Olahraga Rugby merupakan permainan yang lebih mengutamakan kekuatan otot, dan sangat riskan untuk terjadinya cedera. Permainan keras menggunakan bola yang berbentuk lonjong. Aturannya pun jelas, pemain ataupun lawan harus berlari membawa bola untuk melewati garis lawan.
Tak hanya itu, untuk mencetak poin pun bisa dengan cara menendang bolanya agar melewati garis lawan. Dan, pastinya poin yang didulang pun akan berbeda jika bola yang masuk dari hasil tendangan atau dibawa oleh pemain. Jika merebut bola dari lawan, pemain juga harus sama-sama jatuh.
Meski olahraga ini terkenal keras, para pemain tak diperkenankan untuk membanting. Sepatunya pun, hampir mirip dengan sepatu pemain sepakbola.
Nah, di Indonesia olahraga keras ini mulai berkembang. Baru-baru ini ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Rugby 2017 diselenggarakan yang bertemakan Road to Asean Games 2018. Diikuti oleh 11 Provinsi, ajang ini juga di peruntukan untuk mencari pemain-pemain yang bisa membela Timnas Rugby Indonesia di ajang Asean Games 2018, dimana Indonesia menjadi tuan rumah.
Rugby Banten yang sedang berkembang, sudah seharusnya didukung oleh pemerintah demi kemajuan olahraga rugby. Pada ajang kejurnas pun, tim Banten sempat kesulitan mencari pemain, beruntung Banten berhasil meraih peringkat tiga.
Tak hanya itu, rugby Banten patut berbangga, karena salah satu pemainnya terpilih untuk masuk dalam seleksi timnas rugby Indonesia. Pemain itu bernama Christoper Aditya Hardwika. Yang tak lain adalah sang kapten rugby Banten.
Christoper pun, merasa bersukur dan merasa senang bisa dipanggil oleh timnas rugby untuk mengikuti seleksi.
“Saya bersyukur bisa masuk masuk untuk seleksi timnas rugby untuk ajang Asean Games,” ucap Christoper.
Christoper juga menyayangkan hanya satu pemain Banten yang dipanggil untuk seleksi timnas rugby, sebenarnya Banten memiliki banyak pemain bagus. Namun, hanya satu yang dipanggil untuk seleksi timnas.
“Karena Kejurnas kemarin kan judulnya Road to Asean Games jadi sekalian mencari pemain. Tapi, sayangnya cuman ada 1 yang lolos dari Banten, padahal kita peringkat tiga,” pukasnya. (pah/adt)