Kepala pelatih pelatnas bulu tangkis Indonesia Mulyo Handoyo mengatakan, percepatan...
Read MoreTampil di Istora Senayan, Runner-up World Junior Championship 2018 Merinding
Jakarta- Duet Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti lolos ke babak utama kejuaraan bulutangkis Daihatsu Indonesia Masters 2019. Runner-up World Junior Championship 2018 itu, menyingkirkan wakil Rusia, Rodion Alimov/Alina Davletova, dalam duel tiga gim, dengan skor 19-21, 21-17, 21-16, pada Selasa (22/1). Berbeda dengan Fadia, yang sudah beberapa kali berlaga di Istora Senayan, ketika tampil bersama Agatha Imanuela, rekan duetnya di ganda putri, namun lain halnya dengan Rehan. Baginya, ini adalah pengalaman pertama merasakan atmosfer Istora Senayan, yang selalu gegap gempita kehadiran suporter setiap kali wakil Merah Putih bertanding. “Saya merinding. Baru pertama tanding di sini (Istora). Saya pernah main di WJC (World Junior Championships), di Yogyakarta, tapi tidak ‘segila’ di sini,” ujar pemain kelahiran Bekasi, Jawa Barat, 28 Februari 2000 itu. Padahal, menurut Rehan, laga yang dilakoni baru babak kualifikasi, namun penonton sudah ramai memenuhi Istora. “Saya pikir, pendukung kami banyak, jadi ngapain takut menghadapi lawan,” lanjut pebulutangkis PB Djarum Kudus itu. Terlebih, sebut Rehan, di akhir permainan terdengar teriakan ‘habisin’, hal itu yang kadang membuat dirinya tak sabar menyelesaikan laga. “Kadang ini bikin nafsu ingin menyerang dan mematikan lawan,” tambahnya. Pada laga ini, Rehan/Fadia harus merelakan gim pertama dicuri dobel Rusia penghuni ranking 40 itu. Merubah pola permainan dari menyerang ke bertahan justru memberikan dampak negatif bagi Rehan/Fadia. “Di gim pertama mainnya sudah enak, tapi kami jadi main bertahan. Padahal lawan juga banyak melakukan kesalahan sendiri,” ungkapnya. “Dan di gim kedua dan ketiga itu, bagaimana caranya kami harus banyak menurunkan bola,” tegas Rehan. Di babak utama, penghuni Pelatnas PBSI itu akan beradu kekuatan dengan wakil Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Ganda Indonesia peraih perak Malaysia Junior International Challenge 2018 itu patut waspada. Penampilan wakil Negeri Gajah Putih itu tengah naik daun. Fadia mengaku bila lawan yang dihadapi sangat kuat. “Lawan kami memang kuat, mereka lebih unggul dari segi pengalaman. Pokoknya kami mau fight dulu,” tukas remaja putri kelahiran Bogor, Jawa Barat, 16 November 2000 itu. (Adt)