Lampung- Tim Tinju DKI Jakarta yang dipersiapkan untuk kualifikasi PON Papua 2019, akhirnya mencapai target dalam event Kejuaraan Nasional Tinju Amatir Elite 2018, di GOR Saburai, Bandarlampung, Lampung. Dalam laga yang berakhir Selasa (11/12), para pejotos DKI merebut dua medali emas, dua perak dan dua perunggu.
Dua medali emas yang diraih DKI dipersembahkan Mathius Mandiangan (kelas ringan 60 Kg putra), dan Aldom Sugoro (kelas terbang 52 Kg putra). Mathius menuntaskan laga dengan mengalahkan Farrand Papendang (Sulut). Di kejurnas 2017 di Bangka Belitung Papendang yang tampil sebagai pemenang.
Sedangkan Aldom, yang merupakan petinju pelatnas SEA Games 2019, mengalahkan Dudu Maulana (Jabar). Sayang, Vicky Montolalu yang turun di kelas 75 kg, terpaksa mengakui lawannya. Hasil yang dicapai tim DKI ini sudah memenuhi target yang diusung sejak keberangkatan timnya ke Lampung.
Hal ini diungkapan Ketua Pengprov Pertina DKI Hengky Silatang SH. “Hasil ini sesuai target kami, yang mengincar dua medali emas. Target ini bisa lebih, namun petinju putri kami, Novita Sinadia, harus dikalahkan oleh keputusan wasit,” jelasnya, pada Rabu (13/12).
Hengky menyebut, Novita, petinju kelahiran Manado, yang berlaga di kelas terbang 51 kg putri, dikalahkan keputusan wasit yang terhitung kontroversi, saat menghadapi petinju andalan Nusa Tenggara Barat (NTB), Ainun Azizah.
“Selama tiga ronde, Novita banyak melepaskan pukulan bersih yang masuk ke lawannya. Novita menguasai jalannya pertandingan. Penonton pun tahu, kalau Novita yang bakal menjadi pemenanganya. Namun, wasit justru memenangkan Ainun,” tukas Hengky, yang lantas melakukan protes keras.
“Tinju di Indonesia tidak akan maju bila seperti ini. Sistem penilaiannya parah. Novita seharusnya menang mutlak, dan mestinya dia juara. Ini benar-benar keputusan gila. Setelah Kejurnas Lampung, ya harus ada perubahan,” pungkasnya. (Adt)