Sembilan Cabor Akan Ikuti Test Event Asian Games 2018

AFF SUZUKI CUP 2016 Final Rounds Final Leg 1, Indonesia 14 December 2016

Beberapa bulan lagi, pagelaran event olahraga terbesar kedua yakni Asian Games akan dihelat. Indonesia menjadi tuan rumah pada pagelaran Asian Games 2018 ajang empat tahunan ini. Demi kelancaran event tersebut dan pemanasan para atlet, Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) bersiap menggelar test event bagi sembilan cabang olahraga (cabor) dan mempertandingkan 105 nomor. Total terdapat 1.991 atlet yang akan mengikuti test event pada Februari 2018 di Jakarta. “Saat ini KOI mempersiapkan perangkat untuk seleksi atlet yang akan ikut test event Asian Games 2018. Kami akan berkoordinasi dengan para manajer dan Chief de Mission masing-masing,” tutur pelaksana tugas Sekjen KOI, Hellen Sarita Delima, di kantor INASGOC seperti dikutip bola.com. INASGOC akan terus bekerja keras untuk mengkebut perbaikan venue yang sedang dalam tahap renovasi. Meski dalam tahap renovasi, terdapat beberapa cabor yang sudah menggelar test event terlebih dahulu. Karena, jika menurut jadwal test event akan berakhir pada bulan Maret mendatang. Berikut sembilan cabang olahraga yang akan menggelar test event Asian Games 2018:  Sepak Bola  Voli Indoor  Taekwondo  Angkat Besi  Pencak Silat  Panahan  Basket  Tinju  Atletik (pah/adt/blc)

Kaleidoskop: Momen Tak Terlupakan Dunia Olahraga Indonesia Sepanjang Tahun 2017

kaleideskop 2017

Tahun 2017 akan segera berakhir. Berbagai momen bersejarah dan tak terlupakan pun terjadi terutama di dunia olahraga Indonesia. Momen apa sajakah itu? Berikut momen-momen tak terlupakan yang dirangkum tim nysnmedia.com Match Fixing Indonesian Basketball League (IBL) Di bulan November lalu, kabar tak menyenangkan datang dari dunia basket Indonesia. Pasalnya, terdapat 8 pemain basket dan 1 official pada klub JNE Siliwangi Bandung yang tersandung kasus match fixing atau pengaturan skor. Mereka adalah Ferdinand Damanik, Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Herludityo. Untung Gendro Maryono, Fredy, Vinton Nolan Sarawi, Robertus Riza Raharjo dan Zulhimi Fatturohman. Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi)mengeluarkan surat sanksi yaitu pembekuan paling lama 5 tahun dan IBL memberikan sanksi tidak memperbolehkan 9 nama tersebut berkontribusi di IBL seumur hidup. Hingga saat ini, kasus tersebut masih terus diselidiki. Kontorversi Liga 1 Kompetisi liga 1 mulai diadakan pada 15 April 2017 lalu memang menuai banyak kontroversi. Berbagai macam aturan yang diberlakukan dianggap menyulitkan seperti batasan usia pemain maksimal 35 tahun dan mewajibkan pemain U-23 bermain sebagai starter. Tak hanya itu, tidak konsisten dalam menggunakan wasit asing dan perubahan jadwal yang dadakan dianggap sangat tidak efektif. Bahkan supporter dari Persib Bandung pun juga sangat mencuri perhatian. Dan yang sangat kontroversi adalah perbedaan antara Liga 1 dan FIFA tentang penobatan juara liga 1. Kecurangan Yang Dilakukan Malaysia Terhadap Indonesia Di SEA Games Ajang olahraga tingkat Asia Tenggara 2017 lalu yang dilaksanakan di Malaysia dapat dikatakan sangat buruk. Malaysia melakukan berbagai kecurangan bukan hanya terhadap Indonesia namun juga negara-negara lain. Kecurangan yang menerpa Indonesia antara lain insiden posisi bendera Indonesia terbalik di buku panduan SEA Games, salah melakukan pemberian kartu kuning kepada Evan Dimas ketika melawan Timor Leste hingga kecurangan wasit dalam cabang olahraga sepak takraw. Chairul Huda Wafat Saat Bertanding Kiper legendaris Chairul Huda yang membela tim Persela Lamongan wafat saat bertanding melawan tim Semen Padang. Chairul Huda meninggal akibat benturan di bagian kepala dan leher dari rekan setim nya, Ramon Rodrigues. Kejadian tersebut sontak mengejutkan seluruh pihak yang saat itu menyaksikan Chairul Huda yang sempat memegangi dada dan kepalanya setelah terjadi benturan. Duka pun menyelimuti dunia sepak bola dengan kehilangan salah satu kiper panutan pemain-pemain muda Indonesia. Pembukaan Politeknik Olahraga Indonesia (POI) Politeknik Olahraga Indonesia resmi dibuka pada 21 November lalu. Politeknik yang berada di Palembang, Sumatera Selatan ini memiliki 3 program studi, yaitu Sport Industry, Perguruan Tinggi dan Kepelatihan. Ketiga program studi ini dianggap memiliki potensi yang menjanjikan dalam kenaikan prestasi olahraga di Indonesia. Dengan didirikannya POI, diharapkan Indonesia bisa mencetak atlet dan pelatih olahraga professional dimasa depan Dimas Ekky Pratama Mengikuti Ajang Moto2 Pembalap kelahiran tahun 1992 ini dengan bangga membawa nama Indonesia di ajang Moto2 yang diadakan di Sirkuit Sepang, Malaysia. Namun ia gagal melewati garis finish akibat jatuh di lap kedua. Saat itu, ia sedang berada diposisi ke-12. Meski gagal, ia tetap bangga bisa ikut dalam ajang balap motor Internasional. Kemenangan Kevin Sanjaya Dan Marcus Fernaldi Gideon Duet ganda putra terbaik Indonesia, Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon berhasil menjuarai turnamen BWF Super Series Finals 2017 pada 17 Desember lalu. Gelar Dubai Super Series Finals ini menjadi gelar juara ketujuh yang diraih Kevin/Marcus di ajang Super Series atau Super Series Premier sepanjang tahun 2017. Ini merupakan sejarah baru bagi Indonesia dan bagi pasangan berjuluk The Minions. Tujuh gelar yang diraih Kevin/Marcus masing-masing datang dari All England, India Terbuka, Malaysia Terbuka, Jepang Terbuka, China Terbuka, Hong Kong Terbuka, dan BWF Super Series Finals Indonesia Juara Umum ASEAN Para Games Indonesia menjadi juara umum diajang ASEAN Para Games 2017 yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Indonesia berhasil membawa pulang 125 emas, 75 perak, dan 50 perunggu. Hal tersebut menunjukkan bahwa atlet difabel bisa Indonesia mengharumkan nama bangsa. Dengan segala keterbatasan dan disabilitas, mereka menjadi sosok-sosok penting pembawa nama baik bangsa di hadapan dunia. Renovasi Venue Asian Games 2018 Menyambut Asian Games 2018, berbagai fasilitas olahraga di Indonesia terutama Jakarta dan Palembang melakukan renovasi besar-besaran. Di Jakarta, kompleks Gelora Bung Karno saat ini sudah mulai rampung, seperti Stadion utama Gelora Bung Karno, Training Facility, Stadion Tenis Indoor dan Outdoor, Stadion Madya, Softball, Gedung Basket dan Lapangan Baseball, Lapangan Hoki, Lapangan Panahan dan Sepakbola ABC serta Stadion Renang (Aquatic). Selain itu, pembangunan juga dilakukan di arena menembak dan danau dayung di Jakabaring Sport Center (JSC) Palembang, rehabilitasi 17 venue di Jawa Barat, dan pembangunan venue Jetski dan Dayung di Ancol, Jakarta. Beberapa momen diatas memang tak akan terlupakan. Semoga di tahun 2018, olahraga di Indonesia bisa terus berkembang hingga kembali mengukir sejarah.(put)

Bonus “Wah” Menanti Peraih Medali Emas Asian Games 2018

Atlet-bulutangkis-Tontowi-Ahmad-dan-Liliyana-Natsir

Jika pada Olimpiade Rio de Janeiro para atlet penyumbang emas mendapat bonus mencapai Rp 5 miliar, Kini di event terbesar kedua di dunia Asian Games 2018, Kemenpora akan memberikan bonus bagi peraih medali emas, terlebih Indonesia akan menjadi tuan rumah. Dengan begitu, atlet semakin terpacu untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia. “Belum bisa diumumkan, tapi bonus Olimpiade kemarin berapa? 5 miliar kan, jadi yang jelas lebih besar dari Asian Games Incheon, tapi tidak boleh lebih dari Olimpiade,” ujar Kemenpora Imam Nahrawi seperti dikutip oleh Antara. Di Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan, atlet Indonesia yang berhasil meraih medali emas memperoleh bonus Rp 400 juta. Namun, kali ini di Asian Games 2018 para atlet tak hanya mendapatkan uang saja tetapi mendapatkan rumah. “Sesuai arahan Pak Wapres dan Pak Presiden, bonus bagi peraih medali emas Asian Games kali ini akan berbeda dari bonus-bonus yang pernah ada, selain uang, peraih emas juga akan mendapatkan rumah, mobil dan kesempatan menjadi PNS,” kata Imam. Imam menambahkan, semua itu dilakukan untuk meningkatkan semangat para atlet untuk mengharumkan nama bangsa di ajang pesta olahraga se-Asia tersebut. Sebelumnya Ketua Dewan Pengarah Panitia Pelaksana Asian Games 2018 Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, menyebutkan akan mendukung para atlet melaksanakan pelatnas. Namun, harus sesuai dengan komitmen prestasi yang diberikan, karena Indonesia memasang target menembus 10 besar. “Kita siapkan 700 miliar untuk itu. Hanya untuk 8 bulan ke depan, jadi setidak-tidaknya mungkin sekitar 100 miliar untuk satu bulan kita pakai pelatihan-pelatihan itu. Silakan anda bikin Pelatnas-Pelatnas, harus Pelatnas, mau try out ke negara mana, silakan. Semua akan kita berikan, tapi tentu kita minta komitmen prestasinya,” papar JK. (pah/adt/ant)

GBK Aquatic Stadium Resmi Ditunjuk Sebagai Markas Pelatnas Menjelang Asian Games 2018

Fasilitas-di-GBK-Aquatik-Stadium-Senayan

Asian Games 2018 akan dimulai pada 18 Agustus mendatang di Indonesia. Tentunya, segala persiapan baik itu segi fasilitas maupun atlet terus digenjot untuk memberikan hasil yang maksimal. Seperti, Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) yang sudah menunjuk GBK Aquatic Stadium Senayan sebagai tempat pemusatan latihan Nasional (Pelatnas). Kepala Bidang pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) PB PRSI, Wisnu Wardhana mengatakan, fasilitas di GBK sudah memadai bagi para atlet. Ditambah, atlet akan terbiasa dan mudah beradaptasi dengan venue. “Apalagi inilah venues yang akan digunakan pada event Asian Games mendatang. Jadi para atlet kita akan lebih terbiasa,” ungkapnya. Namun, akan ada atlet yang akan uji coba dan pelatnas ke luar negeri. “Namun kita juga punya rencana para atlet renang akan melakukan uji coba dan pemusatan latihan di luar negeri. Sebagian ke AS dan sebagian ke Australia. Sementara untuk polo air kita akan ke Serbia, dengan loncat indah melakukannya di China,” lanjut Wisnu seperti dikutip kompas.com. Pelatnas atlet renang, selama ini menunjuk Bali sebagai pelatihan bagi para atlet. Dengan menunjuknya Jakarta sebagai pelatnas bagi atlet, pastinya bisa kordinasi dengan mudah. “Ya, kita akan memutuskan pemusatan untuk ada di Jakarta, sehingga lebih memudahkan untuk koordinasi dan efisiensi,” ungkap Wisnu. Perihal mengenai target yang dicanangkan. Wisnu, lebih condong ke tiga nomor yang bisa memberikan kontribusi medali. “Jika prestasi memungkinkan perak, tapi diusahakan emas. Itu ada di 50 meter gaya punggung putra, 50 meter gaya dada putra dan estafet 4×100 meter,” ungkap Wisnu. Di arena SEA Games Kuala Lumpur 2017 lalu, pada nomor 50 meter gaya punggung, emas didapat dari I Gde Siman Sudartawa, sementara di nomor 50 meter gaya dada Indra Gunawan juga mendapatkan emas. Namun di nomor 4×100 meter gaya ganti putera, Indonesia hanya mendapat medali perak di bawah Joseph Schooling cs dari Singapura. Sementara itu, pelatih loncat indah, Harly Ramayani menyambut baik adanya pelatnas di GBK. Karena, selama ini latihan para atlet belum mempunyai tempat yang memenuhi standar. “Kalau bisa seusai Indonesia Open ini, loncat indah langsung latihan di Senayan. Selama ini tempat latihan kami sama sekali tak memenuhi standar. Yang di Senayan ini saja, memang menara masih terlalu tebal, tetapi cukuplah buat kami,” papar Harly. (pah/adt)

Mengenal Sambo, Olahraga Bela Diri Baru Yang Akan Dipertandingkan Di Asian Games 2018

Sambo-Olahraga-Bela-Diri-Baru-Yang-Akan-Dipertandingkan-Di Asian-Games-2018-1

Perhelatan akbar Asian Games 2018 yang akan di adakan di Indonesia akan memberikan warna baru. Pasalnya, ada beberapa cabang baru yang akan dipertandingkan, salah satunya adalah Sambo. Namun apakah cabang olahraga Sambo itu? Dan bagaimana kiprahnya di Indonesia? Sambo merupakan olahraga atau seni bela diri yang berasal dari Rusia yang populer pada tahun 1940-an. Sambo adalah singkatan dari Samozashchita Bez Oruzhia yang artinya pertahanan diri tanpa senjata.  Saat ini Sambo digunakan untuk seni bela diri militer tentara Rusia. Sambo menggabungkan gulat dan judo dengan menekankan pada kemampuan kontrol dan kuncian kaki. Sambo mengajarkan praktisi cara untuk mengakhiri perkelahian dengan cepat. Hal ini sering dilakukan dengan mengambil lawan ke tanah dan menerapkan penyerahan terus atau serangan cepat. Sejarah Sambo Sambo dipopulerkan oleh Vasily Oshchepkov yang lahir pada 6 Januari 1893 di Alexandrovsky Post. Vasily Oshchepkov pernah dikirim ke Seminari Ortodoks Tokyo Jepang setelah orang tuanya pada tahun 1907. Ia mengenyam pendidikan dan gaya hidup orang-orang Jepang. Pada 1908, Judo masuk dalam kurikulum Seminari yang diajarkan oleh Okamoto Yoshiro. Oshchepkov dan teman-temannya menunjukkan kemampuan yang luar biasa dan kemudian diundang ke Institut Kodokan, pusat komunitas Judo dunia. Namun, Judo dianggap sangat kasar dan Oshchepkov harus mempraktikkan seni bela diri tersebut melawan negara-negara yang pernah berperang dengan Rusia. Oshchepkov menjadi siswa Rusia pertama yang lulus dari Kodokan dan lulus dari seminari dengan nilai yang memuaskan. Ia pun dikirim ke Harbin untuk bertugas sebagai penerjemah militer di angkatan bersenjata Rusia. Ia melewati masa-masa sulit saat bertugas di angkatan bersenjata dan ia tidak pernah berhenti mengasah kemampuan Judonya. Pada tahun 1917, Oshchepkov menjadi salah satu penyelenggara turnamen Judo internasional pertama di Otaru-city Commercial High School. Namun, ia harus kembali ke Rusia pada tahun 1926. Setelah itu, ia mendedikasikan seluruh jiwa dan raganya untuk mempromosikan Judo. Ditahun 1929, Oshchepkov menjadi pelatih Judo di klub olahraga utama Tentara Merah, kemudian pindah ke Institut Pendidikan Fisik Moskow (Moscow Physical Education Institute). Ia pun berhasil membuat Judo sangat populer di kalangan masyarakat Rusia dan mengadaptasinya dengan realitas yang ada di Rusia hingga terbentuklah Sambo. Jenis-jenis Sambo Sambo memiliki 5 jenis yang berbeda, yaitu: Combat Sambo Combat Sambo dibuat untuk militer. Tidak hanya gaya mengunci, tetapi Sambo ini juga menggunakan senjata. Freestyle Sambo Freestyle Sambo menggunakan teknik mencekik, namun teknik ini sempat dilarang dalam olahraga Sambo. Bela Diri Sambo  Bela Diri Sambo adalah Jenis Sambo yang paling umum untuk dipelajari. Pada jenis ini, diajarkan cara membela diri terhadap senjata dan hal-hal sejenisnya. Banyak metode serangan memanfaatkan agresi lawan gerakan ini juga mirip dengan Jujitsu dan Aikido. Sambo Khusus  Sambo khusus ini dirancang untuk unit tertentu dengan serangan dan respon yang sangat cepat. Dalam hal ini, Sambo Khusus sangat mirip dengan Combat Sambo tetapi dengan serangan yang memiliki tujuan tertentu. Olahraga Sambo  Olahraga Sambo sangat mirip dengan Judo. Tujuannya adalah untuk menjatuhkan dan mematahkan pertahanan lawan. Aturan kompetisi mengizinkan semua jenis kuncian, termasuk mengunci dengan menggunakan kaki. Kiprah Sambo Di Indonesia Sambo sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 2007 lalu.Tokoh pendiri Sambo di Indonesia adalah Ir. Aji Kusmantri dari Pengurus Besar Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI). Sambo pertama kali diperkenalkan di lingkungan Universitas Trisakti pada tahun 2008. Bersama Gerard Lim (Singapore Sambo), perlahan olahraga Sambo mulai dikenal di kalangan Perkumpulan Judo Universitas Trisakti. Pada awalnya,  tidak banyak mahasiswa yang mengikuti olahraga ini. Alasannya adalah belum tersosialisasikan dengan baik dan memiliki perbedaan dari segi seragam latihan yaitu menggunakan celana pendek dan sepatu khusus. Saat ini di Indonesia, Sambo telah memiliki induk organisasi resmi yaitu Pengurus Besar Persatuan Sambo Indonesia (PB PERSAMBI). Beberapa atlet telah berhasil menyumbangkan medali bagi Indonesia  dalam turnamen taraf  Dunia. Salah satu atlet yang berprestasi dalam Sambo adalah Vincent Majid yang meraih medali emas di nomor combat sambo kelas + 100 kg pada kejuaraan dunia, World Martial Arts Masterships (WMAM) 2016 di Cheongju City Sports Centre, Korea Selatan. Selain itu, atlet Sambo lainnya adalah Marx Xaverius meraih medali perunggu di kelas sports Sambo kelas -62 kg. Ada juga Johan Mulyo LEgowo (combat/-74 kg) dan Desi Rahayu (sports/-60 kg) yang juga mengikuti kejuaraan WMAM ini. Di Asian Games 2018 mendatang, PB PERSAMBI juga mengincar medali emas karena ini menjadi peluang yang besar bagi Indonesia sebagai tuan rumah dan juga sebagai ajang pemberitahuan bahwa banyak atlet Sambo Indonesia memiliki bakat yang luar biasa. Semangat terus para atlet Sambo Indonesia.(put)

Akankah Semangat Asian Games 1962 Terulang Kembali Pada Asian Games Jakarta-Palembang Mendatang

asian games 1962 di Indonesia

Event olahraga empat tahunan terbesar se-Asean adalah Asian Games, tahun 2018 mendatang Indonesia mendapatkan kehormatan sebagai tuan rumah berlangsungnya Asian Games berikutnya. Ini merupakan, kali kedua Indonesia di tunjuk sebagai tuan rumah, dimana sebelumnya pernah digelar juga di tahun 1962. Tim nysnmedia.com, sedikit memberikan informasi mengenai sejarah asian games. Yuk, kita simak. Asian Games atau sering juga disebut dengan Asiad (Asia dan Olimpiade) adalah ajang olahraga yang diikuti oleh atlet-atlet Asia dan diselenggarakan setiap 4 tahun sekali di Negara-negara Asia oleh Asosiasi yang bernama Dewan Olimpiade Asia (Olympic Council of Asia atau disingkat dengan OCA). India merupakan negara pertama yang menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 1951. Namun, sebelum dikelola oleh OCA, Asian Games dikelola oleh Asian Games Federation (AGF) hingga Asian Games ke-8 di Bangkok, Thailand tahun 1978. Hingga saat ini, tercatat 13 Kota dari 9 Negara yang telah menjadi tuan rumah Asian Games. Negara yang paling banyak menggelar Asian Games yakni Thailand sebanyak 4 kali di tahun 1966, 1970, 1978 dan 1998. Diikuti oleh Korea Selatan yang pernah menggelar di tiga kota yakni Seoul di tahun 1968, Busan 2002 dan Incheon 2014. Nah, di Asian Games 2018 ke-18, Indonesia di tunjuk menjadi penyelenggara event olahraga terbesar di Asia tersebut. Kota Jakarta dan Palembang dipilih untuk melaksanakan Asian Games. Dan ini merupakan kali kedua, Indonesia menjadi tuan rumah setelah tahun 1962. Lantas, bagaimana kiprah Indonesia sepanjang mengikuti Asian Games? Pada tahun 1951 di era kepemimpinan Presiden Ir. Soekarno saat itu, Indonesia berhasil mengumpulkan lima medali perunggu dan finish di posisi tujuh. Baru di tahun 1962 disaat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-4 meraih prestasi terbaiknya. Dan, di saat itu pula, Stadion Gelora Bung Karno dengan kapasitas 100.000 orang dinobatkan sebagai stadion terbesar se Asia Tenggara. Presiden Soekarno bersemangat untuk menunjukan jati diri Indonesia melalui olahraga. Bahkan, semangat itu tertanam di para atlet, sehingga mampu meraih prestasi yang mencenangkan dan juga membuat Jepang kagum. Mengirimkan 290 atletnya, Indonesia berhasil meraih posisi terbaiknya yakni peringkat dua dengan mengoleksi 21 medali emas, 26 perak dan 30 perunggu. Kalah dari Jepang yang memuncaki klasemen dengan 73 emas, 68 perak dan 23 perunggu. Bulu tangkis menjadi penyumbang medali terbanyak bagi Indonesia dengan menyumbangkan lima medali, dua perak, dan dua perunggu. Setelah itu, prestasi Indonesia di Asian Games terus menurun. Indonesia baru mulai bangkit kembali pada pelaksanaan Asian Games di Bangkok, Thailand pada tahun 1970. Saat itu Indonesia menduduki peringkat empat dengan koleksi sembilan emas, tujuh perak dan tujuh perunggu. Di Asian Games Teheran, Iran pada tahun 1974, Indonesia masih aman berada di posisi lima besar dengan koleksi lima emas, empat perak dan empat perunggu. Namun, di ajang Asian Games selanjutnya, prestasi Indonesia kian menurun. Asian Games ke-18, Indonesia akan kembali menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar se Asia. Apakah bisa semangat juang Presiden Soekarno dan para atlet bisa tertular di dalam diri atlet Indonesia nanti? Mari kita doakan, agar atlet-atlet Indonesia bisa memberikan prestasi yang membanggakan di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang nanti.(pah/adt)

Asian Games Ajang Praktek Mahasiswa Politeknik Olahraga

Politeknik Olahraga Indonesia (POI) yang telah diresmikan tersebut, menjadikan Asian Games 2018 sebagai ajang pelatihan bagi mahasiswanya. Hal ini dilakukan untuk menunjang pemahaman dan pengembangan olahraga. Menurut lansiran dari Republika.co.id (21/11/2017), dikatakan deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Raden Ananta, mahasiswa politeknik olahraga akan berlatih dan belajar mengenai tata cara pengelolaan, pengembangan olahraga melalui pelaksanaan olahraga bertaraf internasional tersebut. Asian Games diibaratkan sebagai laboratoriumnya. Mahasiswa dapat jadi penghubung dan panitia atau tata pencatatan nilai dalam penyelenggaraan pesta olaraga tersebut. ”Perkuliahan di Poltek selain teori juga praktek di lapangan. Salah satu prakteknya dengan memanfaatkan pesta olahraga akbar mendatang” dikatakan Raden Ananta. Pihak poltek yang dilengkapi fasilitas bertaraf internasional tersebut merasa optimistis bisa melahirkan sumber daya manusia untuk menciptakan atlet berpretasi internasional.