INAPGOC Terus Sosialisasikan Asian Para Games 2018 ke Masyarakat

Member Public Relation dan Media, Indonesia 2018 Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC), Andre Budiarjo (kanan) mensosialisasikan Asian Para Games 2018 kepada awak media, pada Jumat (15/12) di Sumarecon Mall Serpong.

Indonesia akan menjadi saksi ribuan atlet yang akan berlaga di Asian Para Games (APG) 2018. Perlu diketahui, Asian Para Games ini merupakan event khusus untuk para atlet penyandang disabilitas. Sebagai tuan rumah, Indonesia merupakan negara ketiga dalam pelaksanaan Asian Para Games 2018, setelah sebelumnya hadir di Tiongkok dan Korea Selatan. Nantinya, akan ada sekitar 3.000 atlet penyandang disabilitas dan official dari 43 negara di Asia anggota dari Asian Paralympic Committee. “18 cabang olahraga dengan 582 nomor pertandingan akan dilagakan selama delapan hari pada 6 sampai 13 Oktober tahun depan,” terang Andre Budiarjo, selaku Member Public Relation dan Media, Indonesia 2018 Asian Para Games Organizing Committee (INAPGOC), Jumat (15/12). Sama halnya dengan Asian Games 2018 yang sudah memulai beragam aktivitas persiapan dan tahap renovasi. INAPGOC saat ini juga sudah mulai melakukan persiapan, salah satunya dengan sosialisasi kepada masyarakat bahwa ada event besar untuk para atlet disabilitas. “Persiapan juga termasuk di antaranya melakukan sosialisasi awal, seperti yang saat ini sedang dijalankan pada 20 titik di 16 kota di Indonesia. Jadi nantinya pengetahuan masyarakat mengenai APG 2018 semakin tinggi dan kemudian tertarik untuk mengapresiasi kegiatan ini dengan menyaksikan Iangsung maupun tidak langsung,” ujarnya. Asian Para Games ini nantinya diadakan di kompleks GeIora Bung Karno Senayan. Ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah APG 2018 juga diharapkan dapat meninggalkan warisan, baik fisik maupun non-fisik. “Indonesia ini adalah negara pertama di Asia Tenggara yang terpilih untuk menyeIenggarakan Asian Para Games, dan kesempatan ini menjadi salah satu implementasi dari Undang-undang No. 8 Tahun 2016 mengenai Penyandang Disabilitas,”imbuhnya. Berbagai fasilitas olahraga dan asrama atlet sudah masuk dalam tahap perbaikan. Wisma atlet sendiri, nantinya akan terletak di wilayah Kemayoran. “Beberapa renovasi akan dilakukan untuk memenuhi setiap kebutuhan pertandingan yang menyesuaikan dengan kebutuhan para atIet, seperti elevator dan kamar mandi yang dapat mudah diakses oIeh kursi roda,” tambahnya.(pah/adt)

Share Your Story: Kisah Semangat Dari Panji, Anak Hiperaktif Yang Berhasil Mengukir Prestasi Dari Sepakbola

tim-sepak-bola

Ini adalah cerita kiriman Andhika Panji Hardian pada rubrik Share Your Story. Seiring waktu yang berjalan kedepan, tepat pada 17 tahun yang lalu, aku dilahirkan dengan nama lengkap Andhika Panji Hardian. Waktu aku belum sekolah,  aku tergolong sebagai anak yang hiperaktif dan pintar, bahkan saat itu aku sering mengerjakan PR kumon kakakku. Sewaktu aku berusia genap 4 tahun dan sudah sekolah di taman kanak-kanak, mama sempat kerepotan mendididik aku, karena aku sering menjahili orang-orang yang ada di lingkungan sekolah dan sekitar rumah aku. Selain itu, aku juga suka menulis dan mencorat-coret apa saja, dan aku juga suka bermain bola, walaupun tidak ada bola di rumah tetapi aku tetap akan menendang apa saja yang bisa aku raih. Singkat cerita akhirnya oleh mama aku diikut sertakan dalam program psikotest yang ada disekolahku. Dan hasilnya adalah aku tergolong sebagai anak yang memang hiperaktif dan mama harus memfasilitasi aku dengan kegiatan apa saja untuk menyalurkan sifat aku agar aku tidak terus-terusan menjahili orang, selain itu yang lebih penting adalah bahwa mama harus selalu menyiapkan bola dirumah, bola yang aku maksud adalah bola apa saja, selama bisa digunakan oleh aku untuk ditendang. Berawal dari kegemaran aku bermain bola, akhirnya aku tergabung dalam tim futsal saat aku di Taman Kanak-kanak, saat itu aku ditunjuk menjadi Kaptennya dan dipercayakan untuk menjadi kapten terlama di sekolahku Al Azhar Pamulang, mulai dari TK sampai aku SD selama 8 tahun, Aku sangat bersyukur bahwa mama sangat mensupport kegiatan aku, sehingga aku menjadi berprestasi dan juara dalam olahraga bola, mulai saat aku TK sampai saat ini di Sekolah Menengah Atas (SMA). Mulai dari tingkat Kota, Provinsi, bahkan sampai tingkat Nasional. Selain aktif di sepakbola sekolahku aku juga tergabung dalam club futsal dan club sepak bola. Dan hasilnya pun, sangat lumayan, minimal aku bisa membeli sepatu bolaku sendiri,  dan juga mendapat beasiswa untuk pendidikanku di SMP dan SMA. Saat ini aku mengajak teman-teman semua untuk menekuni bakat atau hobby yang kamu suka dan capailah prestasimu, Ayo teman-teman, tetap semangat dan jangan menyerah karena pasti bisa membawa kesuksesan untuk kamu dimasa yang akan datang. Jangan lupa doakan aku ya, kemarin aku menang juara 1 liga santri se-Provinsi Banten, dan nanti di bulan Oktober 2017 aku ke Bandung untuk bertanding di tingkat Nasional. Sukses ya teman-teman pembaca nysnmedia.com. Dan semoga media nysnmedia.com menjadi medianya para juara. Salam..Panji.. Amiin.(red)

Rory Dinobatkan Sebagai Pegolf Indonesia Terbaik Pada Laga Indonesia Open 2017

Johannes-Veerman,-Gaganjeet-Bhullar-dan-Rory-HIE-saat-konferensi-pers

Rory Hie menjadi pegolf Indonesia terbaik yang mencetak hasil terbaik di Indonesia Open 2017. Walaupun Rory hanya berhasil menempati peringkat ke-12, ties dengan Chanachok Dejpiratanamongkol dari Thailand. Mereka masing-masing mengumpulkan 277 pukulan atau 11 di bawah par. Dari pantauan berjalannya pertandingan di lapangan golf Pondok Indah Golf, Rory bermain dramatis di hari terakhir. Sempat mengawalinya dengan permainan double bogey di hole satu dan bogey di hole kedua. Lalu, mencetak dua eagle di hole 14 dan 18 , serta tiga birdie di hole 9,12, dan 15. “Amazing, Its miracle. Pukulan saya di hole 14 sangat bagus, langsung mendekati pin. Di hole terakhir saya melihat banyak orang yang menonton. Saya bilang ke diri saya sendiri saya harus main bagus dan ternyata berhasil membuat eagle lagi,” kata Rory usai pertandingan. Lebih lanjut, Rory mengakui sempat down setelah membuat bogey. “Hati saya rasanya hancur, karena posisi saya saat itu sedang bagus. Untung saya dapat memperbaiki di hole-hole berikutnya,” tambah Rory. Dia mengaku lebih bersemangat saat bertanding di negaranya sendiri. Pada tahun 2011 lalu, dan akhirnya Rory menjadi runner up di Indonesia Open dan dinyatakan sebagai pegolf Indonesia terbaik yang mencetak hasil terbaik di Indonesia Open 2017. Targetnya tahun ini adalah bisa menembus peringkat 60 di order of merit Asian Tour. Rory sekarang menempati peringkat ke-79. Semetara itu, Gaganjeet Bhullar (India), juara Indonesia Open 2016 harus puas di peringkat ke-18, ties dengan Ye Htet AUNG (Myanmar) dan K P Lin (Taiwan). Dia hanya sanggup mengumpulkan 280 pukulan atau delapan di bawah par. Ketua Umum PB PGI Murdaya Po merasa gembira dengan antusiasme para peserta yang berasal dari berbagai negara. Murdaya juga menyampaikan penghargaan kepada para sponsor yang sudah mendukung turnamen Indonesia Open 2017. Dia berharap penyelenggaraan turnamen ini bisa memberikan semangat kepada para pegolf di Indonesia untuk bisa berprestasi lebih baik lagi. Indonesia Open merupakan trade mark golf Indonesia. Sudah diselenggarakan sejak tahun 1974. Tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-36 kali. Ada 140 pegolf yang ikut berpartisipasi. Senada dengan Murdaya Po, Budi Kosasih, selaku Direktur dari Pondok Indah Golf Course menuturkan bahwa Pondok Indah Golf Course terlaksana berkat kerjasama semua unsur. “Saya cukup bangga dengan semua unsur yang terlibat dari awal sampai akhir, walaupun sempat di guyur hujan yang cukup lebat itu proses alami, hanya bisa mempengaruhi kecepatan bola saja, itupun sangat kecil kemungkinannya,”tutup Budi (red)

Panuphol Pittayarat, Pegolf Asal Thailand Berhasil Rebut Juara Golf Indonesia Open 2017

Panuphol-Pittayarat,-juara-Indonesia-Open-2017

Perhelatan kompetisi final Indonesia Open 2017 masuk ke babak akhir pada hari ke-4 sejak turnamen di gelar pada kamis (26/10) yang berlangsung di Pondok Indah Golf Course, jakarta. Pertandingan bergengsi ini sempat di guyur hujan yang cukup lebat, dan atas kerjasama pihak penyelenggara akhirnya masih bisa di antisipasi. Moment yang di inisiasikan oleh PGI, BRI, BNI, Mandiri, BTN, Telkom Indonesia di Pondok Indah Golf Course, Jakarta, pada Minggu sore berlangsung seru. Dan di puncak kompetisi akhirnya Panuphol Pittayarat, menjadi juara di final Indonesia Open 2017 Present. Pegolf asal Thailand ini berhasil mencetak 65 pukulan atau 7 di bawah par. Total mengumpulkan 265 pukulan atau 23 di bawah par dalam pertandingan selama empat hari. Ini adalah kemenangan pertamanya sejak enam tahun terakhir. “Saya sangat bahagia dengan kemenangan ini. Walaupun harus main 24 hole sejak pagi tadi. Saya merasa sangat nyaman bermain bersama dua pemain Thailand, kata Panuphol yang bermain satu flight dengan Namchok Tantipokhakul dan Rattanon Wannasrichan,” ujar sang juara Sedangkan Namchok menempati peringkat ketiga, dengan perolehan 273 pukulan atau 15 di bawah par, ties dengan Jazz Janewattananond. Sementara itu, posisi runner up ditempati pemain Thailand lainnya, Tirawat Kaewsiribandit, dengan 270 pukulan atau 18 di bawah par. Panuphol di hari terakhir final Indonesia Open 2017, berhasil membuat delapan birdie dan satu bogey. “Saya berusaha untuk tetap bermain baik dan tidak memikirkan apa yang sudah terjadi. Pekan ini saya bermain dengan mental yang baru untuk menikmati golf. Saya tidak memikirkan apa hasilnya nanti, tetap bermain baik saja, jelas Panuphol yang mendapat hadiah sebesar US$ 54.000,- dari total hadiah US$ 300.000,-.”(red)

Pengurusan Pokja Wartawan Harian Tangsel Dilantik, Tim NYSN Di Percaya Menjadi Ketua Bidang Olahraga

Pokja-wartawan-Harian-Tangsel-2017

Secara resmi kepengurusan Pokja Wartawan Harian Tangerang Selatan periode 2017-2019 telah dilantik. Pelantikan berlangsung di Palem Kartika Resort, Megamendung Bogor pada Sabtu-Minggu (21-22/10/2017) berjalan dengan khidmat. Pelantikan dihadiri oleh Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangsel, Fuad, Wakapolres Tangsel, Kompol Bachtiar Alponso, Kasat Lantas Tangsel AKP Lalu Hedwin Hanggara, Kasat Narkoba Tangsel AKP Agung Nugroho dan Kabag Humas Polres Tangsel Iptu Sarman. Pada kesempatan itu, Fuad menyampaikan kepada para anggota dan pengurus Pokja Wartawan Harian Tangerang Selatan agar terus menerus menjalin kerjasama yang baik. media dengan pemerintah adalah mitra yang harus saling terkoneksi, sebab masyarakat memiliki kewajiban keingintahuan berbagai informasi program pemerintah, melalui media sebagai perantara. “Semoga kita terus merawat kerjasama antara Pokja dengan Pemkot Tangsel. Kritik dari teman-teman media dibutuhkan sebagai koreksi Pemkot. Kabarkan berita baik jika memang baik,” pesan Fuad diamini oleh para anggota Pokja. Pelantikan berlangsung pada Sabtu malam, di suasana cukup hangat dan penuh keakraban, Fuad beberapa kali menyampaikan agar para wartawan bisa memberitakan dengan santun, sebab dengan begitu suasana akan lebih damai. Karena muatan media sangat berdampak sekali khususnya pada khalayak pembaca. “Doa saya setiap pagi, tidak ada berita yang membuat saya pusing. Tentu harapannya semoga kedepan berita-beitanya lebih damai,” harap pria yang diidolakan para wartawati Pokja Harian Tangsel. Demikian juga disampaikan oleh, Wakapolres Tangsel, Kompol Bachtiar Alponso jika dirinya banyak pengalaman dengan kerja wartawan. Sewaktu masih di Banten, misalnya biasa setiap harinya dengan para wartawan, tidur, makan dan berbagai aktivitas awal media dirinya sudah pahal betul. “Pengalaman saya dulu sering bersama para wartawan baik siang ataupaun malam jadi paham betul tugas mereka setiap hari. Hubungan seperti itu semoga di Tangsel tumbuh dan terjalin dengan baik,” harap mantan Kapolsek Pondok Aren ini. Sementara itu usai prosesi pelantikan dan peyematan pin oleh dewan Pembina, Pokja Nurcholis Hafidz kepada ketua terpilih Pokja Wartawan Harian Tangerang Selatan, Sudin Antoro menyampaikan, perlu membangun sinergitas antara media dengan stakeholder baik itu institusi pemerintah daerah, Polres Tangsel dan TNI serta elemen masyarakat serta lembaga swadaya masyarakat, harus dirawat. Peran media dalam membangun demokrasi sebuah tata kelola negara sangat dibutuhkan. “Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan media salah satu elemen penting dalam membangun demokrasi di negeri ini. Maka Pokja siap bekerjasama dengan berbagai pihak,” ucap wartawan Tangsel Pos ini. Kembali ia mengatakan, bahwa tugas wartawan secara hakikatnya seperti pembawa risalah Kenabian. Pebawa kabar berita, maka seorang wartawan wajib mengabarkan berita yang baik, berita yang sesuai dengan kode etik jurnalitme. “Jika dilihat dari sudut pandang Islam, kerja wartawan adalah pembawa risalah Kenabian, kabar gembira dan tidak boleh berbohong,” pesannya. Dalam pelantikan tersebut, terdapat susunan pengurus sesuai dengan bidangnya. Reporter nysnmedia.com Lani Pahrudin dipercaya oleh Ketua Pokja Wartawan Harian Tangsel, Sudin Antoro untuk masuk ke dalam kepengurusan tersebut yakni di bagian Koordinator Bidang Olahraga Pokja Tangsel. Terpilihnya, reporter nysnmedia.com Lani menjadi pengurus Pokja Wartawan Tangsel bidang olahraga merupakan suatu kebanggaan. Pasalnya, Lani merupakan reporter disalah satu media olahraga yakni nysnmedia.com. “Terima kasih kepada Ketua Pokja Wartawan Harian Tangsel, yang sudah mempercayakan saya untuk bisa masuk kedalam kepengurusan Pokja Tangsel. Tentunya, saya akan membuat program olahraga, karena selain bekerja menjadi wartawan tentunya harus diimbangi dengan berolahraga,” ucap Lani.(red)

Federasi Beladiri Wing Chun Indonesia Akan Gelar Tunamen Wing Chun Indonesia 2017 Di Bali Pada November mendatang

logo wing chun

Prestasi Indonesia dalam beladiri Wing Chun memang sudah tidak diragukan lagi. Indonesia sudah 2 kali meraih kemenangan dalam Kejuaraan Wing Chun Dunia, ‘Ip Man Ving Tsun Match’ yang diselenggarakan oleh Ving Tsun Athletic Association, Hong Kong. Pada tahun 2014. Dan pada tahun selanjutnya Indonesia berhasil memperoleh 2 medali emas dan 1 medali perak. Lalu Pada tahun 2016, Indonesia berhasil mengukir prestasi besar dengan meraih gelar Juara Umum, dengan perolehan medali emas terbanyak yaitu 9 medali emas, 8 medali perak dan 6 medali perunggu. Menurut rilis yang di terima oleh nysnmedia.com tanggal 22 Agustus 2017, tujuannya turnamen diantaranya untuk meneruskan prestasi penerus bangsa dalam beladiri Wing Chun, maka dibentuklah Federasi Wing Chun Indonesia yang resmi dengan akta notaris dan terdaftar di DEPKUMHAM, serta berdasarkan pada asas Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain untuk menaungi seluruh komunitas/perguruan/organisasi Wing Chun di Indonesia, Federasi Wing Chun Indonesia juga dibentuk untuk meningkatkan prestasi wing chun, di Indonesia pada khususnya dan di dunia pada umumnya. Pada bulan Oktober 2016 lalu, Federasi Wing Chun Indonesia telah berkoordinasi dengan Perguruan Tradisional Ip Man (TIM) Wing Chun untuk menyelenggarakan Turnamen Wing Chun Indonesia 2016 di Solo, Jawa Tengah dengan Provinsi Kalimantan Barat sebagai gelar Juara Umum Nasional. Tahun 2017 kali ini, kembali Federasi Wing Chun Indonesia akan menyelenggarakan Tunamen Wing Chun Indonesia 2017 yang akan diselenggarakan di Bali, pada 18 November 2017 mendatang. Turnamen Wing Chun Indonesia (TWCI) merupakan kegiatan tahunan Federasi Wing Chun Indonesia yang bertujuan sebagai ajang peningkatan prestasi atlet wing chun Indonesia serta membangun semangat nasionalisme dibidang seni beladiri, khususnya Wing Chun. Selain itu, Turnamen Wing Chun Indonesia 2017 juga sebagai sarana untuk menentukan atlit nasional yang akan berpartisipasi dalam Kejuaraan Internasional 2018 yang diselenggarakan oleh organisasi wing chun dunia.(red)

Dukung Kesertaraan Gender, Football For Peace 2017 Tampilkan Tim Campuran

Tokoh putri yang tergabung dalam tim JKT69, (Dari Kiri, Erica, Thalia & Adinda), 21/05/17. (NYSN Media)

Berlaga dalam sepak bola adalah sebuah tantangan bagi kaum hawa, terlebih harus menyiapkan fisik yang baik serta istirahat yang cukup. Dari pantauan NYSN di lapangan ternyata ada dari satu Tim yang berisikan wanita yang bercampur dengan laki-laki dalam kompetisi. Tidak hanya 1 orang, tetapi 4 orang yang tergabung dalam komunitas JKT 69. Diantara tim JKT 69 yang di koordinatori oleh Oka, 4 gadis belia diantaranya Thalia, adinda, erika dan musdalifah. Keikut sertaan sosok perempuan bisa di indikasikan bahwa Football For Peace 2017 bukan sebuah tournamen biasa, yang sekedar mencari pemenang, tetapi lebih mengedepankan syarat dengan perdamaian. Di belakang sucsesi acara Football For peace 2017 juga menyimpan sosok kuat seorang ibu sederhana bernama Hirma Amilia Sjarif (43) yang selalu sigap dalam semua tugas kepanitiaan. Hirma yang mengabdikan dirinya menjadi bagian dari keluarga besar Unipapua terus terpanggil melakukan aksi sosial tanpa henti, perempuan dengan tenaga ektra ini terlihat tak pernah memiliki rasa lelah, lemah apalagi mengeluh. Hingga akhir acara kita dapat bercermin bahwa takkan ada acara yang lebih sucses tanpa campur tangan wanita. (adt)

Canangkan Reformasi Sepak Bola Lewat Unipapua, Harry Widjaja Ajak Semua Lapisan Bergabung

Harry Widjaja, CEO Uni papua, bersama tim Uni Papua dalam acara Football For Peace, Sabtu 20/0517. (NYSN Media)

Setelah sucses menggelar sepak bola yang bertema Football For Peace 2017, pejabat eksekutif tertinggi atau dengan kata lain di sebut CEO (Chief Executive Officer) Harry Widjaja kembali canangkan ide reformasi sepak bola dan aksi pendampingan mental kepada korban bencana alam (counseling). Di Gor Soemantri Brodjonegoro Kuningan, Jakarta, Harry menjelaskan bahwa spirit NGO Unipapua binaannya akan terus melakukan reformasi dalam sepak bola. “Maksud yang di usung Unipapua murni merupakan aksi sosial, yang pertama adalah untuk membangkitkan gairah sepak bola dalam negeri dan tebarkan salam perdamaian di dalam, lalu saat ini sepak bola indonesia dalam momentum reformasi, dan wujud aksi ini adalah ingin memperkaya agar pertandingan sepak bola lebih kreative.” Pungkas Harry Harry menambahkan bahwa setelah mendapatkan dukungan dari kementerian luar negeri, maka event football for peace 2017 terlaksana dengan baik. “Iya, setelah kami berkomunikasi dengan kementerian luar negeri guna mendapatkan rekom kerjasama, maka alhasil 30 negara menyambut baik gerakan sosial ini. Dan akhirnya moment yang baru pertama kali di dunia ini terlaksana dengan baik, pertandingan sepak bola damai sekaligus mempromosikan Indonesia.” Tambah Harry kepada NYSN (20/5) Lebih lanjut Harry menambahkan mengenai banyaknya dukungan yang berpartisipasi dari berbagai rekanan dalam memeriahkan football for peace 2017, semata mata mereka mempunyai kesamaan pandangan, dan NGO besutannya sangat terbuka kepada siapapun yang ingin berjuang bersama menyebarkan olahraga damai. “Kami sepakat bahwa sepak bola hanya di jadikan pintu masuk dalam membangun karakter anak-anak muda. Karena tidak semua anak-anak binaan Unipapua menjadi pemain bola. Kita hanya menampung dan mencoba menanamkan jiwa yang sehat, tidak mudah terprovokasi dan tidak benar bahwa sepak bola itu rusuh.” Kata Harry Selanjutnya Harry juga mengatakan kepada NYSN, bahwa akan menggelar moment yang sama khusus untuk daerah pinggiran perbatasan. “Selain akan menggelar acara serupa di seluruh wilayah perbatasan, kami juga akan menggelar aksi sosial berikutnya sebagai wujud soledaritas untuk membangkitkan semangat kepada anak anak yang khusus menjadi korban bencana alam.” Tutup Harry (adt/iha)

Demian Bersyukur Dapat Kesempatan Latihan Keliling Dunia

Demian saat berlaga di acara Football For Peace, Sabtu 20/05/17. (NYSN Media)

Bakat adalah anugerah yang di berikan oleh sang pencipta, jika tidak di asah niscaya tidak akan menjadi bekal untuk kehidupan mendatang. Begitu paparan remaja asal papua Demianus Hoay (22), kepada NYSN di lapangan Gor soccer Sudirman, kuningan, jakarta (20/5) Demanius Hoay yang akrab dengan sapaan Demi ini mengatakan kepada NYSN bahwa mengawali dan menekuni dunia olah raga sepak bola semenjak menginjak usia16 tahun. “Iya, saya mengawali kecintaan saya di dunia olahraga semenjak umur 16 tahun, dan sampai saat ini saya akan terus menekuninya.” Ujar Demi Club pertama yang di singgahinya adalah PS Mitra Sorong Papua, kemudian pindah ke club Uni Papua di saat umur 19 sampai sekarang. Demi juga mengatakan bahwa dirinya pernah di latih di malaysia, korea, dan juga Finlandia mewakili Tim B Unipapua. “Berkat kegigihan yang saya tekuni, akhirnya saya di berikan kesempatan mengunjungi 3 Negara besar untuk berlatih. Diantaranya Malaysia, Korea dan Finlandia.” Kata Demi yang juga doyan dengan kuliner khas Cirebon Tahu gejrot. Lebih lanjut pria yang mengidolakan Boas Salosa ini memaparkan bahwa bakat yang di miliki sudah ada semenjak masih anak anak. Selain itu Demi juga mempunyai hobi membaca buku, dan sesekali Demi berpesan bahwa kita harus bisa memotivasi diri sendiri, dan kerja keras. “Kita harus bisa memotivasi diri sendiri, lalu bisa menjadi inspirasi bagi orang lain, lalu di dorong dengan kerja keras untuk mewujudkannya.” Tutup Demi. (bam/adt)

Unik, Wasit hanya Siapkan Kartu Putih di Pertandingan Sepak Bola.

Sepakbola uni papua

Setidaknya masih ada harapan bagi generasi penerus bangsa untuk berkarya dalam olahraga di tengah situasi pasang surut ekonomi yang melanda di kalangan masyarakat bawah. Pengurus NGO Uni Papua Cabang Jakarta Yana Efendi mengatakan kepada NYSN, bahwa dirinya dan tim sedang menjaring minat anak bangsa yang tinggal di Rumah Susun. “Minat anak-anak yang berdomisili di rusun flamboyan hingga saat ini jumlahnya mencapai 80 murid binaan Uni Papua Cabang Jakarta yang di targetkan dari CEO Uni Papua pusat Harry Widjaja mencapai 200 anak, makanya untuk pengembangan kita siapkan 2 orang pelatih lokal khusus untuk rusun flamboyan.” Terang Yana Yana juga memaparkan bahwa keunikan tersendiri yang di lakukan Uni Papua adalah tidak mengenal kartu merah ataupun kartu kuning dalam pertandingan. Dan juga kepengurusan Uni Papua di wilayah Jakarta hampir semuanya terbentuk khususnya di wilayah yang notabene dari golongan masyarakat ekonomi lemah. “Yang kami suka di Uni Papua adalah semua pemain bola di kenalkan aturan main yang berbeda, yaitu tanpa kartu merah dan kuning. Tetapi kartu Putih tanda perdamaian. Kepengurusan Uni Papua merambah ke Pulau panggang, Pramuka, Pulau Karya di Kepulauan Seribu. Disana setiap 2 minggu sekali latihan sepak bola dari Uni Papua dan anak anak di latih rata-rata sampai 3 hari atau 4 hari berturut-turut.” Tambah Yana Sedangkan di rusun Flamboyan sendiri menggalakan latihan seminggu dua kali pagi dan sore gunakan fasilitas lapangan futsal yang tersedia di rusun flamboyan. Yana memaparkan sejarah perjuangan Uni Papua di lapangan Pertamina, Simprug. “Awalnya hanya 10 orang tapi seperti yang kita lihat saat ini sudah sampai 80 berarti kan cukup pesat, yang namanya di rumah susun biasanya sangat Komplek ada berbagai macam suku dan ada pendatang yang dari mana-mana kadang kala bahasa daerah masih terbawa dengan sepak bola.” Sambung Yana Lebih lanjut Yana mengatakan bahwa ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap Sabtu pagi namun berhubung ini akan ada coaching Clinic di lapangan Simprug Pertamina untuk yang dewasanya ini nanti ada sparing sama dari kedutaan besar China. Latihan ini di dedikasikan untuk mengikuti pertandingan persahabatan antar 22 negara yang tergabung dalam sepak bola perdamaian yang nanti akan di lakukan di indonesia. Bukan hanya untuk pemain bolanya saja tetapi juga beserta pelatihan bagaimana menjadi anak gawang yang cekatan. Pemuda kelahiran Tasikmalaya ini merasa tertantang untuk melakukan yang terbaik bagi negara, dan optimis sepak bola akan selalu menyebarkan kedamaian. “Kebetulan saya suka dengan anak-anak, dari anak-anak awalnya cuma satu dua orang yang bagus, tapi tidak tertutup kemungkinan untuk anak yang lain juga bisa berpeluang untuk menjadi pemain yang bagus seperti pertandingan perdamaian.” Tutup Yana (adt).

Minim Sarana Sekolah, Gadis Pamulang berharap dapat menyumbangkan Prestasi dari Lompat Jauh

olahraga futsal putri

Mungkin berbeda dengan istilah bahasa pepatah yang mengatakan “sepandai pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh pula.” Kali ini yang kita bahas adalah cabang atletik lompat jauh. Perlu di ketahui bahwa lompat jauh merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang tengah populer dan sangat sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade. Tehnik lompat jauh biasanya menggunakan gerakan melompat ke depan atas dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara atau melayang di udara, yang dilakukan dengan cepat dan dengan cara berjalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya. Novie, panggilan keseharian dari Novie Nur Tiara Kamila Sari, yang berdomisili di Asrama Brimob Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan. Sedang menggeluti olah raga jenis lompat jauh. Gadis murah senyum yang masih berusia 16 tahun ini bersekolah di SMA 10 kelas 10 mengatakan sesekali kepada NYSN, bahwa dirinya merindukan olahraga lompat jauh ketika SMP waktu lalu. “Sewaktu saya masih bersekolah di tingkat SMP, di halaman belakang sekolah tersebut ada tempat khusus untuk untuk berlatih lompat jauh. Sekarang saya sangat merindukan tempat latihan untuk berlompat.” Ujar Novie Novie juga sempat berharap kepada pihak sekolah agar sekolahnya saat ini bisa membantunya untuk meraih cita citanya. “Mungkin jika di sekolah ini ada tempat untuk berlatih lompat jauh, saya akan lebih maksimal lagi berlatih, dan saya yakin saya mampu menyumbangkan prestasi buat saya, kebanggaan orang tua saya dan tentu nama baik sekolahku” Tutup Novie (ryo/adt)

Kembalikan Restu Sang Bunda, Vira akan membuktikannya lewat Futsal

Sebuah tantangan tersendiri bahwa futsal yang biasa di mainkan oleh lelaki kini menjadi wabah yang hampir meluas dan di terima oleh semua gender. Salah satunya adalah Alviranti Syasalbilla yang tergabung dalam Tim Futsal Jaya Kencana Angle Olahraga jenis Futsal yang saat ini sedang di gemari kalangan muda mudi membuat Alviranti Syasalbilla yang masih berusia 15 tahun, ikut terjun ke dalamnya. Alviranti Syasalbilla lahir di Tangerang 11, Oktober 2001. yang akrab dengan sapaan Vira mengaku tertarik untuk mengikuti Futsal sejak dirinya masih berusia 7 tahun, “Sebenarnya berawal dari aku di ajak main bola oleh kakakku setiap harinya, aku menjadi kebiasaan dan merasa futsal adalah olahraga yang cocok untuk aku jadikan eskul di Sekolah, saat itu saya masih bersekolah di SMPN 4 Pamulang Tangsel, saya sangat senang sekali karena kerja tim itu menurut saya lebih menantang, di samping itu aku juga bisa mendapat banyak teman ketika tim kita menghadapi tim lawan,” ujarnya pada NYSN saat di temui di Sekolahnya SMA Negeri 10 Tangsel. Vira juga mengakui bahwa dirinya ingin seperti seniornya yang sudah meraih beberapa piala, baik dari antar tim maupun kejuaraan antar Kota. “Jujur ya, sebenarnya mama aku gak mendukung aku untuk terjun di olahraga jenis futsal, sebab aku kan anak perempuan, tetapi walaupun tidak di dukung aku terus berlatih sampai aku mendapat juara seperti seniorku.” Tambah Vira Prestasi yang sedikit tidak membuat surut semangat gadis belia yang satu ini. “Walaupun saat ini aku dan tim ku yang di namakan Jaya Kencana Angle, baru menang antar club, aku optimis bisa seperti kaka seniorku yang aku idolakan saat ini nantinya” Ujar Vira Vira juga berjanji kalau dirinya akan terus meyakinkan sang ibu lewat prestasi cemerlang, agar bunda dapat percaya kalo olahraga futsal Putri itu tidak seperti yang ibundanya kira. (ryo/adt)

Agung : Permainan Bola Basket Adalah Hobby yang Menghasilkan

Agung Christyantho yang lahir di Jakarta, pada tanggal 8 Agustus 1983 dengan history bermula bersekolah di SD ISLAMIC VILLAGE lalu melanjutkan ke sekolah SMPN 4 Kota Tangerang, lanjut ke sekolah SMA YUPPENTEK 1 dan akhirnya lulus dari kampus Univ. Mercu Buana Agung menceritakan pengalamannya masuk ke dunia olahraga kepada NYSN, bahwa dirinya terjun dari hobby bermain bola basket. “Berawal saat saya duduk di bangku sekolah menengah kejuruan, saat itu saya sangat senang dengan olahraga bola basket, di situ saya berlatih dan terus berlatih agar olahraga bola basket yang saya senangi ini bukan hanya sebuah hobby saja, tetapi berupaya untuk menjadi sebuah hal yang menghasilkan, oleh sebab senangnya dengan dunia basket yang saya tekuni, tangan saya sempat patah, namun semua itu dapat membuahkan hasil seperti yang saat ini saya lakukan.” Pungkas Agung Lebih lanjut Agung menambahkan bahwa dirinya sempat tidak mendapatkan restu sebagai tenaga pendidik. “Dulu sewaktu jaman saya sekolah, saya mendapat beasiswa 100%, sampai ibu saya bertanya, “kamu ini sekolah apa, kok tidak pernah ada bayaran ke sekolah”, tanya ibu saya, dan saat itu juga saya semakin semangat untuk membuktikan kepada orang tua saya. Karena agak menyangsikan keseriusan saya dalam bidang olahraga. Tambah Agung. Sementara begitulah kisah perjalanan guru penyabar yang saat ini masih mengabdikan sebagai guru olah raga di John’s Catholic School yang telah 8 tahun masa bhakti. Segudang pengalaman sempat singgah dalam kebanggaan yang terurai dalam sejarah, diantaranya : 1. Pelatih Tangsel untuk POPDA (Pekan Olahraga Pelajar Daerah), 2012, 2014 dan 2016 2. Pelatih Tangsel untuk event KEJURDA PELAJAR 3. Pelatih Banten untuk POPWIL dan POPNAS (Pekan Olahraga Pelajar Nasional), 2013 dan 2015 4. Pelatih Banten untuk POSPENAS (Pekan Olahraga Antar Pondok Pesantren Nasional) 5. Pelatih terpilih dan mendapatkan Beasiswa dari TAHIR FOUDATION (Guang Zhou, Dongguan, Shenzen – Cina), 2015 6. Pelatih DBL INDONESIA ALL STAR Tim Putra 2015, setelah seleksi pelatih se-Indonesia dan mendapatkan basketball Trip to USA (Sacramento, San Fransisco, South Lake Tahoe, California) 7. Asisten pelatih Timnas Pelajar Putra di ajang ASG (ASEAN Schools Games), Chiangmai – Thailand, 2016 8. Coaching Staf / Advisor untuk Provinsi Banten (baik untuk level kejurnas atau pelajar). (ryo/adt)

Tari Balet: Echa Menjelma Menjadi Peri Tanpa Tulang.

Betapa lucunya tingkah penari balet cilik ini, terlebih saat memulai pemanasan untuk memulai melenturkan tubuh mungilnya bersama teman sepanggungnya di tempat berlatih tari balet di sumber cipta balet yang berada di Wilayah Bumi Serpong Damai. Echa, begitu sapaan akrab Naresha Innayaputri Priandra mengatakan gemar menari balet sejak masih berusia 5 tahun kepada NYSN. Wanita cilik yang tak pernah mau ketinggalan latihanya ini lahir di Tangsel, 23 april 2008, Echa yang tak lain adalah buah hati dari pasangan Suprianto dan De Sita saat ini duduk di bangku kelas 3 SD di Sekolah Anderson School. De Sita Indrayanti orang tua Echa mengatakan bahwa semenjak kecil Echa sudah terlihat suka dengan tari dan musik. Lalu ketika masuk SD, tari balet menjadi pilihannya. Maksudnya Olahraga tapi sekalian menari. “Memang dari kecil Echa sudah menampakan kegemarannya terhadap tari dan musik, tiap mendengar musik di mana saja dia bergoyang dengan tangan di angkat seraya penari balet. Saya fikir kenapa tidak, sebagai orang tua saya coba menawarkan formula olahraga sekaligus menari, ternyata Echa makin senang berada di kelas tari balet.” Ungkap Sita Sita menambahkan terbukti kalau suka dengan balet, echa rajin latihan sebelum tidur. Kadang ibunya disuruh menirukan gerakannya. “Rutinitas Echa sebelum tidur biasanya latihan dulu agar otot lemas dan nyenyak tidur, dan lucunya saya di suruh menirukan gerakan balet yang tidak mudah di lakukan.” Canda bunda yang satu ini. “Namanya anak, pasti ada masa jenuh dan bosen. Saya sebagai ortunya tidak boleh berhenti memberi semangat anak untuk tetap rajin berlatih. Karena itu mengajarkan tanggungjawab juga untuk akan suatu komitmen.” Tutup Sita (ryo/adt)

Uni Papua: Bangkitnya Gerakan Olahraga Sepak Bola Sebagai Simbol Sportifitas

Moresby, satu relawan Uni Papua saat diminta keterangan oleh NYSN

The International Indonesia Generation Foundation, atau NGO/ Non Governmental Organizations uni papua. Membawa misi penting menyebarkan perdamaian dalam kegiatan olahraga bola. Berdiri pada tahun 2010 yang di pimpin oleh tokoh muda Harry Wijaya uni papua membawa olahraga bola di kombinasikan kegiatan sosial, seperti yang di paparkan oleh salah satu relawan Uni Papua, Moresby yang menyatakan bahwa di tengah konflik iklim perpolitikan masih terus berupaya untuk menggali minat anak bangsa dalam olah raga. Program yang dilakukan oleh Uni Papua adalah membangun kehidupan sosial anak-anak dari usia 6 – 21 tahun, membina mereka dalam wadah Sekolah Sepak Bola usia dini. “Kami terus bergerak di tengah ketidak stabilan kondisi politik papua dan beberapa kota besar lainnya di indonesia pada saat itu dengan mengusung olah raga Sepak Bola sebagai icon perdamaian.” Terang Moresby Moresby juga menambahkan bahwa dengan gerakan olahraga perlahan mendapatkan tempat di hati peminatnya dengan totalitas sportifitas. “Di bawah kepemimpinan CEO Uni Papua bapak Harry Wijaya, 50 Relawan Uni Papua tersebar hingga pelosok Indonesia, tidak hanya itu cabang cabang di luar negeri juga sudah tersebar gerakan sportifitas di negara negara besar.” Ujar Moresby Dan resminya Uni Papua FC / Football Community didirikan berdasarkan Akta Notaris No 10 tertanggal 8 November 2013 Notaris Chandra Lim, S.H., LL.M, sebagai Organisasi Sosial dan Non Government Organisation dengan kategori Social Sport Development. (adt)

Sabet juara 1, Nico : Jatuh cinta kepada wushu sejak umur 4 tahun

Tangsel – Wushu merupakan salah satu jenis bela diri yang ramah dan aman untuk anak-anak. Selain mencakup aspek olahraga, wushu juga melatih mental dan emosi anak. Wushu juga merupakan seni bela diri yang terfokus pada kelenturan, kecepatan, jurus, dan penampilan. Melatih gerakan wushu secara rutin dapat membuat tubuh anak menjadi tangkas, bahkan ketika otot anak masih lentur, tetapi mereka sudah bisa menerima instruksi dan menyerap gerakan yang dicontohkan oleh pelatihnya. Seperti yang tengah di tekuni oleh Nicolas Susanto (Nico) lahir pada 26 Juli 2005, merupakan putra dari Steve Marlon Susanto & Melyawati. Dan saat ini Nico masih berusia 12 tahun, Sekolah di Saint John’s Catholic school Bsd, dirinya mengaku gemar mengenal olahraga jenis Wushu sejak tahun 2009, “Nico mulai belajar wushu dari umur 4 tahun, semua berawal saat melihat aksi barongsai lalu suka, dari situ niko berlatih Wushu, itu juga karna keinginan Niko sendiri,” pungkasnya Selain Wushu, Niko juga mengaku kepada NYSN (8/5) pengalamannya menjuarai wushu tingkat junior dan suka dengan olahraga basket, walaupun hanya sekedar hobby saja. “Saya sangat menggemari wushu, luapan kecintaan terhadap wushu saya buktikan dalam arena pertandingan, akhirnya membuahkan hasil, saya berhasil menjadi juara pertama wushu tingkat junior.” Kata Nico Sementara itu, Steve Marlon Susanto ayah dari Nico mengatakan, dirinya mendukung 100% tentang apa yang menjadi kegemaran putranya, selama tidak mengganggu aktifitas kegiatan pokoknya. “Sepanjang tidak mengganggu sekolah formal kami sebagai orang tua mendukung saja, yang penting focus kepada 1 cabang olah raga, supaya dapat membuahkan prestasi.” Tutup Steve

Lewat SSB Kemal harap Indonesia bisa memenangkan liga Asia

Harapan dari sebuah perjuangan yang di rintis secara komitmen tentunya dapat mewujudkan impian yang mustahil sekalipun. Tidak tangung-tanggung Kemal Abdul Racman yang masih berusia 11 tahun ingin sepak bola indonesia menjadi juara liga Asia. “Setiap hari aku latihan di lapangan, semoga nanti aku boleh ikut di Timnas Indonesia untuk menjuarai Liga Asia football competition.” Pungkas kemal dengan keluguannya. Anak tunggal yang kebetulan putra dari Ketua Fraksi DPRD Tangsel yang masih duduk di bangku kelas 5 di SDN 6 Ciputat, memaparkan kepada NYSN seputar hobbynya dengan olahraga sepak bola. Terhitung semenjak usianya memasuki umur 6 tahun. Dan saat ini kemal bergabung dengan club sepak bola SSB Putra Ralin Pondok Cabe yang di latih oleh Coach Naman. Saat di temui di kediamanya Kemal mengatakan dirinya selalu mendapatkan dorongan dari seorang ayah dan bunda, sehingga berhasil meraih beberapa trophi piala. “Semenjak aku gabung di SSB Putra Ralin Pondok Cabe, sering memenangkan ajang lomba Antar Persatuan Sepak Bola Cilik yang berada di Tangerang Selatan. Dan itu berkat ibuku Eva Safrida yang selalu mengantar jemput dirinya saat latihan dan juga selalu hadir dalam pertandingan yang aku ikuti.” Tutup kemal (ryo/adt)

Terus tingkatkan Minat siswa siswi dalam olahraga Catur, Kepala sekolah Wijaya Kusuma siap torehkan Prestasi.

Muntiani - Kepala Sekolah Wijaya Kusuma

Sekolah Wijaya Kusuma yang terletak dalam area perumahan Pondok Pucung Indah, Pondok Aren, Tangsel terus mencoba untuk menggali minat siswa untuk berprestasi. Seperti yang di ungkapkan oleh Muntiani Kepala Sekolah wijaya kusuma, kepada NYSN, bahwa sekolahnya mengusung bhineka tunggal ika, itu terlihat dari latar belakang pemeluk agama apapun ada disini. Terlepas dari itu semua, untuk menggerakan langkah potensial agar mampu bersaing dalam bidang olahraga terus di galakan, diantaranya olahraga Catur, Tenis meja, Basket, futsal hingga pencak silat. “Dalam olah raga Catur, Futsal dan basket akan terus di tingkatkan terlebih kami pernah menyabet juara ke 3 tingkat Gugus. Namun seringnya ajang lomba lainnya seperti futsal, basket, tenis meja yang kami pertandingkan hanya dalam lingkup internal sekolah. Seperti pertandingan antar kelas.” Pungkas Muntiani Selain itu wanita energik yang hobbynya naik gunung ini menambahkan bahwa, pernah mengalami kendala untuk menghadirkan guru terkait di bidang olahraga di sekolahnya. “Tidak patah arang, upaya terus kami lakukan untuk membuat sekolah kami bersinar dalam bidang olah raga, dan akhirnya kami berhasil merekrut tenaga penunjang untuk tiap bidang olahraga khususnya catur. Walaupun dengan sarana dan prasarana yang terbatas, karena kami hanya memiliki 1 lapangan untuk semua kegiatan, terlebih kegiatan tersebut harus di lakukan secara bergantian dengan SD dan SMP.” Tutup Muntiani (ryo/adt)

Jiwa Leadership yang Ditanamkan Oleh Guru Olahraga Candle Tree Ini, Membawa Muridnya ke Ajang Olahraga Bergengsi

Puji Handaya, Guru Olahraga Candle Tree School sedangn melatih tim Bola Basket Putri

Ketatnya persaingan dari ajang lomba yang di gelar, membuat sekolah sekolah harus melakukan trobosan yang innovative. Guru olah raga CTS, Puji Handaya (43) mengatakan kepada NYSN, bahwa dirinya sangat memberikan kebebasan kepada muridnya untuk meningkatkan performance di lapangan. “kami pihak sekolah tidak pernah memaksa murid untuk terjun di dunia olah raga, tetapi kami selalu memotifasi agar para siswa tahu akan ketatnya persaingan dalam kehidupan, meski kami tidak pernah memaksa di Candle Tree School ( CTS ), tetapi tim kami telah banyak membawa nama baik sekolah melalui olah raga baik di bidang Basket dan futsal. Lebih lanjut Puji menambahkan bahwa ajang lomba yang sering di adakan sering menjadi juara. ” Tentunya antusiasme para murid yang ada di CTS sangat besar, kami memiliki tim khusus untuk kejuaraan basket antar sekolah maupun antar kota. yang saya lihat dan selalu kami tanamkan adalah kerja sama tim atau jiwa leadership, maka dari itu tim mereka terlihat kompak, karena sekecil apapun masukan dari anggota adalah bahasa motivasi untuk kemajuan dari tim basket mereka, seperti adanya turnamen basket tingkat sekota tangerang yang di menangkan oleh skolah Candle Tree School tahun lalu, itu dapat di raih karena kerja tim. kita di Candle 3 ini ada 4 tim, 2 tim putra, dan 2 tim putri, nah yg 2 ini tim inti, 2 lagi tim untuk generasi berikutnya.” Papar Puji Bermula dari hoby olahraga semenjak tahun 2000-2005 kuliah, jadi pelatih basket sambil mengajar di SMA St.Dominikus dan SMP Kanisius di Gunungkid`ul Yogyakarta, dan di saat tahun 2008 baru menapakan kaki pindah ke Sekolah Candle Tree Serpong hingga saat ini. Pasangan dari Widyaningsih Probosari akan selalu mencoba yang terbaik terhadap anak didiknya, selain itu ayah dari Andreas Ariasatya dan Skolastika Akshita bertekad mampu mengantar anak didiknya sampai ke ajang Internasional.” Tutupnya (ryo/adt)

Pentingnya Kerjasama Dalam Pertandingan Basket Putri Candle Tree School

Tim bola basket Candle Tree School

Olahraga basket yang mitosnya bisa membuat badan lebih tinggi dari sebelumnya ternyata masih banyak di minati oleh siswa siswi hampir di semua sekolah. Seperti yang di paparkan oleh Nicole Catherine Kartasasmita (16) bersekolah di Candle Tree School, yang kesehariannya aktif bermain basket sejak umur 12 tahun. “Iya, saya mulai menjajaki dunia olahraga basket sejak masih berusia 12 tahun, selain hobby olahraga basket, menurutku basket itu adalah kerja tim yang sangat seru dan memiliki tantangan tersendiri. Karena kerjasama itu terletak bukan dari skill individu pemain, tapi dari kekompakan dan ketepatan dalam mengoper bola” Ungkap Catherine. Catherine merupakan sapaan akrab dara muda ini begitu ia di panggil, selain itu pengagum sosok Wardel Stephen Curry pemain NBA tingkat dunia dari tim golden stage warrior. Anak berbakat dari pasangan Willy dan santya menambahkan bahwa support tak lepas dari dorongan kedua orang tuanya serta keluarga. “Aku di dukung oleh mama papa untuk selalu menggoreskan prestasi dalam bidang olahraga bola basket, dan tidak luput juga peran kakakku kevin yang mengajarkan beberapa tehnik untuk meningkatkan pola permainan di lapangan.” Tutup Catherine (ryo/adt)