Jadi Runner Up BRI Junior Golf Championship 2018, Skill Jose Suryadinata Mulai Meningkat

Jose Emmanuel Suryadinata meraih bekal bagus mempersiapkan diri tampil di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua. Pegolf 16 tahun asal Jawa Timur itu, berhasil menempati posisi kedua, di Turnamen BRI Junio Internasional Junior Golf Championship 2018, di Lapangan Golf Pondok Indah, 17-20 Desember. (mediaindonesia.com)

Jakarta- Jose Emmanuel Suryadinata meraih bekal bagus mempersiapkan diri tampil di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua. Pegolf asal Jawa Timur itu, berhasil menempati posisi kedua, di Turnamen BRI Junio Internasional Junior Golf Championship 2018, di Lapangan Golf Pondok Indah, 17-20 Desember. Pegolf berusia 16 tahun ini sebenarnya tampil sangat bagus di turnamen itu. Dia menjadi yang terbaik pada kelas A dan menempati posisi teratas dengan total 215 pukulan (-1). Namun, secara keseluruhan, Jose harus mengakui keunggulan pegolf Thailand, Pongsapak Laopakdee, yang mencatatkan 213 pukulan (-3) di kelas B. “Dia (Laopakdee) lebih kompetitif, karena di sana (negaranya) banyak kompetisi yang berlangsung, sehingga lebih siap bertanding. Namun, saya merasa puas karena mampu menjadi yang terbaik di kelas saya,” ucap remaja kelahiran Surabaya, 31 Juli 2002, seusai penyerahan hadiah, pada Kamis (20/12). Meskipun, secara umum, ia hanya menempati posisi kedua di bawah Laopakdee, yang keluar sebagai juara umum, namun torehan ini menjadi hal positif. Posisi ketiga dan keempat, juga dihuni pegolf muda Indonesia, masing-masing atas nama Rendy Arbenata Mohamad Bintang dan Bergas Batara Anargya. Selain itu, Jose mengaku akan terus mengasah kemampuannya agar terpilih dalam skuad tim golf Jawa Timur pada PON 2020. Pegolf yang menempati posisi ke-12 di tingkat nasional itu, sudah merencanakan tampil pada kejuaraan nasional amatir, di Lapangan Golf Gading Raya Padang, Serpong, pada Januari 2019. Pegolf yang masuk Nasional Development Program ini, juga berharap bisa menembus tim nasional Indonesia. Tapi, pegolf terbaik kelas amatir pada Turnamen Gof Indonesia Open 2017 ini, justru enggan memikirkan hal itu. Tujuannya adalah mendapatkan beasiswa di Amerika Serikat. “Saya hanya ingin bermain bagus tiap turnamen. Hal itu tentu bisa membuat saya masuk ke pelatnas. Tapi, target utama saya adalah mendapatkan beasiswa ke Amerika,” ungkap pegolf, yang juga membantu Jawa Timur membawa medali perak, di nomor beregu pada PON 2016 Jawa Barat itu. Ketua Umum Persatuan Golf Indonesia (PGI) Murdaya Poo mengaku puas, dengan hasil atlet Indonesia selama tampil di Turnamen BRI Junio Internasional Junior Golf 2018. Menurut dia, ada banyak pegolf yang sudah bermain di atas rata-rata, termasuk Jose yang berhasil menempati posisi kedua secara keseluruhan. Dia berharap dapat menggelar lebih banyak lagi Turnamen World Amater Golf Rangkings (WAGR) di Indonesia. “Kami butuh lebih banyak turnamen untuk meningkatkan kemampuan pegolf. Tahun depan kami akan menyelenggarakan sekitar 42 turnamen yang terdaftar di WOAGR,” ungkap Murdaya. Ia yakin pada 10 tahun ke depan, kualitas golf Indonesia semakin bagus dan para pegolf Tanah Air bisa berbicara di kancah Internasional. “Saya punya planning 10 tahun. Baru empat tahun saja, kita sudah bisa mencetak hasil seperti ini,” tegasnya. Untuk mengejar ketinggalan dari Thailand, Indonesia butuh usaha kerja lebih keras. Menurutnya, Indonesia tertinggal 15 tahun dari Thailand. Thailand memiliki lebih dari 3.000 atlet golf. Korea Selatan punya lebih banyak lagi. Di Indonesia hanya punya 50 orang atlet golf. Namun, ini sudah jauh lebih bagus dari beberapa tahun silam, yang jumlah atletnya bisa dihitung dengan jari. (Adt)

Slot Kosong Arsitek Timnas U-19, Diisi Fakhri Husaini Plus Plus ?

Status pelatih Timnas U-19 Indonesia masih kosong. Mungkinkah akan diisi oleh mantan Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini? Besar kemungkinan Fakhri akan ditempatkan sebagai pelatih Timnas U-19. Hal ini sesuai pernyataan Wakil Ketua Umum PSSI, Djoko Driyono. (bolasport.com)

Jakarta- Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) resmi merilis jajaran pelatih Timnas Indonesia di berbagai level usia. PSSI, melalui wakil ketua umum, Joko Driyono mengumumkan jajaran pelatih baru Timnas, pada sesi jumpa pers di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis (20/12). Ada 4 nama yang tercantum dalam pengumuman tersebut. 4 nama itu adalah Simon McMenemy, Indra Sjafri, Bima Sakti, dan Rully Nere. Simon bertugas melatih Timnas senior Indonesia, Indra menangani Timnas U-22, Bima Sakti menahkodai Timnas U-16, dan Rully Rene akan menjabat arsitek bagi Timnas Wanita Indonesia. Namun, rilisan empat nama ini menimbulkan tanda tanya. Ada sosok Fakhri Husaini, yang justru menghilang dari jajaran nama pelatih tersebut. Padahal, mantan pelatih Timnas U-16 ini, terhitung paling berprestasi selama melatih Garuda Asia. Pelatih yang ikonic dengan kumis dan topinya itu membawa Timnas U-16 angkatan Sutan Diego Zico menjuarai Piala AFF U-16 2018. Fakhri pun sukses membawa Timnas U-16 merengkuh trofi turnamen Jenesys U-16 2018 di Jepang. Selain itu, Fakhri membawa Timnas U-16 menembus babak perempat final Piala Asia U-16 2018. Nama Fakhri, yang sempat santer dikabarkan naik kelas ke Timnas U-19, justru belum menemui kepastian. PSSI mengaku masih ingin melihat program dan profil pelatih lain. “Timnas U-19 belum bisa diputuskan, karena kesinambungan program,” ujar, Joko Driyono, pada Kamis (20/12). Perkembangan Timnas U-19 dan Timnas U-16 pada 2018, mendapat perhatian khusus dari PSSI. Otoritas tertinggi sepak bola di Indonesia itu berencana menyiapkan tim yang besar dalam persiapan, bahkan bisa jadi dibagi dalam tiga wilayah. “Gagasan yang muncul ini mempertimbangkan talenta. Intinya, kami punya pemikiran bila Timnas U-16 dan U-19, tak hanya sekadar diisi 30 orang pemain saja,” kata Jokdri, sapaan Joko Driyono. Atas dasar itulah, PSSI menilai dua tim level junior itu, butuh tambahan ekstra pelatih. “Kami ingin talent pool 100 pemain, yang terbagi ke dalam tiga kelompok. Hal itu dengan mempertimbangkan besaran potensi pesepak bola di Indonesia. Bisa saja, kelompok itu terbagi dalam tiga wilayah, barat, tengah dan timur. Potensi ke arah sana besar,” tuturnya melanjutkan. Untuk saat ini, PSSI menetapkan mantan asisten Luis Milla di Timnas Indonesia, Bima, menukangi Timnas U-16. “Mungkin-mungkin saja, nanti ada enam pelatih untuk Timnas U-16 dan U-19, karena terdiri atas tiga grup,” ucap Jokdri, panggilan akrab Joko Driyono. “Timnas U-16 dan U-19 dalam fase perkembangan. Penting melihat mereka mengangkat piala, tetapi dengan tak meninggalkan talenta yang ada,” ujarnya lagi. Timnas U-16 dan U-19 Indonesia memang tampil meyakinkan pada 2018. Mereka tampil apik di level Asia Tenggara, Piala AFF dan berhasil melaju ke putaran final Piala Asia. (Adt)

Libas Djarum 3-1, Mutiara Cardinal Tantang PB Jaya Raya di Final Kejurnas PBSI 2018

Atlet PB Djarum, Ihsan Maulana Mustofa, menang pada partai ketiga, atas pemain Mutiara Cardinal Bandung, Panji Ahmad Maulana 21-17, 21-13, pada babak semifinal nomor beregu campuran dewasa Divisi I Kejurnas PBSI 2018, di Britama Arena Jakarta, Jumat (21/12). Sayang PB Djarum tersingkir, setelah kalah 1-3 dari tim Mutiara Cardinal. (PBSI)

Jakarta- Tim Bulu Tangkis Mutiara Cardinal Bandung menyingkirkan Tim PB Djarum pada laga semifinal beregu campuran dewasa Divisi I laga semifinal Kejuaraan Bulutangkis Tiket.com Kejurnas PBSI 2018, di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (21/12). Tim Mutiara Cardinal menang dengan skor 3-1 atas klub bulu tangkis asal Kudus itu. Di partai pertama, ganda putra Mutiara Cardinal, Hardianto/Reinard Dhanriano menang atas pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Berry Angriawan dalam dua gim 24-22, 25-23. Mutiara menambah keunggulan dari tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung yang menekik Dinar Dyah Ayustine, dalam tiga gim 21-16, 20-22, dan 21-12. PB Djarum meraih poin pertama mereka pada pertandingan tunggal putra, usai Ihsan Maulana Mustofa menaklukkan Panji Ahmad Maulana 21-17, 21-13. Dobel putri PB Djarum, Debby Susanto/Rosyita Eka Putri Sari yang sedianya memperpanjang nafas timnya hingga laga ganda campuran turun, harus takluk dari pasangan putri Mutiara Cardinal, Yulfira Barkah/Maretha Dea Giovani 21-15, 21-16. Dengan demikian, duel pasangan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad yang sedianya menghadapi duet Ricky Karanda Suwardi/Bunga Fitriani Romadhini, ditiadakan karena tak berpengaruh. Usai laga, Manajer tim PB Djarum Kudus, Fung Permadi mengaku sudah menempatkan komposisi pemain terbaiknya. Fung mengatakan kekalahan Kevin/Berry di partai pertama memang merusak strategi tim. “Kami sendiri sudah menempatkan komposisi terbaik yang ada, tapi hasil yang tidak kami harapkan terjadi di partai pertama jadi mempengaruhi partai selanjutnya,” kata Fung. “Selamat juga ke PB Mutiara, mereka tampil luar biasa dan kuat di ganda. Yang membuat kami optimis adalah ganda putra, ada Kevin Sanjaya dan kami kecolongan di poin itu. Tapi, memang itu hasilnya. Kami harus terima dan evaluasi, apa perbaikannya,” imbuhnya. Kevin, menurut Fung, tampil kelelahan pada pertandingan beregu campuran dewasa Kejuaraan Nasional 2018, setelah mengikuti rangkaian turnamen internasional mewakili Indonesia. “Fokus dan konsentrasi kevin sudah lelah,” katanya. Debby dan Rosyita sendiri mengaku sejatinya termotivasi, bukan terbebani, dengan bermain di partai keempat sebagai laga penentuan adanya partai kelima atau tidak. Jika menyamakan kedudukan, mungkin saja nasib Djarum akan berbeda karena partai kelima sekaligus terakhir ada nama Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang didaftarkan. “Saya pribadi tak terbebani, malah termotivasi bagaimana caranya memperpanjang napas beregu, sehingga ganda campuran dimainkan,” kata Debby. “Saya terlalu terburu-buru, terlalu nafsu mematikan lawan, jadi shuttlecock tidak terkontrol baik. Dan ada juga pengaruh angin di lapangan,” timpal Rosyita. Pada partai puncak, Sabtu (22/12), Mutiara Cardinal sudah ditunggu PB Jaya Raya, yang menghentikan laju PB Exist Jakarta, dengan skor tipis 3-2. Satu langkah lagi, tim Jaya Raya akan meraih gelar juara kejurnas keenamnya. Dua tahun silam, PB Jaya Raya dikalahkan PB Djarum di final, dengan skor 3-0. (Adt)

Kaltim Jadi Tim Superior, Borong 2 Gelar Juara Kejurnas U-19 Kriket 2018 di Serpong

Tim kriket putra Kaltim, menjadi kampiun Kejuaraan Nasional (Kejurnas) U-19 Kriket 2018, usai unggul atas tuan rumah Banten, di babak final, yang berkesudahan dengan skor tipis 59-58, pada Kamis (20/12), di Lapangan Puspiptek, Serpong, Banten. (tribunnews.com)

Banten- Tim Kriket Kalimantan Timur (Kaltim) secara mengejutkan sukses memborong gelar juara putra dan putri, dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) U-19 Kriket 2018, di Lapangan Puspiptek, Serpong, Banten, 16-20 Desember. Hal ini terlihat dengan suksesnya penyelenggaraan tersebut. Tim junior putri Benua etam, julukan tim Kaltim, sukses meraih kampiun usai menundukkan tim Jawa Barat dengan skor 155-37, dengan rincian 4 kali menang dan sekali seri. Sementara tim putra Kaltim, menjadi juara lewat pertarungan keras dan menghentikan tim tuan rumah, Banten, dengan skor tipis 59-58. Ajang ini digelar Pengurus Pusat Persatuan Cricket Indonesia (PP PCI) sebagai bentuk pembinaan prestasi atlet secara berjenjang dan berkesinambungan. Event tahunan ke-10 PCI yang bertujuan mencari bibit muda kriket Indonesia ini diikuti Banten, Kaltim, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat. “PCI mengakhiri turnament Kejurnas Junior ini di ujung 2018 sebagai wujud PP PCI tik pernah berhenti mengembangkan kriket di Indonesia. Bibit muda yang muncul inilah yang menjadi calon-calon penghuni timnas di masa mendatang” ujar Abhiram Singh Yadav, Wakil Ketua Umum PP PCI di Jakarta, Kamis (20/12). Di kelompok putra, Julang (Banten) tampil sebagai top scorer dengan mengoleksi 126 run, Irwansyah dari Kaltim menjadi best bowling dengan 14 wicket, dan Ardin dari Kaltim sebagai Man of Best The Tournament (pemain terbaik putra) dengan 90 run dan 10 wicket. Di kelompok putri, Rahma dari DKI Jakarta terpilih sebagai top scorer dengan 124 run, Gita dari DKI Jakarta yang mencatat 15 wicket menjadi best bowling, dan Aprianti dari Kaltim menjadi Women of Best The Tournament (pemain terbaik putri). “Kejurnas junior adalah agenda tahunan PCI yang rutin digelar untuk pengembangan jangka panjang Cricket di Indonesia,” timpal Aziz Syamsuddin, Ketua Umum PP PCI. Event ini mempertandingkan 2 kategori, yaitu twenties putra dan putri, diikuti 4 tim putra dan 6 tim putri dari masing-masing Provinsi. (Adt)

Tak Hanya Kualifikasi Olimpiade 2020, PBSI Siapkan Atlet ke Kejuaraan Junior Asia dan Dunia Pada 2019

Susy Susanti, memaparkan enam fokus bidang pembinaan dan prestasi (Binpres) pada 2019, dalam event Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PP PBSI 2018, di El Royale Hotel, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 21-22 Desember 2018. (PBSI)

Jakarta- Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas), di El Royale Hotel, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 21-22 Desember 2018. Dalam Mukernas yang bertajuk ‘Menuju Puncak Prestasi Olimpiade Tokyo 2020, tak hanya memaparkan hasil program kerja tahun 2018, juga melakukan pembahasan program kerja PBSI tahun 2019. Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) PP PBSI yang dinahkodai Susy Susanti, menyebut proyeksi ke Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang, menjadi target utama, saat kualifikasi hajatan olahraga terbesar sejagat itu akan mulai berlangsung pada Mei 2019, dan berakhir pada April 2020. “Pertama yang menjadi fokus PBSI di tahun depan adalah mempersiapkan nama-nama atlet elit yang berpotensi dan berpeluang ke Olimpiade Tokyo 2020, masing-masing sektor menetapkan kuota nominasi,” ujar Susy memaparkan program kerja timnya pada 2019. Lalu fokus kedua timnya, yakni menargetkan mengirimkan dua wakil per sektor guna memperbesar peluang perolehan medali, khususnya medali emas. “Sedangkan yang juga menjadi fokus ketiga di tahun depan adalah rencana persiapan dan akomodasi pemain dan tim, selama di Tokyo jelang perhelatan olimpiade,” tambah juara dunia 1993 itu. Sementara itu, di level junior, Susy mengatakan PBSI mempersiapkan atlet yang akan berlaga di level Asia dan Dunia pada 2019, sebagai program keempat timnya. “PBSI mempersiapkan para atlet junior untuk ajang Asia Junior Championships 2019, dan World Junior Championships 2019,” tegasnya. Pada Kejuaraan Bulutangkis Asia Junior 2018, di Jaya Raya Sport Hall, Banten, pada Juli 2018, Indonesia mampu meraih satu gelar dari sektor ganda putri. Duet Febriana Dwipuji Kusuma/Ribka Sugiarto menjadi kampiun usai mengandaskan perlawanan Pearly Koong Le Tan/Ee Wei Toh asal Malaysia (21-12, 21-16). Pada Kejuaraan Bulutangkis Dunia Junior 2018, skuat Merah Putih pun hanya meraih satu gelar dari ganda campuran. Dobel Leo Rolly Carnando/Indah Cahya Sari Jamil sukses menjadi juara usai mengalahkan rekan senegaranya Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti (21-15, 21-9), di Ontario, Kanada, pada awal Desember 2018. Sedangkan fokus kelima dan keenam, ungkap Susy, pihaknya menitikberatkan pada sub bidang sport science yang menjadi satu kesatuan dengan Binpres. “PBSI menargetkan peningkatan pengembangan program pendidikan kepelatihan daerah lewat jalur pendidikan di sekolah, pelatihan guru olahraga lewat program Shuttle Time,” tuturnya. “Selain itu, PBSI juga akan meningkatan dan pengembangan program sport science khususnya dalam hal performance analysis,” cetus perempuan kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971 itu. Disisi lain, Alex Tirta, Ketua Harian PP PBSI, mengaku bangga dengan pencapaian prestasi tahun ini yang mengalami peningkatan. “Pada 2017, Indonesia meraih 38 gelar juara dan pada 2018 menjadi 56 gelar juara. Ini pencapaian yang luar biasa, kita harus berterima kasih kepada seluruh komponen yang terlibat mulai dari Pengkot, Pengkab, Pengprov, Pengurus Pusat, dan semua pihak,” terang Alex, dalam sambutannya mewakili Wiranto (Ketua Umum PP PBSI). (Adt)

Lakoni Semifinal Kejurnas PBSI 2018 Kontra PB Exist, Jaya Raya Janji Tampil All Out

Duet Greysia Polii/Apriyani Rahayu menyumbang kemenangan bagi timnya Jaya Raya Jakarta di laga penyisihan terakhir grup A. Greysia/Apriyani menang atas Maretha Dea Giovani/Yulfira Barkah, 21-16, 21-14. (PBSI)

Jakarta- Skuat Jaya Raya Jakarta berjanji tampil all out di laga semifinal kejuaraan bulutangkis Tiket.com Kejurnas PBSI 2018, di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (21/12). Klub yang bermarkas di Sawah Lama, Ciputat, Tangerang Selatan itu, berhasil menjadi juara grup A. Mereka menyelesaikan laga penyisihan terakhir dengan kemenangan atas PB Mutiara Cardinal Bandung dengan skor 4-1, pada Kamis (20/12). Ini menjadi kemenangan kedua Jaya Raya, yang sebelumnya juga sukses menuai hasil positif, ketika melawan PB Berkat Abadi. Jaya Raya menang dengan skor telak 5-0. Sedangkan, Mutiara Cardinal Bandung menjadi runner-up grup A. Klub asal Bandung itu sukses menaklukan Berkat Abadi dengan skor 5-0.Dan, Mutiara Cardinal Bandung akan berjumpa dengan PB Djarum Kudus yang berhasil menjadi juara grup B, di laga semifinal. “Hasil ini memang sesuai dengan harapan kami. Khusus nomor ganda putri, ganda putra dan ganda campuran, memang menjadi andalan tim kami di kejurnas kali ini,” ujar Lanny Tedjo, Pelatih Ganda Putri Tim Jaya Raya, usai anak didiknya mengunci titel juara grup A. “Besok (Jumat, 21/12) sudah semifinal, kami mau lebih all out dan lolos ke final dan juara,” tegas Lanny. Di semifinal, Jaya Raya akan bertemu dengan Exist Jakarta yang menjadi runner-up grup B. Di atas kertas, Jaya Raya yang merupakan tim unggulan satu beregu campuran itu berpeluang besar lolos ke partai puncak. Kendati tak diperkuat Marcus Fernaldi Gideon yang tengah cedera leher, namun Jaya Raya tetap optimis menatap laga semifinal. “Absennya Marcus tentu berpengaruh pada kekuatan tim, tapi kami berusaha untuk memaksimalkan materi pemain yang ada,” tutur Lanny. Di kejuaran penghujung 2018, Jaya Raya bertekad lolos ke final, dan merebut kemenangan atas Djarum Kudus, dengan catatan, kedua tim mampu menyingkirkan lawan mereka masing-masing di babak empat besar itu. Dua tahun silam, di event yang sama di Solo, Jawa Tengah, Jaya Raya mengubur impian menjadi kampiun usai takluk 3-0 dari Djarum. “Kami maunya membalas kekalahan atas PB Djarum, kami sudah lima kali juara, kalau bisa enam kali kenapa tidak? Para pemain harus percaya diri.Yang penting perjuangan dulu di lapangan,” tukas Lanny. (Adt) Hasil Pertandingan Jaya Raya Jakarta vs Mutiara Cardinal Bandung Tunggal Putra Krishna Adi Nugraha vs Firman Abdul Kholik: 14-21, 21-10, 21-16 Tunggal Putri Sri Fatmawati vs Gregoria Mariska Tunjung: 21-16, 15-21, 13-21 Ganda Putra Angga Pratama/Muhammad Rian Ardianto vs Hardianto/Ricky Karanda Suwardi: 21-17, 21-13 Ganda Putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu vs Maretha Dea Giovani/Yulfira Barkah: 21-16, 21-14 Ganda Campuran Alfian Eko Prasetya/Della Destiara Haris vs Reinard Dhanriano/Bunga Fitriani Romadhini: 21-18, 21-17

Pertama di Indonesia, Menpora Resmikan SKO Disabilitas Jadi Kawah Candradimuka Atlet Berkualitas

Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) meresmikan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Disabilitas, di Wisma Sejahtera Yayasan Insan Sembada (YIS) Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, pada Kamis (20/12) siang. Ia berharap SKO menjadi kawah candradimuka atlet disabilitas berkualitas. (Kemenpora)

Solo- Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) meresmikan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Disabilitas, di Wisma Sejahtera Yayasan Insan Sembada (YIS) Laweyan, Surakarta, Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (20/12) siang. Dalam kesempatan itu, Menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu, mengucapkan terima kasih atas dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) agar Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) memberikan penghargaan yang sama kepada kaum disabilitas. Selain perhatian dari segi prestasi, Menpora juga mengapresiasi dukungan pemerintah dengan menyediakan sarana pendidikan, bagi atlet yang berkebutuhan khusus ini. Sehingga semua dapat dilaksanakan dengan baik. “Saat prestasi diraih memerlukan proses panjang memadukan pendidikan dan olahraga, SKO Disabilitas ini menjadi Kawah Candradimuka lahirnya atlet-atlet disabilitas Indonesia sebagai penyiapan level-level kedua dan level yunior,” ujar Imam. “Jangan berkecil hati kalian akan dibimbing oleh guru-guru, pelatih. Dan, saya titip tolong lebih sabar tentu dengan pendekatan tekhnologi juga hingga kelak bisa mewakili Indonesia,” lanjutnya. Selain Menpora, hadir dalam peresmian itu, yakni Raden Isnanta (Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga), Bayu Rahadian (Asisten Deputi Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus), dan Pribadi (Sekertaris Jenderal National Paralympic Commitee/Komite Paralympic Nasional). Lebih lanjut, Imam berharap dengan adanya peresmian SKO Disabilitas ini dapat diikuti dengan adanya pendirian PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) Disabilitas di masing-masing Provinsi dan Kabupaten. “SKO ini harus diikuti PPLP di Provinsi dan Kabupaten agar anak-anak disabilitas memiliki hak yang sama meraih pendidikan dan cita-cita yang suatu saat akan membawa kebanggaan keluarga, masyarakat, bahkan negara karena atlet disabilitas telah membuktikan prestasinya yang luar biasa,” tambahnya. “SKO ini masih rintisan maka ditempatkan di wisma YIS, tetapi sekolahnya berpencar di beberapa sekolahan. Kelak bila anggaran diperkuat, makan akan dibuat dalam satu kawasan atau komplek di Solo, seperti SKO di Ragunan ada tempat latihannya, sekolahannya dan asramanya,” tutur menteri berusia 45 tahun itu. Sementara itu, Pribadi menyampaikan memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah atas didirikannya SKO Disabilitas. “SKO ini memudahkan kami mencari bibit dan membina atlet sebagai pelapis. Sebab, olahraga disabilitas ini tidak ada pemandu bakatnya,” ungkapnya. Menurut Pribadi, SKO ini merupakan wadah untuk pembibitan dan pembinaan, karena menampung atlet-atlet yang telah mengikuti Pekan Paralimpik Pelajar Nasional yang telah terbukti menghasilkan atlet-atlet yang sangat berprestasi dan mengharumkan nama bangsa di multievent internasional. Sedangkan Bayu menjelaskan di SKO ini mempersiapkan empat cabang olahraga, yakni renang, bulutangkis, atletik dan tenis meja, dengan 20 siswa-siswi peserta didik perwakilan dari beberapa Provinsi di Indonesia. “Para siswa atau siswi atlet melalui beberapa proses yang mewakili daerah di Indonesia hasil dari Pekan Paralimpik Pelajar 2017,” tukas Bayu, sekaligus penanggungjawab kegiatan. (Adt)

Jadi Pelatih Timnas U-16, Bima Sakti Pikul Tugas Berat Siapkan Bibit Muda Garuda

Bima Sakti Tukiman resmi menjadi pelatih Timnas U-16. Perannya dirasa sangat krusial, mengingat reputasinya yang digadang PSSI sebagai calon pelatih masa depan timnas Indonesia. Itu sebabnya, PSSI mempercayakan bibit muda kepada Bima. (Pras/NYSN)

Jakarta- PSSI resmi menunjuk Simon McMenemy sebagai pelatih Timnas senior Indonesia. Pelatih Bhayangkara FC itu, menggantikan peran pelatih Bima Sakti Tukiman. Lalu bagaimana nasib Bima, usai PSSI menunjuk Simon sebagai penggantinya? Pada Rabu (20/12), Komite Eksekutif (Exco) melakukan rapat terakhir hasil evaluasi prestasi Timnas Indonesia sepanjang 2018 di semua level usia. Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono mengatakan, ada tiga keputusan penting dari rapat tersebut. Selain memastikan Simon sebagai pelatih timnas senior, Exco juga mempromosikan Indra Sjafri di skuat U-19 ke timnas U-22, yang selama ini ditangani Luis Milla Aspas dan Bima. Joko melanjutkan, Indra dikontrak selama setahun dan guna membawa Timnas U-22 menuju SEA Games 2019 yang akan berlangsung di Filipina. Sebelum ke SEA Games, mantan pelatih timnas U-19 Indonesia asal Sumatera Barat tersebut akan mendampingi anak-anak asuhnya berlaga di Piala U-22 AFF 2019, Kamboja, dan kualifikasi Piala U-23 Asia 2020. Ketiga, status arsitek Garuda U-16, resmi dijabat Bima yang menggantikan peran pelatih sebelumnya, Fakhri Husaini. “Bima kami percaya jadi salah satu pelatih nasional. Kami mempercayakan dia untuk berada di timnas U-16,” kata Joko di Jakarta. Joko menerangkan, sejak Fakhri mengantarkan Garuda U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2018, Fakhri sudah berulang kali menyatakan ingin berhenti sementara. Namun, Timnas U-16 tak mungkin dibiarkan vakum tanpa pelatih. Peran Bima, sejatinya sangat krusial, mengingat reputasinya yang digadang PSSI sebagai calon pelatih masa depan timnas Indonesia. Itu sebabnya, PSSI mempercayakan bibit muda kepada Bima Sakti. “Untuk U-16 dan U-19 ini, PSSI sangat memperhatikan potensi talenta di wilayah Indonesia. Dengan keluasan wilayah kita, kami membaginya dalam zona Timur, Tengah, dan Barat dalam mencari bibit pemain timnas,” kata Joko. Rencana program ini sebetulnya masukan dari Luis Milla kepada PSSI saat masih berada di Indonesia. Joko menerangkan, pelatih U-19 dan U-16 akan mengepalai tim pelatih di tiga zona. Tiap zona punya pelatih lokal yang membentuk timnas U-19 dan U-16 dengan komposisi masing-masing 30 pemain. Artinya, ada 90 pemain timnas level U-19 dan U-16 dari tiga zona yang berpotensi masuk ke tim induk, di bawah Indra dan Bima. Menurut Joko, tujuan dari pembagian zona tersebut, untuk memastikan ketersedian bibit yang layak pemain timnas. “Jadi untuk (rencana) ini, di level usia muda, akan ada sekitar tiga pelatih (zona) dengan satu pelatih koordinator di tingkat nasional,” kata Joko. Karena itulah, meski dinyatakan kontraknya hanya setahun, besar kemungkinan Bima akan berada cukup lama duduk di kursi pelatih Timnas U-16. “Bisa saja dua atau tiga tahun di Timnas U-16,” pungkas Joko. (Adt)

Himbau Tak Putus Sekolah, Direktur Utama Persib Janjikan Beasiswa ke Amerika bagi Persib U-16 dan U-19

Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Glenn T. Sugita mengapresiasi, prestasi tim Persib Bandung U-16 dan U-19 yang meraih juara pada kompetisi 2018. Glenn berjanji memberikan beasiswa ke Amerika kepada semua pemain, dengan syarat berprestasi di sepak bola dan pendidikan. (persib.co.id)

Bandung- Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Glenn T. Sugita mengapresiasi, prestasi tim Persib U-16 dan U-19 yang meraih juara pada kompetisi 2018. Glenn berjanji akan memberikan beasiswa ke Amerika kepada semua pemain, dengan syarat selain berprestasi di sepak bola dan pendidikan. “Saya menekankan kepada kalian semua untuk tak meninggalkan sekolah, minimal sampai SMA, kalau bisa sampai ke perguruan tinggi. Jika sekolahnya bagus, akan kami bantu beasiswa ke Amerika Serikat, untuk bermain sepak bola,” jelas Glenn, dalam acara syukuran di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Rabu (18/12) malam. Glenn berharap semua pemain muda Persib tak meninggalkan sekolah dan jangan berpikir sepak bola adalah segalanya. “Bermain sepak bola bisa menjadi mata pencaharian, tapi waktunya tidak panjang, atau bisa cedera dan lain sebagainya yang tidak diharapkan. Jadi jangan sampai berhenti sekolah,” tegas Glenn. Pada kesempatan itu, Glenn memberi bonus Rp 100 juta untuk Persib U-16 sebagai motivasi agar pada 2019 kembali berprestasi. “Persib U-16 belum kami beri bonus. Jadi, pada kesempatan ini, kami dari PT PBB menghadiahkan kalian 100 juta. Semoga prestasi bisa ditingkatkan dan dipertahankan,” ucapnya. Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengapresiasi keberhasilan tim Persib junior (U-16 dan U-19) yang musim ini mampu menjadi juara. Atas keberhasilan itu, Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, pada Jumat (14/12) mengganjar kadeudeuh atau bonus Rp200 juta, masing-masing Rp 100 juta untuk Persib U-16 dan U-19. (Adt)

Beredar Line-up 6 Nomor Cabor eSports di SEA Games 2019 Filipina, PUBG Tersisih

Setelah mundur empat hari dari rencana semula di Sabtu (15/12), akhirnya "secara tidak resmi" enam nomor eSports SEA Games 2019 diungkapkan oleh beberapa sumber dari Filipina, kepada publik pada Rabu (19/12). (bola.com)

Manila- Setelah mundur empat hari dari rencana semula di Sabtu (15/12), akhirnya “secara tidak resmi” enam nomor eSports SEA Games 2019 diungkapkan beberapa sumber dari Filipina, kepada publik pada Rabu (19/12). Nomor console yang disepakati muncul di event itu adalah NBA2K 2019 dan Tekken, sedangkan untuk nomor PC adalah Dota 2 dan StarCraft II, serta Mobile Legends: Bang Bang, dan Arena of Valor, di nomor mobile. Berita yang pertama kali dirilis harian Malaysia, The Straits Times, ini dikonfirmasi oleh pihak Asosiasi E-Sports Indonesia (IeSPA), meski pihak panitia SEA Games 2019 Filipina, masih menyusun rilis resminya untuk segera dipublikasikan pekan ini. Hal yang menarik adalah fakta bahwa Pro Evolution Soccer 2019 (console), League of Legends (PC), dan PUBG Mobile (mobile) yang semula diprediksi masuk dalam line-up nomor eSports SEA Games 2019, ternyata justru batal dipanggungkan. Perubahan line-up nomor eSports dan mundurnya waktu pengumuman, menimbulkan spekulasi, jika terjadi perdebatan di internal panitia lokal SEA Games 2019 Filipina, yang juga memicu polemik di ruang publik negara tersebut. Banyak kepentingan yang terlihat dalam penentuan nomor eSports ini, mulai dari pengembang gim, sponsor, komunitas e-sports Asia Tenggara, hingga penyelarasan dengan permintaan IOC (Komite Olimpiade Internasional) dan OCA (Dewan Olimpade Asia) kepada AeSF (Asosiasi e-Sports Asia). “Saya tak bisa berkomentar soal spekulasi yang muncul, tapi informasi yang saya dapat dari AeSF, bahwa panitia lokal SEA Games 2019 di Filipina butuh tanda tangan dari para pengembang gim dan distributor lisensi setiap nomor eSports, sebelum memastikan rilis resmi dipublikasikan,” kata ketua IeSPA, Eddy Lim, dilansir Bola.com Para pengembang yang kali ini mendapatkan kesempatan guna melibatkan produknya di SEA Games adalah Visual Concepts (NBA 2k19), Bandai Namco (Tekken), Valve Corporation (Dota 2), Blizzard Entertainment (StarCraft II), Moonton (Mobile Legends: Bang Bang), dan Tencent Games (Arena of Valor). Keterwakilan Tencent digantikan AOV di SEA Games 2019, karena AeSF mencoba menyelaraskan permintaan IOC dan OCA, agar nomor-nomor eSports yang muncul di pesta olahraga multievent di kawasan Asia, terutama untuk Asian Games 20122 di Hangzhou, tidak yang bergenre first person shooter. PUBG Mobile yang terpopuler hingga meraih market share lebih dari 60% dari Januari – November 2018 adalah produk Tencent. PUBG Mobile dan Counter Strike: Global Offensive yang jelas-jelas bergenre first person shooter, disebut sebagai nomor eSports yang terlalu eksplisit memperagakan kekerasan dengan sejata api. Aksi lingkungan game play ini diasosiasikan sangat realistik dan mirip kehidupan nyata. Perdebatan sempat terjadi karena sesungguhnya eSports dengan genre Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) seperti Dota 2, Mobile Legends dan AOV pun mensimulasikan kekerasan dan perkelahian. Tekken yang bergenre fighting pun, dalam beberapa sisi, telah melewati norma-norma olahraga dari cabang martial arts. Namun, beberapa pengamat eSports Asia Tenggara menilai bahwa nuansa permainan, lebih terasa di genre MOBA dan fighting karena lingkungan yang dibangun dalam nomor itu terasa artifisial dan tidak nyata. “Banyak diskusi yang muncul sebenarnya, tapi pada akhirnya aspek kekerasan yang terasa terlalu nyata dalam gameplay, sangat sulit diterima sebagai nilai-nilai sports dalam tatanan olimpiade. Tak ada polemik untuk aspek yang terakhir ini,” kata Samart Benjamin Assarasakorn, petinggi asosiasi eSports Thailand. Kubu Thailand cukup terkejut dengan line-up nomor eSports yang dipilih panitia SEA Games 2019. Apalagi mereka semula cukup optimistis bisa unggul di nomor League of Legends, yang kemudian gagal mendapatkan slot. Sementara itu, untuk Indonesia kehadiran Tekken yang paling menjadi kejutan dan memastikan nomor ini, menjadi keharusan banyak digelar IeSPA dalam kompetisi di Tanah Air pada 2019. Siapa yang bakal menjadi atlet Indonesia di enam nomor itu? Menarik untuk kita simak jalur seleksinya tahun depan. (Adt)

Masih Grogi Saat Tampil, Pebulutangkis Taruna Unggulan Satu Bidik Juara Kejurnas PBSI 2018

Pebulutangkis tunggal taruna asal DKI Jakarta Karono, lolos ke babak berikutnya dan membidik gelar juara, pada Tiket.com Kejurnas PBSI 2018 di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, serta berharap masuk Pelatnas PBSI Cipayung. (PBSI)

Jakarta- Pebulutangkis tunggal taruna, Karono, asal DKI Jakarta membidik gelar juara di Tiket.com Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2018, di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara. Langkah pemain unggulan satu itu masih belum terbendung di babak kedua (16 besar), pada Rabu (19/12). Pemain kelahiran Sukoharjo, Solo, 28 Februari 2000 ini, sukses menaklukan Rezha Akbar Raja Husain YM, asal Jawa Tengah. Pemain PB Jaya Raya yang di babak pertama (32 besar) mendapatkan bye itu, menang straight game, dengan skor 21-19, 21-17. “Hari ini saya baru main, jadi masih penyesuaian diri di lapangan. Saya masih sering coba-coba bola, dan masih grogi mainnya,” ujar Karono usai laga. Skuat Indonesia di World Junior Championships 2018 itu menargetkan menjadi kampiun di turnamen penghujung tahun itu. Bahkan, Karono bertekad menjadi penghuni Pelatnas Cipayung. “Target pribadi saya juara, karena kejurnas ini adalah turnamen paling penting untuk saya, jadi fokus di turnamen ini,” lanjutnya. Di babak perempat final, Karono akan berhadapan dengan sesama pemain asal DKI Jakarta, Jim Jason Kiazen. “Juara Kejurnas dapat kesempatan untuk dipantau di Pelatnas, jadi saya berharap bisa juara, apalagi saya sudah masuk taruna akhir juga,” tambah Karono. Jim memastikan lajunya, usai menang atas wakil Jawa Barat Yudha Putra Pramudya, straight game, dengan skor 21-16, 21-11. (Adt)

Datangkan Atlet Jepang, Timnas Junior Bisbol Indonesia Ikut Coaching Clinic di Senayan

Atlet bisbol Jepang dari klub Fukuoka Softbank Hawks, Shuhei Fukuda, memberikan arahan kepada atlet bisbol junior Indonesia, yang dilakukan di Lapangan Softball Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (19/12). (liputan6.com)

Jakarta- Dua atlet bisbol Jepang, Keizo Kawashima dan Shuhei Fukuda, memiliki keinginan besar mempopulerkan cabang olahraga yang mereka geluti di Indonesia. Berkat bantuan perusahaan konstruksi Ohama Group dan PB Perbasasi, Kawashima dan Fukuda mendapatkan kesempatan menularkan ilmu bisbolnya kepada ratusan atlet di Indonesia. Mereka pun sempat melakukan coaching clinic di Lapangan Softball Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (19/12). Tercatat ratusan atlet Indonesia berpartisipasi, di antaranya anggota tim nasional senior Indonesia, U-18, usia dini 11-15 tahun, dan tim putri bisbol U-15. Menurut dua pemain yang memperkuat klub Fukuoka Softbank Hawks itu, orang-orang Indonesia sebetulnya memiliki struktur badan dan potensi yang mumpuni untuk bermain bisbol. Namun, antusiasme masyarakat dalam memainkan olahraga tersebut belum signifikan. Terlebih lagi, selama ini kerap ada anggapan bisbol adalah olahraga berbiaya mahal. Peralatan bisbol seperti tongkat, sarung tangan, dan lain-lain, nyatanya memang masih sulit didapat di Indonesia. “Dari kunjungan ini, saya mencatat bisbol bukan olahraga populer di Indonesia. Kami harus pikirkan dulu, bagaimana caranya agar orang Indonesia menyukai bisbol karena itulah kuncinya,” ujar Fukuda, saat konferensi pers. Softbank Hawks merupakan klub yang berhasil menjadi juara pada Japan Series 2018. Wakil Ketua Umum PB Perbasasi, Leo Agus Cahyono, menyatakan Indonesia sebetulnya memiliki fasilitas lapangan bisbol yang cukup baik, meski faktanya belum ada kompetisi reguler. Contohnya saja lapangan di Kalimantan Timur yang dinilai sudah memenuhi standar. Lapangan tersebut digunakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2018. Ada pula lapangan di Lampung, yang sempat digunakan venue latihan atlet bisbol Indonesia. Namun sebenarnya, persoalan tidak populernya bisbol di Indonesia bukan terletak pada ketersediaan infrastruktur. Kedatangan Kawashima dan Fukuda, kata Leo, juga diharapkan bisa mengubah persepsi para atlet yang selama ini berpikir bahwa atlet baseball harus punya tubuh yang besar dan kuat. “Mereka berdua posturnya tidak terlalu besar. Bahkan dapat dikatakan sama dengan kita,” tambahnya. Sementara itu Direktur Ohama Group, Tetsuya Ohama, menyebut jika bisbol bisa dimainkan di berbagai jenis lapangan apapun. Satu hal yang bisa membuat bisbol populer di Indonesia adalah pola pikir dan pandangan masyarakat, terhadap olahraga itu sendiri. “Hal terpenting adalah bagaimana mindset anak-anak Indonesia menyukai baseball. Bisbol bisa menjadi luar biasa di Jepang karena anak-anak di Jepang sudah punya mindset soal olahraga itu. Misalnya, anak-anak di Jepang sudah ada yang ingin berkarier dan meraih kesuksesan besar melalui bisbol,” pungkas Ohama. Diselenggarakannya sesi pelatihan bisbol sangat penting, lantaran Indonesia baru membentuk tim nasional bisbol putri. Asosiasi Bisbol dan Sofbol Dunia (WSBC) memang sedang menggencarkan olahraga bisbol kepada atlet putri, mengingat masih banyak atlet putri yang lebih banyak bertanding di sofbol. (Adt)

Yoan Soccer Festival 2018, Ajang Seleksi Pemain U-12 non SSB Wakili Indonesia di Singapura Pada 2019

Ibnu Jamil, Founder YOAN Foundation (ketiga dari kanan), menyebut Yoan Soccer Festival 2018 adalah ajang menjaring 17 pemain terbaik U-12, yang berasal dari 32 tim SD (Sekolah Dasar) se-Jabotabek, untuk mewakili Indonesia di Junior Singapore Soccer League 2019, di Singapura. (Adt/NYSN)

Jakarta- Yayasan Olahraga Anak Nusantara (YOAN) akan menggelar Yoan Soccer Festival 2018, di Stadion Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat, 19-20 Desember 2018. Turnamen mini yang diikuti 32 tim SD (Sekolah Dasar) se-Jabotabek itu sekaligus menjadi ajang menjaring 17 pemain terbaik. Nantinya, mereka akan mewakili Indonesia di kejuaraan internasional sepak bola usia dini bergensi Junior Singapore Soccer League (JSSL), di Singapura, pada Maret 2019. Ibnu Jamil, Founder Yoan Foundation, mengatakan Yoan Soccer Festival adalah turnamen mini khusus U-12, atau tingkat SD. “Kenapa SD? Karena kalau antar SSB (Sekolah Sepak Bola) sudah banyak, sedangkan antar SD se-Jabotabek masih kurang. Sehingga kami gelar Yoan Soccer Festival 2018. Dari turnamen mini ini kami harapkan lahir bibit pemain usia dini potensial,” ujar Ibnu, di Stadion Cengkareng, Jakarta Barat, pada Rabu (19/12). Kendati prestasi sepak bola senior Indonesia masih belum menggembirakan, lanjut Ibnu, semua pihak untuk tak menyerah dalam melakukan pembinaan dan mencetak bibit muda guna menjadi pesepak bola yang baik serta berkualitas di masa depan. “Kehadiran Yoan Soccer Festival 2018 sebagai wadah memberikan kontribusi bagi dunia sepak bola Indonesia. Dan, tujuan kami adalah membentuk satu tim yang nantinya akan mewakili Indonesia di salah satu kejuaraan sepak bola bergengsi se-Asia Tenggara di Singapura,” alumni Universitas Mercu Buana Jakarta, jurusan Periklanan itu. Presenter olahraga berusia 36 tahun itu menyebut masih ada waktu sekitar dua bulan menyiapkan tim terbaik yang akan berlaga di ajang JSSL pada Maret 2019. “Setelah terpilih 17 pemain terbaik, kami juga akan seleksi guna memenuhi kuota sesuai keinginan tim kepelatihan,” jelas Ibnu. Dengan sisa waktu yang ada, mereka akan masuk dalam training camp, yang dipimpin Kurniawan Dwi Yulianto dan Supriono Prima. Hal senada diungkap Kurniawan, mantan skuat timnas Indonesia 1995-2006 itu, menyebut jika Yoan Soccer Festival 2018 adalah event menggali potensi bakat muda di tingkat SD. “Kalau SSB itu sudah banyak turnamennya. Untuk itu, turnamen antar SD ini perlu diselenggarakan, karena tidak semua pemain bertalenta ini mampu masuk sekolah sepak bola. Sehingga turnamen ini memfasilitasi mereka yang tak terpantau bakatnya,” terang pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 42 tahun silam itu. Kurniawan menambahkan event ini sejalan dengan program induk organisasi sepak bola Indonesia (PSSI) yang tengah giat mensosialisasikan Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia) yang dituangkan dalam buku Kurikulum Pembinaan Sepak Bola Indonesia. “Di Yoan Soccer Festival 2018 ini kami juga menghadirkan talent scouting Peri Sandria dan Francis Mewengkang. Dan, setelah pemain terpilih, kami dari tim pelatih akan memberikan pemahaman bagaimana bermain sesuai filosofi sepak bola Indonesia,” tukas pemain yang sempat mengecap karir junior di Sampdoria Primavera (1993-1994). (Adt)

Elga Diminta Turun di ATC 2019, Pelatih Rekomendasikan Diganti Atlet 18 Tahun

Pebalap kelahiran Blitar, 20 Juni 2000, Wiji Lestari, mendapat rekomendasi dari sang pelatih, untuk menggantikan Ratu sepeda BMX putri Indonesia, Elga Kharisma Novanda yang masih menjalani pemulihan cedera pinggang, tampil dalam ajang Asian Track Championship (ATC) 2019. (mainsepeda.com)

Jakarta- Ratu sepeda BMX putri Indonesia, Elga Kharisma Novanda, masih menjalani pemulihan cedera pinggang yang menderanya sejak awal tahun. Namun, atlet 26 tahun ini sudah diminta turun dalam event Asian Track Championship (ATC) 2019, di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, pada 8-13 Januari. Pebalap kelahiran Malang, 14 November 1993 ini, diminta turun di nomor tim sprint putri bersama, Crismonita Dwi Putri. Keduanya memang menorehkan catatan waktu yang cukup baik di kejuaraan Track Asia Cup, September lalu. Dengan catatan waktu 34,862 detik, mereka diharapkan bisa mengulangi pencapaian tersebut. Ketua PB ISSI, Raja Sapta Oktohari mengaku, meski masih proses penyembuhan, ia yakin Elga bisa tampil prima di ATC 2019. “Saya tahu perkembangannya. Dipastikan nanti akan turun di Asian Track Championships 2019,” katanya. Namun, pendapat berbeda justru diutarakan oleh pelatih Elga, Nur Rochman. Rochman merasa, Elga harus diberi waktu untuk istirahat. Berdasarkan saran dokter, pemulihan pasca operasi setidaknya membutuhkan waktu minimal tiga bulan. Menurut Rochman, peran Elga sebaiknya digantikan oleh atlet junior, Wiji Lestari, yang pada Asian Games 2018, berhasil meraih perunggu di nomor BMX. Hal itu membuat Wiji kini dinilai layak mendampingi Crismonita. “Wiji memang harus membenahi beberapa teknik bersepeda. Dia itu memiliki power yang luar biasa, tapi dia harus bisa lebih efisien lagi, supaya tidak boros tenaganya,” jelas Rochman. Wiji, remaja kelahiran Blitar, Jawa Timur, 20 Juni 2000 ini menyumbang perunggu Asian Games bagi Indonesia, usai tampil di Pulo Mas International BMX Centre, pada Sabtu (25/8) dan membukukan waktu 40,788 detik. Ia kalah cepat dari Zhang Yaru (China, 39,843 detik) dan Kitwanitsathian Chuttikan (Thailand, 40,379 detik). Sebelum meraih perunggu Asian Games 2018, Wiji yang tinggal di Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, mengunci gelar juara kelas junior putri, dalam ajang International BMX Competition 2018, di Banyuwangi, Jawa Timur, pada Juli silam. (Adt)

Pebulutangkis Cantik 18 Tahun Asal DKI, Lolos ke Babak 2 Kejurnas PBSI 2018

Tunggal putri DKI Jakarta asal klub PB Exist Jakarta, Eprilia Mega Ayu Swastika, sukses mengatasi Kyla Legiana Agatha, asal Jawa Barat, straight game, 21-17 dan 21-8, dalam laga babak pertama nomor perorangan Taruna U-19 Kejurnas PBSI 2018, pada Selasa (18/12). (PBSI)

Jakarta- Perhelatan ajang Tiket.com Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2018 resmi bergulir. Dengan dimulai menggelar laga babak pertama nomor perorangan Taruna U-19 pada Selasa (18/12). Tunggal putri DKI Jakarta, Eprilia Mega Ayu Swastika, memetik kemenangan saat menghadapi Kyla Legiana Agatha, asal Jawa Barat. Dalam laga yang berlangsung di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, Eprilia menang dua game, 21-17 dan 21-8. “Game pertama saya masih penyesuaian lapangan. Anginnya cukup kencang. Saya juga baru pertama bertemu dengan lawan ini. Game kedua saya sudah tahu dan lebih enak mainnya,” ungkap Eprilia usai laga. Pada Kejurnas PBSI 2018 kali ini, pilar dari klub PB Exist Jakarta itu menargetkan pencapaian maksimal sebagai juara. Ini dilakukan, agar gadis yang memulai karir di klub Garuda Tangkas Indramayu ini, kembali masuk jajaran skuat Pelatnas PBSI Cipayung, seperti pada 2016 lalu. “Keinginannya pasti pengen maksimal, bisa juara dan masuk ke Pelatnas lagi. Cuma jangan dijadikan beban. Saya akan berusaha yang terbaik saja di lapangan,” lanjut dara kelahiran Indramayu, 4 Juli 2000. Selanjutnya di babak dua, peraih medali perunggu Asean Schools Games 2018 lalu, akan menantang wakil Jawa Tengah berlabel unggulan dua, Virginia Sarce Runtukahu. Ini akan menjadi pertemuan pertama mereka dan Eprilia mengaku sudah banyak mempelajari lawannya itu. “Kami memang belum pernah ketemu. Tapi saya sudah pernah lihat mainnya dia. Udah tahu. Videonya juga sudah saya tonton. Besok tinggal siap aja di lapangan,” ujar atlet cantik berpostur tinggi semampai tersebut. (Adt)

Punya Velodrome Terbaik Dunia, Indonesia siap gelar Asian Track Series dan Asian Track Championship 2019

Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) menyatakan Indonesia siap menggelar event Asia Track Series 2019-2020, dan Asia Track Championship pada 2019, di Jakarta International Velodrome, Rawamangun. Velodrome ini dinobatkan sebagai satellite training center terbaik ke-empat di dunia, oleh The Union Cycliste Internationale (UCI). (tiwtter.com)

Jakarta- Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) menyatakan Indonesia siap menggelar Asian Track Series 2019-2020 dan Asian Track Championship pada 2019. “Indonesia siap menggelar Asia Track Championship 2019, di Jakarta International Velodrome, 8-13 Januari,” ujar Ketua PB ISSI, Raja Sapta Oktohari di Jakarta, Senin. Menurut dia, perhelatan Asian Games 2018 serta Asian Para Games 2018 membawa dampak positif terhadap perkembangan olah raga balap sepeda di tanah air. “Salah satunya, yakni Indonesia jadi punya lintasan balap sepeda track salah satu yang terbaik di dunia,” ujar pria yang akrab disapa Okto itu. Dia menuturkan Velodrome Rawamangun dinobatkan sebagai satellite training center terbaik ke-empat di dunia, oleh The Union Cycliste Internationale (UCI) yang berbasis di Swiss. Velodrome ini makin terlihat mewah dengan fasilitas lengkap berkelas dunia, usai direnovasi untuk Asian Games 2018, serta menghabiskan dana U$ 40 Juta. Kehebatan Velodrome yang dibangun oleh maestro arsitek Velodrome Dunia asal Jerman, Ralf Schuman, yakni arena balap sepeda ini memiliki ciri khas speed tinggi. Selain Kejuaraan Asia Track Championship Januari 2019, PB ISSI selangkah lagi menggelar even Asia Track Series, bersama beberapa negara kuat Asia. Tercatat Jepang, Korea, Malaysia, India dan Kazakstan, siap tampil di dua series Asia Track 2019 di Jakarta International Velodrome Rawamangun. “Itu harus terjadi di bulan Januari tahun depan. Jadi kalau bisa, event itu berlangsung pada Januari 2019 hingga awal 2020. Kebetulan, Indonesia cuma dapat dua seri,” tegas Okto. Rencananya event ini akan diikuti oleh para pebalap terbaik dari 43 negara di Asia, yang merupakan anggota ACC (Asian Cycling Confederation). Event tahunan ACC ini akan melombakan sejumlah nomor, seperti Sprint, Pursuit, Points Race serta nomor lainnya. Tahun lalu, kejuaraan ini digelar di Malaysia. Kejuaraan itu juga dijadikan sebagai ranah pengumpulan poin bagi pebalap sepeda, sebagai persyaratan untuk berlaga di Olimpiade 2020. Sementara itu, berkaitan dengan persiapan para atlet, dia mengungkapkan sampai dengan saat ini, seluruh atlet masih terus berlatih secara rutin dan intensif. Terlebih, sambung dia, pemusatan latihan nasional (pelatnas) juga memfokuskan latihan untuk Olimpiade 2020 yang akan diselenggarakan di Tokyo, Jepang. “Asia Track 019 itu poinnya besar, jadi bisa untuk persiapan bagi atlet menuju olimpiade. Pelatnas pun juga sudah fokus dengan Olimpiade 2020,” pungkas Okto. Tujuan dari Asia Track Championship Januari 2019, dan dua Asia Track Series 2019 yang diakui UCI, akan menambahpoin setiap pebalap Asia yang ikut serta. Pengumpulan poin untuk kualifikasi Olympiade 2020, akan dimulai dari awal 2019 hingga awal 2020, atau sebelum batas akhir penutupan poin Kualifikasi Olympiade oleh UCI. (Adt)

Makin Matang Berkat Latihan di Italia, Bocah 8 Tahun Resmi Balapan di 2019

Pembalap cilik, Qarrar Firhand (8 tahun) menunjukkan peningkatan kemampuan yang pesat, dalam penampilan akhir 2018, pasca mengikuti latihan di Italia pada Juni dan Juli serta Oktober 2018. (sindonews.com)

Jakarta- Pembalap cilik, Qarrar Firhand menunjukkan peningkatan kemampuan yang pesat, dalam penampilan akhir 2018, pasca mengikuti latihan di Italia pada Juni dan Juli serta Oktober 2018. Program latihan sepanjang 2018 yang dirancang sang ayah, Firhand Ali, dan timnya, Tanada Racing, bertujuan untuk mematangkan mental dan teknik bertanding Qarrar, mulai membuahkan hasil yang diharapkan. Latihan yang dilakukan Qarrar di Italia menjadikannya matang karena iklim bertanding di negara pizza itu lebih berat daripada di Asia. Banyak ilmu dan pengalaman yang didapat dari program latihan ini. Memulai kompetisi balap gokart di kejuaraan nasional dan Asia pada awal 2018, Qarrar masih memiliki banyak kekurangan dan sering melakukan kesalahan pada saat balapan. Namun pasca latihan bebas pada 6 kejuaraan di Italia, berbagai kekurangan dan kesalahan tersebut perlahan mulai diperbaiki dan teratasi. Salah satu kunci adalah Iklim balap yang jauh lebih keras, membuat mental dan teknik bertanding Qarrar terus terasah. Selain mengikuti kejuaran nasional dan Asia pada musim balapan 2019, Tanada Racing mengagendakan Qarrar untuk mengikuti beberapa kejuaraan di Italia. Pelajar kelas 2 SD Al Azhar Pusat, Jakarta, pada 7 Januari 2019, akan genap berusia 8 tahun. Artinya Al—panggilan akrab Qarrar— memenuhi persyaratan usia mínimum peserta lomba. Sang Ayah, Firhand Ali berharap dengan seringnya berkompetisi kemampuan Qarrar akan terus teruji dan meningkat dalam setiap kejuaraan yang diikuti. Tercatat, ada sekitar 15 event gokart yang akan diikutinya, baik di dalam maupun luar negeri. “Kalau tahun lalu beberapa kali ke Italia hanya mengikuti sampai Free Practice (latihan bebas), tahun depan Qarrar sudah boleh mengikuti event. Karena usia minimalnya sudah memenuhi syarat,” ujar Faris Luthfi, manajer tim Tanada Racing. (Adt) Schedule Balap Qarrar Firhand di 2019 Indonesia 26-27 Januari Indonesia 23-24 Februari Singapura 3 Maret Malaysia 16-17 Maret Indonesia 30-31 Maret Singapura 14 April Italia 9 Juni Italia 23 Juni Indonesia 29 Juni Indonesia 27-28 Juli Singapura 18 Agustus Indonesia 7-8 September Italia 28-29 September Italia 5-6 Oktober Macau 7-8 Desember

Sinergi PB ISSI-Jakpro Kelola Velodrome Rawamangun, Cetak Atlet Berpretasi Dunia

Raja Sapta Oktohari (Ketua Umum PB ISSI/Kanan) dengan Dwi Wahyu Daryoto (Direktur Utama PT Jakarta Propertindo/Jakpro), saat melakukan proses penandatanganan nota kesepahaman pengelolaan Jakarta International Velodrome Rawamangun, pada Senin (17/12). (Adt/NYSN)

Jakarta- Pengurus Besar (PB) Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) bersinergi dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro), dalam pengelolaan Jakarta International Velodrome Rawamangun, Jakarta Timur. Sinergi antara kedua institusi itu dituangkan melalui penandatanganan nota kesepahaman. Momen itu diwakili Raja Sapta Oktohari, sebagai Ketua Umum PB ISSI, dengan Dwi Wahyu Daryoto, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro), pada Senin (17/12). Dwi mengatakan sinergi dilakukan sesuai permintaan Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta) agar keberadaan Velodrome bisa menjadi sarana mencetak atlet-atlet berprestasi. “Seharusnya, keberadaan Velodrome ini, bisa mencetak atlet bertaraf internasional. Namun, Velodrome ini harus di maintenance dengan baik, meski biaya pemeliharaannya sangat mahal,” ujar Dwi. Diungkapkan Dwi, untuk pemeliharaan Velodrome, pihaknya mengeluarkan dana tak kurang dari Rp 1,2 miliar per bulan. “Biaya itu untuk listrik, keamanan dan kebersihan. Sedangkan Jakpro, mendapatkan penugasan mengelola Velodrome hingga Januari 2019,” lanjutnya. Dengan pengelolaan yang baik dan profesional, Dwi Berharap akan meringankan biaya perawatan, yang menelan biaya hingga miliaran rupiah tersebut. “Mudah-mudahan kerjasama ini akan menghasilkan suatu yang baik. Memang kami paham bahwa PB ISSI merupakan lembaga non pemerintah dan non profit, berbeda dengan Jakpro. Sehingga kami sepakat, bila Velodrome ini juga terbuka untuk publik,” tegas Dwi. Sementara itu, Okto menyebut penandatanganan nota kesepahaman ini adalah awal dari kerjasama PB ISSI dengan Jakpro, guna menekan biaya perawatan yang mencapai miliaran rupiah tersebut. “Velodrome ini memiliki fasilitas yang lengkap dan mewah, sehingga perawatannya pun harus istimewa, dan yang akan menggunakan Velodrome ini dikenakan biaya yang sangat mahal. Sehingga mereka tidak lagi meragukan kualitas disini,” terang putra dari Oesman Sapta Odang (OSO) itu. Dengan kualitas venue yang berlevel internasional, Okto menyebut tak menutup kemungkinan, jika beberapa atlet luar negeri akan melakukan training center di Velodrome ini, sebagai persiapan menuju Olimpiade 2020. “Ada beberapa negara mengontak kami guna menggelar training camp disini. Setelah kejuaraan Asian Track Championship pada 8-13 Januari 2019 di Velodrome ini, sebagian atlet dari negara peserta tidak kembali, tapi lanjut training camp,” tegas Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2011-2014 itu. (Adt)

Kejurnas PBSI 2018 Ajang Evaluasi Pembinaan Atlet, Juaranya Berhak Magang di Pelatnas Selama Enam Bulan

Tiket.com Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2018 menjadi ajang evaluasi pembinaan atlet, baik pusat dan daerah, sebab Kejuaraan ini merupakan level tertinggi, dan seluruh pemain terbaik yang berasal dari Indonesia, bakal bersaing di event tahunan ini. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menjadikan ajang Tiket.com Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2018, sebagai ajang evaluasi bagi pembinaan atlet, baik di pusat maupun daerah. Hal itu dikatakan Alex Tirta, Ketua Harian PP PBSI, di Jakarta, pada Senin (17/12). Menurutnya, Kejurnas merupakan puncak kegiatan dengan level tertinggi dan seluruh pemain terbaik di Indonesia akan bertanding. “Pengprov (Pengurus Provinsi) juga harus bisa melaksanakan Kejurprov berbasis sistim informasi dalam rangka mempersiapkan atlet-atlet terbaiknya untuk bertanding di Kejurnas,” ujar Alex. Pria yang juga menjabat Ketua Pengprov PBSI DKI Jakarta itu, menyebut saatnya Pengprov memiliki program pembinaan berlandaskan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). “Supaya proses regenerasi bisa berjalan dengan efektif dan efisien,” lanjutnya Alex. Tiket.com Kejurnas PBSI 2018 bakal dihelat di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk Divisi Satu. Sedangkan Divisi Dua, akan berlangsung di Gelanggang Olahraga (GOR) Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Kedua event mulai bertanding pada 18-22 Desember ini. Deretan pemain top Indonesia akan berlaga membela klub mereka masing-masing, di antaranya Kevin Sanjaya Sukamuljo, Marcus Fernaldi Gideon, Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, dan Greysia Polii. Mereka akan bermain di sektor beregu campuran Divisi Satu. Untuk kelompok dewasa, Kejurnas secara bergantian setiap tahunnya mempertandingkan nomor perorangan dan beregu. Pada tahun genap, memainkan nomor beregu, sedangkan tahun ganjil mempertandingkan nomor perorangan. Sedangkan kelas Taruna U-19, setiap tahunnya akan melangsungkan nomor perorangan. Selain terbagi menjadi menjadi dua kelompok usia (KU), Kejurnas ini terdiri dua divisi, yakni Divisi Satu dan Divisi Dua. Tiga ketentuan peserta yang masuk ke Divisi Satu adalah klub bulutangkis yang memiliki kontribusi besar mengirim atletnya ke Pelatnas PBSI. Ketentuan lain, yakni atlet atau klub, yang sanggup memberi gelar juara satu dan dua, pada Kejurnas tahun sebelumnya. Dan syarat terakhir, atlet tunggal dan ganda yang berada di ranking 30 besar, dihitung dari satu bulan sebelum Kejurnas. Klub-klub bulu tangkis yang masuk Divisi Satu, adalah Jaya Raya Jakarta, Djarum Kudus, Mutiara Cardinal Bandung, SGS PLN Bandung, Exist Jakarta, Berkat Abadi Banjar Baru, dan PBAD Bandung. Sedangkan kategori perorangan taruna, atlet yang masuk Divisi I adalah atlet-atlet dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kemudian, pertandingan beregu campuran dewasa Divisi Dua, akan mempertandingkan sembilan klub bulu tangkis yaitu Banda Baru Batam, Menang Kalah Sehat Singaraja, Elang Yogyakarta, Tunas Jaya Kasturi Jambi, Kamajaya Merangin, Sentra Banjarmasin, Jaya Raya Satria Sleman, PBSI Pangkalpinang, dan Icli Gowata Sungguminasa. Juara kategori taruna dan Divisi Satu di ajang ini, berhak magang di Pelatnas Cipayung selama enam bulan. “Hanya juara yang boleh magang di Pelatnas PBSI. Sekaligus memantau bibit potensial dan menilai kelayakan kandidat untuk bergabung di Pelatnas,” terang Susy Susanti, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI. “Pasti ada proses dari pengumpulan poin dari hasil prestasi selama setahun, yang puncaknya adalah di Kejurnas ini. Juara kelompok Taruna Divisi Satu bisa dipastikan lolos ke Pelatnas dan dinilai lebih lanjut dari semua kriteria. Baik fisik, teknik, karakter, disiplin, maupun daya juang,” tambah istri Alan Budikusuma itu. Disisi lain, Ahmad Budiharto, Ketua Panitia Pelaksana Kejurnas PBSI 2018, berharap gelaran ini dapat berjalan lancar dan sukses. “Klub yang bertanding bisa bersaing untuk meraih gelar juara, dan pecinta bulutangkis bisa menyaksikan pertandingan kelas dunia di Kejurnas 2018 ini,” tukas Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP PBSI itu. Sementara itu, untuk harga tiket pertandingan Kejurnas PBSI 2018 di Britama Arena pada 18-20 Desember adalah Rp 50 ribu. Sedangkan harga tiket pada 21-22 Desember sebesar Rp 75 ribu untuk kelas reguler dan Rp 150 ribu untuk kelas VIP. (Adt)

Jabar Kampiun Kejurnas Taekwondo Junior 2018, PBTI : Butuh 5-6 Tahun Jadikan Atlet Senior

Provinsi Jawa Barat akhirnya meraih gelar juara umum Bank BRI Kejurnas Junior Taekwondo Indonesia 2018 yang berlangsung sejak 14-16 Desember, dengan total meraih 15 medali emas, 1 perak, dan 4 perunggu, di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur. (PBTI)

Jakarta- Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) mengaku jika atlet daerah yang potensial dan meraih medali pada Bank BRI Kejurnas Junior Taekwondo Indonesia 2018, disiapkan promosi menjadi atlet nasional dan mengikuti pelatnas di Jakarta. “Kami akan melihat kebutuhan dalam pelatnas. Kami akan menggabungkan atlet senior dengan atlet junior dari daerah, sehingga kami punya atlet pelapis yang kami turunkan dalam berbagai kejuaraan,” kata Ketua Umum PB TI, Marciano Norman, usai menutup kejurnas di GOR POPKI Cibubur, Jakarta Timur, pada Minggu (16/12). Provinsi Jawa Barat akhirnya meraih gelar juara umum dalam Kejurnas yang berlangsung dari 14-16 Desember ini, dengan raihan total 15 emas, 1 perak, dan 4 perunggu. Disusul Jawa Tengah dengan 5 emas, 5 perak dan 18 perunggu, serta DKI Jakarta di peringkat ketiga, dengan 4 emas, 3 perak dan 13 perunggu. “Kejurnas junior ini akan dijadikan ajang seleksi timnas bagi PBTI, yang diturunkan pada kejuaraan Asia Junir 2019. Melalui team talent scouting, PBTI sangat ketat dan selektif mencari bakat serta talenta mereka untuk mendapatkan atlet terbaik, dari sisi taktik dan tehniknya, serta postur tubuh yang ideal,” kata Marciano. Mantan Kepala Badan Intelijen Negera (BIN) itu menyebut, pembinaan atlet taekwondo junior menjadi atlet utama nasional, membutuhkan waktu lima hingga enam tahun. Usai diputuskan masuk pelatnas, PBTI berharap mereka bisa turun di ajang internasional seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade, termasuk kejuaraan dunia. Pelatih pelatnas PBTI, Rahmi Kurnia mengakui, bila postur atlet junior dari berbagai daerah di Indonesia saat ini, sudah memadai berkompetisi dalam kejuaraan-kejuaraan di tingkat Asia Tenggara. Hal itu merupakan kabar baik untuk regenerasi atlet taekwondo Indonesia. Sebab, postur tubuh merupakan salah satu bagian penting untuk atlet ketika berlaga di atas matras. Meski skill dan tehnik juga tetap menjadi peran paling utama saat bertanding. “Postur tubuh mereka sudah cukup memadai, meskipun teknik bertanding mereka belum sempurna. Kami akan memperkuat teknik bertanding ataupun jurus mereka, ketika mereka bergabung dalam pelatnas nanti,” kata Rahmi. (Adt)