Sinergi Candra Wijaya Dan Daihatsu Bangun CWIBC, Menpora : Indonesia Tak Kekurangan Bibit Atlet Unggul

Menpora Imam Nahrawi turut mengapresiasi partisipasi swasta dalam mendukung olahraga nasional. (Adt/NYSN)

Jakarta- Legenda bulutangkis Indonesia, Candra Wijaya melakukan sinergi dengan salah satu perusahaan otomotif terbesar di Tanah Air, Daihatsu. Ia membangun Gelanggang Olahraga (GOR) Candra Wijaya International Badminton Center (CWIBC), di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Menpora Imam Nahrawi, turut memberikan apresiasi atas partisipasi swasta dalam mendukung olahraga nasional, terlebih melahirkan prestasi yang mampu mengharumkan nama bangsa dan negara.

“Tak ada prestasi tanpa partisipasi. Sedangkan prestasi bisa dilalui dengan pendidikan dan dorongan orang tua. Apalagi ada fasilitas yang bagus, sehingga Indonesia tak kekurangan bibit atlet unggul,” ujar Menteri asal Madura, ini saat menghadiri Launching Daihatsu Candra Wijaya International Badminton Center (CWIBC), pada Senin (4/6).

Selain Imam, tampak hadir Bambang Brodjonegoro (Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), dan Candra Wijaya (Pemilik CWIBC), serta Prijono Sugiarto (Presiden Direktur PT Astra Internasional TBK),.

Imam melanjutkan proses yang dilalui dalam mencetak bibit-bibit unggul tak hanya 5 tahun, namun hingga 10 tahun yang akan datang. “Sehingga pada 2030, diharapkan lahir atlet-atlet yang memiliki prestasi dunia, atau Candra Wijaya baru, yang bisa mengharumkan nama Indonesia,” tambah ayah 7 anak itu.

“Kehadiran CWIBC ini juga sebagai bentuk pemasalan di bulutangkis, agar bulutangkis tak dianggap sebagai olahraga mahal,” tutur Imam. Sementara, Candra mengungkapkan pihaknya menekankan pada pendidikan intelektual pada semua bibit-bibit muda binaannya.

“Kami tekankan masalah mental juara dan karakter ke junior-junior, untuk pembinaan,” cetus peraih medali emas Olimpiade 2000, Sydney, Australia saat berpasangan dengan Tony Gunawan itu. Pria kelahiran Cirebon, 42 tahun silam itu menegaskan pemain muda harus memiliki antusias yang tinggi mengalahkan atlet senior.

“Contohnya di Piala Thomas 2018, saat ganda muda China bisa bermain ‘gila’ untuk mengalahkan ganda senior Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan. Tak hanya di ganda, tapi di tunggal baik putra maupun putri, bila pemain muda Indonesia bisa seperti itu rasanya akan hebat,” imbuhnya.

“Mudah-mudahan itu akan melahirkan bibit muda dengan prestasi gemilang. Inilah tugas utama kami menciptakan pemain yang militan. Bagaimana mereka memiliki mental juara dengan kerja keras dan mental yang kuat,” pungkas suami dari Caroline Indriani itu. (Adt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *