Sudah menjadi konsekwensi dalam emansipasi wanita, dari mulai meningkatnya jumlah wanita Indonesia hingga peranannya juga harus bisa bersaing sehat dengan laki-laki. Seperti yang di lakukan atlet karate wanita, Salsabila Fitri Rohayanti (17) adalah siswi SMUN 2 Tangsel yang menekuni olahraga beladiri karate sejak kelas 7 sekolah menengah pertama dan berada dibawah naungan Bandung Karate Club (BKC). Sekarang, Salsabila telah diduk di bangku kelas 12 dan telah mengukir berbagai prestasi dalam olahraga karate. “Waktu dulu, malah mama yang nyaranin untuk ikut beladiri dan kesininya semakin nyaman untuk terus menggeluti karate.” kata remaja yang biasa dipanggil Salsa. Eksistensinya dalam menggeluti karate telah membuahkan hasil, berikut merupakan beberapa prestasi yang telah diraih oleh Salsa antara lain: 1. Juara 2 kejurnas BKC Kumite (-53kg) junior putri, juara 3 2. Paspampres tingkat nasional Kumite (-48kg) junior putri 3. juara 3 UNJ cup V tingkat nasional Kumite (-48kg) junior putri 4. juara 2 IPB cup tingkat nasional Kumite (-47kg) kadet putri Salsa juga mengungkapkan perasaan senangnya karena setiap mengikuti pertandingan, keluarganya selalu hadir untuk memberikan dukungan. Itu sangat berguna bagi dirinya agar dapat lebih semangat ketika bertanding. “Ketika ikut bertanding dalam Popda Banten, saya dikalahkan oleh juara AKF (Asean Karate Federation) dan saya mendapatkan kenang-kenangan yaitu bibir saya robek. Lucunya, jika biasanya orang lain mundur karena cidera seperti itu, saya malah semakin penasaran untuk event selanjutnya dan berpikir bagaimana caranya agar tidak mendapat kenang-kenangan itu lagi, malah saya yang memberikan kenang-kenangan untuk lawan saya.” ujarnya sembari bercanda. Salsa juga mengatakan kepada NYSN bahwa ia sudah menemukan zona nyaman yang dirasakannya ketika berlatih karate, apalagi setelah berkutat dengan mata pelajaran di sekolah selama seharian. Dan bagi Salsa, berlatih karate adalah hal terbaik untuknya melakikan refreshing. “Selain untuk refreshing, dengan berlatih karate saya dapat bertemu dengan teman-teman dan bercanda sepuasnya, sehingga mood saya bisa kembali baik, karena saya sudah membuat karate menjadi suatu kebutuhan yang harus saya lakukan setiap hari. Disamping itu, saya juga orangnya ekstrovert.” tutur Salsa. Karena kecintaannya terhadap karate dan mempunyai sifat yang suka bertanggung jawab, Salsa pernah memaksakan ikut pertandingan ketika dirinya sedang mengalami cidera. “Seminggu sebelum O2SN tingkat Kota Tangsel, engkel kaki kiri aku tergeser dan dibawa ke ahli patah tulang. Tapi aku bertanggung jawab harus membela nama baik sekolah, dan aku paksakan bertanding walaupun hanya mendapat juara 3 dan tidak lanjut sampai tingkat provinsi. Tapi aku cukup bangga akan prestasi tersebut karena bertandingnya ketika cidera.” kata Salsa menceritakan pengalamannya yang berharga. Remaja yang ingin menjadi pengurus atlet di masa depan nanti menjelaskan bahwa olahraga karate yang sedang digelutinya akan tetap dijadikan hobby dan sekaligus sebagai jembatan pendidikan untuk masuk ke jalur prestasi. “Ketika melakukan sesuatu yang belum pernah kalian lakukan, tekunilah. Maka lama kelamaan kalian akan merasa nyaman dan menemukan potensi kalian. Jangan lupa selalu diasah dan tekun berlatih! Karena seperti yang sudah sering kita dengar, bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil!!” pesan Salsa dengan nada semangat. “Yang terutama untuk mama saya, kedua untuk papa dan adik saya, Azki. Selanjutnya akang-akang senior BKC kabupaten Bogor yang membimbing saya dari sabuk putih dan terakhir yang menemani sampai sekarang pelatih terbaik saya, Senpai Ikin dan Senpai Heru. Tidak lupa juga para sahabat yang sangat mendukung perjuangan saya. Terima kasih untuk semua dukungan yang telah kalian berikan sampai saat ini.” kata Salsa menutup perbincangan dengan ucapan terima kasih kepada orang-orang yang telah mendukungnya selama ini.(crs/adt)