu dan memberi kontribusi yang nyata, dan bisa memberikan ide ataupun gagasan,” tegas peraih lifter terbaik di Kejuaraan Dunia Yunior 2007 itu. Senada, Liliyana Natsir, Atlet Bulutangkis Merah Putih yang telah menyatakan pensiun bersamaan dengan gelaran Indonesia Masters 2019, akhir Januari lalu, di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, berharap dirinya dapat menjalankan tugas dengan baik sebagai ASN. “Semoga bisa melaksanakan tugas dengan baik. Ini juga menjadi motivasi bagi atlet lainnya. Untuk adik-adik yang ingin jadi atlet, jangan ragu, raihlah prestasi. Saya harus komitmen nanti ketika menjalankan tugas,” tukas perempuan asal Manado, Sulawesi Utara, berusia 33 tahun itu. (Adt)

Pembinaan Usia Dini, Jadi Tolak Ukur Atlet Gapai Prestasi

Legenda tenis Indonesia Yayuk Basuki menyebut pembinaan atlet usia dini di semua cabor bisa mendorong lahirnya atlet baru syarat prestasi. (rmoljateng)

Jakarta- Pembinaan atlet usia dini yang dilakukan secara intensif serta berkesinambungan di semua cabang olahraga (cabor) bisa mendorong lahirnya atlet baru syarat prestasi yang dapat mengharumkan nama Indonesia di pentas internasional. Hal itu dikatakan Yayuk Basuki, Anggota Komisi X DPR RI, saat menyaksikan Turnamen Sepak Bola Usia Dini Kelompok Umur (KU) 2006/2007 Piala Yayuk Basuki di Lapangan Gelora Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis (28/3). “Semua cabang olahraga saya gerakkan, karena atlet berprestasi itu pasti muncul dari daerah kemudian berjenjang hingga tingkat atau kelas internasional,” ujar Yayuk, dikutip rmoljateng, pada Selasa (2/4). Dan, sebagai bagian dari upaya untuk mendorong perkembangan olahraga di Indonesia, legenda tenis kelahiran Yogyakarta, 30 November, 46 tahun silam itu, bahkan telah menggelar berbagai turnamen, seperti tenis meja, tenis, bulutangkis, serta voli. Dengan turnamen sepak bola, terlebih diikuti oleh para peserta yang datang dari beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, dinilai Yayuk, akan menjauhkan mereka pada hal negatif. “Ini membuat tidak ada waktu lagi bagi mereka untuk bermain ponsel, mengenal miras (minuman keras), bahkan narkoba. Ketika berbicara soal pembinaan atlet, wajib diarahkan ke sisi positif,” lanjut petenis Merah Putih yang pernah mencapai babak perempat final turnamen Grand Slam Wimbledon pada 1997 itu. Ditegaskan Yayuk, upaya yang dilakukan merupakan implementasi dari apa yang diserukan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tentang gerakan revolusi mental yang salah satunya, bisa diawali dengan mendidik budi pekerti para atlet dengan olahraga. “Dengan dimulai dari olahraga, tentunya bisa membentuk mental-mental yang baik agar berprestasi,” tambah peraih penghargaan atlet terbaik versi SIWO (Seksi Wartawan Olahraga) PWI Jaya pada 1995 itu. Turnamen sepak bola usia dini yang berlangsung sehari penuh itu diikuti 40 tim yang berasal dari Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Yayuk menjelaskan dengan adanya pembinaan dengan pendampingan wasit berlisensi diharapkan akan dapat memacu prestasi, disiplin dan sportifitas atlet sejak usia dini. “Terlebih turnamen ini kami laksanakan jelang gelaran ASEAN School Games, pada Juli nanti,” tukas peraih medali emas Asian Games tiga edisi (Seoul 1986/ganda putri, Beijing 1990/ganda campuran, Beijing 1990/ganda putri, Bangkok 1998/tunggal putri). (Adt)

Spiderwoman Asal Grobogan Aries Susanti, Masuk Daftar 17 Milenial Paling Berprestasi se-Asia versi Majalah Forbes

Atlet panjat tebing Aries Susanti masuk dalam daftar 17 milenial paling berprestasi se_Asia versi majalah Forbes. (istimewa)

Jakarta- Spiderwoman Aries Susanti Rahayu tak berhenti menginspirasi. Kali ini, perempuan asal Grobogan, Jawa Tengah itu, masuk daftar bergengsi 30 Under 30 Asia 2019 versi majalah Forbes. 30 Under 30 Asia merupakan daftar orang berprestasi se-Asia dan masih berusia di bawah 30 tahun. Setiap tahunnya majalah Forbes rutin merilis daftar terbaru para bintang muda itu. Dikutip dari Forbes, ada sederet kriteria untuk masuk dalam daftar ini. Hanya mereka yang membawa perubahan bagi dunia melalui temuan atau prestasi yang bisa masuk daftar tersebut. Terdapat sekitar 2.000 peserta dari 23 negara se-Asia Pasifik yang masuk dalam daftar 30 Under 30 Asia 2019. Mereka diseleksi oleh reporter dan juri hingga terpilih 300 orang. “Jika Anda mencari generasi pemimpin Asia berikutnya, ini adalah panduan definitif Anda,” tulis Forbes. Di Indonesia, ada 17 orang yang masuk dalam kriteria tersebut. Salah satunya peraih juara dunia speed world record, Aries Susanti Rahayu. Deretan prestasi Aries di kancah dunia membuat Forbes tak ragu memasukkan atlet berusia 24 tahun ini sebagai salah satu perempuan muda paling berprestasi se-Asia. Prestasi Aries yang paling disorot adalah raihan medali emas di Asian Games 2018 dan 3 kali meraih juara dunia IFSC Climbing Worldcup pada 2017 dan 2018. “Perempuan berjulukan spiderwoman ini adalah salah satu pemanjat speed dengan ranking tertinggi di dunia,” tulis Forbes. Dari 17 orang asal Indonesia yang masuk daftar 30 Under 30 Asia, hanya Aries yang berasal dari kalangan atlet. 16 Orang sisanya merupakan founder dan cofounder berbagai aplikasi atau produk. Menanggapi penghargaan yang diberikan oleh Forbes itu, Aries mengaku bersyukur. Ia tidak menyangka dirinya bisa masuk ‘radar’ Forbes. “Senang, enggak nyangka aja ternyata Aries kepilih gitu kan. Soalnya banyak juga anak muda sekarang yang berprestasi. Terima kasih untuk semuanya,” ujar Aries. (Adt)

Seleknas Tahap Pertama PB Forki Berakhir, Karateka DKI Jakarta Dominasi Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship 2019

Karateka DKI Jakarta mendominasi seleknas tahap pertama PB Forki bertajuk Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship 2019, pada 28-29 Maret. (Istimewa)

Jakarta- Seleksi nasional (Seleknas) bertajuk Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship, di Auditorium Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), berakhir pada Jumat (29/3). Dalam event yang dihelat selama dua hari dan diikuti ratusan karateka dari 36 tim se-Indonesia itu, para karateka DKI Jakarta berhasil mendominasi tiga nomor pertandingan. Yakni, karateka Ceyco Georgia Hutagalung dari perguruan Inkado, kelahiran 24 Juni 1999, yang turun di kelas senior kumite putri +68kg. Lalu, senior kata beregu putri Emelia Sri Hanandita, Dian Monika Nababan, dan Anugrah Nurul Lucky dari perguruan Lemkari, dan kelas senior kumite putri -50kg Maya Sheva, kelahiran 29 Agustus 1999 dari perguruan Inkai. Raja Sapta Ervian, Sekertaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar (PB) Federasi Karate-Do Indonesia (Forki), usai penutupan mengatakan, program seleknas ini adalah proyeksi pembentukan tim nasional (timnas) karate SEA Games 2019 Manila, Filipina. Namun, diungkapkannya, bila event ini bukan satu-satunya seleksi karena masih banyak rangkaian event yang akan diikuti para karateka. “Alhamdulillah, para karateka putra-putri senior saling beradu skill. Ini yang kami harapkan dari PB Forki, pasca mereka latihan keras di dojonya masing-masing, dan ini bukti bahwa mereka benar-benar menunjukkan kemampuannya, sebelum nantinya tampil di event yang sudah diprogramkan oleh PB Forki,” ujar Raja, di Jakarta, Jumat (29/3). Nantinya, jelas Raja, mereka yang akan terpilih masuk dalam pelatnas (pemusatan latihan nasional) SEA Games 2019, namun mereka akan diuji kembali pada ke kejuaraan SEAKAF dan AKF 2019. Pada April nanti ada dua event bergengsi yakni kejuaraan karate Asia Tenggara (SEAKAF) di Thailand pada 12-14 April dan Kejuaraan Karate Asia (AKF) di kota Kinabalu, Sabah, Malaysia pada 26-28 April. Sementara itu, perguruan Inkanas menempati peringkat kedua setelah meloloskan 2 karatekanya, yakni Sandi Firmansyah dan Febi Ramadhan Saputra, peringkat ketiga kontingen Sumatera Utara atas nama Desynta Banurea, Daniel Hutapea dari perguruan KKI. Para karateka yang tampil di ajang Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship Seleksi Nasional senior PB Forki mempertandingkan 15 nomor yaitu 4 nomor kata putra-putri, serta beregu dan perorangan. Sedangkan 11 nomor lainnya adalah nomor komite perseorangan putra-putri. (Adt)

Peluang Indonesia Tuan Rumah Olimpiade 2032, Erick Thohir: Tergantung Kesuksesan Gelar Event Internasional

Erick Thohir (Ketua KOI), mengatakan kesuksesan MotoGP 2021, dan Kejuaraan Dunia Bola Basket 2023 akan berpengaruh terhadap dipilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. (Adt/NYSN)

Jakarta- Usai sukses menggelar Asian Games 2018, sejumlah event internasional akan kembali digelar di Tanah Air. Salah satu event olahraga internasional yang akan digelar yakni MotoGP. Dua tahun lagi, atau tepatnya pada 2021, ajang lomba balap motor terbesar di dunia, MotoGP, akan hadir di Indonesia. Dimana sirkuit yang akan digunakan yakni Sirkuit Jalan Raya, Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain itu, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Bola Basket 2023, bersama Jepang dan Filipina. Erick Thohir, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), mengatakan kesuksesan MotoGP 2021, dan Kejuaraan Dunia Bola Basket 2023 akan berpengaruh terhadap dipilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. “Sukses Asian Games 2018, tidak lantas kita puas. Namun harus menciptakan sukses event internasional lainnya. Dua ajang internasional di depan mata, MotoGP 2021 dan FIBA Wolrd Cup 2023 menjadi pertaruhan kita untuk lebih mendapat kepercayaan dunia,” ujar Erick dalam acara Pameran Kreatif dan Eksperential, di Senayan City Jakarta, Jumat (29/3). Menurut Erick, penentuan tuan rumah Olimpiade 2032, akan ditetapkan saat pelaksanaan Olimpiade 2024 di Paris, Perancis. Indonesia sendiri telah mengajukan diri sebagai calon tuan rumah Olimpiade 2032 melalui surat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) kepada Thomas Bach selaku Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC). Dan, jika berhasil menjadi tuan rumah, maka Indonesia akan menjadi negara Asia keempat yang menyelenggarakan Olimpiade setelah Jepang (1964), Korea Selatan (1988), dan China (2008). Sedangkan Tokyo (Jepang), Paris (Prancis), dan Los Angeles (Amerika Serikat) telah ditetapkan sebagai tuan rumah Olimpiade secara berturut-turut pada 2020, 2024, dan 2028. Sementara untuk menyelenggarakan Olimpiade 2032, Indonesia bersaing dengan India serta Korea Selatan yang bersatu dengan Korea Utara. Ditegaskan Erick, sebagai bentuk keseriusan sekaligus kesiapan Indonesia, maka usai hajatan pemilu (pemilihan umum) harus segera membentuk kepanitiaan yang melibatkan pemerintah dan KOI. Namun, ungkap Erick, terpenting adalah bagaimana memastikan bahwa event-event olahraga internasional yang digelar di Indonesia bisa berjalan dengan sukses, prestasi olahraga Indonesia makin meningkat, dan secara ekonomi Indonesia sudah siap, begitu juga dengan fasilitas yang akan digunakan nantinya. “Hal-hal itulah yang juga menjadi pertimbangan utama. Jadi untuk menuju kesana kita harus bisa membuktikan dengan keberhasilan menggelar event olahraga internasional,” lanjut pendiri Mahaka Group itu. “Kalau nanti kita dipercaya menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Bukan lagi saya yang akan mengemban tugas itu. Namun generasi muda, yang kemarin sebagian ikut menjadi volunteer Asian Games 2018 itu yang akan mengemban tugas ini,” tukas lulusan program Master of Business Administration dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat, pada 1993 itu. (Adt)

Gowes Nusantara 2019 Kembali Dihelat, Tingkatkan Kebugaran dan Kesehatan Masyarakat

Gowes Nusantara yang berada di bawah payung Ayo Olahraga kembali digelar. Kota Padang, Sumbar, akan menjadi penanda dimulainya program ini pada 31 Maret 2019. (Adt/NYSN)

Jakarta- Gelaran sepeda santai bertajuk ‘Gowes Nusantara 2019’, di bawah payung Ayo Olahraga ini mengusung tema ‘Kita Semua Bersaudara’. Tema ini diharapkan dapat mempererat tali persaudaraan bagi seluruh rakyat Indonesia, terlepas apapun sukunya, bahasanya, warna kulitnya, maupun agama yang dianutnya. Dan, kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada 31 Maret nanti akan menjadi penanda dimulainya program bernama Gowes Nusantara 2019. Program yang bertujuan mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahaga ini akan dilaksanakan di 50 titik Kabupaten/Kota yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Tanah Air. “Kami ingin berbuat untuk masyarakat dalam rangka hidup aktif, sehat dan bugar dengan cara Gowes Nusantara. Ini adalah tahun ketiga sejak 2017, dan dilaksanakan di 50 titik Kabupaten/Kota. Konsepnya juga masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Raden Isnanta, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga), Jumat (29/3). “Dengan menguatkan rasa kebanggaan pada bangsa, bersamaan dengan kegiatan ini kami akan mengumpulkan olahraga tradisional,” tambahnya. Sedangkan puncak Gowes Nusantara 2019 rencananya bakal dilaksanakan pada September 2019. Tepatnya, saat perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas), pada 9 September mendatang. Lebih lanjut, Isnanta menilai kesuksesan gelaran yang sama pada dua tahun sebelumnya di luar ekspektasi. “Tolak ukurnya ialah dari antusiasme masyarakat yang begitu tinggi dalam mengikuti program Kemenpora di tiap titiknya. Program ini nantinya harus bisa menjadi stimulus yang mampu membangun kesadaran tiap individu untuk berolahraga,” tutur Isnanta. Ditambahkannya, kondisi tersebut secara otomatis akan meningkatkan angka kesehatan dan kebugaran. “Tren ini begitu terlihat selama dua tahun terakhir, di mana karakter serta partisipasi masyarakat berolahraga terus menanjak,” tegasnya. Menurut data dari pemerintah, presentase partisipasi masyarakat berolahraga selalu menunjukkan peningkatan yang melebihi target. Pada 2017 misalnya, target 30 persen partisipasi yang dicanangkan, ternyata mendapat capaian atau realisasi sebesar 32 persen. Begitu pula pada 2018, dari target 33 persen, realisasinya adalah 34 persen. Kendati sudah melebihi ekspektasi, partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga pada level 34 persen pada 2018 ini ternyata dinilai masih rendah jika dibandingkan dengan total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 265 juta jiwa. “Di tiap titik kami targetkan 2000 peserta, tapi juga bisa lebih. Tergantung kesiapan dari masing-masing Kabupaten/Kota tersebut,” tegas Isnanta. Sementara itu, Teguh Rahardjo, Asisten Deputi III Pengelolaan Olahraga Rekreasi Kemenpora, menjelaskan program Sepeda Nusantara ini makin digemari masyarakat. “Program ini sangat membantu pemerintah dalam meningkatkan kebugaran masyarakat. Kami perkirakan akan ada 5000 peserta pada saat kick-off nanti di Padang,” tutur Teguh. Di sisi lain, seperti tahun-tahun sebelumnya, Jelajah Sepeda Nusantara kembali hadir sebagai rangkaian dari Gowes Nusantara 2019. Dimulai dari daerah paling ujung di Timur Indonesia (Papua). Mulai dari Merauke, Jayapura, Papua Barat, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, rombongan yang terdiri dari 15 pesepeda itu akan menyusuri jalanan Indonesia, mengayuh sepedanya sejauh 5000 Km yang akan berakhir di Mataram (Nusa Tenggara Barat). (Adt)

Ratusan Karateka Ikuti Seleknas PB Forki, Jaring Atlet ke Kejuaraan SEAKAF dan AKF 2019

PB Forki menggelar Seleknas Karate Senior 2019, di Manggala Wanabakti, Jakarta, 28-29 Maret. Ajang ini untuk pembentukan Timnas SEA Games 2019, dan kejuaraan di Thailand dan Malaysia. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pengurus Besar (PB) Federasi Karate-Do Indonesia (Forki) menggelar Seleksi Nasional (Seleknas) bertajuk Rimbawan Indonesia Karate-Do Championship, di Auditorium Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, 28-29 Maret 2019. Event seleksi yang diikuti 320 karateka dari 36 tim se-Indonesia, baik mewakili perguruan maupun mewakili Forki Provinsi itu, sekaligus sebagai seleksi tahap awal Forki sebelum membentuk tim nasional (Timnas) karate di SEA Games 2019. Selain itu, ajang seleksi atlet senior potensial ini juga untuk diproyeksikan pada Kejuaraan Karate Asia Tenggara (SEAKF) dan Kejuaraan Karate Asia (AKF) 2019. Para karateka ini akan tampil di 15 nomor yang dipertandingkan pada ajang Seleknas tersebut, yakni 4 nomor kata putra dan putri baik beregu maupun perseorangan. Sedangkan 11 nomor lainnya adalah nomor kumite perseorangan putra dan putri, yakni kumite -55 kg putra -60 kg putra, -67 kg putra, -75 kg putra, -84 kg putra, +84 kg putra, serta kumite 50 kg putri, 55 kg putri, -61 kg putri, -68 kg putri, dan +68 kg putri. Yusran Arief, Ketua Panitia, mengatakan sasaran utama program Seleknas ini adalah pembentukan Timnas karate untuk SEA Games 2019 Filipina. Namun, ungkap Yusran, ini bukan satu-satunya seleksi karena masih ada beberapa event lain yang akan menjadi ajang seleksi pembentukan Timnas karate. “Khusus ajang seleksi ini, kami akan mencari atlet-atlet senior potensial yang bakal diproyeksikan untuk Kejuaraan SEAKF dan AKF 2019,” ujar Yusran, Kamis (28/3). Senada, Raja Sapta Ervian, Sekertaris Jenderal (Sekjen) PB Forki, mengungkapkan event ini merupakan Seleknas untuk menuju tim senior untuk kejuaraan di Thailand pada minggu pertama April nanti. Ditambahkannya, atlet senior yang pernah membela Timnas di ajang Asian Games 2018 juga harus mengikuti seleknas lagi untuk bisa lolos. “Atlet yang pernah membela Timnas di Asian Games lalu harus ikut seleksi lagi. Karena yang pernah menjadi juara belum menjadi jaminan untuk bisa meraih gelar lagi di kejuaraan yang akan datang,” cetus Raja. Sementara itu, Siti Nurbaya Bakar, Penasihat PB Forki, menyebut Seleknas karate senior PB Forki 2019 diharapkan mampu membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul. “Karena para karateka ini bisa mengedepankan kejujuran dan disiplin yang tinggi dalam menghadapi tantangan yang ada,” tutur Nurbaya yang juga menjabat Menteri KLHK dalam sambutan pembukaan Seleknas Karate Senior PB Forki 2019 itu. Diketahui, pada April nanti terdapat dua event internasional yang akan diikuti tim karate lndonesia. Kedua event itu adalah SEAKF, di Thailand, pada 12-14 April, dan AKF, di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, pada 26-28 April. Karena itu, hasil Seleknas Karateka Senior ini akan menjadi acuan keikutsertaan lndonesia di Thailand dan Malaysia. Dan, ajang Seleknas Karate Senior ini juga menjadi event nasional pertama di bawah pimpinan Ketua Umum PB Forki yang baru, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Hadi terpilih secara aklamasi dalam Kongres Forki di Menara Peninsula, Jakarta Barat, pada 15-16 Februari 2019. Di bawah kendalinya, Hadi ingin Forki bisa terus menjaga dan meningkatkan prestasinya. Bahkan, selain memburu sukses di SEA Games 2019 Filipina, Panglima TNI ini berharap Merah Putih bisa berkibar di Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. (Adt)

Indonesia ‘Host’ SEASF 1st South East Asian Master Swimming Championship 2019, Diramaikan Perenang Peraih Empat Medali Emas Olimpiade

Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah renang master internasional (SEASF 1st South East Asian Master Swimming Championship 2019, di Stadion Akuatik GBK, Senayan, Jakarta, 30-31 Maret. (Adt/NYSN)

Jakarta- Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah (host) renang master internasional bertajuk ‘SEASF 1st South East Asian Master Swimming Championship 2019’. Event ini dihelat di Stadion Akuatik, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada 30-31 Maret 2019. Ini merupakan kejuaraan renang master jarak pendek kolam 25 meter pertama di GBK. Sebanyak 400-an perenang dari berbagai negara, yakni Thailand, Filipina, Singapura, Hong Kong, Jepang, Australia, Amerika Serikat, Italia, Uni Emirate Arab, Aljazair, Belanda, dan lainnya, turut berpartisipasi. Bahkan diantara peserta internasional yang hadir yaitu perenang asal Amerika Serikat yang juga peraih empat medali emas Olimpiade kategori estafet 4×100 meter (Sydney 2000, Athens 2004, Beijing 2008, dan Beijing 2008), Jason Lezak, dan peraih medali emas Olimpiade (Sydney 2000) asal Australia, Bill Kirby. Harlin Erlianto Rahardjo, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), mengatakan kejuaraan ini merupakan event besar, dan Indonesia merupakan negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang diberi kepercayaan sebagai tuan rumah. “Kami melihat dari peserta maupun dari segi kewarganegaraan sangat banyak. Dan, tujuannya tentu saja mempopulerkan olahraga renang di Indonesia,” ujar Harlin, di Stadion Akuatik, Kompleks GBK Senayan, Jakarta, Rabu (27/3). Harlin menilai publik sangat percaya dengan venue akuatik yang dimiliki Indonesia dan berstandar internasional. “Dengan banyaknya event internasional, maka ini juga mendukung usaha lndonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032,” lanjut pria yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) SEASF (South East Asian Swimming Federation). Senada, Wisnu Wardhana, Ketua Panitia, menyebut bahwa ini merupakan event renang master internasional pertama di GBK Aquatic Stadium, dimana panjang kolam yang digunakan adalah 25 meter, atau setengah dari kolam 50 meter. “Pesertanya selain dari kawasan Asia, juga terbuka untuk umum. Artinya non Asia diperbolehkan mendaftar sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” terang Wisnu. Ditambahkannya, peserta yang mengikuti kejuaraan ini sangat banyak. Begitu juga dengan animo dari masyarakat pecinta renang yang sangat tinggi, terlebih adanya venue dengan fasilitas yang terawat dengan baik. “Saat ini yang telah terdaftar mencapai 378 peserta atau hampir mencapai 400-an peserta, dengan total 17 negara. Ini adalah satu pertandingan yang terus kami lakukan di luar pembinaan yang sudah berlangsung selama ini,” tegas Wisnu. Event yang berlangsung selama dua hari itu melombakan 34 nomor, dan diikuti mulai dari perenang berusia 25 tahun ke atas. Bahkan, perenang tertua ada yang mencapai usia sekitar 84 tahun. “Berangkat dari sukses Asian Games 2018 ini untuk menjaga momentum semakin mempopularkan olahraga renang di masyarakat umum. Khususnya renang bisa menjadi gaya hidup sehat masyarakat lndonesia yang memang dikenal sebagai negara bahari,” cetus pria yang juga menjabat sebagai Kabid Binpres (Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi) PB PRSI. Sementara itu, kategori usia yang dilombakan adalah usia 25-29 tahun, usia 30-34 tahun, usia 35-39 tahun, usia 40-44 tahun, usia 45-49 tahun, usia 50-54 tahun, usia 55-59 tahun, 60-64 tahun, dan seterusnya. Lalu, nomor yang dipertandingkan adalah putra-putri gaya bebas, gaya punggung, gaya dada, serta gaya kupu-kupu. Semua melombakan mulai jarak 25 meter, 50 meter, dan 100 meter. Hanya gaya bebas yang ada jarak jauh yakni 200 meter. Kemudian, ada nomor 100 meter gaya ganti. Untuk estafet nomor yang dilombakan 4×25 meter gaya bebas, 4×25 meter gaya ganti, 4×25 meter gaya ganti campuran, 4×25 meter gaya bebas campuran. Dalam kesempatan itu, Jason menilai Indonesia memiliki banyak anak berbakat di renang yang bisa menjadi juara di masa depan. “Saya belum banyak mengetahui, karena baru satu hari disini (Indonesia). Tapi, saya melihat mereka sangat antusias, dan banyak anak-anak berpotensi di Indonesia,” tuturnya. “Bagi saya kejuaraan renang master ini sangat baik, karena selain baik dalam menjaga kesehatan, juga pertemanan. Sangat positif dan ini harus bisa berjalan terus,” tukas Jason. Disisi lain, sebagai upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Akuatik, PB PRSI akan menyelenggarakan FINA Coaching Clinic untuk pelatih loncat indah (25-29 April), dan pelatih renang (29 April-3 Mei). (Adt)

14 Negara Panaskan Persaingan Kejuaraan Dunia Jetski 2019 di Ancol, Indonesia Bidik Juara Umum

Saiful Sutan Aswar, Ketua IJBA (kiri), mengatakan kejuaraan dunia jetski 2019 yang untuk pertama kali digelar di Indonesia bisa memajukan jetski di Tanah Air. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pengurus Pusat (PP) Indonesia Jetsport Boating Association (IJBA) siap menggelar Kejuaraan Dunia Jetski 2019, di venue Jetski Indonesia Academy, Taman Impian Jaya (TIJ) Ancol, Jakarta Utara, pada 27-31 Maret 2019. Event ini mempertandingkan beberapa nomor diantaranya Pro F1 Open, Pro F1 (normally aspirated), dan Amateur F1 Open (grand tourismo). Dan sebanyak 22 tim dari 14 negara turut memanaskan persaingan di kejuaraan dunia yang untuk pertama kalinya dihelat di Indonesia itu. Saiful Sutan Aswar, Ketua IJBA, mengatakan event ini bisa menjadi trigger kedepan, dimana venue yang dibangun bisa terus dimanfaatkan untuk menggelar kejuaraan secara kontinyu. Ditambahkannya, event ini sekaligus menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk ‘unjuk gigi’ di hadapan dunia. “Ini merupakan kejuaraan dunia jetski yang pertama di Indonesia. Kami berharap ini menjadi trigger kedepan. Venue ini dibangun tidak diabaikan dan akan secara kontinyu menggelar kejuaraan demi memajukan jetski di Indonesia,” ujar Fully, sapaan akrabnya, di Jetski Indonesia Academy, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (23/3). Lebih lanjut, ia menegaskan Indonesia menargetkan juara umum pada kejuaraan dunia ini, meski yang hadir merupakan para juara dunia. “Persaingan terberat dari negara seperti Prancis, Rusia, Portugal. Tapi kami ingin semua kelas bisa memberikan penampilan yang maksimal,” terangnya. Pada kejuaraan dunia ini, IJBA menurunkan delapan atlet, dimana dua diantaranya adalah kakak beradik Aero Sutan Azwar dan Aqsa Sutan Aswar, yang merupakan andalan utama Merah Putih, dan bakal berlaga di nomor Pro F1 Open. Diharapkan kejuaraan ini menjadi tonggak sejarah pengembangan dan pembinaan olahraga jetski baik di Indonesia maupun Asia, bahkan dunia. “Kejuaraan ini berjalan secara kontinyu, karena setelah ini akan digelar di Maroko. Kedepan kami juga akan membuat kejuaraan dunia junior. Sehingga pembinaan atlet jetski tak putus serta berkesinambungan. Terlebih dengan dukungan venue yang terbaik yang dimiliki saat ini,” tukas Fully. (Adt)

Azzahra dan Adinda, Pertajam Rekornas di Singapura dan Jawa Timur

Azzahra Permatahani sukses memecahkan rekornas di nomor 400 meter gaya ganti perorangan putri dengan waktu 4 menit 48,51 detik. (@simonecastrovillari)

Singapura- Dua perenang muda Indonesia menunjukan kemajuan pesat jelang tampil di SEA Games 2019 Filipina, Desember mendatang. Adinda Larasati Dewi (18 tahun) dan Azzahra Permatahani (17 tahun), mampu memecahkan rekor nasional (rekornas) saat bertanding di dua tempat terpisah, yakni Jawa Timur dan Singapura, Jumat (22/3). Azzahra Permatahani yang bertanding di Singapura dalam event bertajuk ’50th SNAG atau Singapore National Age Group Swimming Championship 2019′, memecahkan rekornas di nomor 400 meter gaya ganti perorangan putri dengan catatan 4 menit 48,51 detik. Rekornas lama Azzahra 4 menit 50,39 detik tercipta di SEA Games 2017 Malaysia, saat itu Azzahra meraih medali perak. Bertanding di OCBC Aquatic Centre, Singapura, Azzahra juga berhasil meraih medali emas. Event SNAG ini menjadi salah satu ujicoba Azzahra sebelum tampil di SEA Games 2019 Filipina, Desember mendatang. Sementara itu, perenang nasional lainnya, Adinda Larasati Dewi juga berhasil memecahkan rekor nasional nomor andalannya 100 meter gaya kupu-kupu putri. Bukan di Singapura, Adinda memecahkan rekornas di kandangnya sendiri Surabaya, pada ajang Kejurprov (kejuaraan provinsi) Jawa Timur. Adinda mencatat rekornas baru dengan membukukan waktu satu menit 00,98 detik, mempertajam rekornas lama atas namanya sendiri 01:01,35 detik yang tercipta di ’42nd SEA Age Group Swimming Championship’, di Filipina, Juli 2018. Sama seperti Azzahra, Adinda juga tengah dipersiapkan menuju SEA Games 2019 Filipina. Sehari sebelumnya di ajang ’50th SNAG di Singapura, perenang nasional putra Aflah Fadlan Prawira juga berhasil memecahkan rekor nasional di nomor 400 meter gaya bebas putra dengan catatan 03 menit 52,16 detik. Rekornas lama Fadlan adalah 03:53,01 detik yang tercipta pada Asian Games 2018, di Jakarta. (Adt)

Voli Pantai Putri Indonesia Lolos Kejuaraan Dunia U-21, Pembinaan Cabor Lewat PPLM Mulai Tunjukan Hasil

Duet Della/Sari yang merupakan atlet binaan PPLM berhasil lolos mengikuti kejuaraan dunia voli pantai pada Juni 2019 di Thailand. (Istimewa)

Roi Et- Berlaga pada kejuaraan Asian U-21 Beach Volleyball Championship 2019, duet Della/Sari berhasil menempati urutan ke-5. Hasil ini membuat Della/Sari berhak mengikuti kejuraan dunia voli pantai Juni 2019 di Thailand. Pada kejuaraan yang dihelat di Ban Nong Ya Ma Community School Courts, Thailand, pada 15-18 Maret 2019, Della/Sari yang merupakan atlet binaan Pusat Pendidikan dan Latihan Mahasiswa (PPLM) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), berhasil mengalahkan pasangan Singapura dengan skor 2-1. Della/Sari juga mampu menaklukan kompatriotnya pasangan Indonesia 2 dengan skor 2-1. Namun, mereka harus tumbang dari wakil tuan rumah Thailand 1 pada laga terakhir. Dian, Pelatih Voli Pantai Putri Indonesia, mengaku bersyukur dapat meloloskan Della/Sari ke kejuaraan dunia voli pantai. “Saya bersyukur dengan hasil ini. Harapannya agar anak-anak dapat memberikan hasil maksimal pada kejuaraan dunia nanti,” tutur Dian. Sementara itu, Raden Isnanta, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora, mengapresiasi capaian atlet voli pantai putri Merah Putih itu. Ia berharap hasil ini dapat meningkatkan motivasi atlet untuk dapat berprestasi lebih baik. “Ini merupakan hasil yang baik dan menunjukkan bahwa program pemerintah dalam membina cabang olahraga melalui PPLM sudah mulai menunjukkan hasil. “Harapannya kedepan, mudah-mudahan akan semakin banyak atlet-atlet PPLM yang berkontribusi pada peningkatan prestasi olahraga di Indonesia,” tukas pria asal Kulon Progo, Yogyakarta itu. (Adt)

Derby Jawa Timur Warnai Drawing 8 Besar Piala Presiden 2019, Maruarar Sirait: Fair Play dan Tak Ada Pengaturan Skor

Maruarar Sirait (Ketua Steering Committe) mengatakan penyelengaraan Piala Presiden 2019 harus fair play dan tak ada pengaturan skor. (Adt/NYSN)

Jakarta- Gelaran Piala Presiden 2019 telah memasuki babak 8 besar atau perempat final. Induk organisasi sepak bola Tanah Air, PSSI selaku operator turnamen Piala Presiden 2019 juga telah melangsungkan undian perempat final, di ruang media Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada Selasa (19/3). Derby Jawa Timur (Jatim), yakni Persebaya kontra Tira-Persikabo mewarnai duel delapan tim yang lolos. Laga Persebaya versus Tira-Persikabo sendiri merupakan ulangan pada babak fase Grup A yang berakhir dengan skor imbang 0-0. Selain itu, adapula laga antara Persela Lamongan dan Madura United. Pada laga perempat final, empat tim teratas juara grup yaitu Persebaya Surabaya, Persela Lamongan, Bhayangkara FC, dan Persija Jakarta akan menjadi tuan rumah pada pertandingan ini. Sedangkan Kalteng Putra, Madura United, Tira-Persikabo, dan Arema FC bakal bermain sebagai tim tamu. Pada babak 8 besar ini menggunakan sistem gugur dan hanya menggelar satu pertandingan yang dihelat pada 29-31 Maret 2019. Dan, empat tim pemenang nantinya melaju ke babak semifinal Piala Presiden 2019 yang nantinya digelar dengan sistem kandang-tandang. Candra Wahyudi, Manajer Persebaya, menanggapi hasil pengundian yang kembali mempertemukan timnya dengan Tira-Persikabo. “Pinginnya sebenarnya mau ketemu sama Arema. Tapi kalau finalnya ya lawan Persija,” tutur Candra. Sementara itu, Kalteng Putra yang akan menantang Persija Jakarta ditanggapi santai oleh Sigit Wido selaku manajer Kalteng Putra. Ia mengungkapkan pertemuannya dengan tim kebanggan ibukota itu tak menjadi masalah. Sebab, ungkap Sigit, pada fase penyisihan grup, timnya mampu menumbangkan tim-tim besar seperti Persipura dan PSM Makassar. “Lawan Persija nggak masalah, karena di babak penyisihan grup kami juga sudah buktikan bisa mengalahkan tim-tim besar,” tutur Sigit. Menurutnya, ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim asuhannya tersebut. “Kami bisa bertemu dengan salah satu tim peserta Piala AFC,” tambah Sigit. Sedangkan Maruarar Sirait, Ketua Steering Committe (SC), menyebut penyelengaraan turnamen Piala Presiden 2019 sudah sesuai jadwal dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. “Sebagai Ketua Steering Committe saya sudah mengecek satu persatu bahwa semua sudah sesuai jadwal. Ini bagus tepat waktu dan sangat disiplin,” cetus Maruarar. Begitu juga dengan animo masyarakat, yang dinilai Maruarar sangat tinggi untuk menyaksikan hajatan Piala Presiden ini. “Jumlah penonton cukup banyak. Apalagi terdapat aturan yang sangat tegas apabila ada tim yang melanggar aturan akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” lanjutnya. Ditambahkannya, pelaksanaan Piala Presiden di musim ini mendapatkan apresiasi besar dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). “Presiden meminta industri sepak bola harus bagus. Mafia harus dihabiskan karena tidak sehat untuk industri sepak bola,” terangnya. “Kami ingin membuktikan sebagai bangsa besar dapat menggelar sepak bola dengan fair play, transparan, dan tidak ada pengaturan skor,” tukas pria yang akrab disapa Ara itu. (Adt) Hasil Drawing Babak 8 Besar Piala Presiden 2019: 1. Persebaya Surabaya vs Tira-Persikabo 2. Persela Lamongan vs Madura United 3. Persija Jakarta vs Kalteng Putra 4. Bhayangkara FC vs Arema FC

Laga Tensi Tinggi di Final IBL 2018/19, Pertarungan Mental Stapac Jakarta Kontra Satria Muda Pertamina Demi Podium Juara

Rivalitas abadi kembali tersaji pada laga final IBL Pertamax 2018-2019, pada 21-24 Maret 2019 antara Stapac Jakarta kontra Satria Muda Pertamina. (Adt/NYSN)

Jakarta- Laga tensi tinggi bakal tersaji antara Stapac Jakarta dengan Satria Muda Pertamina di final IBL (Indonesian Basketball League) Pertamax 2018-2019. Satria Muda menjadi tuan rumah pada laga pembuka di Britama Arena, Mahaka Square, Sport Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (21/3). Dan, Stapac memilih C’Tra Arena Bandung, Jawa Barat, sebagai markas dalam menjamu lawan, Sabtu (23/3). Jika kedudukan imbang, laga penentu juara akan berlangsung di C’Tra Arena, Minggu (24/3). Stapac mendapat hak dua kali menjadi host karena peringkat tim ibukota itu di babak reguler lebih baik dari Satria Muda. Duel kedua tim di partai puncak terjadi setelah terakhir kali berjumpa pada 2014. Bagi kedua tim, final kali ini akan menjadi pertemuan kesepuluh di final kompetisi bola basket tertinggi Indonesia dengan sama-sama mendapatkan lima kemenangan. Pertarungan final terakhir dimenangkan Aspac (nama sebelumnya dari Stapac) di laga final pada 2014. Stapac memiliki rekor juara 5 kali, sedangkan Satria Muda juga memiliki rekor 5 kali juara. Sehingga laga final kali ini sayang untuk dilewatkan. Dipastikan kedua tim akan berusaha maksimal serta memberikan yang terbaik untuk membuktikan siapa yang layak meraih podium juara di kasta tertinggi bola basket di Tanah Air itu. Bukan perjalanan yang mudah di musim ini untuk Satria Muda karena sempat terseok di babak reguler dengan menelan sembilan kekalahan dari 18 gim. Namun Satria Muda akhirnya berhasil melaju ke final setelah menundukkan NSH Jakarta dalam tiga gim sengit dan kembali membuktikan kelasnya sebagai klub dengan mental juara. Sedangkan Stapac dalam dua tahun terakhir bahkan tidak menjadi klub yang tampil di final, namun tahun ini terbukti dengan hasil memukau dan konsisten. Kaleb Ramot Gemilang dan kolega mencatat hasil gemilang dimana sampai dengan babak semifinal, Stapac sudah mengantongi 19 kemenangan beruntun. Sebuah rekor baru bagi klub IBL. Satu-satunya kekalahan diderita dari Bogor Siliwangi saat membuka laga kompetisi musim ini. “Pertandingan IBL Pertamax setiap tahunnya selalu semakin menarik untuk disaksikan. Kali ini di puncak musim 2018-2019, dua tim terbaik akan berebut gelar juara. Laga klasik Stapac lawan Satria Muda sudah pasti dinantikan, apalagi di partai final. Britama Arena dan C’Tra Arena akan jadi saksi, siapa yang bakal juara kali ini,” ujar Hasan Gozali, Direktur IBL, Selasa (19/3). Sementara itu, Youbel Sondakh, Pelatih Satria Muda, mengatakan melawan Stapac selalu sengit karena menyangkut harga diri. Terlebih, ini menjadi laga klasik dari dua tim besar. “Pertandingan final lebih pada masalah mental. Kami juga tak ambil pusing dengan rekor musim reguler membuat tim kami sebagai Underdogs,” terang Youbel. Disisi lain, Giedrius Zibenas, Pelatih Stapac, menganggap Satria Muda justru lebih baik sebagai tim dibandingkan dengan skuatnya. “Tim Satria Muda lebih bagus dibanding kami. Stapac adalah underdog di laga final,” tegas Zibenas. Kendati menang dua gim langsung atas Pacific Caesar di babak semifinal, namun Zibenas mengaku tak puas dengan performa anak didiknya tersebut. “Kami masih harus kerja keras dua minggu menjelang final. Anak-anak masih sering melakukan kesalahan,” tambah Zibenas. Duel menarik akan terjadi di bawah ring antara big man Stapac, Savon Goodman melawan raksasa Satria Muda, Dior Lowhorn. Tak hanya itu, akan tersaji pula adu ketajaman tembakan tiga angka dari para pemain kedua tim. Dalam kesempatan itu, Arifun Dhalia, VP Promotion dan Marketing Communication PT Pertamina Persero, menyatakan Pertamina melalui produk Pertamax mendukung penuh terselenggaranya acara ini dari tahun ke tahun agar dapat memicu semangat berkompetisi antar pemain bola basket muda kalangan milenials untuk siap berkompetisi di level nasional bahkan internasional secara sportif. “Pertamina mengapresiasi acara IBL Pertamax 2018/2019 ini sukses menampilkan acara menghibur lainnya untuk menginspirasi kalangan anak muda Indonesia,” tutur Arifun. Senada, Kristy Nelwan, VP Corporate Communications Gojek, menerangkan pihaknya senang bisa terus mendukung kompetisi IBL hingga mencapai final. “Kami berharap kompetisi IBL dapat terus memberikan kontribusi positif bagi kemajuan olahraga basket Tanah Air, serta turut menghasilkan bibit unggul yang nantinya akan mengharumkan nama bangsa,” tukas Kristy. (Adt)

Kampiun All England 2019, Hendra/Ahsan Diguyur Bonus dari PB Djarum dan Jaya Raya Rp 450 Juta

Juara All England 2019 Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mendapatkan bonus total Rp 450 juta dari masing-masing klubnya yakni PB Djarum Kudus dan PB Jaya Raya. (Adt/NYSN)

Jakarta- Sukses menjadi kampiun All England 2019, ganda senior Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan kembali diguyur bonus. Kali ini, bonus diberikan klub mereka masing-masing, yakni PB Djarum Kudus dan Jaya Raya. Duet berjuluk ‘The Daddies’ itu merajai turnamen tertua sekaligus bergengsi setelah menaklukan pasangan muda Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, rubber game, 11-21, 21-14, 21-12, di Birmingham Arena, Inggris, Minggu (10/3). Berkat prestasi membanggakan tersebut, Djarum Foundation bersama Yayasan Pembangunan Jaya Raya memberikan apresiasi kepada Hendra/Ahsan berupa bonus senilai total Rp 450 juta yang digelar di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, pada Rabu (20/3). Ahsan yang merupakan atlet binaan PB Djarum Kudus dan Hendra asal PB Jaya Raya, masing-masing mendapatkan uang tunai Rp 200 juta ditambah voucher dari Tiket.com senilai Rp 25 juta. Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, mengatakan pemberian bonus merupakan komitmen dari Djarum Foundation yang selalu mendukung atlet-atlet PB Djarum untuk meraih prestasi tingkat dunia. “Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Mohammad Ahsan atas pencapaiannya di All England 2019. Ahsan adalah sosok yang punya semangat pantang menyerah dan mentalitas juara dunia. Semoga bonus ini bisa menambah motivasi Ahsan dan menjadi inspirasi para atlet yang lebih muda,” ujar Yoppy. Senada, Imelda Wigoena, Ketua Harian PB Jaya Raya, menegaskan pemberian bonus kepada Hendra adalah bentuk perhatian dan kepedulian Yayasan Pembangunan Jaya Raya terhadap para atletnya. “Bagi Jaya Raya, Hendra merupakan panutan dan pribadi yang istimewa, baik di lapangan maupun di kehidupan sehari-hari. Penghargaan ini merupakan bentuk motivasi kepada Hendra dan juga atlet-atlet lainnya, agar terus berusaha selagi mampu. Kami akan terus mendukung,” terang Imelda. Gelar juara yang diraih Hendra/Ahsan di ajang All England 2019 melanjutkan tradisi Indonesia dalam menjuarai turnamen bulutangkis BWF World Tour Super 1000 tersebut. Sebelumnya, dua tahun berturut-turut titel juara All England diraih kompatriot mereka, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Pengalaman, kematangan, dan semangat pantang menyerah membuat Hendra/Ahsan berhasil menundukkan lawannya. Kemenangan ini juga terasa sangat manis karena Hendra/Ahsan berhasil mengulang kesuksesan mereka lima tahun yang lalu sebagai juara All England 2014. Ahsan dan Hendra menyambut baik apresiasi yang diberikan klub terhadap mereka, dan menilai apresiasi dari klub menjadi dorongan yang kuat untuk tetap berkiprah dan terus meraih prestasi yang lebih baik. “Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan latihan dari klub yang begitu besar. Ini menjadi motivasi yang sangat kuat untuk kami. Semoga kedepan kami masih bisa terus meraih prestasi,” cetus Ahsan. Sedangkan Hendra menyebut apresiasi ini menjadi penyemangat dirinya bersama Ahsan agar bisa terus berprestasi dan mengharumkan nama bangsa. “Terima kasih atas perhatian dari klub, semoga penghargaan ini juga menjadi motivasi atlet-atlet lainnya yang lebih muda, supaya berusaha lebih keras lagi untuk menjadi juara,” timpal Hendra. Sementara itu, Rudi Hartono, Ketua Umum PB Jaya Raya, menyebut Hendra/Ahsan sebagai contoh sekaligus panutan bagi para pemain muda. “Mereka bisa menjadi contoh dan panutan bagi para pemain muda untuk terus berjuang. Di All England menjadi juara di atas usia 30 tidak mudah. Jadi harus berjuang, terus berlatih dan jangan patah semangat, dan harus menjadi motivasi,” cetus Rudi. “Semoga melalui penghargaan ini makin banyak pemain Indonesia yang bisa berprestasi di tingkat dunia,” tambah juara All England selama 8 kali pada era 1960-an dan 1970-an itu. Dalam kesempatan itu, Djarum Foundation juga menggelar seremoni pemberian bonus kepada Tim Beregu Putra PB Djarum yang berhasil meraih titel juara di ajang Djarum Superliga Badminton 2019. Bonus senilai Rp 300 juta diberikan Djarum Foundation kepada Tim Putra PB Djarum yang terdiri dari Ihsan Maulana Mustofa, Mohammad Ahsan/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Shesar Hiren Rhustavito, Akbar Bintang Cahyono/Berry Angriawan, dan Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay, Alberto Alvin, Bagas Maulana, dan Praveen Jordan. Bonus ini semakin menambah pundi-pundi para atlet putra PB Djarum, di samping hadiah utama dari Djarum Superliga Badminton sebesar 80 ribu dollar Amerika Serikat (AS). Diketahui Tim Putra PB Djarum mencapai podium tertinggi berkat kemenangan 3-1 atas tim juara bertahan Superliga dalam empat edisi terakhir, Musica Trinity, dalam laga final di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Jawa Barat, Minggu (24/2). “Bonus untuk tim putra yang menjuarai Djarum Superliga Badminton 2019 merupakan bagian dari skema Djarum Foundation dalam mengapresiasi dan memotivasi para atlet-atlet PB Djarum. Kami berharap para atlet ini, terutama atlet-atlet muda akan semakin terpacu semangatnya meraih prestasi yang lebih tinggi,” ungkap Yoppy. Meski telah melahirkan pebulutangkis papan atas seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan, dan Tantowi Ahmad, namun baru pada tahun ini PB Djarum berhasil menjadi kampiun Djarum Superliga Badminton. Gelar juara terasa makin spesial mengingat klub yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah itu, sama sekali tidak menurunkan pemain asing di nomor beregu putra. “Tahun ini kami hanya mengandalkan pemain sendiri. Kami memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk tampil. Bagi kami menang atau kalah itu belakangan, yang penting main. Ternyata permainan mereka semakin hari semakin bagus. Kami jadi semakin percaya diri mengandalkan pemain sendiri,” tukas Yoppy. (Adt)

Kampiun Swiss Open 2019, Fajar/Rian Makin Percaya Diri

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menjadi juara Swiss Open 2019 usai menumbangkan wakil Taiwan Lee Yang/Wang Chi-Lin, 21-19, 21-16. (Dok. Humas PBSI)

Basel- Indonesia membawa pulang satu gelar dari ajang Swiss Open 2019 melalui duet Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang merupakan unggulan empat turnamen. Fajar/Rian sukses meraih gelar juara usai menumbangkan wakil Taiwan Lee Yang/Wang Chi-Lin (8), straight game, dengan skor 21-19, 21-16. Pertandingan kedua pasangan yang berlangsung di ST. Jakobshalle Basel, Swiss, pada Minggu (17/3) itu memakan waktu 40 menit. Keberhasilan ini sekaligus menjadi gelar pertama bagi Fajar/Rian pada 2019. Rian mengatakan dirinya dan kolega tampil dengan baik. “Kami banyak adu drive. Kami unggul di permainan depan dan lawan banyak mengangkat bola, kami lebih sabar,” ujar Rian mengomentari hasil positif yang diraih pada pertandingan itu. Rian menambahkan gelar yang diraih bersama Fajar makin menambah kepercayaan diri, dan berharap performa mereka makin baik. “Gelar ini pasti menambah percaya diri kami, setelah kalah di semifinal All England minggu lalu dan kalahnya mepet. Mudah-mudahan kedepannya kami bisa lebih baik lagi,” tutur pebulutangkis kelahiran Bantul, Yogyakarta, 13 Februari 1996 itu. Disisi lain, Fajar menyebut bila sejak awal main mereka yakin dengan kemampuan yang ada, terlebih dengan tipe permainan lawan. “Pasangan Taiwan ini bagus, pukulannya kencang. Dari awal masuk lapangan sudah timbul keyakinan. Tapi kami masih banyak melakukan kesalahan, kami sudah benar mainnya, tapi saat lagi ramai, kami mati sendiri,” ungkap Fajar. Di partai pamungkas, Indonesia sebenarnya menempatkan dua wakil. Namun, dobel campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari harus puas menjadi runner-up. Rinov/Pitha yang diplot sebagai unggulan delapan itu kandas ditangan wakil Denmark Mathias Bay Smidt/Rikke Sony, rubber game, dengan skor 18-21, 21-12, 16-21, dalam tempo 56 menit. “Kami bermain tidak seperti kemarin-kemarin, kelihatan sekali tidak lepas dan tertekan,” cetus Rinov. Lebih lanjut, ia menjelaskan kekalahan yang dialaminya bersama kolega lebih banyak terjadi karena faktor non teknis. “Bukan tegang karena ini final, kami antiklimaks mainnya,” tukas Rinov. (Adt)