Bocah Ajaib Ini Pecahkan Rekor Boaz Salossa

Bocah Ajaib Ini Pecahkan Rekor Boaz Salossa

Tim sepak bola Papua akhirnya sukses mengalahkan tamumya Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) di laga final Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. Laga yang berlangsung di Stadion Mandala Jayapura, Kamis petang (14/10/2021) itu berakhir dengan skor 2-0.

Adalah sang kapten, Ricky Ricardo Cawor yang membuyarkan ambisi anak-anak asuhan Fakhri Husaini membawa medali emas ke Tanah Rencong. Pada laga ini, mantan juru gedor Persemi Mimika ini memborong dua gol. Satu lewat titik putih di menit ke-4 setelah terjadi pelanggaran pemain belakang Aceh, satu lagi lewat sepakan kerasnya dari luar kotak pinalti di menit ke-22, memaksa penjaga gawang Chairil Zul memungut bola dari gawangnya.

Tambahan koleksi dua gol di partai final ini membuat Ricky mencatatkan namanya sebagai top skor sepak bola putra PON XX Papua dengan 11 gol. Sekaligus, ia juga menorehkan rekor sebagai striker paling produktif sepanjang PON digelar sejak tahun 1948 di Solo. Capaian Ricky melewati seniornya Boaz Salossa pada PON XVI Palembang 2004 dengan 10 gol, dan David Saidui pada PON XII 1993 Jakarta dengan 9 gol.

Ricky mencetak dua gol pada laga final menghadapi Aceh pada Kamis (14/10). Sisanya dua gol saat semifinal melawan Kalimantan Timur dan tujuh gol pada fase grup.

Seperti anak-anak Papua pada umumnya, Ricky menyukai sepak bola. Hari-harinya tak pernah lepas dari sepak bola, meski juga tak pernah ikut sekolah sepak bola (SSB).

Saat memasuki usia 15, Ricky mulai tampil dalam ajang tarikan kampung atau tarkam. Ia bergabung dengan Gelora Putra FC dan sering juara serta jadi top skor.

Hal ini yang membuat namanya mulai dikenal. Beberapa klub Liga 3 Papua pun memintanya bergabung. Seperti dapat durian runtuh pada 2017 ia dipinang Persimer Merauke.

Tak disangka bergabung dengan Persimer membuat pemuda kelahiran Merauke, 26 Januari 1998 ini mulai mencuri perhatian klub-klub Liga 3 Papua.

Musim berikutnya Ricky memutuskan keluar kampung dan membela Persemi Mimika untuk Liga 3 2018. Pelatih Persemi saat itu, Eduard Ivakdalam, yang mengajaknya bergabung.

Ketertarikan Edu dengan Ricky bermula dari laga Persimer kontra Persewar pada 31 Juli 2017. Mantan kapten Persipura ini terpikat dengan Ricky meski Persimer kalah 0-3.

Semusim ditangani pelatih yang dipanggil ‘paitua’ tersebut di Persemi, kualitas Ricky makin matang. Persipura, Barito Putera, hingga Bhayangkara FC tertarik merekrutnya.

Setelah berdiskusi dengan sejumlah pihak, termasuk Edu, Ricky memilih tak menjadi pemain profesional. Edu berjanji mengajaknya masuk tim Papua untuk PON 2021.

Tak hanya masuk menjadi bagian tim Papua, Ricky juga dipilih menjadi kapten tim. Kematangannya sebagai striker dapat arahan yang tepat dan mendalam dari Edu.

Aksi memikat pun konsisten ditunjukkan Ricky di PON Papua. Puncaknya Ricky berhasil meraih gelar top skor dan membawa Papua juara untuk kali ketiga di cabor sepak bola PON. Luar biasa!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *