Jakarta- Mohammad Gunawan, atau akrab disapa Kang Ogun, mengunjungi pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Panjat Tebing, di Kompleks Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Ia bukan nama asing di dunia panjat tebing Tanah Air. Menjadi pengurus pusat pada periodisasi awal Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) berdiri, Kang Ogun adalah legenda hidup.
Kehadirannya di tengah sesi latihan atlet Pelatnas panjat tebing guna memberikan motivasi serta semangat pada mereka. Kepada para atlet, Kang Ogun, mengatakan jangan pernah kehilangan mimpi.
Sebab, menurutnya, mimpi bisa menjadi berarti bagi diri pribadi, keluarga, serta negara. Dan, mimpi yang membuat seorang atlet dapat terus berprestasi. Itu pula yang terjadi pada diri Kang Ogun.
Sejak divonis dokter menderita kanker Nasofaring pada tiga tahun lalu, ia justru seperti terlahir kembali sebagai pendaki gunung. Bahkan, pria bersahaja itu ingin sekali menjejakkan kakinya di puncak tertinggi dunia, Everest.
Baginya, Everest adalah mimpi. Dua kali melakukan pendakian, dua kali pria paruh baya itu mengalami kegagalan. Pendakian pertama pada 1994, Kang Ogun yang tergabung dalam tim internasional pendakian Everest gagal mencapai puncak setelah badai menerjang.
Lalu, pendakian kedua pada 1997, mimpinya nyaris terwujud. Puncak Everest hanya tinggal berjarak 200 meter. Sayang, ia yang tergabung dalam tim utara harus turun atas perintah ketua tim ekspedisi.
Kehadiran Kang Ogun di Pelatnas panjat tebing diakui para atlet mampu menyuntikkan energi baru untuk semakin keras berlatih. Sabri salah satunya. Atlet panjat tebing asal Kalimantan Utara itu menyebut Kang Ogun adalah pengejawantahan dari semangat pantang menyerah.
“Walaupun kena sakit kanker, tapi semangatnya untuk mengejar mimpi tidak pernah padam. Ini yang patut dicontoh para atlet terutama saya,” ujar Sabri seperti dikutip situs resmi FPTI, Kamis (29/3). (Adt)