Bagi Remaja Yang Satu Ini, Berlatih Tinju Untuk Belajar Kemandirian Serta Berguna Untuk Menjaga Diri

Nadia bersama ayahnya yg selalu mendampingi dalam setiap pertandingan tinju

Seperti yang pernah di ulas oleh tim redaksi NYSN, bahwa tinju merupakan olahraga para ksatria dengan pola duel satu lawan satu. Bagi lelaki itu hal yang biasa, tapi kali ini tinju menarik minat kaum perempuan. Mari kita simak wawancara reporter NYSN Cristy Magdalena.

Dia adalah Nadia Dwi Ningrum, siswi kelas X di SMA Waskito Tangsel adalah salah satu atlet tinju wanita yang tergabung dalam club Benteng Boxing Camp.

Remaja putri yang akrab di sapa dengan panggilan Nadia ini mengatakan kepada NYSN bahwa dirinya terinspirasi oleh kakaknya yang telah berhasil merebut juara nasional.

“Saya melihat sudah banyak wanita yang ikut olahraga tinju jadi saya tertantang untuk mengikuti olahraga tersebut. Saya juga terinspirasi dari kakak yang sudah lebih dulu menjadi juara nasional. Selain itu dari prestasi tinju tersebut saya bisa masuk SMA atau Universitas dengan mudah.” kata remaja yang biasa dipanggil Nadia ini.

Walaupun baru sekitar 1 tahun berlatih tinju, prestasi Nadia sudah cukup banyak, dari beberapa diantaranya adalah:

1. Juara 3 Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) VII Tingkat Provinsi Banten
2. Juara 3 Kejuaraan Daerah Tinju Amatir
3. Juara 1 Pekan Olahraga Kota (PORKOT) 2016 Tangerang Selatan

Remaja putri pemberani ini juga menambahkan bahwa ayah dan kakaknya mendukung penuh hobby yang di gelutinya hingga saat ini.

“Ayah saya dan kakak saya menyetujui saya berlatih tinju, cuma mama saya awalnya melarang karena saya perempuan dan saya sudah sering babak belur setelah pulang tanding. Akhirnya saya meyakinkan mama saya agar tidak terlalu khawatir karena saya ikut olahraga ini untuk menjaga diri saya sendiri.” ujar Nadia.

Nadia memaparkan kepada NYSN sampai sekarang ia masih ingat bagaimana perasaannya saat pertama kali menginjak ring tinju dan bertanding dengan ditonton oleh banyak orang.(5/7)

“Pertama kalinya naik ke atas ring tinju dan saat pertama kalinya saya beratraksi diatas ring yang dilihat banyak orang, walaupun pada saat itu saya mendapatkan juara 3, tapi saya jadikan sebagai pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan dan sebagai acuan untuk saya berlatih dengan lebih giat dan rajin.” tuturnya.

Nadia juga mengakui bahwa dirinya tidak suka jika kalah dalam pertandingan, jadi ia selalu berusaha menjadi yang terbaik dengan serius berlatih dan terus belajar.

Dan uniknya menurut Nadia, olahraga tinju bisa untuk laki-laki maupun perempuan meskipun pola latihan dan fisiknya jelas berbeda.

“tinju itu cocok untuk perempuan maupun laki-laki, memang keliatan banyak perbedaan antara perempuan dengan laki-laki. Misalnya dari segi fisik kita berbeda dengan laki-laki dan ketika latihan teknik-teknik kita sangat beda ketika latihan. Seperti contohnya dalam gerakan yang dilakukan terkadang kita akan merasa tidak sama dengan gerakan yang dilakukan dengan laki-laki.” jelas remaja kelahiran Tangerang, 23 januari 2002 ini.

Nadia mengatakan bahwa tinju bukan olahraga sembarangan, dan ia bercita-cita menjadi Dokter dan pelatih tinju. Nadia juga akan meneruskan berlatih tinju sampai batas umur yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan dalam tinju.

“Tinju itu bukan olahraga sembarangan. Tinju juga mempunyai beberapa seni yang berbeda dengan olahraga lain. Walaupun olahraga ini agak berbahaya apalagi jika dilakukan oleh perempuan seperti saya, tapi lewat berlatih tinju kita bisa belajar untuk mandiri dan menjaga diri kita sendiri.” tutupnya.(crs/adt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *