Debutan Baru Cetak Sejarah, Tim Paralayang Indonesia Catat Emas Di Ajang Perdana Asian Games 2018

Bogor- Cabang olahraga (cabor) paralayang atau paragliding meraih emas pertama di Asian Games 2018. Tampil pertama kali di multievent level Asia, Paragliding sukses di nomor ketepatan mendarat (KTM) beregu putra, pada Asian Games 2018. Satu emas adalah sesuai target dari Pengurus Besar Federasi Aero Sport Indonesia (PB FASI).

Bertanding di Gunung Mas Puncak, Bogor, Rabu (22/8), Indonesia mengumpulkan 97 poin terakhir (putaran enam), guna melengkapi jumlah total poin tertinggi. Indonesia mengumpulkan total poin tertinggi, 1104 dari enam putaran yang dijalani.

Jumlah poin Indonesia jauh melebihi pencapaian dari Tim Korea Selatan yang memperoleh perak paska meraup total poin 1771, dan Thailand dengan pencapaian 1901 poin mendapatkan perunggu. Di putaran pertama, Jafro Megawanto dkk. menduduki posisi kedua, di bawah China, setelah mengumpulkan 315 poin.

Sementara China memimpin dengan 189 poin. Namun di putaran kedua, Indonesia menyalip ke posisi pertama dengan 272 poin, usai Aris Apriyansyah dan Jafro sukses mencatatkan dua hasil terendah. China kembali memimpin putaran ketiga, usai mencatat poin terendah 25 berbanding dengan Indonesia dengan poin 70 di tempat kedua.

Beruntung, Indonesia mencatatkan hasil bagus di dua putaran terakhir dengan menghasilkan 64 poin dan 95 poin. Meskipun masih di bawah catatan Korsel, yang mengumpulkan 24 dan 22 poin di dua puataran akhir, tapi Korsel kalah jauh di putaran kedua dan dan pertama, dengan catatan 622 poin dan 841 poin.

Hingga total poin Indonesia pun menjadi yang terendah teratas mengungguli Korsel maupun China, yang hanya duduk di posisi lima. Manajer Timnas Paragliding, Wahyu Yudha mengatakan, jika hasil ini adalah buah perjuangan selama ini berlatih. Padahal, cabang ini baru pertama kal di Asian Games 2018 dan langsung meraih medali emas.

“Ini catatan emas untuk sejarah paragliding Indonesia dan Asian Games 2018. Karena pertama kali tampil, kita langsung emas,” tuturnya. Sementara menurut sang pelatih Gendon Subandono, tiap poin yang dikumpulkan oleh lima penerjun, Jafro, Aris Apriansyah, Joni Efendi, Hening Paradigma, dan Roni Pratama, sangatlah berarti.

Tak ada satu pun yang dinilainya buruk karena untuk nomor beregu, hasil satu sama lain saling mendukung. “Jika melihat dari skor, atlet yang paling menonjol itu Jafro. Dia punya performa yang cukup bagus dan cukup stabil. Dia juga yang kita unggulkan untuk nomor individu,” katanya.

Cabang ini selain menyumbangkan medali emas dari putra, juga membukukan medali perak dari nomor ketepatan mendarat beregu putri. Lis Andriana, Ike Ayu Wulandari, dan Rika Wijayanti mengumpulkan poin total 2122 atau terpaut 77 poin dari Tim Thailand, yang meraih medali emas.

Di tempat ketiga ada Tim Korsel yang berhak atas perunggu paska mengoleksi 2363 poin. Indonesia masih berpeluang menambah medali dari nomor individu putra dan putri dari Jefro dan Lis. Gendon menambahkan, bila untuk dua nomor tersebut pihaknya sangat berupaya untuk meraih emas.

“Kami berupaya di nomor individu, bisa memenuhi target emas di nomor ketepatan mendarat. Karena di nomor lintas alam, rasanyan sulit. Sebab untuk landasan take off terlalu sempit, hanya untuk 4-5 parasut, sementara kita sendiri belum terbiasa. Apalagi, kita tak memiliki peralatannya,” pungkasnya. (Dre)

Leave a Comment