Jakarta- Timnas basket putra Indonesia tumbang dari Mongolia 69-74 pada laga pamungkas, penyisihan Grup A Asian Games 2018 di Hall Basket, Senayan, Sabtu (25/8) malam. Walau takluk dari Mongolia, anak asuh Fictor Gideon Roring tetap melaju ke perempat final sekaligus menorehkan sejarah, dan akan bertemu raksasa Asia, Cina.
Indonesia unggul dalam perhitungan selisih poin memasukkan kemasukan, dari Mongolia dan Thailand. Ketiga tim sama-sama mengoleksi nilai empat, hasil satu kali menang dan dua kali kalah. Karena saling mengalahkan, maka skor pertemuan ketiganya saja yang dihitung, tanpa memasukkan hasil melawan Korea Selatan.
Indonesia tertolong kemenangan dengan selisih 12 angka atas Thailand, sementara tim Negeri Gajah Putih sudah sejak awal tersingkir, karena hanya menang dua poin dari Mongolia. Korsel menjadi juara Grup A dengan tiga kemenangan tanpa kalah. Negeri Ginseng menyapu Indonesia, Thailand, dan Mongolia, dengan kemenangan besar.
Tampil di hadapan pendukung sendiri, Timnas Indonesia mengawali kuarter pertama dengan baik. Layup dari Arki Dikania Wisnu membawa Indonesia memimpin 18-14 pada akhir kuarter pertama. Masuk kuarter kedua, Timnas Indonesia mendapat perlawanan sengit dari Mongolia.
Indonesia pun gagal mempertahankan keunggulan ini dan berbalik tertinggal 27-38 dari Mongolia. Pada dua kuarter terakhir, Indonesia sulit membendung laju sang lawan. Sumbangan poin Arki Dikania, Valentino Wuwungan, hingga Jamarr Andre Johnson, gagal menghindarkan merah putih dari kekalahan 69-74 kontra Mongolia.
Arki menjadi penyumbang poin terbanyak Timnas Indonesia dengan 15 poin dan lima rebound. Sementara, shooting guard Mongolia yag bermain untuk klub Filiphina, Barangay Ginebra San Miguel, Tungalagiin Sanchir, menjadi penampil terbaik dengan 28 poin dan 10 rebound.
Meski kehadiran pendukung Indonesia memenuhi tribun penonton hingga membeludak, situasi ini menurut Fictor, seolah turut menambah beban. Meski demikian, ia mengaku cukup puas karena berhasil mencetak sejarah.
“Mungkin terlalu exciting, bebannya terlalu berat. Target masuk delapan besar sangat berat. Lawan kita juga benar-benar berat. Tapi, hari ini kami cetak sejarah masuk delapan besar Asia. Apalagi tipisnya angka, benar-benar harus kita pertahankan. Jadi, ya harus disyukuri,” kata Ito -sapaan akrab Fictor.
Meski melawan China di laga berikutnya, pelatih kelahiran Manado 18 Desember 1972, ini punya target di fase 8 besar.
“Memang lawan kita berikutnya raksasa Asia, China, tapi saya dan tim, pasti punya target. Minumal 5 besar-lah, yang penting jangan paling dasar,” pungkas pria bertinggi badan 193 cm ini. (Dre)