Olahraga bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Olahraga ini pertama kali disebut “Tote” yang berarti seperti “Tangan China”.
Untuk pemula yang ingin berlatih karate, harus menguasai postur dan cara berdiri, dan posisi tubuh yang alami untuk yang lebih ahli.
Siti Nur Halimah, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah mengikuti karate sejak kelas 4 Sekolah Dasar.
“Awalnya, kakak saya yang juga kuliah di UIN mengikuti UKM Karate dan saya waktu itu sangat senang setiap melihat kakak saya latihan.”ujar Siti
Mahasiswi yang lahir di Jakarta, tanggal 1 Juli 1997 ini juga mengatakan bahwa dengan mengikuti jejak sang kakak, Siti telah menuai berbagai macam prestasi dalam Kejuaraan Karate. Beberapa prestasi yang disebutkan adalah:
1. Juara 1 Kejuaraan Nasional Karate UNAS CUP 2015 di kelas kumite individual putri senior -50 Kg.
2. Juara 1 Kejuaraan SE-Jabodetabek Karate SWADHARMA CHAMPIONSHIP 2015 di kelas kumite individual putri senior -50 Kg.
3. Juara 3 Kejuaraan Nasional Karate PERTAMINA OPEN 2016 di kelas kumite individual putri senior -50 Kg.
4. Juara 2 Kejuaraan Nasional Karate UIN SUNAN KALIJAGA 2016 di kelas kumite individual putri senior -50 Kg.
5. Juara 2 Pekan Olahraga Remaja Kota Tangerang Selatan 2016 di kelas kumite individual putri senior -55 Kg.
6. Juara 2 Pekan Olahraga Remaja Kota Tangerang Selatan 2016 di kelas kumite beregu putri senior.
7. Juara 1 Kejuaraan Karate Kota Tangerang Selatan 2016 di kelas kumite individual putri senior -50 Kg.
8. Juara 3 Kejuaraan Karate Daerah se-Banten 2017 di kelas kumite individual putri senior -50 Kg.
9. Juara 1 Kejuaraan Karate WALIKOTA TANGERANG OPEN 2017 di kelas kumite individual putri -50 Kg.
Berprestasi dalam karate bukan berarti tidak pernah merasakan kejenuhan. Pada tahun 2016, Siti mengakui pernah berniat untuk berhenti berlatih karate.
“Saya agak jenuh karena memang di tahun tersebut saya sedang sibuk-sibuknya kuliah dan juga agak kurang latihan, akibatnya pada saat ikut kejuaraan hasilnya kurang memuaskan.” kata Siti.
Namun Siti terus berusaha untuk bangkit dan pantang menyerah. “Tahun 2017 ini, saya mulai mencoba bangkit dan alhamdulillah bulan Mei kemarin saya juara 1 di Tangerang Open.” ujar Siti bangga.
Mahasiswi yang sudah berada di sabuk hitam dalam karate ini mengatakan kepada NYSN bahwa ia bercita-cita menjadi Dosen, namun Siti tetap mengejar impiannya untuk menjadi atlet pelatnas.
“Saya juga mau ngejar PON tahun 2020, jadi tetap latihan agar bisa berpartisipasi dalam PON 2020 nantinya. Asal jangan letih berlatih karena menjadi juara itu tidak gampang. Dengan proses yang maksimal hasil akan mengikuti, dan yang pastinya doa dari orang tua juga sangatlah penting. Jadi, usaha dan doa harus tetap seimbang.”tutup Siti.(crs/adt)