Jakarta- Kejuaraan Dunia Bulutangkis (BWF World Championship 2018) bakal dihelat di Nanjing, China, 30 Juli – 5 Agustus. Indonesia mengirim 29 pemain terbaik pada laga yang dimainkan di Nanjing Youth Olympic Games Sports Park Arena itu. Pasukan Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, bertolak ke China pada Sabtu (28/7).
Di Negeri Tirai Bambu, peluang terbesar ada pada sektor ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran, sedangkan kesempatan di sektor tunggal putra dan putri sangat berat. Dua srikandi yakni Fitriani dan Gregoria Mariska Tunjung, menjadi andalan Indonesia di sektor tunggal putri.
Mereka bakal berjibaku membawa pulang gelar juara. Di babak pertama (64 besar), Senin (30/7), Fitriani menantang Linda Zetchiri (ranking 42) asal Bulgaria. Keduanya belum pernah berjumpa. Jika melewati Linda, calon yang tak kalah berat menunggu atlet kelahiran Garut, Jawa Barat, 19 tahun silam ini.
Wakil India Pusarla V. Sindu (ranking 3) yang dibabak pertama mendapatkan bye jadi lawannya. Sejauh ini, rekor pertemuan 4-0 untuk Sindhu. Terakhir, mereka bertemu di ajang Badminton Asia Team Championships 2018. Pemain asal PB Exist Jaya Jakarta itu kalah straight game, 13-21 dan 22-24.
Hal serupa juga dialamai Gregoria (ranking 22) yang menjalani laga cukup terjal. Jika lolos dari hadangan wakil Skotlandia Kirsty Gilmour (ranking 24), di babak pertama, pemain tunggal kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 18 tahun silam itu bakal berduel kontra Chen Yufei (ranking 5) asal China.
Rekor pertemuan kedua pemain imbang 1-1. Pada ajang Badminton Asia Junior Championships 2016 (Individual Event), penghuni Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta itu kalah straight game, 23-25 dan 14-21. Namun, Gregoria berhasil membalas kekalahan atas Yufei, di ajang Indonesia Open 2017.
Gregoria enggan berharap pada Kejuaraan Dunia 2018. Dia mengaku tujuan awalnya adalah memenangi laga pertama kontra Gilmour. Ia mengaku banyak melakukan persiapan untuk menjalani Kejuaraan Dunia 2018. Beberapa hal teknis sudah dipersiapkannya demi mendulang hasil positif.
“Untuk latihan ada beberapa pendalaman soal teknik, tetapi yang lebih ditekankan soal gerak kelincahan dan kekuatan kaki,” ujar pemilik medali perak Kejuaraan Asia Junior 2016 itu menang rubber game, 17-21, 21-19, dan 21-19.
Selain Fitriani dan Gregoria, pemain muda lainnya adalah duet Yantoni Edi Saputra/Marsheilla Gischa Islami, serta dobel junior, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuela. Gischa mengaku senang dan berjanji akan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya saat berlaga di kejuaraan dunia itu.
Bagi mereka ini kejuaraan dunia pertama yang diikuti. “Persiapan jelang kejuaraan dunia berbeda dengan kejuaraan lain. Latihannya lebih intens dan ada program khusus,” ujar Gischa, Kamis (26/7). Ia menambahkan untuk meminimalisir kesalahan sendiri, dirinya melakukan latihan teknis yang terfokus pada kematangan pukulan.
“Sedangkan latihan fisik diutamakan untuk kelincahan dan kekuatan kaki, supaya pergerakannya lebih cepat,” terangnya. Sementara itu, Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, menerangkan para atlet sudah menunjukkan sikap siap bertanding.
Ia berharap anak didiknya bisa memberikan yang terbaik. Dan untuk kejuaraan dunia kali ini pihaknya mengirimkan banyak skuat muda. “Target kami satu gelar. Harapannya bisa lebih dari satu. Kami tidak memfokuskan pasti dari ganda putra, bisa dari sektor mana saja,” cetusnya. (Adt)
Skuad Tim Indonesia di World Championships 2018 :
Tunggal Putra :
Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Tommy Sugiarto
Tunggal Putri :
Fitriani, Gregoria Mariska Tunjung
Ganda Putra :
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Berry Angriawan/Hardianto, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso
Ganda Putri :
Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuela
Ganda Campuran :
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Ronald Alexander/Annisa Saufika, Yantoni Edi Saputra/Marsheilla Gischa Islami