SEA Games Tak Lagi Bidik Prestasi, Menpora Tegaskan 60% Kontingen Indonesia ke Filipina Diisi Atlet Junior

SEA Games kini menjadi batu loncatan bagi atlet Indonesia menuju Asian Games dan Olimpiade. Itu sebabnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menegaskan komposisi kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 di Filipina, 60 persennya bakal diisi oleh atlet junior berprestasi, seperti sprinter 18 tahun asal Lombok, Lalu Muhammad Zohri. (asiatimes.com)

Jakarta- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menegaskan komposisi kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 Filipina. Sebanyak 60 persen skuat Merah Putih bakal diisi atlet junior. Komposisi antara atlet senior dan junior ke SEA Games 2019 Filipina itu sempat dilontarkan pada medio akhir 2018. Sempat menuai pro dan kontra, Imam bersikukuh, kontingen dihuni pemain muda. “Ini untuk memberikan suasana keunggulan dan kompetisi yang lebih baik lagi bagi atlet junior,” kata Imam, usai menggelar rapat persiapan Pelatnas dan Percepatan Prestasi Olahraga Nasional, Senin (7/1). “SEA Games tak lagi jadi patokan bagi Indonesia untuk juara atau menempati peringkat. SEA Games adalah batu loncatan bagi atlet menuju Asian Games dan Olimpiade,” dia menambahkan. Menpora juga memiliki pertimbangan agar atlet dan cabang olahraga bisa berfokus mencari poin ke Olimpiade 2020 Tokyo. Sebab, pengumpulan poin ke Tokyo sudah dimulai tahun ini. Lagipula, anggaran pelatnas tahun ini menurun ketimbang tahun lalu. Jika tahun lalu APBN menyiapkan dana 735 miliar kini menjadi Rp 500 miliar. Imam berharap anggaran itu juga bisa difokuskan untuk membiayai nomor pertandingan potensial medali pada Olimpiade 2020. “Ini akan menjadi kesempatan untuk nomor-nomor unggulan Indonesia menuju Olimpiade, karena terbiayai dengan baik dan dapat mengikuti sejumlah uji coba ke luar negeri,” kata dia. Kendati menginstruksikan agar kontingen didominasi atlet muda, Imam tak memberikan sanksi kepada cabang olahraga yang bandel. “Yang terpenting, pelatnas segera berjalan. Saya minta Komite Olimpiade Indonesia melakukan klasifikasi. Usai penetapan Surat Keputusan Percepatan Prestasi Olahraga Nasional akan diketahui tingkatan atlet internasional, atlet regional, dan atlet nasional, karena ada catatan mereka meraih gelar juara di mana,” ujar Imam. Menpora menambahkan nomor-nomor pertandingan dalam Asian Games 2018 yang menyumbang medali emas bagi Indonesia, akan mendapatkan prioritas untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Saat ini, lanjut Menpora, baru 30 persen cabang olahraga, yang mengajukan proposal kegiatan pelatnas 2019. Pada SEA Games nanti, kemungkinan ada 56 cabor yang diusulkan National Olympic Committee Filipina. Jumlah tersebut terbanyak dalam sejarah penyelenggaraan SEA Games. Dengan penambahan itu, bulu tangkis yang sebelumnya tak masuk cabor yang di pertandingan, kembali masuk. Tak hanya bulu tangkis, cabor atletik, taekwondo, karate, dan beberapa cabor unggulan Indonesia untuk mendulang emas di SEA Games, tertarik dengan ide dari pemerintah yang memprioritaskan atlet junior lebih dominan di dalam skuadnya. Sebab Indonesia sangat membutuhkan atlet muda untuk meregenerasi jangka panjang. (Adt)

Menuju Piala AFF U-22 di Kamboja, PSSI Gelar Seleksi Singkat 38 Pemain

Osvaldo Haay (25) masuk seleksi Timnas U-22. Ia masyhur sebagai winger berkecepatan tinggi. Namun pemuda 20 tahun asal Jayapura ini pernah menghuni pos striker murni bersama timnya, Persebaya Surabaya, di Liga 1 2018. Ia pun pemain multifungsi. Empat pos sanggup dimainkannya, yakni bek kiri, gelandang, sayap, dan penyerang. (medcom.id)

Jakarta- Piala AFF U-22 akan segera bergulir pada 17 Februari hingga 2 Maret 2019, di Kamboja. Menghadapi turnamen penting itu, PSSI memanggil sekaligus menseleksi 38 pemain, yang bakal memperkuat skuat Garuda Muda, di bawah asuhan Indra Sjafri. Para pemain ini memulai pemusatan latihan nasional (pelatnas) untuk Timnas U-22 mulai 7 Januari, di Jakarta. Dari 38 nama yang rencananya dipanggil, sebagian besar merupakan skuat Timnas U-19. Di antaranya Witan Sulaeman, Egy Maulana Vikri, dan Todd Rivaldo Ferre. Selain itu, terdapat nama Ezra Walian, yang saat ini bermain untuk klub Belanda, Almere City. Namun, pemain berpostur 177 cm itu sedang menjalani masa pinjaman di RKC Waalwijk. Ezra sempat menjadi bagian dari Timnas U-22 di SEA Games 2017. Namun, pada Piala AFF 2018, ia gagal mendapatkan izin dari klub untuk membela Timnas Indonesia senior. Selain Ezra, PSSI turut memanggil bomber Persik Kediri sekaligus pemegang titel topskor Liga 3, Septian Satria Bagaskara. “Kami memilih pemain yang bermain di kompetisi Liga 1, 2, dan 3, sehingga memiliki jam terbang. Ini jadi landasan utama kami dalam menentukan pemain. Kami juga sudah mengumpulkan data dari tim HPU (high performance unite),” ujar Indra, di Jakarta, pada Jumat (4/1). Juru racik tim kelahiran Lubuk Nyiur, Batang Kapas, Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), 2 Februari, 55 tahun silam itu, mengatakan semua pemain dari U-19 masuk ke dalam skuat Garuda. “Semua pemain dari Timnas U-19 yang kemarin itu masuk, tapi minus striker. Banyak striker bagus, dan paling tidak, kini ada 4 striker yang kami siapkan,” tambah pelatih yang mengecap karir junior di PSP Padang 1981-1986. Sementara itu, terkait sempitnya waktu persiapan timnas, Indra tak mempermasalahkan. “Training center untuk timnas tak perlu lama. Saya inginnya satu, dua, tiga hari. Harusnya mereka yang dipanggil pemain yang pembinaan di klubnya bagus, sehingga kami hanya tinggal memantapkan program saja kepada para pemain ini,” jelas Indra. Untuk staf pelatih, mayoritas staf Indra dari Timnas U-19 akan disertakan. Namun, Indra juga membawa dua asisten pelatih baru yang dipastikan sudah memiliki lisensi kepelatihan yang sesuai arahan AFC. “Tim ini adalah tim yang terbaik, termasuk team behind the team, pelatih yang kami pilih adalah yang terbaik karena mengikuti standar arahan dari AFC. Asisten satu nanti akan dibantu oleh Yunan Helmi dari Barito (Putera),” papar Indra. “Asisten dua, yakni Nova Arianto dari Lampung Sakti, dan kebetulan sekarang dalam posisi tidak dalam kontrak. Seluruh pelatih itu masuk kriteria AFC soal sertifikasi,” tukas pria yang memulai karir sebagai pelatih U-12 ini. Sedangkan Ratu Tisha, Sekertaris Jenderal (Sekjen) PSSI, menyebut jika Indra memiliki beban berat dalam mempersiapkan Timnas U-22. Sebab, menurutnya, selain Piala AFF U-22 pada 2019 ini, tim merah putih muda juga akan berlaga di kualifikasi Piala Asia U-23 pada 2020, dan SEA Games 2019 Filipina. “Ada beberapa target dari PSSI, seperti Piala AFF di Kamboja, AFC U-23 Qualifiers, juga menyongsong target emas di SEA Games 2019. Mulai 7 Januari akan ada rangkaian program-program itu,” cetus Tisha. “Kami harapkan dukungan, doa, serta semangat dari masyarakat demi kejayaan sepak bola Indonesia,” lanjutnya. Timnas U-22 akan menjalani laga perdana pada 18 Februari kontra Timnas U-22 Myanmar, pada babak penyisihan grup Piala AFF U-22 2019. Setelah itu, skuat Garuda bakal berjumpa dengan Singapura, Malaysia, dan tuan rumah Kamboja. (Adt) Daftar 38 pemain Timnas Indonesia U-22: Kiper 1. Hilman Syah (PSM Makassar) 2. Awan Setho (Bhayangkara) 3. Satria Tama (Madura United) 4. M Riyandi (Barito Putera) Belakang 5. Nurhidayat (Bhayangakara) 6. Rachmat Irianto (Persebaya Surabaya) 7. Bagas Adi (Arema FC) 8. Dallen Ramadhan (Bali United) 9. Dandi Maulana (Barito Putera) 10. Andi Setyo (PS TIRA) 11. Fredyan Wahyu (PSMS Medan) 12. Indra Mustafa (Persib Bandung) 13. Firza Andika (PSMS Medan) 14. Asnawi Mangkualam (PSM Makasar) 15. Adnan Lestaluhu (Persija Jakarta) 16. Samuel Christianson (Sriwijaya FC) Tengah  17. Hanif Sjahbandi (Arema FC) 18. Wahyudi Hamisi (Borneo FC) 19. Rafi Syaharil (Barito Putera) 20. Todd Rivaldo (Persipura Jayapura) 21. Gian Zola (Persela Lamongan) 22. Saddil Ramdani (Persela Lamongan) 23. Sani Riski Fauzan (Bhayangkara) 24. M Luthfi Kamal (Mitra Kukar) 25. Witan Sulaeman (SKO Ragunan) 26. Egy Maulana (Lechia Gdansk) 27. Osvaldo Haay (Persebaya Surabaya) 28. Rifal Lastori (PSS Sleman) 29. Kadek Agung (Bali United) Striker 30. Billy Keraf (Borneo FC) 31. Yoga Pratama (PSIM Yogyakarta) 32. Dalmiansyah Matutu (Arema FC) 33. Dimas Drajad (PS TIRA) 34. Beni Oktaviansyah (Kalteng Putra) 35. Marinus Wanewar (Bhayangkara) 36. Ezra Walian (RKC Waalwijk) 37. Septian Satria Bagaskara (Persik Kediri) 38. M Rafli (Arema FC)

Dorong Atlet Muda di SEA Games 2019, Juara Dunia Asal Palu Fokus Cari Poin Olimpiade Tokyo

Juara dunia speed world record Wujiang 2018, China, Aspar Jaelolo, mengaku dirinya tak akan tampil dalam ajang multievent SEA Games 2019 Filipina. Ia memilih untuk fokus mengumpulkan poin, menuju Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. (app.kurio.co.id)

Jakarta- Juara dunia speed world record Wujiang 2018, China, Aspar Jaelolo, mengaku dirinya absen di ajang SEA Games 2019 Filipina. Hal itu bukan tanpa alasan, sebab atlet kelahiran Wani, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, 24 Januari 1988 itu, akan fokus mengumpulkan poin menuju Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. “Kalau saya pribadi, tidak akan tampil di SEA Games 2019. Tapi, misalkan FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) mengharuskan tampil, maka saya akan siap turun,” ujar Aspar, di Jakarta, pada Selasa (11/12). “Federasi menginginkan atlet yang lebih muda. Itu juga harapan saya. Supaya ada regenerasi. SEA Games itu lingkupnya Asia Tenggara, sehingga atlet muda harus diberi kesempatan untuk tampil,” lanjutnya. Ia mengungkapkan bila cabang olahraga panjat tebing masih diperdebatkan apakah bisa dipertandingkan di SEA Games 2019. “Di Asia Tenggara, Indonesia masih terkuat di cabang olahraga (cabor) panjat tebing. Sedangkan, tuan rumah punya kebijakan memasukan cabor yang jadi unggulannya. Tapi, karena panjat tebing sudah masuk Olimpiade, ya tuan rumah wajib memasukan cabang ini,” terang peraih medali perak Asian Games 2018, dalam nomor speed relay putra itu. Kedepan, harapannya, tegas Aspar, tim Indonesia yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo 2020, bisa mendapatkan poin penuh pada ajang kualifikasi 2019. Untuk, itu dirinya akan fokus mengejar poin, menuju pesta olahraga terbesar sejagat, dengan mengikuti seluruh seri world cup pada tahun depan. “Sebenarnya tahun ini, saya punya target menempati ranking 3 dunia. Tapi nggak kesampaian, karena bertepatan dengan Asian Games 2018. Dari 8 seri yang harus diikuti, saya tidak bisa tampil di tiga seri world cup,” jelasnya. “Akibatnya, ranking saya sepanjang tahun ini, harus terkoreksi dan turun ke peringkat 6 dunia. Itu sebabnya, saya harus mengejar di tahun depan untuk mendapatkan tiket Olimpiade,” pungkas atlet asal DKI Jakarta itu. (Adt)

Atlet Pelatnas Tampil Lesu di IOC 2018, PRSI : Perenang Junior Bisa Ancam Seniornya

Atlet renang putra gaya punggung, yang tampil dalam event 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018, Stadion Akuatik GBK, Jakarta, 1-5 Desember, berpose sejenak sebelum tampil bertanding. Mereka adalah Farrel Armandio Tangkas (kiri), I Gde Siman Sudartawa dan Rick Anggawijaya. (kompas.com)

Jakarta- Perlombaan renang di 2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOC) 2018 di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta berakhir. Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) mengantongi nama-nama perenang baru. PRSI memanfaatkan ajan ini sebagai seleksi awal perenang menuju pelatnas 2019. Hasil dari perenang yang tampil pada Sabtu (1/12) hinngga Rabu (5/12), akan segera dievaluasi. Secara garis besar, penampilan perenang pelatnas kurang sip. Sementara, nonpelatnas memberikan kejutan, yakni mengalahkan senior yang juga pelatnas. Wakil Ketua PRSI, Harlin E. Rahardjo akan mempertimbangkan atlet-atlet non pelatnas yang berprestasi masuk pelatnas 2019, kendati harus disesuaikan juga dengan limit yang ditetapkan PRSI, dilansir detik.com. “Ini banyak perenang baru. Jika juara pasti kami pertimbangkan. Tinggal limitnya disesuaikan dengan kami. Seperti Reza Bayu Prasetyo (18 tahun), dia peringkat dua tapi pantas masuk pelatnas, karena sebagai sparring atlet pelatnas, Aflah Fadlan Prawira,” kata Harlin, di Stadion Akuatik, Senayan, Rabu (5/12). Harlin mengungkapkan beberapa nama lain yang muncul, seperti Farrel Armandio Tangkas (17 tahun), peraih medali emas nomor 200 meter gaya punggung, dengan catatan waktu 2 menit 03,33 detik. Dia mengalahkan seniornya, Ricky Angga Wijaya, yang meraih medali perak 2 menit 05,46 detik. Farrel adalah perenang Jawa Barat, kelahiran Surabaya, 22 Desember 2001. Siswa SMAN 3 Bandung ini merupakan aset renang merah putih yang siap berprestasi. Pada Oktober lalu, Farrel adalah salah satu atlet Indonesia, yang tampil di Buenos Aires, Argentina, dalam event Youth Olympic Games 2018. Lalu, prestasi Reza Bayu, perenang kelahiran Bekasi 21 Februari 2000, yang berhasil mendekati Fadlan, paska membukukan waktu 16 menit 05.25 detik di nomor 1500 gaya bebas putra. Fadlan meraih emas di nomor sama, setelah menjadi yang tercepat, dengan catatan waktu 15 menit 33.96 detik. Kemudian, aksi atlet nonpelatnas asal Sumatra Utara, Muhammad Fachri Tunjung, yang jadi kampiun nomor 50 meter gaya dada, usai membukukan 28.57 detik. Dia mengalahkan atlet pelatnas, Gagarin Nathaniel Yus, yang hanya mencatatkan waktu 28,89 detik. Jauh dari catatannya saat tampil di Asian Games lalu, 28,37 detik. “Yang penting, kami membuat program latihan dan uji coba untuk SEA Games, sekaligus membuat komposisi terbaik. Teknisnya kami susun lebih dulu dari hasil peringkat pertama dan dua nasional, serta memasukkan limit yang kami tetapkan. Lalu kamu ajukan ke Kemenpora sebagai perenang pelatnas,” ujar dia. Meski sudah mengantongi nama, Harlin mengatakan, hasil ini bukan akhir dari pembentukan tim inti SEA Games 2019. Para perenang masih ditunggu dua event lainnya, yang juga sebagai event seleknas atlet, sampai mendekati proses entry by name SEA Games Manila. “April 2019, kami buat seleksi juga lewat festival akuatik. Pasti nanti komposisinya, bisa berubah lagi. Dan September masih ada seleksi lagi. Jadi memang yang betul-betul siap-lah yang berangkat. Iklim ini penting, agar atlet pelatnas tak merasa sudah aman. Mereka harus terpacu, untuk memberikan perfoma terbaik,” pungkasnya. (Adt)

Tampil Tanpa Target, Boling Indonesia Sabet Perak di Kejuaraan Dunia di Hong Kong

Tim Boling Indonesia sukses meraih medali perak pada Kejuaraan Dunia Team Trio Event, yang berlangsung di Hong Kong. Tim Indonesia 1 yang terdiri Hardy Rachmadian, Ryan Leonard Lalisang, dan Billy Muhammad Islam, takluk dari Amerika Serikat, dengan skor 551-632 (PB. PBI)

Jakarta- Tim boling Indonesia sukses menyabet medali perak pada Kejuaraan Dunia Team Trio Event, di Hong Kong, yang berlangsung 23 November – 5 Desember 2018. Manajer Tim Boling Indonesia, Gatot Aryo, pada Selasa (4/12) menyebut hasil di kejuaraan ini merupakan momen sejarah. Raihan sebelumnya diukir atlet boling putri Nadia Pramanik, di Kejuaraan Dunia AMF bulan lalu, di Las Vegas Amerika Serikat. “Ini pencapaian terbaik kami, setelah terpuruk di Asian Games dan gagal meraih medali,” ujar Gatot, yang juga Kabid Binpres Pengurus Besar Persatuan Boling Indonesia (PB PBI). Di babak penyisihan yang memainkan 6 gim, tim Indonesia 1 yang terdiri Hardy Rachmadian, Ryan Leonard Lalisang, dan Billy Muhammad Islam ada di posisi ke-2 dengan angka 3.918, di bawah Korea Selatan 3.960. Sementara, posisi ke-3 Swedia 3.883 dan ke-4 Amerika Serikat 3.881. Pada babak semifinal, Tim Amerika Serikat sukses mengalahkan Korea Selatan 695-654. Sedangkan Indonesia menundukkan Swedia 632-591. Di babak final tim Indonesia gagal mengatasi Amerika Serikat kalah 551-632 dan harus puas dengan medali perak. Kejuaraan Dunia World Men Championship diikuti 47 negara dan masing-masing negara mengirimkan 6 atlet putra. “Ini adalah medali pertama Indonesia dalam tiga kali mengikuti Kejuaraan Dunia Putra Boling atau dalam 10 tahun terakhir keikutsertaan kita,” kata pelatih tim boling Indonesia, Thomas Tan, pada Senin (3/12) malam. Thomas yang menemani enam atletnya di Hong Kong mengatakan tim putra Indonesia turun pada lima nomor perlombaan boling dua tahunan itu. Lima nomor itu adalah nomor perorangan, nomor dobel, nomor trio, nomor team lima, dan nomor master. “Sebenarnya, kami mengikuti kejuaraan ini hanya untuk meninjau posisi kami di antara negara yang akan turun dalam SEA Games 2019. Pencapaian kami dalam kejuaraan dunia ini selalu di luar 15 besar. Maka, kami mematok posisi 10 besar sebelum mengikuti kejuaraan pada 2018,” jelasnya. Arti penting perolehan medali kejuaraan dunia putra itu bagi Indonesia, menurut Thomas, adalah peluang tim Garuda untuk meraih dua medali emas pada SEA Games 2019 yaitu pada nomor trio putra dan tim lima putra. “Tim-tim negara lain Asian Tenggara, seperti Singapura, mengirim semua atlet terbaik mereka. Mereka kekuatan penuh dengan tim inti, yang meskipun belum tentu turun dalam SEA Games. Tapi, kami sudah mendapatkan gambaran persaingan nanti,” tambahnya. Tim putra Indonesia masih melanjutkan perjuangan mereka di kejuaraan boling ini, pada Selasa (4/12), untuk nomor master, menyusul Ryan dan Hardy yang lolos sebagai pemain 24 terbaik pada kejuaraan itu. (Adt)

e-Sports Indonesia Siap Lakukan Pelatnas SEA Games 2019, Menpora : Atletnya Harus Bebas Doping

Penyelenggara SEA Games Filipina 2019 sudah mengumumkan bahwa e-Sports resmi bakal dipertandingkan dan medalinya dihitung di klasemen. Kini, asosiasi e-Sports Indonesia (IeSPA), siap segera melakukan seleksi atlet dan Pelatnas. (tv5.espn.com)

Jakarta- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menerima perwakilan asosiasi e-Sports Indonesia (IeSPA) pada Selasa, (4/12). Hadir dalam pertemuan itu Eddy Lim selaku ketua IeSPA dan atlet e-sports, termasuk Hendry “Jothree” Handisurya, yang meraih medali perak Asian Games 2018, pada nomor gim “Hearthstone”. Menurut IeSPA, Indonesia memiliki jasa besar dalam perkembangan e-Sports karena berhasil menggelar turnamen e-Sports pertama, di ajang multi-event melalui Asian Games. Atas keberhasilan ini, forum-forum e-Sports internasional percaya bahwa masa depan e-Sports sebagai turnamen olahraga akan cerah. Sejak didirikan pada 2013, IeSPA sudah memiliki badan kepengurusan hingga ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Riau, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, bahkan Papua Barat. IeSPA mengaku akan terus mengembangkan olahraga e-Sports di Indonesia, dengan menggelar banyak kejuaraan di tingkat lokal hingga nasional. Hal ini bertujuan untuk menjaring bakat para atlet e-Sports di Indonesia. “Pemerintah sangat mendukung penuh kejuaraaan e-Sports tingkat nasional bahkan internasonal,” ujar Menpora. Menpora juga menambahkan agar proses pembinaan juga diperhatikan. “Atlet e-Sports adalah atlet yang membela merah-putih sehingga perlu dibina dan diperhatikan fisik, mental, dan lainnya,” tambah Menpora. Senada dengan Menpora, pihak IeSPA juga menyatakan para pemain e-Sports bukan sekadar bermain gim. Mereka adalah para atlet yang punya kondisi fisik dan kondisi otak yang sama baiknya. “Bahkan para atlet e-Sports harus menjaga pola makan dan kandungan gizi mereka. Para atlet tidak boleh makan dan minum sembarangan karena mereka juga dilakukan tes doping, sama seperti atlet lainnya,” ujar Imam. Pembahasan juga mengerucut tentang rencana kualifikasi dan pelatnas SEA Games cabang olahraga e-Sports. Penyelenggara SEA Games Filipina 2019 sudah mengumumkan bahwa e-Sports resmi bakal dipertandingkan dan medalinya dihitung di klasemen. Sejauh ini, baru Mobile Legends: Bang-Bang yang resmi diumumkan sebagai judul games yang dipertandingkan pada SEA Games tersebut. Jenis games lainnya sedang dibahas hingga 15 Desember 2018. “Rencananya untuk kualifikasi, kami akan mengadakan series event. Namun, detailnya seperti apa, masih perlu dimatangkan lagi karena harus menunggu pengumuman jenis-jenis games yang akan dipertandingkan. Sejauh ini, yang sudah pasti ‘kan baru Mobile Legends,” kata Eddy, dilansir Bola.com. Eddy mengatakan rencana kualifikasi e-Sports untuk SEA Games belum diputuskan secara mendetail karena teknisnya pasti berbeda-beda, tergantung jenis game. Namun, Eddy memastikan para atlet yang dikirim ke SEA Games 2019, akan diseleksi berdasarkan hasil kualifikasi. “Jadi, misal ada gamers papan atas, ya tak otomatis langsung lolos. Apalagi jangka waktunya masih panjang, hingga satu tahun ke depan. Masih mungkin ada perubahan kekuatan. Gamer yang terbaik saat ini, belum tentu masih jadi yang terbaik pada pertengahan tahun depan,” urai Eddy. Penyelenggara SEA Games 2019 yang bermitra dengan manufaktur perangkat keras gaming Razer bakal menyediakan enam medali emas, dengan pembagian kategori dua untuk game konsol, dua untuk game PC, dan dua untuk game mobile. “Lagipula, bukan hanya pemain terbaik yang akan dikirim ke SEA Games 2019. Kami akan mencari pemain terbaik, dan bagaimana caranya membuat mereka meraih medali emas. Mungkin dengan cara mengirim pemain menjalani pelatihan ke luar negeri,” imbuh Eddy. EeSPA juga berencana menggelar pelatnas menjelang SEA Games 2018, sama seperti cabang-cabang lainnya. Namun, detail rencana pelatnas juga masih menunggu jenis games yang dipertandingkan, serta ketersediaan dana. (Adt)

Asian Open Short Track Speed Skating Trophy 2018 Diikuti 12 Negara, Sertakan Nomor Atlet Usia 11 Tahun

Ajang Asian Open Short Track Speed Skating Trophy 2018, yang berlangsung di Oasis Centre Arena (OCA), AEON Mall Jakarta Garden City, Jakarta Timur, pada 30 November - 2 Desember 2018, menjadi lompatan menuju SEA Games 2019. (Adt/NYSN)

Jakarta- Federasi Ice Skating Indonesia (FISI) siap menggelar Asian Open Short Track Speed Skating Trophy 2018, di Oasis Centre Arena (OCA), AEON Mall Jakarta Garden City, Jakarta Timur, pada 30 November – 2 Desember 2018. Gelaran kompetisi internasional pertama di Indonesia ini diikuti 113 atlet dari 12 negara. Yakni Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, China Taipei, Korea, China, Hong Kong, Qatar, Australia, Jepang, dan India. Turnamen mempertandingkan lima nomor, di antaranya Senior, Junior A, Junior B, Junior C dan Junior D, serta 11 tahun. Sekaligus menjadi ajang unjuk skill menuju SEA Games 2019 Filipina Gatot S. Dewabroto, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), mengatakan melalui turnamen ini pemerintah memberi dukungan penuh yang tidak berhenti di Asian Games dan Asian Para Games 2018 saja. Ia menyebut cabang olahraga ice skating menjadi salah satu yang dipertandingkan di SEA Games 2019 Filipina. “Banyak event nasional dan internasional yang kami dorong. Tak hanya sport olympic, tapi juga non sport olympic program,” ujar Gatot, di Senayan, Jakarta, pada Jumat (30/11). “Turnamen dengan level Asia ini menjadi kesempatan bagi para atlet dalam menunjukkan kemampuannya menuju SEA Games 2019 di Manila,” lanjutnya. Sementara itu, Yovita Bellina, Sekertaris Jenderal (Sekjen) FISI, mengungkapkan Indonesia memiliki peluang besar meraih prestasi di ajang turnamen internasional ini. Sebab, jelasnya, para atlet telah berlatih selama dua bulan lebih, dan bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Kontingen ice skating Indonesia mengincar prestasi yang lebih tinggi diSEA Games yang berlangsung di Manila, Filipina pada 2019. Satu emas dan satu perak dari kategori putra dan putri target Federasi ICe Skating Indonesia (FISI) dari disiplin short track menyusul pencapaian mereka di SEA Games Kuala Lumpur, Malaysia, 2017 lalu. Kala itu, atlet Merah Putih berhasi membawa pulang satu perak dari nomor 500 meter putra dan 1 perunggu dari estafet beregu putri. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi FISI, Fitra Tara Mizar mengaku, optimistis atlet-atlet binaannya dapat mencapai prestasi yang lebih baik. “Target realistis kami adalah emas di 500 meter putra, dari Stafanus Wihardja. Saat di Malaysia dia dapat perak sehingga kami harapkan bisa genjot lagi, dan saat-saat ini adalah era keemasannya. Kalau di putri yang beregu itu yang kita andalkan dari yang semula perunggu menjadi perak,” ujar Fitra, pada Jumat (30/11). Fitra menambahkan, di Manila terdapat pengurangan nomor pertandingan dibandingkan dengan SEA Games sebelumnya. Di Kuala Lumpur terdapat 8 nomor yang dipertandingkan, di Manila baru diputuskan 6 nomor, yaitu 500 meter putra-putri, 1.000 meter putra-putri, dan 1.500 meter putra-putri. “Kalau yang 1.500 meter memang masih bargaining, negara-negara peserta masih mencoba melobi, kalau bisa jangan 1.500, tetapi beregu saja, karena peluang kita di beregu itu. Makanya, kita berharap beregu ada cuma dari tuan rumah memang belum fixed antara beregu sama 1.500 meter,” tambahnya. Fitra menjelaskan lawan terberat Indonesia saat ini masih sama, yakni Malaysia dan Thailand di nomor short track, serta Filipina di figure skating. Ia mengaku menuju ke Manila di akhir 2019, pihaknya sudah mengagendakan serangkaian turnamen uji coba yang akan diikuti di sepanjang tahun. Para ice-skater Merah Putih akan mengikuti Asian Skating Union Series yang terdiri dari empat seri. Kompetisi itu berlangsung di Tiongkok, Korea Selatan, Taipei, dan Jepang sejak Februari hingga Juni, pada 2019. Selain ajang uji coba, seri itu juga menjadi ajang pengumpulan poin Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing. Namun, untuk lolos, para atlet Indonesia harus lebih dulu berkompetisi dalam ajang Asian Open Short Track Speed Skating Trophy 2018, di Jakara. “Event di Jakarta ini salah satu kualifikasi di sirkuit Asia, sehingga harus ada limit waktu yang dipenuhi. Misalnya, di nomor track 500 meter putra, jika catatan waktunya nggak masuk 46 detik, berarti gagal tampil. Begitu juga putri, kalau catatannya kurang dari 50 detik, ya batal ikut di sirkuit Asia,” jelas Fitra. Untuk seri tersebut, FISI sudah menargetkan beberapa atlet yang ikut. “Kalau di putra ada Stefanus dan Yohannes, sementara putri ada empat yang kemarin ikut estafet di SEA Games 2017, yaitu Ratu Afifah Nur Indah, Alyssa Thirza Putri, Rahmah Osya, dan Gita Widya Yunika,” pungkasnya. (Adt)

Ribuan Atlet Ramaikan Indonesia Open Aquatic 2018, Ajang Promosi dan Degradasi Pelatnas SEA Games 2019

Harlin E. Rahardjo (kedua dari kiri), menyebut '2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2018 menjadi ajang promosi dan degradasi atlet Pelatnas SEA Games 2019 Filipina. Ajang ini diikuti ribuan perenang Indonesia dan terdapat perenang asing. (Adt/NYSN)

Jakarta- Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) akan menggelar kejuaraan bertajuk ‘2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2018’, di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada 1-9 Desember 2018. Kejuaraan akuatik bertaraf internasional itu sekaligus menjadi ajang promosi dan degradasi atlet Pelatnas SEA Games 2019 Filipina. Event ini akan melombakan empat cabang olahraga, yakni renang (1-5 Desember), polo air (1-6 Desember), renang artistik (7-9 Desember), loncat indah (6-9 Desember). “IOCA kali ini menjadi penyelenggaraan kedua. Dan, kali ini ada peserta asing yang hadir menyemarakkan kompetisi ini. Kejuaraan ini juga menjadi ajang promosi dan degradasi sekaligus pembentukan tim Pelatnas SEA Games 2019,” ujar Harlin E. Rahardjo, Wakil Ketua Umum PB PRSI, di Jakarta, pada Kamis (29/11). Di cabang renang akan diikuti sekitar 1.100 perenang, termasuk perenang Pelatnas yang dipersiapkan menuju SEA Games 2019 Filipina. Selain cabor reguler, adapula renang masters (9 Desember). Dan, kompetisi ini tetap mengikuti ketentuan atau format KRAPSI (Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia). Ketentuan itu yakni para perenang Indonesia akan membela klub masing-masing untuk memperebutkan predikat gelar klub terbaik di Indonesia. PRSI menyempurnakan format IOCA 2018 yaitu penyelengaraan dengan menggunakan format penyisihan sesi pagi dan sesi final pada sore hari. Sesi pagi hari, hanya perenang lokal yang berlaga, untuk meraih medali dan poin untuk klub masing-masing guna berebut predikat Klub Terbaik KRAPSI 2018. Sedangkan perenang Indonesia dan asing yang masuk 16 besar pada nomor masing-masing, akan meraih tempat pada babak grand final Indonesia Open, pada sesi sore hari. “Format dengan seri dan final ini harus dilaksanakan sejak dini bagi perenang muda. Karena di ajang multievent seperti SEA Games dan lainnya, konsep seri dan final itulah yang dipertandingkan. Jadi mereka harus membiasakan diri,” lanjutnya. Harlin berharap rekor nasional (rekornas) akan banyak terpecahkan di ajang IOCA 2018. Sebab, ungkapnya, semua perenang pemilik rekornas akan tampil di ajang ini. “Seperti Siman (Sudartawa) yang memegang rekornas nomor 50 dan 100 meter gaya punggung. Dia juga masih memiliki kesempatan untuk memecahkan rekornas atas namanya sendiri,” tambahnya. “Lalu perenang muda, Azzahra Permatahani, sebagai pemegang rekornas nomor 200 meter gaya ganti. Kalau dia mempertajam waktunya, maka bisa memecahkan rekornas. Juga, Adinda Larasati. Tahun lalu penampilannya sangat superior dengan memecahkan tiga rekornas. Jadi kemungkinan banyak rekornas pecah di IOAC 2018 ini,” jelas Harlin. Hal senada dikatakan Wisnu Wardhana, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PB PRSI. Menurut Wisnu, IOCA menjadi ajang pembentukan sekaligus evaluasi Pelatnas SEA Games 2019 Filipina. “Usai Asian Games 2018, hasilnya kami evaluasi. Kami ingin kesiapan para atlet nanti teruji di IOAC ini. Dimana atlet nasional ini bukan sebatas like and dislike, tapi berdasarkan catatan waktu yang dilihat serta kemampuannya seobyektif mungkin yang akan kami nilai,” tegasnya. Ia berharap gelaran IOAC dapat berlangsung secara berkelanjutan dan konsisten sebagai bagian dari proses pembinaan. “Secara pembinaan kami ingin cabang akuatik menjadi primadona atau bisa diunggulkan di penyelenggaraan multievent,” tukas Wisnu. (Adt)