Jakarta- Berdiri sejak 2005, klub basket Gading Muda (GM) hingga kini tetap konsisten mencetak bibit basket unggul yang memiliki karakter kuat.
Berawal dari mimpi seorang bernama Jap Ricky Lesmana untuk berpartisipasi maksimal dalam dunia basket Indonesia, kini Gading Muda telah memiliki banyak pebasket binaan. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai lebih dari 100 pebasket.
“Gading Muda berdiri ditahun 2005-2006. Kebetulan setelah saya resign dari perkumpulan bola basket Buana Jaya, dimana klub basket ini ada dan cukup populer juga ditahun itu. Dahulu berdiri belum ada nama klub, dan kebetulan ketika itu saya sebagai pelatih sekaligus pemilik. Kemudian saya bertemu dengan pemilik Gading Muda sebelumnya. Mulai saat itu kami memutuskan untuk bekerjasama dan memakai nama Gading Muda untuk ikut kompetisi di wilayah Jakarta Barat,” ujar Ricky, sapaan Jap Ricky Lesmana, pemilik Gading Muda, saat ditemui di Kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (15/3).
Mengikuti kompetisi di awal 2006, Gading Muda belum meraih hasil memuaskan. Setahun kemudian, hasil dari kerja keras itupun mulai berbuah manis, Gading Muda berhasil menjadi kampiun di kompetisi basket kelompok umur 16 tahun.
“Kami berhak mewakili DKI Jakarta ke kejuaraan nasional (Kejurnas). Dan, pada 2008 awal menjadi kejurnas pertama kali untuk Gading Muda dan berhasil menjadi yang terbaik,” ungkapnya.
“Waktu itu kami meminjam pemain seperti Andakara Prastawa Dhyaksa (W88 Aspac Jakarta), Daniel Timothy Wenas (Pelita Jaya), dan William Darma Saputra (Satria Muda). Darisitu, kami mulai menancapkan ‘kuku’ di bola basket, khususnya di Jakarta Barat,” papar Ricky.
Ricky menjelaskan klubnya fokus melakukan pembinaan yang dimulai dari kelompok umur 5-6 tahun, hingga umur 18 tahun.
“Visi dan misi kami yakni selain bermain bola basket dengan baik, mereka juga harus memiliki attitude (sikap) yang baik. Dan, terpenting bertanggung jawab, terutama dalam pendidikan. Sebab, pendidikan bagi kami nomor satu. Sedangkan untuk Gading Muda sudah harus bisa mencetak pemain dan pelatih yang terbaik serta memiliki karakter kuat untuk bola basket Indonesia,” tuturnya.
Demi menghasilkan pemain berkualitas, Ricky mengkritisi minimnya gelaran kompetisi basket. Ia mengatakan tak semua daerah memiliki kompetisi basket yang baik, termasuk Jakarta Barat.
“Kompetisi harus diperbaiki dan diperbanyak. Atlet bisa semakin maju. Klub-klub basket makin berkembang. Jam terbang sangat dibutuhkan oleh atlet,” urainya. Baginya, bibit basket di Tanah Air tak pernah kekurangan. Tugas berat adalah bagaimana mengolah dan melatih bibit yang sudah ada.
“Kami sudah mencetak atlet berbakat. Seperti Darryl Sebastian Winata, yang bermain di kelompok umur 16 SEABA (Souteast Asia Basketball Association). Sebelumnya, ada Nathan Abraham yang ikut FIBA Asia di tahun 2015-2016,” papar Ricky. (Adt)