Dalam rangka mendukung kemajuan dunia olahraga mountain bike (MTB) atau sepeda gunung, CAF Gravity Indonesia mengelar Enduro Indonesia Series “EIS” di kawasan Galunggung Bike Park, Tasikmalaya, 24 – 26 Februari 2023 kemarin.
Puluhan pembalap dari mulai usia muda hingga tua pun sangat antusias menyambut event berskala internasional ini.
Founder Caf Gravity Indonesia, Moch Yanuar Anugrah, mengatakan, selain sebagai ajang unjuk gigi komunitas sepeda gunung, EIS 2023 juga menjadi ajang mencari bibit atlet muda sepeda gunung Indonesia.
Pasalnya, kata Yanuar, dalam EIS 2023 terdapat sejumlah kelas yang dapat diikuti oleh atlet muda sepeda gunung yaitu EIS-Junior. Kategori kelas tersebut dapat diikuti atlet muda mulai dari 13-18 tahun.
“Jadi ini bagus untuk peremajaan atlet, bahkan kami sudah mulai pembibitan (melalui kegiatan EIS 2023),” ucap Yanuar dalam keterangan tertulisnya kepada JPNN.com, dikutip Senin (27/2).
Yanuar menuturkan, dari ajang tersebut banyak ditemukan atlet sepeda gunung baru untuk kemajuan olahraga MTB di masa depan.
“Kami sudah meilhat bibit-bibit terpendam atlet MTB masa depan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Yanuar menuturkan, EIS 2023 telah menerapkan standar internasional dalam ajang tersebut. Hal ini dilakukan untuk membiasakan para atlet dengan aturan event sepeda gunung internasional ketika berlaga di luar negeri.
“Enduro ini mengadopsi sistem internasional, mungkin ada beberapa peraturan yang masih asing di indonesia. Mudah-mudahan event ini menjad standardisasi bagi atlet ketika main di event internasional,” kata Yanuar.
Sementara itu, Race Director EIS AT Wiryawan menyebutkan, EIS 2023 dibagi menjadi 2 klasifikasi.
Di antaranya, EIS100 yang dikhususkan untuk para peserta yang elite atau Pro, dan kelas EIS80 yang dikhususkan bagi para penghoby dengan total 13 kelas dengan rincian EIS-Men Pro (17-up), EIS-Men U23 (up to 23), EIS-Junior (17-18), EIS-Master A (30 +), EIS-Master B (37+), EIS-Women (open Age), EIS80-Youth (up to 17), EIS80-Men Open (open Age), EIS80-Master A (30+), EIS80-Master B (37+), EIS80-Master C (47+), EIS80-Women (Open Age) dan e-EIS (Open Age, Exhibition).
“Kami klasifikasi klas itu sudah mengacu pada standar di dunia. Untuk kelas penghobi mulai dari usia 13 tahun,” tuturnya.
Terkait pemilihan Galunggung Bike Park, Wiryawan menuturkan, kawasan Gunung Galunggung memiliki kontur tanah yang idel untuk dipakai perlombaan sepeda gunung.
“Galunggung itu kontur tanahnya paling ideal ketika musim hujan. Kedua elevasinya (ketinggian) di atas 300, terus ada standardisasi internasional,” tuturnya.
Selanjutnya, Co Founder Caf Gravity Indonesia Arief Ardiansyah menambahkan, selain untuk perlombaan sepeda gunung, EIS 2023 diharapkan mampu mendongkrak sektor pariwisata olahraga di kawasan Gunung Galungggung.
“EIS 2023 dengan bangga membawa pula kampanye #Sportourism pada semua pelaksanaan Event nya, hal ini dibuktikan dengan selalu mengikutsertakan budaya lokal setempat dengan segala potensinya. Area Event EIS 1st series ini juga dilaksanakan di kawasan wisata Gunung Galunggung yang memiliki banyak keindahan alamnya,” ujar Arief.
Arief menuturkan, event EIS 2023 pun tidak hanya diikuti oleh peserta dari Indonesia saja. Namun, diikuti juga oleh peserta dari berbagai negara.
“Antusias para peserta sangat besar bukan hanya dari Indonesia saja tetapi ada peserta dari Singapura, Malaysia dan Brunei yang ikut bertarung,” tuturnya.
Diketahui, EIS 2023, akan menggelar 3 seri skala Nasional dan 1 skala Internasional, yaitu 2nd Series Mei 2023 di Track 11 Sukawana & Cikole Bike Park, Lembang Jawa Barat, 3rd Series atau Enduro World Seris Qualifier, Juli 2023 di Gunung Batur – Kintamani Bali.
Berdasarkan hasil dari 3 series yang digelar dan sistem akumulasi poin, 4 pointer tertinggi (khusus dari kelas Elite dan Pro) akan dikirimkan ke Asia Enduro Series – South Korea pada bulan Oktober 2023.