Jakarta- Tersisa lima bulan, Indonesia akan menggelar hajatan olahraga terbesar se-Asia. Salah satu cabang olahraga masih dihadapkan permasalahan dualisme induk organisasi nasional.
Salah satunya yang sedang terjadi antara Pengurus Besar (PB) Persatuan Hoki Seluruh Indonesia (PHSI) dan Pengurus Pusat (PP) Federasi Hoki Indonesia (FHI). Akibatnya, Tim Hoki Indonesia hingga kini belum menggelar Pelatnas Asian Games 2018.
Diketahui, dualisme PHSI dan FHI sudah terjadi sejak Agum Gumelar menjabat Ketua Umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Pusat periode 2003-2007. FHI yang kini dipimpin Yus Adi Kamrullah, menjadi organisasi nasional yang sah dan diakui KONI.
Namun, mereka tak mendapat pengakuan Federasi Hoki Asia (AHF) dan Federasi Hoki Internasional (FIH). Justru keabsahan diklaim PHSI pimpinan Raj Kumar Singh.
“Hoki bisa mengirim atlet di Asian Games 2018. Tapi, atas nama NOC (National Olympic Committee). Kami akan diskusi kembali dan memastikan soal aturannya,” ujar Mulyana, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jumat (23/3).
Ditekankan Mulyana, apapun yang terjadi di organisasi olahraga jangan sampai memberi dampak negatif, terutama menurunnya motivasi atlet. “Apalagi ini Asian Games, momen dan peluang untuk berpartisipasi semua cabang olahraga sangat terbuka,” lanjutnya.
“Atlet harus jadi kepedulian kami. Mereka harus di support, supaya latihannya tetap berjalan. Intinya, masalah di organisasi jangan sampai mengganggu semangat mereka,” tambah dosen Ilmu Kepelatihan Olahraga di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Mulyana sebelumya sempat memberikan batas waktu hingga Maret, agar konflik internal kedua kubu segera selesai.
“Kita sudah serahkan masalah ini ke KOI (Komite Olimpiade Indonesia). Karena KOI yang mempunyai member internasional Asia. Jika ada jaminan surat bahwa hoki bisa dipertandingkan, ya kami akan bantu seperti cabor lain, termasuk mencairkan dana persiapan Asian Games,” tegasnya. (Adt)