Jakarta- Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) bakal blusukan ke daerah-daerah untuk mencari bibit muda potensial. Hal itu dilakukan demi persiapan menuju Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang.
“Masih ada waktu 2 tahun untuk ke Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. Dengan sisa waktu yang ada, kami akan turun ke daerah-daerah mencari bibit-bibit muda potensial baru. Mereka nanti akan langsung kami panggil masuk Pelatnas,” ujar Mohammad Hasan, Ketua Umum PB PASI, Kamis (13/9).
Apakah dengan waktu 2 tahun cukup untuk membina atlet muda? Bob Hasan, sapaan akrabnya, menegaskan sangat cukup. “Waktu 2 tahun cukup. Contohnya Lalu Muhammad Zohri. Dia kami bina sejak Oktober tahun lalu. Mudah-mudahan di daerah banyak bibit,” lanjut suami dari Pertiwi Hasan itu.
Ia menyebut syarat mengikuti pesta multievent sejagat di Negara Sakura 2020 sangat berat. “Latihannya harus lebih keras. Misalnya untuk 100 meter itu harus di bawah 10 detik, dan untuk 4×100 meter perlu ditambah lagi kecepatannya. Begitu juga dengan nomor lompat. Nomor-nomor ini sementara yang menjadi andalan,” tambahnya.
“Mungkin kami nanti akan tingkatkan ke nomor-nomor baru. Tapi harus kerja keras selama 2 tahun ini. Sebab, kalau tidak masuk kualifikasi Olimpiade sangat berat,” ungkap Pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah (Jateng) 1931 itu.
“Sehingga pertandingan yang masuk poin kualifikasi Olimpiade harus kami ikuti semua. Salah satunya kejuaraan dunia di Qatar, September tahun depan,” terang penerima Kalpataru 1997 itu.
Ia menegaskan untuk bisa bersaing dengan negara-negara lain, anak didiknya harus memperbaiki teknik. “Seperti bagaimana berdiri, larinya, hingga ayunan tangan. Itu yang harus diperbaiki,” imbuh Bob Hasan, di Asrama Atlet PB PASI, di Kawasan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
“Untuk nomor jarak pendek, masih dimonopoli atlet-atlet Jamaica, sedangkan jarak jauh itu dominasi Afrika. Belum lagi harus bersaing dengan Jepang, China, dan Korea. Mereka sudah sangat maju sekarang ini,” urainya.
Selain itu, ungkap Bob Hasan, para atlet akan dikirim mengikuti berbagai ajang try out (ujicoba) ke luar negeri. “Para atlet terus kami kirim mengikuti try out. Tidak hanya di kawasan Asia, tapi juga Afrika dan Eropa,” urainya. (Adt)