Lima Atlet Panjat Tebing Diundang Khusus Ikut Kejuaraan di China, Berangkat Dengan Kocek Sendiri

Aries Susanti Rahayu, salah satu atlet panjat tebing andalan Indonesia, diundang secara khusus tampil mengikuti seri kejuaraan panjat tebing di China, pada 21-22 September 2018. (breakingnews.id)

Jakarta- Usai membawa harum nama Indonesia di pentas Asian Games XVIII/2018, lima atlet panjat tebing andalan Indonesia diundang khusus untuk mengikuti seri kejuaraan terbuka di China. Kelima atlet itu nantinya berangkat dalam dua tahap. Tahap pertama yakni Aspar Jaelolo, Aries Susanti Rahayu, dan Puji Lestari.

Mereka akan mengikuti International Climbing Elite Tournament di Anshun, China, pada 21-22 September 2018. Lalu, Sabri dan Nurul Iqamah juga diundang untuk mengikuti open series menyusul tiga atlet sebelumnya, pada Oktober mendatang.

Hendra Basir, Pelatih Tim Nasional (Timnas) Panjat Tebing, menjelaskan China memang selalu mengundang para atlet elit dunia untuk ikut open series. Artinya, menurut Hendra, ketiga atlet tersebut sudah berada di level elite.

“Aspar, Aries, dan Puji, akan berangkat bertiga ke China tanpa didampingi siapapun termasuk pelatih. Saat ini mereka sedang berlatih keras untuk mengembalikan stamina mereka setelah libur 15 hari,” ujar Hendra, dikutip situs resmi FPTI, Selasa (18/9).

“Selama berlibur, mereka sibuk meladeni beragam wawancara dan rangkaian selebrasi kemenangan di Asian Games,” tambahnya. Usai tampil di ajang International Climbing Elite Tournament di Anshun, mereka akan kembali ke Indonesia, dan langsung menuju lokasi eks Pelatnas di Yogyakarta untuk kembali berlatih.

Selanjutnya, pada Oktober, mereka kembali ke China bersama Sabri, Nurul, dan lima atlet panjat tebing lainnya. Dimana atlet yang berjumlah 10 orang tersebut akan mengikuti delapan kejuaraan di China dan Jepang.

Kedelapan kejuaraan itu meliputi international climbing elite tournament, world cup series, dan Asian Championship. Akibat, belum ada Pelatnas lagi setelah Asian Games 2018 selesai, maka saat ini para atlet berlatih keras dengan merogoh kocek sendiri.

“Pelatnas sudah bubar sehingga dukungan (finansial) sudah selesai. Kalau latihan sendiri, tak maksimal karena fasilitas di daerah tidak memadai. Makanya kami mandiri,” lanjutnya. Bahkan, kelima atlet yang akan mengikuti open series di luar undangan dari China, juga harus merogoh kocek sendiri.

“Kami paham ini masa transisi (dari Pelatnas Asian Games menuju Pelatnas Olimpiade). Tapi tugas kami tetap mengibarkan bendera Indonesia,” ucap Hendra. “Seluruh atlet yang diterjunkan kali ini tidak hanya akan turun di nomor speed, namun juga lead. Ajang ini juga jadi pemanasan menuju Olimpiade Tokyo 2020,” tukas Hendra. (Adt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *