Jakarta- Indonesia akan mengirim dua tim caturnya yang terdiri dari satu grup putra dan satu grup putri ke Batumi, Georgia, untuk mengikuti Olimpiade Catur Dunia ke-43. Tim Merah Putih akan bersaing dengan 139 negara lainnya dalam kejuaraan bergengsi tersebut.
Indonesia menunjuk Kristianus Liem sebagai kapten tim. Tim putra diwakili oleh Novendra Priasmoro (19 tahun/FM 2498), Sean Winshand Cuhendi (21 tahun/IM 2441), Azarya Jodi Setyaki (20 tahun/FM 2316), Pitra Andyka (33 tahun/FM 2274), dan Agus Muhamad Kurniawan (20 tahun/FM 2239).
Sementara tim putri diwakili oleh Chelsie Monica Sihite (23 tahun/WIM 2244), Ummi Fisabillah (18 tahun/WFM 2227), Shanti Nur Abidah (17 tahun/WFM 1968), dan Samantha Edithso (10 tahun/1805). Kontingen Indonesia telah dilepas oleh ketua umum Pengurus Besar Persatuan Catur Indonesia (PB Percasi), Utut Adianto, pada Rabu (19/9).
Pecatur termuda tim Indonesia, Samantha Edithso, pun amat bersemangat. Bocah berusia 10 tahun itu berambisi membawa Indonesia masuk 30 besar peringkat dunia. Ia mengaku membaca buku-buku catur untuk memperdalam teknik dan strateginya. Selain itu ia juga bertandang ke Malaysia, untuk berlatih dengan video trainer.
“Meskipun usianya masih muda, Samantha akan bergabung dengan tim Indonesia yang turun di Olimpiade Catur, yang levelnya sudah senior. Dia berpotensi menjadi bintang besar dan kita gembira akan hal itu,” ujar Utut.
Kebijakan Percasi mengirim pecatur muda ke Olimpiade yang melibatkan 187 negara itu semata-mata dilandasi oleh keinginan untuk membangun catur Indonesia ke arah lebih baik. Artinya Percasi ingin memberikan pembelajaran kepada para pecatur muda ini.
Utut mengatakan dalam menghadapi olimpiade kali ini sejumlah nama pecatur top lainnya tak tampil di 43rd Wolrd Chess Olympiad. Mereka adalah GM Susanto Megaranto, IM Irne Kharisma Sukandar, dan WGM Medina Warda Aulia. Mereka absen, karena jadwal Olimpiade bentrok dengan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jabar 2018.
“PB Percasi menekankan faktor pembinaan dengan memilih para pecatur mudia usia, yang berpotensi berkembang lebih lanjut. Mereka adalah pecatur muda yang baru berusia belasan tahun, kecuali Pitra Andyka, juara nasional 2013. Dia dipilih karena masih memilki potensi tinggi untuk maju,” katanya di Jakarta, Rabu (19/9).
Selain partisipasi aktif dalam pergaulan catur dunia, PB Percasi juga menargetkan sejumlah pecatur muda, untuk menggenapkan norma persyaratan gelar Grand Master (GM), yakni tiga norma GM dan rating 2500.
“Novendra, misalnya, hanya butuh satu norma GM lagi dan tambahan rating 2 poin saja. Juga, Sean Winshand Cuhendi, yang sudah meraih tiga norma GM dan tambahan rating 59 poin,” tegas Utut. Pada Olimpiade catur yang terakhir di Baku, Azerbaijan 2016 lalu, tim putra Indonesia berada di peringkat 52 dari 180 negara.
Sementara tim putri berada di peringkat 63 dari 134 negara. “Target kami memperbaiki peringkat atau lebih baik dari dua tahun lalu,” tutur Sean. PB Percasi juga tak lupa mengucapkan terima kasih pada pihak sponsor yang membantu memberangkatkan tim catur Indonesia ke Batuni, Georgia.
“Kepada pihak pemerintah Kempora dan swasta seperti PT Union, Sampoerna Triputra Persada (USTP), PT JAPFA dan Universitas Gunadarma,” ujar Utut. Sedangkan Direktur Corporate Affairs JAPFA, Rachmat Indrajaya mengatakan, dukungan penuh dilakukan pihak JAPFA, bagi atlet kebanggaan Indonesia mendapatkan hasil terbaik di Georgia.
“Hampir dua dekade JAPFA bersinergi bersama PB Percasi menggali potensi pecatur muda Indonesia. Ini hal penting menyiapkan pecatur tangguh ke depannya. Mudah-mudahan di Batuni, pecatur Indonesia, putra dan putri bertanding semaksimal mungkin,” ucap Rachmat Indrajaya yang didampingi Chef de Mission (CdM) Tim, R. Arsanti Alif. (Adt)