Mewujudkan cita dan harapan terkadang tidak semudah yang di bayangkan, tetapi juga tidak sulit di lakukan. Seperti yang di lakukan oleh remaja yang bernama Hapidin, yang lahir di Bandung pada tanggal 11 juli 1991, atlet sepak bola yang berasal dari kota kembang ini mempunyai cerita perjuangan yang luar biasa dalam sepak bola.
Kecintaan Hapidin terhadap sepak bola mengantarkannya untuk mendapatkan sepatu emas yang merupakan penghargaan bagi dirinya ketika menjadi Top Scorer Divisi 1 pada tahun 2014.
Namun, Dibalik prestasinya yang sangat membanggakan tersimpan cerita pilu yang akhirnya dapat menjadi inspirasi bagi kita semua.
Pada tahun 2015, tepatnya satu tahun setelah menerima penghargaan sepatu emas, Hapidin mengalami cidera patah tulang kering yang cukup parah, dan mengalami kendala pada anklenya (pergelangan kaki) dan juga patah tulang kering.
“Dulu kejadiannya ketika sedang mengikuti salah satu pertandingan sepak bola, tidak sengaja kaki saya berbenturan dengan keeper, dan tulang kering saya patah.” tutur Hapidin.
Kejadian tersebut membuat Hapidin membutuhkan dana yang cukup banyak agar dapat menjalani pengobatan sampai benar-benar pulih. Namun dana yang tersedia tidak dapat mencukupi biaya pengobatan tersebut.
Tetapi, Hapidin sangat serius dan sangat mencintai olahraga sepak bola, sehingga ia rela melakukan apapun agar bisa cepat pulih dan kembali berlaga di lapangan.
“Saya sempat ingin menjual sepatu emas yang saya dapatkan karena sudah bingung dan habis biaya buat penyembuhan cedera.” ujarnya
Pada saat itu Hapidin merasa sangat berat untuk menjual sepatu emas kesayangannya menjadi bukti bahwa perjuangannya di dunia sepak bola sudah tidak diragukan lagi.
Lalu pada akhirnya nasib baik menghampirinya, sepatu emas kesayangannya tidak jadi dijual karena akhirnya Hapidin mendapatkan bantuan dari APPI dan juga donasi dari salah satu Dokter orthopedi yang membantu menangani pengobatan cideranya.
“Kalau untuk terus bermain bola tentu saja sudah pasti, Alhamdulilah saya sudah sembuh total dan sekarang sedang mencari tim untuk kembali bergabung dalam olahraga sepakbola.” kata Hapidin.
Sepatu emas tersebut sampai kini tetap disimpan dengan baik oleh Hapidin, untuk selalu mengingatkan dirinya dalam perjuangannya menjadi atlet sepak bola.(crs/adt)