e-Sports Indonesia Siap Lakukan Pelatnas SEA Games 2019, Menpora : Atletnya Harus Bebas Doping

Penyelenggara SEA Games Filipina 2019 sudah mengumumkan bahwa e-Sports resmi bakal dipertandingkan dan medalinya dihitung di klasemen. Kini, asosiasi e-Sports Indonesia (IeSPA), siap segera melakukan seleksi atlet dan Pelatnas. (tv5.espn.com)

Jakarta- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menerima perwakilan asosiasi e-Sports Indonesia (IeSPA) pada Selasa, (4/12). Hadir dalam pertemuan itu Eddy Lim selaku ketua IeSPA dan atlet e-sports, termasuk Hendry “Jothree” Handisurya, yang meraih medali perak Asian Games 2018, pada nomor gim “Hearthstone”. Menurut IeSPA, Indonesia memiliki jasa besar dalam perkembangan e-Sports karena berhasil menggelar turnamen e-Sports pertama, di ajang multi-event melalui Asian Games. Atas keberhasilan ini, forum-forum e-Sports internasional percaya bahwa masa depan e-Sports sebagai turnamen olahraga akan cerah. Sejak didirikan pada 2013, IeSPA sudah memiliki badan kepengurusan hingga ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Riau, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, bahkan Papua Barat. IeSPA mengaku akan terus mengembangkan olahraga e-Sports di Indonesia, dengan menggelar banyak kejuaraan di tingkat lokal hingga nasional. Hal ini bertujuan untuk menjaring bakat para atlet e-Sports di Indonesia. “Pemerintah sangat mendukung penuh kejuaraaan e-Sports tingkat nasional bahkan internasonal,” ujar Menpora. Menpora juga menambahkan agar proses pembinaan juga diperhatikan. “Atlet e-Sports adalah atlet yang membela merah-putih sehingga perlu dibina dan diperhatikan fisik, mental, dan lainnya,” tambah Menpora. Senada dengan Menpora, pihak IeSPA juga menyatakan para pemain e-Sports bukan sekadar bermain gim. Mereka adalah para atlet yang punya kondisi fisik dan kondisi otak yang sama baiknya. “Bahkan para atlet e-Sports harus menjaga pola makan dan kandungan gizi mereka. Para atlet tidak boleh makan dan minum sembarangan karena mereka juga dilakukan tes doping, sama seperti atlet lainnya,” ujar Imam. Pembahasan juga mengerucut tentang rencana kualifikasi dan pelatnas SEA Games cabang olahraga e-Sports. Penyelenggara SEA Games Filipina 2019 sudah mengumumkan bahwa e-Sports resmi bakal dipertandingkan dan medalinya dihitung di klasemen. Sejauh ini, baru Mobile Legends: Bang-Bang yang resmi diumumkan sebagai judul games yang dipertandingkan pada SEA Games tersebut. Jenis games lainnya sedang dibahas hingga 15 Desember 2018. “Rencananya untuk kualifikasi, kami akan mengadakan series event. Namun, detailnya seperti apa, masih perlu dimatangkan lagi karena harus menunggu pengumuman jenis-jenis games yang akan dipertandingkan. Sejauh ini, yang sudah pasti ‘kan baru Mobile Legends,” kata Eddy, dilansir Bola.com. Eddy mengatakan rencana kualifikasi e-Sports untuk SEA Games belum diputuskan secara mendetail karena teknisnya pasti berbeda-beda, tergantung jenis game. Namun, Eddy memastikan para atlet yang dikirim ke SEA Games 2019, akan diseleksi berdasarkan hasil kualifikasi. “Jadi, misal ada gamers papan atas, ya tak otomatis langsung lolos. Apalagi jangka waktunya masih panjang, hingga satu tahun ke depan. Masih mungkin ada perubahan kekuatan. Gamer yang terbaik saat ini, belum tentu masih jadi yang terbaik pada pertengahan tahun depan,” urai Eddy. Penyelenggara SEA Games 2019 yang bermitra dengan manufaktur perangkat keras gaming Razer bakal menyediakan enam medali emas, dengan pembagian kategori dua untuk game konsol, dua untuk game PC, dan dua untuk game mobile. “Lagipula, bukan hanya pemain terbaik yang akan dikirim ke SEA Games 2019. Kami akan mencari pemain terbaik, dan bagaimana caranya membuat mereka meraih medali emas. Mungkin dengan cara mengirim pemain menjalani pelatihan ke luar negeri,” imbuh Eddy. EeSPA juga berencana menggelar pelatnas menjelang SEA Games 2018, sama seperti cabang-cabang lainnya. Namun, detail rencana pelatnas juga masih menunggu jenis games yang dipertandingkan, serta ketersediaan dana. (Adt)

Pemanasan Jelang Seleksi Tim SEA Games 2019, PGSI Gelar Kejurnas Gulat Senior U-23

Kejurnas Gulat Senior U-23 2018 yang dilaksanakan oleh Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI), akan berlangsung 6-10 Desember, di GOR Simpang Lima, Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah. Event ini memakai regulasi gulat internasional atau United World Wrestling (UWW). (antaranews.com)

Semarang- Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Gulat Senior U-23 di Kabupaten Grobogan, Purwodadi, Jawa Tengah. “Rakernas digelar pada 4-5 Desember, di Hotel 21 Purwodadi, sedangkan Kejurnas Gulat Senior U-23 berlangsung 6-10 Desember di GOR Simpang Lima, Grobogan, Purwodadi,” kata Ketua Pengurus Provinsi PGSI Jawa Tengah, Andreas Budi Wirohardjo di Semarang, Selasa (4/12). Andreas menjelaskan tujuan rakernas yang akan dipimpin oleh Ketua PP PGSI Trimedya Panjaitan itu akan menyusun agenda kegiatan 2019 dan mengkonsolidasikan organisasi gulat seluruh Indonesia. Usai rakernas dilanjutkan dengan Kejurnas Gulat Senior U-23, yang diikuti sekitar 300 pegulat dari 26 pengprov PGSI se-Indonesia. “Tujuan Kejurnas Gulat Senior U-23 adalah mencari atlet nasional untuk mengikuti SEA Games 2019 di Filipina,” ujarnya. Kemudian, membentuk jenjang dan pola pembinaan olah raga gulat, yang terintegrasi dengan melibatkan seluruh kompenen pendukung, serta menjaring atlet gulat berprestasi. Menurut Andreas, yang menarik dari Kejurnas Gulat Senior U-23 2018 adanya “talent scouting” yang menentukan tim yang masuk pelatnas mendatang. Gulat menjadi salah satu cabang olahraga yang diikuti Indonesia pada Asian Games 2018 yang lalu. Gulat memang belum pasti akan dipertandingkan di Sea Games 2018. Tapi, PP PGSI yakin jika cabang olahraga gulat akan masuk pada event olahraga multi event terbesar di kawasan Asia Tenggara itu. Kejurnas Gulat Senior U-23 2018 bakal memakai regulasi gulat internasional atau United World Wrestling (UWW). Andreas menyebut, regulasi UWW memastikan, jika proses timbang badan dan cek kesehatan dilakukan pada hari H, sehingga atlet tak akan bisa memanipulasi berat tubuhnya. Secara khusus, PGSI Jateng sebagai tuan rumah penyelenggaraan Kejurnas Gulat SeniorU-23 mendapat kesempatan untuk mengikuti 21 kelas yang dipertandingkan. Beberapa kategori yang dipertandingkan pada Kejurnas Gulat Senior U-23 adalah gaya bebas putra, gaya bebas putri, serta gaya Grego Romawi putra dengan berbagai kelas mulai 48 kilogram hingga 130 kg. (Adt)

Asian Open Short Track Speed Skating Trophy 2018 Diikuti 12 Negara, Sertakan Nomor Atlet Usia 11 Tahun

Ajang Asian Open Short Track Speed Skating Trophy 2018, yang berlangsung di Oasis Centre Arena (OCA), AEON Mall Jakarta Garden City, Jakarta Timur, pada 30 November - 2 Desember 2018, menjadi lompatan menuju SEA Games 2019. (Adt/NYSN)

Jakarta- Federasi Ice Skating Indonesia (FISI) siap menggelar Asian Open Short Track Speed Skating Trophy 2018, di Oasis Centre Arena (OCA), AEON Mall Jakarta Garden City, Jakarta Timur, pada 30 November – 2 Desember 2018. Gelaran kompetisi internasional pertama di Indonesia ini diikuti 113 atlet dari 12 negara. Yakni Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, China Taipei, Korea, China, Hong Kong, Qatar, Australia, Jepang, dan India. Turnamen mempertandingkan lima nomor, di antaranya Senior, Junior A, Junior B, Junior C dan Junior D, serta 11 tahun. Sekaligus menjadi ajang unjuk skill menuju SEA Games 2019 Filipina Gatot S. Dewabroto, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), mengatakan melalui turnamen ini pemerintah memberi dukungan penuh yang tidak berhenti di Asian Games dan Asian Para Games 2018 saja. Ia menyebut cabang olahraga ice skating menjadi salah satu yang dipertandingkan di SEA Games 2019 Filipina. “Banyak event nasional dan internasional yang kami dorong. Tak hanya sport olympic, tapi juga non sport olympic program,” ujar Gatot, di Senayan, Jakarta, pada Jumat (30/11). “Turnamen dengan level Asia ini menjadi kesempatan bagi para atlet dalam menunjukkan kemampuannya menuju SEA Games 2019 di Manila,” lanjutnya. Sementara itu, Yovita Bellina, Sekertaris Jenderal (Sekjen) FISI, mengungkapkan Indonesia memiliki peluang besar meraih prestasi di ajang turnamen internasional ini. Sebab, jelasnya, para atlet telah berlatih selama dua bulan lebih, dan bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Kontingen ice skating Indonesia mengincar prestasi yang lebih tinggi diSEA Games yang berlangsung di Manila, Filipina pada 2019. Satu emas dan satu perak dari kategori putra dan putri target Federasi ICe Skating Indonesia (FISI) dari disiplin short track menyusul pencapaian mereka di SEA Games Kuala Lumpur, Malaysia, 2017 lalu. Kala itu, atlet Merah Putih berhasi membawa pulang satu perak dari nomor 500 meter putra dan 1 perunggu dari estafet beregu putri. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi FISI, Fitra Tara Mizar mengaku, optimistis atlet-atlet binaannya dapat mencapai prestasi yang lebih baik. “Target realistis kami adalah emas di 500 meter putra, dari Stafanus Wihardja. Saat di Malaysia dia dapat perak sehingga kami harapkan bisa genjot lagi, dan saat-saat ini adalah era keemasannya. Kalau di putri yang beregu itu yang kita andalkan dari yang semula perunggu menjadi perak,” ujar Fitra, pada Jumat (30/11). Fitra menambahkan, di Manila terdapat pengurangan nomor pertandingan dibandingkan dengan SEA Games sebelumnya. Di Kuala Lumpur terdapat 8 nomor yang dipertandingkan, di Manila baru diputuskan 6 nomor, yaitu 500 meter putra-putri, 1.000 meter putra-putri, dan 1.500 meter putra-putri. “Kalau yang 1.500 meter memang masih bargaining, negara-negara peserta masih mencoba melobi, kalau bisa jangan 1.500, tetapi beregu saja, karena peluang kita di beregu itu. Makanya, kita berharap beregu ada cuma dari tuan rumah memang belum fixed antara beregu sama 1.500 meter,” tambahnya. Fitra menjelaskan lawan terberat Indonesia saat ini masih sama, yakni Malaysia dan Thailand di nomor short track, serta Filipina di figure skating. Ia mengaku menuju ke Manila di akhir 2019, pihaknya sudah mengagendakan serangkaian turnamen uji coba yang akan diikuti di sepanjang tahun. Para ice-skater Merah Putih akan mengikuti Asian Skating Union Series yang terdiri dari empat seri. Kompetisi itu berlangsung di Tiongkok, Korea Selatan, Taipei, dan Jepang sejak Februari hingga Juni, pada 2019. Selain ajang uji coba, seri itu juga menjadi ajang pengumpulan poin Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing. Namun, untuk lolos, para atlet Indonesia harus lebih dulu berkompetisi dalam ajang Asian Open Short Track Speed Skating Trophy 2018, di Jakara. “Event di Jakarta ini salah satu kualifikasi di sirkuit Asia, sehingga harus ada limit waktu yang dipenuhi. Misalnya, di nomor track 500 meter putra, jika catatan waktunya nggak masuk 46 detik, berarti gagal tampil. Begitu juga putri, kalau catatannya kurang dari 50 detik, ya batal ikut di sirkuit Asia,” jelas Fitra. Untuk seri tersebut, FISI sudah menargetkan beberapa atlet yang ikut. “Kalau di putra ada Stefanus dan Yohannes, sementara putri ada empat yang kemarin ikut estafet di SEA Games 2017, yaitu Ratu Afifah Nur Indah, Alyssa Thirza Putri, Rahmah Osya, dan Gita Widya Yunika,” pungkasnya. (Adt)

Proyeksi Event Internasional, Kemenpora Dorong Atlet Junior Isi Kuota 60 Persen Skuat Indonesia di SEA Games 2019

Dua pelari asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhammad Zohri (belakang), dan Muhammad Fadlin, melakukan selebrasi, usai meraih medali perak di nomor lari estafet 4x100 meter, pada Asian Games 2018 lalu. Zohri yang masih berusia 17 tahun, menjadi atlet prioritas guna mengisi kuota 60 persen, skuat Indonesia di ajang SEA Games 2019 Filipina. (Riz/NYSN)

Jakarta- Kementerian Pemuda dan Olahraga akan mewajibkan komposisi atlet junior 60 persen dari total atlet yang diajukan pengurus cabang olahraga untuk mengikuti SEA Games 2019, di Filipina. “Kata kuncinya, prestasi itu bisa meningkat saat atlet sering bertanding dengan negara lain dengan puncak penampilan di kejuaraan multi-cabang olahraga, seperti SEA Games. Kami mendorong atlet junior, agar punya pengalaman dalam SEA Games,” kata Menpora Imam Nahrawi, usi Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI di Jakarta, Kamis (25/10).. Kemenpora kini menganggarkan pembinaan atlet jelang SEA Games 2019, ASEAN Para Games 2019, dan kualifikasi Olimpiade 2020 dalam bidang peningkatan prestasi olahraga terutama sebesar Rp500 miliar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019. “Hasil dalam SEA Games 2019 akan menjadi batu loncatan ke Olimpiade 2020 serta Asian Games 2022 di China,” kata Menpora. Menpora mengatakan Indonesia telah memiliki atlet-atlet yang masuk kualifikasi Olimpiade 2020, dan Paralimpiade 2020 yang juga memakai anggaran Rp500 miliar itu. “Bujet Rp500 miliar itu tidak semuanya untuk atlet yang mengikuti SEA Games 2019, melainkan juga bagi atlet yang mengikuti kualifikasi Olimpiade,” kata Menpora. Ia mengakui anggaran pemusatan latihan nasional pada 2019, lebih kecil dibanding anggaran pada 2018. “Pada 2018, anggaran sebesar Rp735 miliar, itu naik karena ada Asian Games. Anggaran menjadi tantangan bagi Kemenpora, untuk mencari terobosan lain. Dan ini waktu yang tepat untuk meyakinkan publik, agar terlibat dan bagaimana menyiasati pendapatan atau bantuan dari sponsor,” tegas pria asal Bangkalan, Madura ini. Anggaran pelatnas untuk 2019 turun dibandingkan tahun ini.Penurunan itu berimbas pada anggaran yang akan dikucurkan kepada federasi cabang olahraga, yang bertanggung jawab membina atlet. Pada 2019, Indonesia sudah ditunggu dua multievent besar, yakni SEA Games Filipina dan kualifikasi Olimpiade 2010 Tokyo, untuk sebagian cabang olahraga. Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Mulyana, berharap prestasi tak turun meskipun dana berkurang. Dia menekankan agar kualifikasi olimpiade dan persiapan SEA Games terpadu dan linier. “Latihannya ‘kan satu paket. Seperti atletik nomor lari 100 meter, ada Lalu Muhammad Zohri. Usianya masih 17 tahun dan dia ikut kualifikasi olimpiade, serta SEA Games juga. Tentu, selain untuk event SEA Games, ya juga lolos kualifikasi. Itu yang dimaksud keterpaduan linier,” jelasnya “Makanya, ada prioritas, khususnya untuk sport olympic. Tapi, itu pun bukan cabornya, melainkan number of eventnya, yang potensi medali yang dilihat. Itu yang akan prioritas untuk mendapatkan dana lebih,” dia menjelaskan. (Adt)

Demi Komposisi Skuat Yang Lebih Matang, PP PGSI Gelar Kejurnas Gulat U-23 Pada Awal Desember

Jelang persiapan SEA Games 2019 Filipina, Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI) akan menggelar kejuaraan nasional (Kejurnas) gulat U-23, pada 6-10 Desember 2018, di Grobogan, Jawa Tengah. (bolapsort.com)

Jakarta- Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI) akan menggelar kejuaraan nasional (Kejurnas) gulat U-23 pada 6-10 Desember 2018 di Grobogan, Jawa Tengah. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari bibit-bibit pegulat masa depan Indonesia. “Salah satu agenda PP PGSI pada 2018 adalah mengadakan Kejurnas U-23. Setelah itu, akan ada lagi Kejurnas level junior, senior, dan kader. Ini Kejurnas pertama kali di level U-23, tampil di Grobogan, Jawa Tengah,” kata Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PGSI, Gusti Randa, dalam rilisnya, pada Kamis (24/10). Menurut Gusti Randa, Grobogan dipilih sebagai tuan rumah karena Jawa Tengah adalah provinsi yang paling siap menggelar kejuaraan ini. Namun, ia belum bisa memastikan berapa banyak atlet yang akan berpartisipasi pada ajang ini. Gusti menjelaskan, PP PGSI tengah fokus mempersiapkan atlet lebih dini untuk nantinya memiliki persiapan yang matang pada SEA Games 2019 di Filipina. Terlebih, cabang olahraga gulat kemungkinan besar dapat dipertandingkan di event olahraga terbesar di kawasan Asia Tenggara itu. “Persiapan kita untuk seleksi atlet timnas, saat ini sudah bisa dilakukan sedini mungkin. Karena kami tak mau, hal yang sama terjadi seperti situasi timnas gulat di Asian Games 2018. Saat ada kepengurusan baru, tiba-tiba sudah tersedia atletnya,” ujarnya lagi. PP PGSI, kata Gusti, tak sempat menjaring atlet muda sejak terbentuk kepengurusan baru, karena mereka langsung berhadapan dengan event Asian Games 2018. Akibatnya, mereka mengandalkan atlet-atlet yang sudah tersedia. “Untuk persiapan SEA Games 2019, kami mendapatkan atlet yang banyak. Selain Kejurnas, bisa dari Pra PON (Pekan Olahraga Nasional), Porprov (Pekan olahraga Provinsi), atau dari mana saja, sehingga kita banyak mendapatkan atlet dan seleksinya lebih enak,” terang salah satu Exco di kepengurusan PSSI pimpinan Edy Rahmayadi itu. Pada bagian lain, Gusti menjelaskan, sebelum Kejurnas tersebut, PP PGSI juga akan menggelar rapat kerja nasional pada 4-6 Desember 2018. Baik Kejurnas maupun rapat kerja nasional, diputuskan dalam rapat yang dipimpin Ketua Umum PP PGSI, Trimedya Panjaitan, pada Senin (22/10) lalu. (Adt)