Klub Millennium Aquatic Jakarta Pusat Pertahankan Juara Umum 3rd IOAC 2019

Klub Millennium Aquatic Jakarta Pusat Pertahankan Juara Umum 3rd IOAC 2019 .

Jakarta, Klub Millennium Aquatic Jakarta Pusat berhasil mempertahankan gelar juara umum 3rd Indonesia Open Aquatic Championship atau IOAC 2019 untuk cabang olahraga renang yang berlangsung di Stadion Akuatik, Gelora Bung Karno Jakarta, 13-17 Desember 2019. Juara umum dihitung poin dari raihan medali serta rekor nasional maupun rekor kelompok umur. Klub MNA Jakarta Pusat berhasil mengoleksi poin tertinggi 3006 dengan raihan 22 emas, 23 perak, 26 perunggu. Peringkat kedua Klub Petrokimia Gresik Jawa Timur dengan raihan 2038,5 poin termasuk 10 emas, 13 perak dan 18 perunggu. Peringkat ketiga Elite Swimming Club Kota Bandung dengan raihan 1192,5 poin termasuk 16 emas, 12 perak dan 12 perunggu. Menyusul di peringkat empat Aquarius Bandung 1110 poin, kelima Bali Pari Kabupaten Badung 885 poin, keenam Hiu Kota Surabaya 819 poin, ketujuh Jatayu Denpasar 798 poin, kedelapan TB Denpasar 700,5 poin dan kesembilan MNA Surabaya 638,5 poin dan kesepuluh Jaquatics Jakarta Selatan 609,5 poin. Albert Sutanto, Pelatih MNA mengatakan ini merupakan gelar juara umum kelima dan keempat beruntun sejak 2013. Ini menandakan pembinaan berjalan baik di klub MNA jakarta Pusat. MNA juara umum di tahun 2013, kemudian 2015-2019. “Tugas kita sebagai pelatih supaya anak-anak bisa mencapai yang terbaik. Dengan gelar juara umum, berarti program yang kita jalankan berhasil. Kita patut bersyukur banyak bibit yang berhasil di poles, semoga ke depannya bisa lebih baik lagi,” ujar Albert. Daftar Perenang Terbaik 3rd Indonesia Open Aquatic Championship 2019 : # Senior 1. Glen Victor (MNA SUrabaya) 2. Adinda Larasati Dewi (Hiu SUrabaya) # KU 1 1. Farrel Armandio tangkas (Poetere Merauke) 2. Azzahra Permatahani (Belibis, Pekanbaru) # Kelompok Umur 2 1. Cahya Erinjaya (APTA SC Klaten) 2. Elysha Chloe Pribadi (BSJ SC Jakarta) # Kelompok Umur 3 1. Mohamad Rafli Dwi Indriawan (Jatayu Denpasar) 2. Ni Putu Pande Lisa Primasari (TSC Klungkung) Hasil 3rd Indonesia Open Aquatic Championship 2019 cabang renang, Selasa 17 Desember 2019 : # Event 501, 400 M gaya ganti putra 1. Athalarik Maulidio 04.35,60 2. I Putu Wirawan 04.36.07 3. Daniel Setyawan 04.37,19 # EVent 502, 400 M gaya ganti putri 1. Azzahra Permatahani 04.59,32 2. Angel Gabriel Yus 05.10,91 3. Inka Nur Fadilah 05.16,08 # Event 503, 50 M gaya kupu putra 1. Glen Victor 00.24,31 2. Raymond Sumitra 00.25,18 3. Muhammad Fauzan 00.25,33 # Event 504 50 M gaya kupu putri 1.Angel Gabriel Yus 00.28,17 2.Hanna Christina 00.28,77 3. Azzah Sabira Putri 00.28,78 # Event 505 100 M gaya dada putra 1. Gagarin Nathaniel Yus 01.02,79 2. Andi Nurizzka 01.03,03 3. Pande Made Iron 01.04,21 # Event 506 100 M gaya dada putri 1. A.A. Vannesa Evato 01.11,95 2. Adelia 01.12,79 3. Nurita Monica Sari 01.14,47 3. Margareta Kretapradani 01.14,47

Hari Keempat IOAC 2019, Farrel Masih Yang Terbaik di 200 M Gaya Punggung Putra

Samuel Benard Tanalepe yang khusus datang ke Jakarta memantau Farrel.

Jakarta, Perenang dari daerah Papua, Farrel Armandio Tangkas masih yang terbaik di nomor 200 meter gaya punggung putra, setelah keluar sebagai juara di 3rd Indonesia Open Aquatic Championship 2019. Pada ajang SEA Games 2019, Farrel merupakan perenang andalan Indonesia yang berhasil menyumbang medali perak di nomor 200 meter gaya punggung. Berlangsung di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno Jakarta, Senin 16 Desember 2019, dalam babak final sore hari Farrel finish pertama dengan catatan waktu 02 menit 05,28 detik. Kedua Daniel Setyawan 02.07,38 dan ketiga Dwiki Anugrah 02.10,95. Pada IOAC 2019, ini merupakan medali kelima, sebelumnya juga menang di gaya punggung 50 dan 100 M, 400 M gaya bebas dan 200 M gaya ganti putra. Sedangkan 200 M gaya bebas dapat perak saat final malam hari. “Senang bisa mempertahankan waktu terbaik usai lomba di SEA Games 2019 Filipina beberapa hari lalu. Ini juga jadi modal awal saya sebelum bertanding di PON Papua 2020,” ujar Farrel. “Farrel itu sossok inspirator untuk para perenang di Papua. Dia bisa jadi motivator para junior untuk bisa mempersembahkan medali emas di PON Papua nanti,” tambah Kabid Binpres PRSI Papua, Samuel Benard Tanalepe yang khusus datang ke Jakarta memantau Farrel. Di nomor 1500 M gaya bebas putra pemenangnya adalah Reza Bayu Prasetyo 16.01,62 dan kedua Rashief Amila Yaqin 16.11,32 serta ketiga Ernest Fabian Wijaya 16.22,78. Pada nomor lainnya, 800 M gaya bebas putri dimenangkan Adinda Larasati Dewi dengan catatan 09.09,73 detik. Kedua Angel Gabriel Yus 09.10,71 dan ketiga Izzy Dwifaiva 09.25.04. Di nomor 100 M gaya kupu putra, emas diraih M.Fauzan Martzah 00.55,42 detik. Kedua Azel Zelmi 00.56,67 dan ketiga Nanda Wahyu Jendro 00.56,75. Untuk nomor 100 M gaya kupu putri emas diraih perenang pelatnas Adinda Larasati Dewi dengan waktu 01.01,42, kedua Angel Gabriel Yus 01.03,69 dan ketiga Hanna Christina 01.04.40. Di nomor 200 M gaya punggung putri juaranya Azzahra Permatahani 02.20,49. Kedua Dewi Novita Lestari 02.23,57 dan ketiga Patrisia Yosita 02.24,93. Sementara itu dari polo air putra, hasil pertandingan Senin 16 Desember 2019 masih Jawa Barat pemimpin klasemen sementara. Jabar meraih dua kemenangan atas Jambi 16-6 dan DIY 13-5. Tim DKI Jakarta juga meraih kemenangan atas Kaltim 17-10 dan mengalahkan Jambi 13-7. Hasil pertandingan lainnya, Jatim mengalahkan Sumut 15-13 dan Kaltim menekuk Sumut 12-9. Penentuan juara untuk cabang polo air putra, DKI Jakarta akan melawan Jawa Barat pada pukul 17.00 WIB.

Polo Air Putri Jawa Barat Juara 3rd IOAC 2019

Tim Polo Air putri Indonesia

Jakarta, Dari ajang 3rd Indonesia Open Aquatic Championship 2019 (IOAC 2019) di cabang polo air putri, Tim Putri Jawa Barat berhasil keluar sebagai juara setelah di partai akhir mengalahkan Putri DKI Jakarta dengan skor 10-8. Dari tiga pertandingan, Putri Jabar tidak terkalahkan dan mengumpulan poin penuh enam. Dua partai sebelumnya, Putri Jabar menundukan DIY 20-4 dan Jambi dengan skor 31-3. Tim DKI Jakarta harus puas di peringkat kedua. Sedangkan DIY berhak di peringkat ketiga setelah di laga terakhir mengalahkan Jambi 29-4. Jambi menempati peringkat keempat. Keempat tim ini juga berhak mengantongi tiket ke PON Papua 2020. Di bagian putra, pada hari pertama, Tim Polo Air Jawa Timur berhasil mengalahkan DIY dengan skor 19-16. Di laga kedua Putra Jabar mengalahkan Sumatera Utara 25 lawan 5 dan di laga ketiga Jambi menekuk Kalimantan Timur 22-8. Di hari Minggu, 15 Desember 2019 ada enam partai yakni Jatim akan melawan Jabar, DIY lawan Kaltim, Sumut menantang DKI, Jabar menghadapi Kaltim, lalu Jatim melawan DKI serta terakhir DIY versus Jambi. Farrel Sabet 2 Emas Renang Pada cabang renang, pada nomor 100 meter gaya bebas putra dimenangkan Fadlan Prawira dengan waktu 00.52,30 detik dan kedua Putra M.Randa 00.52,70 serta ketiga Agus Nuarta 00.53,40. Di nomor 100 meter gaya bebas putri, medali emas dimenangkan Sagita Putri 00.58,21 detik. Peringkat dua Patrisia Yosita 00.58,42 dan ketiga Prada Hanan 00.59,46. Pada nomor 1500 meter gaya bebas putri dimenangkan Azzahra Permatahani 17.43,93 detik, Kedua Izzy Dwifaiva 17.47,65 dan Angel Gabriel Yus 17.58,41. Di nomor 800 meter gaya bebas putra Rashief Amila Yaqin 08.27,21 detik, Kedua Athalarik Maulidio 08.35,10 dan ketiga Ernest Fabian Wijaya 08.35,31. Sedangkan nomor 50 meter gaya punggung putri pemenangnya adalah Sofie Kemala 00.30,67, kedua Nurul Fajar 00.30,72 dan ketiga Dewi Novita Lestari 00.30,75. Di nomor 50 meter gaya punggung putra dimenangkan Farrel Armandio Tangkas 00.26,86, kedua Dwiki Anugrah 00.27,06 dan ketiga Muhammad Echa 00.27,86 detik. Sedangkan nomor 200 meter gaya ganti putri Azzahra Permatahani finish pertama dengan catatan 02.19,52, kedua Ressa Kania Dewi 02.19,70 dan ketiga A.A. Vannesa Evato 02.24,84. Di bagian putra, 200 meter gaya ganti putra Farrel Tangkas 02.07,45, kedua I Putu Wirawan 02.09,07 serta ketiga Daniel Setyawan 02.10,10.

Indonesia Berhasil Mendobrak Sejarah Polo Air Dengan Mengalahkan Singapura di SEA Games 19, Medal Emas Kini Tinggal Selangkah

Tim Polo Air berhasil menumbangkan Singapura di Sea Games 2019. (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama)

Indonesia mengukir sejarah sebagai tim pertama yang berhasil mengalahkan Singapura di ajang SEA Games, kamis (28/11/19) lalu. Dengan hasil ini maka tim Polo Air putra akan berpeluang merebut medali emas pertama bagi Indonesia pada SEA Games 2019 ini Indonesia berhasil menumbangkan tim Polo Air Singapura dengan skor 7-5 di New Clark Aquatic Centre, Filipina. Skor disumbangkan oleh Ridjkie Mulia, Delvin Feliciano, dan Silvester Goldberg masing-masing dengan dua gol, sementara Yusuf Budiman berhasil mencetak satu gol. Hasil pertandingan ini akan tercatat dalam sejarah sebagai kekalahan pertama tim Singapura yang merupakan tim terkuat di Asia Tenggara yang juga selalu merebut juara di cabor ini sejak ajang SEA Games 1965. Ketua Umum PB PRSI Anindya Bakrie langsung memberikan apresiasinya kepada para pemain melalui video call. “Alhamdulillah, Alhamdulillah. Saya ucapkan terima kasih atas kerja kerasnya. Saya sampai sujud syukur saat memimpin Rapimnas Kadin. Pas mau rapat saya sampai ga bisa fokus, karena mau nanya skornya berapapun takut,” ungkap Anindya yang dilansir dari detik sports. “Sekali lagi terima kasih kalian telah membuat sejarah sebagai negara pertama yang mengalahkan Singapura. Besok masih ada satu pertandingan lagi melawan Malaysia, tetap fokus. Selamat ya tim, dan juga Bang Deddy serta semua pihak yang telah membantu,” ujarnya. Indonesia saat ini berada di puncak klasemen dengan total lima poin dari tiga pertandingan sedangkan filipina dan singapura ada di urutan 2 dan 3 dengan masing-masing memiliki poin sebanyak tiga dari dua laga. Puncak kemenangan akan terjadi apabila Indonesia berhasil mengalahkan Malaysia di laga terakhir ayang akan di gelar Jumat (29/11/19) sore ini. (IHA)

CDM Berharap Polo Air Sumbang Medali Pertama Bagi Indonesia

Tim Nasional Polo Air Putra Indonesia menjadi kontingen pertama dari cabang akuatik yang diberangkatkan ke Filipina untuk menghadapi ajang SEA Games 2019. Dengan beranggotakan 13 atlet putra dan empat official, termasuk manajer serta pelatih, keberangkatan Timnas Polo Air Putra dilepas langsung oleh Chef De Mission Indonesia, Harry Warganegara. Dalam kesempatan ini, Harry Warganegara berharap timnas polo air putra bisa menjadi cabor pertama yang menyumbangkan medali bagi Indonesia. Pasalnya cabang olahraga polo air menjadi satu dari lima cabang olahraga yang dipertandingan sebelum pembukaan SEA Games 2019. ”Polo air menjadi kontingen keempat yang berangkat lebih dulu ke Filipina dan akan bertanding sebelum opening ceremony digelar. Saya harap polo air bisa menjadi penyumbang medali pertama bagi Indonesia di SEA Games 2019,” ujar Harry Warganegara. Timnas polo air putra yang ditukangi oleh Milos Sakovic memasang target emas di SEA Games 2019. Capaian Indonesia di SEA Games dua tahun sebelumnya, membuat pelatih asal Serbia tersebut optimis untuk membawa anak asuhnya keluar sebagai yang terbaik di turnamen multi cabang antara negara Asia Tenggara tersebut. “Memang SEA Games 2017 kami berakhir di peringkat kedua, hanya kalah dari Singapore. Itupun hanya selisih gol. Tahun ini saya optimis kami bisa juara” pungkas Milos. Selama di Filipina, Milos Sakovic akan didampingi oleh Reva Deddy Utama selaku manajer. Kemudian ada juga dua pelatih lokal, yaitu Dean Baldwin dan Benny Respati. Sementara 13 atlet putra yang ada di dalam rombongan adalah Rezza Auditya Putra, Ridjkie Mulia, Novian Dwi Putra, Delvin Felliciano, Fakri Mahmud, Andi Muhammad Uwaizulqarni, Beby Willy Eka Paksi Tarigan, Zaenal Arifin, Rafi Alfaris, Made Agung Dwicahya Arsana, Silvester Goldberg Manik, Yusuf Budiman, Rian Rinaldo.

KONI Pusat Dan PB PRSI Tingkatkan Kerjasama Pembinaan Atlet

Anindya Bakrie mengakui membutuhkan peran KONI, untuk membangun prestasi akuatik Indonesia.

Jakarta, KONI Pusat atau Komite Olahraga Nasional Indonesia dan PB PRSI atau Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia sepakat untuk meningkatkan kerjasama membina atlet-atlet muda, khsususnya akuatik untuk kemajuan prestasi olahraga Indonesia. Demikian kesepakatan yang terungkap dalam pertemuan jajaran elit KONI Pusat dan PB PRSI di Kantor KONI Pusat, Jakarta, Rabu, 13 November 2019. Jajaran PRSI diterima Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (purn) Marciano Norman dan Sekjen Ade Lukman. Perwakilan PB PRSI yang hadir Anindya N. Bakrie (Ketua Umum), Ali Patiwiri (Sekjen) Harlin Rahardjo (Waketum), Sarman Simanjorang (Waketum), Reva Deddy Utama (Binpres), Teguh Anantawikrama (Wasekjen), Zoraya Perucha (Kabid Humas), Agus Susanto (Humas). Akuatik sendiri dihuni beberapa cabang olahraga yakni renang, loncat indah, polo air, renang artistik dan renang perairan terbuka serta renang master. Agenda terdekat adalah membahas SEA Games 2019 Filipina, PON 2020 Papua dan Olimpiade 2020 Jepang. “Kita mendapat kehormatan dengan kunjungan dari PB PRSI pimpinan Anindya Bakrie. Kita berbagi ilmu bagaimana meningkatkan pembinaan prestasi olahraga khususnya akuatik. Beliau menyampaikan perkembangan atlet akuatik, sedangkan kita KONI memberikan masukan supaya ke depan, akuatik menjadi cabang olahraga yang bisa menyumbang medali emas, setiap mengikuti multi event atau single event,” ucap Marciano Norman. “Saya berharap akuatik bisa menyiapkan atlet-atletnya sedini mungkin dengan pola latihan yang baik. Kita rindu bagaimana di renang satu atlet bisa dapat enam emas atau lebih. Seandainya Indonesia punya atlet seperti itu maka Indonesia bisa mendapat tempat terhormat. Saya berharap PRSI tidak berhenti dan terus meningkatkan pembinaan olahraga akuatik kepada masyarakat, supaya banyak yang menekuni renang,” harap Marciano. Anindya Bakrie mengakui membutuhkan peran KONI, untuk membangun prestasi akuatik Indonesia. “Bisa silaturahmi dengan Ketum KONI sangat baik sekali karena PRSI merupakan bagian dari KONI dan tentu ingin beri kontribusi positif,” ujar Anindya Bakrie. Mengenai program pengiriman atlet ke luar negeri, seperti Amerika Serikat juga menjadi perhatian khusus untuk program jangka panjang. “Tadi Ketum KONI juga berpesan untuk fokus pada yang muda. Kita juga sedang mencoba kepada para perenang muda untuk punya kesempatan sekolah di luar negeri seperti Amerika Serikat. Seperti para perenang senior sebelumnya. Dengan berlatih di Amerika Serikat bisa meningkatkan kemampuan baik dari segi mental dan juga jam terbang yang sangat kompetitif,” ucap pria yang akrab disapa Anin. Dalam kesempatan ini, Anin berharap pada SEA Games 2019 Filipina kontingen akuatik bisa melebihi raihan SEA Games 2017 Malaysia. Pada SEA Games 2017 silam, cabang olahraga akuatik mampu menyumbangkan 25 medali untuk Indonesia dengan rincian 4 emas, 11 perak, dan 10 perunggu. “Untuk SEA Games 2019, ada 13 perenang, 13 atlet polo air putra, dan tiga atlet loncat indah. Pokoknya, mereka sudah berusaha yang terbaik dalam menyiapkan segalanya untuk bisa menyaingi pencapaian 2 tahun lalu,” ucap Anin. (*)

Farrel Armandio Tangkas Pertajam Rekornas 200 Meter Gaya Punggung Putra

Perenang asal klub Bali Pari SC, Pande Made Iron Digjaya berhasil memecahkan rekor nasional kelompok umur 1 di nomor 100 meter gaya dada putra di ajang Jakarta Open Swimming Competition di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (28/09/2019).

Hasil memukau ditorehkan perenang muda Farrel Armandio Tangkas (18 tahun) yang berhasil mempertajam rekor nasional di nomor 200 meter gaya punggung putra pada ajang Jakarta Open Swimming Championship 2019 di Stadion Akuatik, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (28/08/2019). Putra Dayak kelahiran Surabaya ini mencetak rekornas baru 2 menit 01,16 detik atau mempertajam rekornas miliknya 2 menit 02,31 detik di SEA Age Group, Juli 2018 Filipina. Sebelumnya rekornas ini dipegang Siman Sudartawa dengan catatan 2 menit 02,44 detik di SEA Games 2011. “Tentu senang sekali bisa pecahkan rekornas disaksikan kedua orang tua saya yang selalu mendukung. Ini juga berkat hasil berlatih di pelatnas Bali. Soal medali di SEA Games nanti saya belum pikirkan target. Yang terpenting saya ingin fokus memperbaiki semua kekurangan, supaya maksimal di SEA Games,” jelas Farrel. Sementara itu, hasil bagus juga diraih perenang asal klub Bali Pari SC, Pande Made Iron Digjaya (18 tahun) berhasil memecahkan rekor nasional kelompok umur 1 di nomor 100 meter gaya dada putra. Iron mencatat waktu rekornas baru di KU-1 dengan catatan 01 menit 04,16 detik. Rekornas lama milik Dwiki Rahardjo 01 menit 04,35 detik pada IOAC Desember 2018. “Bersyukur bisa pecahkan rekornas kelompok umur 1, ini jadi motivasi saya untuk bisa terus memperbaiki catatan waktu,” ucap Iron penuh semangat. Hasil menarik terjadi di nomor 50 meter gaya dada putra senior. Dua perenang pelatnas Gagarin Nathaniel Yus dan Muhammad Fachri menyentuh finish bersamaan dengan catatan waktu 28,44 detik. Keduanya meraih medali emas kembar, sedangkan medali perunggu diraih Dennis Tiwa dengan catatan 29,04 detik. Sejak hari pertama, JOSC 2019 sudah tercipta tiga rekornas. Dua rekornas sebelumnya dicetak Azzahra Permatahani di dua nomor berbeda. Pada nomor 200 meter gaya dada Azzahra mencetak rekornas baru yakni 2 menit 32,22 detik. Rekornas lama milik Vannesae Evato 2 menit 32,57 detik. Rekornas Azzahra lainnya di nomor spesialisnya 200 meter gaya ganti putri dengan waktu 2 menit 16,43 detik atau mempertajam rekornas lama miliknya sendiri 2 menit 16,71 detik. Event selanjutnya, PB PRSI akan menggelar Indonesia Open Aquatic Championship 2019, 13 Desember mendatang.

Jakarta Open, Jadi Seleksi Terakhir Renang Sebelum Ke SEA Games 2019 Filipina

Cabang olahraga renang mulai dipertandingkan di SEA Games mulai 4-9 Desember 2019.

Bali – Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia atau PB PRSI, sejak Bulan Juni telah menggelar pemusatan latihan atau Pelatnas cabang olahraga renang yang akan berlaga di multi event dua tahunan SEA Games 2019 Filipina. Cabang olahraga renang mulai dipertandingkan di SEA Games mulai 4-9 Desember 2019. Sedangkan polo air 26 November – 1 Desember, loncat indah 6-7 Desember, dan renang perairan terbuka 10 Desember. Wakil Ketua Umum PB PRSI, Harlin Rahardjo tak henti-hentinya terus mensupport latihan para perenang pelatnas di Kolam Renang Tirta Arum, Blahkiuh, Badung, Bali. “Pelatnas renang sudah mulai sejak Juni, dan saya cukup senang kondisi atlet sangat baik serta banyak kemajuan yang telah diperoleh para perenang pelatnas. Diatas kertas mereka sangat baik, tapi tetap kami berikan ujian di Jakarta Open,” Ujar Harlin di sela-sela kunjungannya ke Blahkiuh, Rabu (18/9/2019). Pelatnas renang sendiri dihuni 12 perenang terdiri dari 10 perenang inti dan 2 perenang cadangan yakni Triady Fauzi Sidiq, Aflah Fadlan Prawira, Glen Victor Sutanto, Muhammad Fahri, Farrel Armandio Tangkas, Gagarin Nathaniel Yus, Azzahra Permatahani, Nurul Fajar, Adinda Larasati Dewi. Dua perenang cadangan yakni Ananda Treciel Vannesae Evato dan Ressa Kania Dewi. Mereka didampingi tim pelatih yakni Hartadi, David Armandoni (Perancis), Dony B.Utomo, Hendri Susanto, Herman Yus, Albert dan Felix Sutanto, Nizarudin. Satu perenang yakni I Gede Siman Sudartawa, diantar oleh Pelatih Albert C Sutanto, tengah menjalani pelatnas di Virginia, Amerika Serikat, ditangani pelatih kenamaan, Sergio Lopez Miro (ex pelatih juara olimpiade Joseph Schooling dan Caeleb Dressel). Siman sendiri sudah lolos limit A yang ditetapkan oleh PB PRSI utk skuad SEA Games 2019 saat kejuaraan di Hong Kong Agustus lalu. Dalam kesempatan ini Harlin juga mengingatkan kepada atlet untuk tetap fokus dan serius berlatih di pelatnas, karena jika penampilannya turun bukan tidak mungkin akan digantikan para perenang nasional lain. “Ada dua syarat yang akan lolos membela Indonesia di ajang SEA Games nanti, yakni harus peringkat 1 dan 2 nasional, serta lolos limit yang telah ditetapkan PB PRSI di tiap nomor. Pembuktian terakhir adalah ajang Jakarta Open 26-28 September mendatang,” tegas Harlin. “Jakarta open jadi ajang seleksi terakhir siapa yang akan diberangkatkan ke SEA Games 2019. Ini sangat penting para atlet di pelatnas membukukan catatan waktu terbaik mereka, karena kalau gagal, besar kemungkinan diganti atlet non pelatnas,” ucap Harlin. Pelatih timnas asal Perancis, David Armandoni, mengaku telah mempersiapkan anak buahnya untuk bisa memberikan hasil terbaik di ajang Jakarta Open. “Jakarta Open sangat penting bagi atlet untuk membuktikan latihan yang sudah dijalani selama ini. Jadi mereka harus tampil maksimal jika ingin lolos ke SEA Games, karena Jakarta Open adalah seleksi terakhir menuju SEA Games,” tegas David. “Saya sangat mempersiapkan diri untuk tampil di Jakarta Open. Tentu yang pertama saya ingin lolos dan terpilih jadi perenang Indonesia yang ke SEA Games. Selain latihan rutin, dua minggu terakhir saya juga persiapan khusus Jakarta Open seperti fisik dan berlatih 9 kali seminggu. Selain itu saya juga ingin perbaiki catatan di nomor 400 meter gaya ganti,” jelas perenang muda Azzahra Permatahani. Harlin menjelaskan, setiap perenang yang diberangkatkan ke SEA Games Filipina harus punya potensi medali. “Karena budget terbatas, skuad SEA Games kali ini kemungkinan “ramping”, tapi kita ingin berkualitas dan yang berangkat adalah yang punya potensi medali emas atau perak. Termasuk dua perenang cadangan perempuan yang ada potensi untuk medali di nomor estafet gaya ganti putri,” ungkap Harlin. Selanjutnya para perenang pelatnas akan mengikuti training camp di Kunming, Cina sekitar bulan Oktober. “Latihan di high altitude (dataran tinggi) dengan kadar oksigen yg lebih “tipis” di Kunming bagi perenang jarak menengah dan jarak jauh bertujuan untuk meningkatkan VO2 max para perenang,” tutup Harlin.

Indonesia Kirim 8 Perenang Ke Kejuaraan Dunia Renang 2019 Gwangju

Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) mengirim delapan perenang untuk tampil di Kejuaraan Dunia Renang atau FINA World Championship 2019

Jakarta-Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) mengirim delapan perenang untuk tampil di Kejuaraan Dunia Renang atau FINA World Championship 2019 yang berlangsung di Gwangju, Korea Selatan. Cabang renang sendiri akan dilombakan 21-28 Juli. Tim yang diberangkatkan terdiri dari lima atlet putra, yakni Siman Sudartawa, Glenn Victor Sutanto, Triady Fauzi, Gagarin Nathaniel, dan Fadlan Prawira. Sementara, sisanya terdiri dari atlet putri, yaitu Adinda Larasati, Anandia Treciel Vanessae Evato, dan Azzahra Permatahani. Para perenang akan didampingi empat pelatih yakni Marifa Herman Yus, David Armandoni, Felix C.Sutanto dan Donny B.Utomo. Pelatih tim renang, Felix Sutanto mengatakan, keikutsertaan Indonesia di Kejuaraan Dunia lebih kepada mencari pengalaman dalam persiapan menuju SEA Games 2019. “Untuk ikut Kejuaraan Dunia ini memang sudah kita persiapkan dari lama. Untuk target sebenarnya lebih ke SEA Games. Tapi, karena Kejuaraan Dunia adalah single event terbesar di renang, kita harapkan anak-anak mampu memperbaiki posisi,” kata Felix. Kendati demikian, Felix tetap berharap tim Merah Putih bisa meraih hasil semaksimal mungkin. Setidaknya mencapai semifinal seperti yang ditorehkan Siman Sudartawa pada 2017 silam. “Siman masih jadi andalan di nomor 50 meter gaya punggung. Dia dulu pernah mencatatkan waktu yang jadi 15 besar dunia dan masuk semifinal di Kejuaraan Dunia dua tahun lalu. Kita harap minimal dia bisa mengulang prestasinya,” ujarnya. “Kekuatan Indonesia ada di putra. Tapi, gak menutup kemungkinan untuk putri seperti Azzahra yang jadi rising star bisa menampilkan kejutan,” ungkapnya. Lebih lanjut, Felix juga mengungkapkan negara mana saja yang bakal jadi pesaing ketat tim Indonesia. Salah satunya Singapura. “Untuk Asia Tenggara, Singapura paling kuat. Kalau dari seluruh Asia ada Jepang, China, Korea Selatan, dan Kazakhstan,” dia menambahkan. Sebelumnya, perenang Indonesia berusia 22 tahun, Fadlan Prawira juga sudah berlomba lebih dulu di nomor renang perairan terbuka berjarak 10 kilometer. Catatan Fadlan bahkan terbaik yang ada di Indonesia yakni 1 jam 52 menit 33,8 detik. Catatan ini jadi yang tercepat atau nomor satu untuk zona Asia Tenggara dan nomor empat untuk kawasan Asia dibawah perenang Cina dan 2 perenang Jepang. “Kalau di alam itu ombak setiap laut berbeda-beda karakternya. Dan saya cukup puas karena baru kali pertama berenang 10 km dibawah dua jam. Semoga ini bisa jadi modal bagus sebelum terjun di SEA Games 2019 nanti,” ucap Fadlan. Selanjutnya Fadlan akan bertanding di nomor kolam mengikuti beberapa nomor jarak jauh yakni 200 m, 400m, 800m dan 1500m. (Art)

Indonesia Bawa Pulang 20 Medali Dari SEA Age Group 2019 Kamboja

Kontingen Indonesia berhasil membawa pulang 20 medali dari kejuaraan renang 43rd SEA Age Group Swimming Championship 2019 di Pnhom Penh, Kamboja

Kamboja-Kontingen Indonesia berhasil membawa pulang 20 medali dari kejuaraan renang 43rd SEA Age Group Swimming Championship 2019 di Phnom Penh, Kamboja, 28-30 Juni 2019. Dari 20 medali, 10 merupakan medali emas yang disumbang Azzahra dan kawan-kawan. Total Indonesia membawa 10 emas, 3 perak dan 7 perunggu. Di hari terakhir, Minggu (30/06/2019), Indonesia menambah dua medali emas. Adelia menujukan bakatnya dengan meraih emas di nomor 200 meter gaya dada grup 2 (14-15 tahun) dengan catatan waktu 2 menit 38.18 detik. Ini merupakan emas ketiga Adelia, yang sebelumnya juga jadi juara di nomor 50 dan 100 meter gaya dada. “Senang banget, setiap hari dapat satu emas. Ini pencapaian luar biasa, karena mampu menyumbang emas pertama saya untuk Indonesia di SEA Age Group,” ucap Adelia dengan senyum lebar. Emas lainnya dipersembahkan Komang Adinda Nugraha nomor 50 meter gaya punggung grup 2 (14-15 tahun) 30.77 detik. Selain emas juga ada medali perunggu dari Cahya Erinjaya di nomor 200 meter gaya dada grup 2 (14-15 tahun) dengan waktu 2 menit 26.87 detik. Perunggu juga disumbang Rashief Amila Yaqin nomor 1500 meter gaya bebas putra grup 1 (16-18 tahun) 16:04,50 detik. Satu medali perak dipersembahkan Azzahra Permatahani di nomor 200 meter gaya dada putri grup-1 (16-18 tahun) 2:36.85 detik. Sebelumnya Azzahra sudah memperoleh empat medali emas, penyumbang medali terbanyak untuk Indonesia. Pelatih Kepala Tim Indonesia Hartadi Noertjojo menjelaskan hasil yang diraih timnya terbilang baik. “Secara keseluruhan peraihan prestasi adalah cukup baik, namun yang bisa menjadi garis besar adalah bahwa untuk pencapaian prestasi di level Age Group 3 (13 tahun kebawah) perenang kita masih sulit bersaing dengan negara-negara lain di kawasan Asean,” papar Hartadi. Lebih jauh, kata Hartadi, untuk grup 2 (14-15 tahun) hanya beberapa atlet yang memiliki prestasi cemerlang seperti Adelia dari Jawa Barat yang berhasil meraih medali emas sekaligus memecahkan rekor Kelompok Umur Nasional atas nama dia sendiri yang belum genap berumur 1/2 tahun (tercipta di FAI 2019), Philomena Balinda (Jabar) emas di nomor 100 meter gaya punggung dan Cahya Erinjaya (Jawa Tengah) peraih medali perak serta Elysha Pribadi atlet DKI yang berlatih dan menuntut ilmu di Brisbane, Australia. Sedangkan dominasi penyumbang medali emas untuk tim Merah Putih justru di level 16-18 tahun yaitu Azzahra Permatahani yang sampai hari kedua sudah menumbangkan 4 medali emas di sela-sela persiapannya untuk mengikuti FINA World Junior Swimming Championships bulan Agustus depan di Budapest, juga perenang terbaik Indonesia di nomor 200 meter punggung Farrel Tangkas (Jabar) yang juga dipersiapkan bersama Azzahra ke Budapest. “Kesimpulannya bahwa PB PRSI harus lebih merapatkan barisan dengan Pengprov-pengprov serta Klub-klub renang di daerah untuk menggenjot pembinaan usia muda secara smart dan sistematis guna mengejar ketinggalan di prestasi usia muda mengingat mereka-lah yang kan menjadi generasi penerus di kemudian hari. Ancaman “lost generation” akan menjadi suatu kenyataan yang “mengerikan” jika kita bersama tidak segera melakukan action yang bisa menjadi way-out masalah ini. Basic piramid prestasi harus kita tingkatkan untuk meraih puncak piramida setinggi mungkin,” harapnya.

SEA Age Group Swimming Championship 2019, Indonesia Sabet 4 Emas, Azzahra Sumbang 2 Emas

Azzahra - Farrel - Adelia

Kamboja-Kontingen Indonesia menyumbang empat medali emas di hari pertama SEA Age Group Swimming Championship Ke-43 yang berlangsung di Kamboja, Jumat, 28 Juni 2019. Azzahra Permatahani menyumbang dua emas, sedangkan masing-masing satu emas disumbang Philomena Balinda Arkananta dan Adelia. Azzahra yang berada di grup-1 kategori usia 16-18 tahun, meraih emas pertamanya di nomor 400 meter gaya bebas putri dengan catatan 4 menit 26,32 detik. Medali perak juga diraih perenang Indonesia Prada Hanan Farmadini dengan catatan 4:26,45 detik. Emas kedua Azzahra dari nomor 200 meter gaya ganti putri grup-1, dengan catatan 2 menit 19,39 detik. Adelia yang berada di grup-2 (14-15 tahun) meraih medali emas di nomor 50 meter gaya dada putri dengan catatan 33,74 detik, mengalahkan perenang Vietnam dan Singapura. Di grup-2 (14-15 tahun), perenang Indonesia Philomena Balinda Arkananta juga menyumbang emas di nomor 100 meter gaya punggung putri dengan waktu satu menit 06,64 detik. Philo menyisihkan perenang Thailand dan Singapura. Indonesia juga mendapat medali perunggu lewat Azel Zelmi yang menempati posisi ketiga di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra grup-1. Azel mencatat waktu 56,72 detik.

Berikut hasil dari SEA Age Group di Kamboja

Phillo - Azzahra - Adelia

SEA Age Group Swimming Championship 2019 Indonesia Sabet 4 Emas, Azzahra Sumbang 2 Emas Kamboja, Kontingen Indonesia menyumbang empat medali emas di hari pertama SEA Age Group Swimming Championship Ke-43 yang berlangsung di Kamboja, Jumat, 28 Juni 2019. Azzahra Permatahani menyumbang dua emas, sedangkan masing-masing satu emas disumbang Philomena Balinda Arkananta dan Adelia. Azzahra yang berada di grup-1 kategori usia 16-18 tahun, meraih emas pertamanya di nomor 400 meter gaya bebas putri dengan catatan 4 menit 26,32 detik. Medali perak juga diraih perenang Indonesia Prada Hanan Farmadini dengan catatan 4:26,45 detik. Emas kedua Azzahra dari nomor 200 meter gaya ganti putri grup-1, dengan catatan 2 menit 19,39 detik. Adelia yang berada di grup-2 (14-15 tahun) meraih medali emas di nomor 50 meter gaya dada putri dengan catatan 33,74 detik, mengalahkan perenang Vietnam dan Singapura. Di grup-2 (14-15 tahun), perenang Indonesia Philomena Balinda Arkananta juga menyumbang emas di nomor 100 meter gaya punggung putri dengan waktu satu menit 06,64 detik. Philo menyisihkan perenang Thailand dan Singapura. Indonesia juga mendapat medali perunggu lewat Azel Zelmi yang menempati posisi ketiga di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putra grup-1. Azel mencatat waktu 56,72 detik.

Festival Akuatik Selesai Digelar, PRSI Umumkan 10 Perenang Pelatnas SEA Games

Adinda Larasati Dewi yang dilantik menjadi perenang terbaik pada festival akuatik 2019. (ANTARA FOTO/INASGOC/M RISYAL HIDAYAT)

Atlet renang yang akan mengikuti pelatnas SEA Games 2019 dan kualifikasi Olimpiade 2020 sudah dikantongi oleh PB RSI (Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia). Hasil ini didapat dari Festival Akuatik Indonesia (FAI) yang usai pekan lalu (28/4/29), pada ajang tersebut Jawa Timur dilantik menjadi juara umum dengan perolehan medali 34 emas, 23 perak, dan 19 perunggu, sedangkan Jawa Barat menyusul di posisi kedua dengan perolehan 21 emas, 21 perak, dan 15 perunggu. DKI Jakarta pun berada pada posisi ketiga dengan 21 emas, 17 perak, dan 27 perunggu. Adinda Larasati Dewi, dari kategori perorangan berhasil menyabet gelar perenang terbaik. Adinda berhasil memecahkan tiga rekor nasional dan merebut tujuh medali emas sekaligus. Tiga rekornas itu dari 200 meter gaya kupu-kupu dengan catatan waktu 2 menit 12,84 detik, yang mempertajam rekornya sendiri 2 menit 12,92 detik. Kemudian, rekornas dari 100 meter gaya kupu-kupu (1 menit 00,55 detik dari sebelumnya 1 menit 00,98 detik miliknya), dan menyamai rekor dia tahun lalu di nomor 50 meter gaya kupu-kupu. Sedangkan Aflah Fadlan Prawira di kategori putra yang dilantik menjadi perenang terbaik, Aflah berhasil menyabet tujuh medali emas dan perunggu. Adinda dan Afla sudah dipastikan lolos seleksi pelatnas renang SEA Games di tahun ini. Selain mereka berdua PRSI juga mengumumkan delapan perenang yang juga lolos ke pelatnas, yaitu , I Gede Siman Sudartawa, Glen Victor, Triady Fauzi Siddiq, Gagarin Nathaniel, Adinda, Nurul Fajar, Fadlan Prawira, Azzahra Permatahani, dan Farrel Armandio Tangkas. “Kami sudah rapatkan untuk atlet-atlet yang lolos seleksi dari kejuaraan kemarin prioritas utama kami untuk pelatnas renang sepuluh atlet,” kata Wakil Ketua PB PRSI, Harlin E. Rahardjo, yang dilansir dari detikSport, Senin (29/4/2019). “Memang nama-namanya tidak jauh dari saat pelatnas Asian Games kemarin. Tapi ada dua nama yang baru seperti Farrel. Dia memecahkan rekornas I Gede Siman Sudartawa nomor 200 punggung dan Muhammad Fachri di 50 meter gaya dada. Dia bagus lah, waktunya juga lebih bagus dari best timnya. Jadi potensi masuk ke 10 nama itu,” Harlin menjelaskan. Para atlet pelatnas tersebut akan melakukan pemusatan latihan di Bali sebelum jadwal training campe dan uji coba di luar negeri. Lokasi uji tanding yang dinilai tepat adalah Amerika Serikat, selain itu juga akan ada tiga kejuaraan besar sebelum SEA Games dimulai, yaitu 43th South East Asia Aage Group Swimming Championship di Phonm Penh, Kamboja, 28-30 Juni, kemudian Kejuaraan Dunia Renang senior di Gwangju, Korea Selatan, 12-28 Juli, Kejuaraan Dunia Renang junior di Budapest, Hungaria, 20-25 Agustus, dan terakhir SEA Games 2019. “Kami sudah list 19 nama yang akan turun di SEA Age, sementara kejuaraan dunia junior sudah pasti Azzahra dan Farel, sisanya berangkat ke Gwangju,” katanya. Walaupun sepuluh atlet tersbeut sudah masuk pelatnas akan tetapi Harlin mengatakan bahwa September mendatang seleksi nasional akan diadakan kembali. “Seleknas ini untuk mempersiapkan menuju SEA Games 2019. Jadi untuk membangun kompetisi lagi di antara mereka,” dia menambahkan. (IHA)

Adinda Larasati Perenang Terbaik FAI 2019, Ukir 7 Medali Emas dan 2 Rekornas

Adinda perenang terbaik putri dan Fadlan perenang terbaik putra bersama Harlin (Wakil Ketua Umum PB PRSI). (Istimewa)

Jakarta- Adinda Larasati Dewi dinobatkan sebagai perenang terbaik di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Renang bertajuk ‘Festival Akuatik Indonesia (FAI) 2019, di Stadion Akuatik Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta. Adinda berhasil memecahkan dua Rekornas dan menyabet tujuh medali emas sekaligus membawa kontingen Jawa Timur (Jatim) sebagai juara umum FAI 2019. “Alhamdulillah bisa capai target dapat tujuh emas dan 2 Rekornas serta satu menyamai Rekornas. Kuncinya harus tetap berlatih, jangan pernah bosan,” ujar Adinda, Minggu (28/4). Sementara itu, Harlin Rahardjo, Wakil Ketua Umum PB (Pengurus Besar) PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia), mengatakan dengan adanya Rekornas dan Rekornas kelompok umur (KU) maka jenjang pembinaan berjalan dengan baik. “Alhamdulillah para perenang kita bisa memecahkan Rekornas dan Rekornas KU dan para pelatih serta pembina masing-masing patut di apresiasi. Di setiap kejuaraan muncul para perenang baru. Mudah-mudahan ini bisa jadi pemicu perenang muda yang lain,” tutur Harlin. Di klasemen umum perolehan medali kontingen Jatim tidak terkejar setelah mengoleksi 34 emas, 23 perak dan 19 perunggu. Kedua dihuni Jawa Barat (Jabar) dengan 21 emas, 21 perak, dan 15 perunggu. Ketiga milik DKI Jakarta dengan 21 emas, 17 perak, dan 27 perunggu. Keempat ditempati Bali dengan 19 emas, 29 perak, dan 20 perunggu. Dan, kelima Riau dengan 5 emas, 5 perak, dan 3 perunggu, serta keenam Jawa Tengah (Jateng) dengan 4 emas, 9 perak, dan 10 perunggu. Di hari terakhir, Minggu (28/4), Adinda mampu memecahkan Rekornas nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri dengan waktu 02 menit 12,84 detik atau mempertajam Rekornas lama miliknya sendiri yakni 02 menit 12,92 detik. Total Adinda mencetak dua Rekornas. Sebelumnya Rekornas 100 meter gaya kupu-kupu dan satu menyamai Rekornas di nomor 50 meter gaya kupu-kupu. Sedangkan perenang terbaik putra adalah Aflah Fadlan Prawira yang menyabet tujuh emas dan satu perunggu. Perenang terbaik grup-2 adalah Agung Sulaksono (14 tahun) asal Jat dengan koleksi lima emas dan dua perak. Untuk perenang terbaik putri grup-2 yakni Adelia (15 tahun) asal Jabar dengan raihan tiga emas serta tiga Rekornas kelompok umur. Perenang terbaik grup-3 putra adalah Bryan Haganta Tarigan (DKI) dengan 4 emas, 4 perak, dan perenang terbaik putri yaitu Ni Putu Pande Lisa Primasari (12 tahun) asal Bali dengan 4 emas, 3 perak. Selain itu, Adinda juga menyumbang emas nomor 1500 gaya bebas putri (Jatim) dengan waktu 17 menit 20,77 detik dan kedua Azzahra Permatahani (Riau) dengan catatan waktu 17 menit 45,42 detik serta ketiga Prada Hanan (Jabar) dengan catatan waktu 18 menit 00,00 detik. Teranyar, Adinda mempertajam Rekornas nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri. Di sesi penyisihan pagi hari, Adinda mencatat waktu Rekornas baru yaitu 2 menit 12,84 detik, mempertajam Rekornas lama miliknya yakni 2 menit 12,92 detik. Sebelumnya, di hari pertama, Adinda juga memecahkan Rekornas di nomor 100 meter gaya kupu-kupu dengan catatan waktu 01 menit 00,55 detik lebih cepat dari Rekornas lama miliknya dengan waktu 01 menit 00,98 detik. Pada nomor 200 meter gaya punggung putra, emas dimenangkan Reza Bayu Prasetyo (Jabar) dengan catatan waktu 02 menit 01,86 detik. Kedua Fadlan Prawira (Jabar) dengan catatan waktu 02 menit 02,62 detik, dan ketiga Joe Aditya (DKI) dengan catatan waktu 02 menit 03,20 detik. Pada nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri, Adinda Kusuma Ningrum (Jabar) meraih emas dengan waktu 02 menit 20,14 detik. Kedua Adinda Larasati Dewi (Jatim) dengan waktu 02 menit 24,84 detik, dan ketiga Desak Made Sri Widyadari (Bali) dengan 02 menit 27,73 detik. Di nomor bergengsi 50 meter gaya bebas putra, emas masih milik Triadi Fauzi (Jabar) dengan catatan waktu 23,39 detik. Kedua Gagarin Nathaniel Yus (DKI) dengan 24,26 detik, dan ketiga I-Gede Siman Sudartawa (DKI) dengan 24,50 detik. Pada nomor 50 meter gaya bebas putri, emas diraih Istri Kania Ratih (Bali) dengan 26,56 detik. Kedua Adinda Larasati Dewi (Jatim) dengan 26,68 detik serta ketiga Patrisia Yosita (DKI) dengan 27,08 detik. Di nomor 200 meter gaya dada putra, medali emas milik Dwiki Rahardjo (Jabar) dengan 02 menit 18,25 detik dan kedua Pande Made Iron Digjaya (Bali) dengan 02 menit 19,98 detik serta ketiga Gerdi Zulfitranto (Jabar) dengan 02 menit 20,03 detik. Di nomor 200 meter gaya dada putri, Ananda Treciel Vannesae Evato (Riau) meraih medali emas dengan catatan waktu 02 menit 36,59 detik dan kedua Azzahra Permatahani (Riau) dengan 02 menit 36,74 detik serta ketiga Ressa Kania Dewi (Jatim) dengan 02 menit 39,42 detik. Pada nomor jarak jauh 1500 meter gaya bebas putra emas dimenangkan Fadlan Prawira (Jabar) dengan waktu 15 menit 52,28 detik dan kedua Rashief Amila Yaqin (Jabar) dengan waktu 16 menit 09,41 detik dan ketiga Joe Aditya (DKI) usai membukukan waktu 16 menit 12,99 detik. (Adt)

Jawa Timur Pimpin Klasemen Medali FAI 2019, Adinda Samai Rekornas

Jawa Timur memimpin perolehan sementara medali Festival Akuatik Indonesia (FAI), di Stadion Akuatik GBK Senayan, Jakarta. (Istimewa)

Jakarta- Kontingen Jawa Timur (Jatim) memimpin perolehan medali emas pada Kejurnas bertajuk Festival Akuatik Indonesia (FAI) 2019, di Stadion Akuatik GBK (Gelora Bung Karno) Senayan, Jakarta, Sabtu (27/4). Hingga hari ketiga, Jatim mengoleksi 27 emas, 17 perak dan 14 perunggu. Kedua DKI Jakarta (17-15-20), ketiga Bali (14-21-15), keempat Jawa Barat (12-14-12). Di nomor 50 meter gaya kupu-kupu putri, perenang Jatim yang menyabet medali emas adalah Adinda Larasati Dewi dengan catatan waktu 27,85 detik. Catatan waktu Adinda menyamai rekornas (rekor nasional) yang dibuatnya pada event SNAG di Singapura, pada 2017. Diikuti oleh A.A Istri Kania Ratih (Bali) dengan catatan waktu 28,83 detik dan posisi ketiga milik Nurul Fajar Fitriyati (Jatim) dengan membukukan waktu 28,45 detik. Di nomor 200 meter gaya bebas putri, Adinda kembali meraih emas dengan catatan waktu 02 menit 04,05 detik. Kedua Ressa Kania Dewi (Jawa Timur) dengan waktu 02 menit 04,79 detik dan ketiga Mai Ushirono (Jepang) dengan 02 menit 06,15 detik. Untuk medali perunggu Kejurnas diraih Prada Hanan Farmadini (Jawa Barat) yang menempati peringkat empat dengan waktu 02 menit 07,51 detik. Untuk medali, perenang Jepang tidak dihitung pada Kejurnas ini. Di nomor 100 meter punggung putri, perenang Jatim Nurul Fajar meraih emas dengan waktu 01 menit 03,87 detik. Kedua Hinata Yamashita (Jepang) dengan 01 menit 04,78 detik dan ketiga Istri Kania Ratih (Bali) dengan 01 menit 06,14 detik serta keempat Ulul Azminia Primidita (Jatim) dengan 01 menit 07,98 detik. Untuk medali kejurnas, medali emas diraih Nurul, perak Istri Kania dan perunggu Ulul. Di nomor 200 meter gaya bebas, Perenang Jabar Fadlan Prawira, finish pertama dengan catatan satu menit 51,09 detik. Kedua Putra M. Randa (DKI Jakarta) dengan 01 menit 52,57 detik dan ketiga Agus Nuarta (Bali) dengan satu menit 54,33 detik. Pada nomor 100 meter gaya punggung putra dimenangkan perenang asal Jepang, Koudai Nishiono dengan waktu 57,54 detik. Kedua Dwiki Anugrah (DKI) dengan 58,20 detik dan ketiga Farrel Armandio Tangkas (Papua) dengan 58,94 detik serta keempat A.A Gede Oka Satria (Bali) dengan 01 menit 00,21 detik. Untuk Kejurnas ini medali emas diraih Dwiki, perak Farrel dan perunggu Gede Oka. Pada nomor 50 meter gaya kupu-kupu putra, perenang Jatim Glen Victor Sutanto memenangi lomba sekaligus meraih emas dengan catatan waktu 24,38 detik. Medali perak Triady Fauzi (Jabar) dengan 24,83 detik dan medali perunggu Muhammad Fauzan Martzah (Bali) dengan 25,49 detik. Pada nomor 400 meter gaya ganti putra, dimenangi Aflah Fadlan Prawira (Jabar) dengan 4 menit 26,88 detik. Kedua Koudai Nishiono (Jepang) dengan 04 menit 27,87 detik dan ketiga Athalarik Maulidio (Jabar) dengan 4 menit 36,46 detik serta keempat I-Putu Wirawan (Bali) dengan 4 menit 37,28 detik. Pada Kejurnas ini medali emas diraih Fadlan, perak Maulidio dan perunggu Putu Wirawan. Di nomor 400 meter gaya ganti putri, lomba dimenangkan Hinata Yamashita (Jepang) dengan 04 menit 52,68 detik. Kedua Azzahra Permatahani (Riau) dengan 05 menit 01,76 detik dan ketiga Inka Nur Fadilah (Jatim) dengan 05 menit 17,55 detik serta keempat Vannesa Sanjoyo (Jateng) dengan 05 menit 18,59 detik. Untuk event Kejurnas ini medali emas Azzahra, perak Inka dan perunggu Vannesa. (Adt)

Indonesia ‘Host’ SEASF 1st South East Asian Master Swimming Championship 2019, Diramaikan Perenang Peraih Empat Medali Emas Olimpiade

Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah renang master internasional (SEASF 1st South East Asian Master Swimming Championship 2019, di Stadion Akuatik GBK, Senayan, Jakarta, 30-31 Maret. (Adt/NYSN)

Jakarta- Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah (host) renang master internasional bertajuk ‘SEASF 1st South East Asian Master Swimming Championship 2019’. Event ini dihelat di Stadion Akuatik, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, pada 30-31 Maret 2019. Ini merupakan kejuaraan renang master jarak pendek kolam 25 meter pertama di GBK. Sebanyak 400-an perenang dari berbagai negara, yakni Thailand, Filipina, Singapura, Hong Kong, Jepang, Australia, Amerika Serikat, Italia, Uni Emirate Arab, Aljazair, Belanda, dan lainnya, turut berpartisipasi. Bahkan diantara peserta internasional yang hadir yaitu perenang asal Amerika Serikat yang juga peraih empat medali emas Olimpiade kategori estafet 4×100 meter (Sydney 2000, Athens 2004, Beijing 2008, dan Beijing 2008), Jason Lezak, dan peraih medali emas Olimpiade (Sydney 2000) asal Australia, Bill Kirby. Harlin Erlianto Rahardjo, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), mengatakan kejuaraan ini merupakan event besar, dan Indonesia merupakan negara pertama di kawasan Asia Tenggara yang diberi kepercayaan sebagai tuan rumah. “Kami melihat dari peserta maupun dari segi kewarganegaraan sangat banyak. Dan, tujuannya tentu saja mempopulerkan olahraga renang di Indonesia,” ujar Harlin, di Stadion Akuatik, Kompleks GBK Senayan, Jakarta, Rabu (27/3). Harlin menilai publik sangat percaya dengan venue akuatik yang dimiliki Indonesia dan berstandar internasional. “Dengan banyaknya event internasional, maka ini juga mendukung usaha lndonesia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032,” lanjut pria yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) SEASF (South East Asian Swimming Federation). Senada, Wisnu Wardhana, Ketua Panitia, menyebut bahwa ini merupakan event renang master internasional pertama di GBK Aquatic Stadium, dimana panjang kolam yang digunakan adalah 25 meter, atau setengah dari kolam 50 meter. “Pesertanya selain dari kawasan Asia, juga terbuka untuk umum. Artinya non Asia diperbolehkan mendaftar sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” terang Wisnu. Ditambahkannya, peserta yang mengikuti kejuaraan ini sangat banyak. Begitu juga dengan animo dari masyarakat pecinta renang yang sangat tinggi, terlebih adanya venue dengan fasilitas yang terawat dengan baik. “Saat ini yang telah terdaftar mencapai 378 peserta atau hampir mencapai 400-an peserta, dengan total 17 negara. Ini adalah satu pertandingan yang terus kami lakukan di luar pembinaan yang sudah berlangsung selama ini,” tegas Wisnu. Event yang berlangsung selama dua hari itu melombakan 34 nomor, dan diikuti mulai dari perenang berusia 25 tahun ke atas. Bahkan, perenang tertua ada yang mencapai usia sekitar 84 tahun. “Berangkat dari sukses Asian Games 2018 ini untuk menjaga momentum semakin mempopularkan olahraga renang di masyarakat umum. Khususnya renang bisa menjadi gaya hidup sehat masyarakat lndonesia yang memang dikenal sebagai negara bahari,” cetus pria yang juga menjabat sebagai Kabid Binpres (Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi) PB PRSI. Sementara itu, kategori usia yang dilombakan adalah usia 25-29 tahun, usia 30-34 tahun, usia 35-39 tahun, usia 40-44 tahun, usia 45-49 tahun, usia 50-54 tahun, usia 55-59 tahun, 60-64 tahun, dan seterusnya. Lalu, nomor yang dipertandingkan adalah putra-putri gaya bebas, gaya punggung, gaya dada, serta gaya kupu-kupu. Semua melombakan mulai jarak 25 meter, 50 meter, dan 100 meter. Hanya gaya bebas yang ada jarak jauh yakni 200 meter. Kemudian, ada nomor 100 meter gaya ganti. Untuk estafet nomor yang dilombakan 4×25 meter gaya bebas, 4×25 meter gaya ganti, 4×25 meter gaya ganti campuran, 4×25 meter gaya bebas campuran. Dalam kesempatan itu, Jason menilai Indonesia memiliki banyak anak berbakat di renang yang bisa menjadi juara di masa depan. “Saya belum banyak mengetahui, karena baru satu hari disini (Indonesia). Tapi, saya melihat mereka sangat antusias, dan banyak anak-anak berpotensi di Indonesia,” tuturnya. “Bagi saya kejuaraan renang master ini sangat baik, karena selain baik dalam menjaga kesehatan, juga pertemanan. Sangat positif dan ini harus bisa berjalan terus,” tukas Jason. Disisi lain, sebagai upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Akuatik, PB PRSI akan menyelenggarakan FINA Coaching Clinic untuk pelatih loncat indah (25-29 April), dan pelatih renang (29 April-3 Mei). (Adt)

Azzahra dan Adinda, Pertajam Rekornas di Singapura dan Jawa Timur

Azzahra Permatahani sukses memecahkan rekornas di nomor 400 meter gaya ganti perorangan putri dengan waktu 4 menit 48,51 detik. (@simonecastrovillari)

Singapura- Dua perenang muda Indonesia menunjukan kemajuan pesat jelang tampil di SEA Games 2019 Filipina, Desember mendatang. Adinda Larasati Dewi (18 tahun) dan Azzahra Permatahani (17 tahun), mampu memecahkan rekor nasional (rekornas) saat bertanding di dua tempat terpisah, yakni Jawa Timur dan Singapura, Jumat (22/3). Azzahra Permatahani yang bertanding di Singapura dalam event bertajuk ’50th SNAG atau Singapore National Age Group Swimming Championship 2019′, memecahkan rekornas di nomor 400 meter gaya ganti perorangan putri dengan catatan 4 menit 48,51 detik. Rekornas lama Azzahra 4 menit 50,39 detik tercipta di SEA Games 2017 Malaysia, saat itu Azzahra meraih medali perak. Bertanding di OCBC Aquatic Centre, Singapura, Azzahra juga berhasil meraih medali emas. Event SNAG ini menjadi salah satu ujicoba Azzahra sebelum tampil di SEA Games 2019 Filipina, Desember mendatang. Sementara itu, perenang nasional lainnya, Adinda Larasati Dewi juga berhasil memecahkan rekor nasional nomor andalannya 100 meter gaya kupu-kupu putri. Bukan di Singapura, Adinda memecahkan rekornas di kandangnya sendiri Surabaya, pada ajang Kejurprov (kejuaraan provinsi) Jawa Timur. Adinda mencatat rekornas baru dengan membukukan waktu satu menit 00,98 detik, mempertajam rekornas lama atas namanya sendiri 01:01,35 detik yang tercipta di ’42nd SEA Age Group Swimming Championship’, di Filipina, Juli 2018. Sama seperti Azzahra, Adinda juga tengah dipersiapkan menuju SEA Games 2019 Filipina. Sehari sebelumnya di ajang ’50th SNAG di Singapura, perenang nasional putra Aflah Fadlan Prawira juga berhasil memecahkan rekor nasional di nomor 400 meter gaya bebas putra dengan catatan 03 menit 52,16 detik. Rekornas lama Fadlan adalah 03:53,01 detik yang tercipta pada Asian Games 2018, di Jakarta. (Adt)

Siapkan Atlet Muda, PRSI Bidik Prestasi Tinggi di SEA Games 2019 Filipina

Anindya Novyan Bakrie, Ketua Umum PB PRSI (kedua dari kiri), menyebut PRSI akan mengirimkan atlet muda ke SEA Games 2019 Filipina dan membidik enam medali emas. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pengurus Besar (PB) Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas), di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta, pada 24-25 Februari 2019. Tercatat, 34 utusan Pengurus Provinsi (Pengprov) PRSI dari seluruh Indonesia hadir dalam pertemuan yang mengusung tema ‘Sukseskan PON 2020 serta ukir prestasi pada SEA Games 2019 untuk menuju Olimpiade 2020’ tersebut. Dengan agenda utama Rakernas yakni membahas kinerja, pencapaian prestasi serta rencana program kerja orgnisasi cabang olahraga akuatik sepanjang tahun ini. Anindya Novyan Bakrie, Ketua Umum PB PRSI, menyebut terdapat lima poin penting pada Rakernas ini. Pertama, mendukung upaya PRSI termasuk budget untuk memastikan SEA Games 2019 berjalan lancar. “Kedua, PRSI kedepannya akan bekerja sama dengan Pengprov untuk memberikan kajian maupun dukungan-dukungan seperti apa yang diberikan pemerintah daerah kepada Pengprov PRSI. Dan PRSI berencana akan menggelar PRSI Award pada 2020, serta akan mengundang tiga gubernur yang dianggap memberikan dukungan kepada Pengprov PRSI,” ujar Anindya usai penutupan Rakernas, pada Senin (25/2). Ketiga, lanjut pengusaha berusia 44 tahun itu, PRSI berupaya lebih memperbanyak lagi pelatihan wasit, dan pelatih di daerah maupun di pusat. Bahkan, PRSI akan bekerja sama dengan FINA (Federation Internationale de Natation/federasi renang internasional) supaya mendapatkan tenaga ahli agar mereka yang berada di daerah dapat berkembang dan melahirkan atlet. “Keempat, PRSI memastikan akan memasyarakatkan renang lebih besar lagi dengan memantapkan program ‘Ayo Berenang’ bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Pariwisata,” tambahnya. “Dan, kelima, PRSI memberikan Akte Notaris kepada setiap Pengprov secara gratis,” sebut Anindya. Soal Akte Notaris ini, juga ditegaskan Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Umum (Waketum) PB PRSI. Menurut Sarman, pihaknya memfasilitasi setiap Pengprov untuk memiliki Akte Notaris secara gratis. “Ini kami lakukan karena banyak sekali klub-klub renang belum memiliki dokumen hukum. Dan tadi kami sudah berikan kepada salah satu klub di Sumartera Utara,” ungkap Sarman. (edited) Sementara itu, terkait SEA Games 2019 Filipina, Anindya menegaskan induk organisasi renang yang dipimpinnya memiliki target yakni bisa melebihi pencapaian SEA Games 2017 Kualalumpur, Malaysia. Di Negeri Jiran Malaysia, dua tahun lalu, cabang renang hanya mampu membawa pulang empat medali emas melalui I Gede Siman Sudartawa, Triady Fauzi Sidiq, Gagarin Nathaniel Yus, dan Indra Gunawan. “Kami berharap di SEA Games 2019 Filipina bisa meraih enam medali emas. Kami mohon doa, semoga keinginan ini bisa tercapai,” jelas putra sulung pengusaha nasional Aburizal Bakrie (ayah) dan Tatty Murnitriati (ibu) itu. Ia juga menyatakan PRSI sebisa mungkin akan mengirimkan atlet yang lebih muda ke pesta multievent olahraga terbesar se-Asia Tenggara itu. “Persiapan kami terus berjalan. Dari tahun lalu sehabis Asian Games lalu, kami langsung melihat kekurangan yang ada serta berupaya untuk memastikan perenang-perenang muda bisa beraksi dan berhasil di SEA Games 2019 di Filipina,” cetus Anindya. Hal membanggakan, ungkap pria kelahiran 10 November 1974 itu, terdapat dua perenang muda Indonesia, yakni Azzahra Permatahani (16 tahun), dan Adinda Larasati Dewi (18 tahun) yang lolos limit kualifikasi A Youth Olympic (Olimpiade Remaja), di Buenos Aires, Argentina, Oktober tahun lalu. “Bagi kami ini suatu ‘angin segar’ dan capaian ini harus terus dilanjutkan. Jadi strategi kami di SEA Games nanti sebisa mungkin menurunkan yang muda-muda. Karena selepas SEA Games yang berikutnya ada Olimpiade Tokyo 2020 yang tantangannya jauh lebih berat lagi dari SEA Games maupun Asian Games,” tuturnya. “Setelah itu di 2021 ada SEA Games lagi, kemudian disambung Asian Games 2022. Jadi benar-benar atlet-atlet muda ini harus diberikan pengalaman di SEA Games, biarkan mereka menambah pengalaman dan jam terbang untuk bisa memecahkan prestasi di Asian Games 2022 nantinya,” terang Anindya. Ditegaskan suami dari Firdani Saugi, Rakernas ini tidak hanya membicarakan target yang ingin dicapai pada 2019 hingga 2020 saja, namun juga membahas proyek jangka panjang dan masa depan atlet muda. “Kami memikirkan ke depannya nanti seperti apa. Karena kami harus mempersiapkan sistem-sistem yang baik, dan memikirkan atlet-atlet muda. Mereka harus dipikirkan sekolahnya agar bisa berkembang bukan hanya sebagai atlet, tapi harus diperhatikan dengan baik dari pelatihnya, lingkungannya. Karena lingkungan yang kompetitif akan membawa mental yang lebih kuat,” tukas Anindya. (Adt)

Koleksi 10 Emas, Bocah 10 Tahun Asal Bali Jadi Perenang Terbaik Kejurnas Pelajar 2019

Perenang kelahiran Singaraja, Buleleng, 4 Oktober 2008, Made Bayu Artiana Putra Dhananjaya, menjadi yang terbaik Kelompok Umur (KU) IV Kejurnas Renang Antar Pelajar dan Mahasiswa Seluruh Indonesia 2019, di Kolam Renang Tirta Krida, Yogyakarta, pada 2-3 Februari. (rri.co.id)

Singaraja- Perenang asal Buleleng, Bali, Made Bayu Artiana Putra Dhananjaya, menjadi perenang terbaik Kelompok Umur (KU) IV Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Renang Antar Pelajar dan Mahasiswa Seluruh Indonesia 2019, di Kolam Renang Tirta Krida, Kompleks Akademi Angkatan Laut (AAL) Yogyakarta, pada 2-3 Februari. Perenang kelahiran Singaraja, Buleleng, 4 Oktober 2008 itu, sukses mengoleksi 10 medali emas. Bayu, sapaannya, yang turun di KU IV tampil gemilang. Ia menyabet medali emas dari 10 nomor yang diikutinya. Pada hari pertama event tersebut, perenang Mola-mola Swimming Club Buleleng itu menyapu bersih kemenangan. Masing-masing di nomor 200 meter gaya bebas, 100 meter gaya kupu-kupu, 50 meter gaya dada, 100 meter gaya punggung, dan 50 meter gaya bebas. Tren positif anak asuh Wayan Setaya itu berlanjut pada hari kedua. Bayu menjadi kampiun usai mencapai finish pertama di lima nomor berbeda. Yakni 100 meter gaya bebas, 50 meter gaya punggung, 100 meter gaya dada, 50 meter gaya kupu-kupu, dan 200 meter gaya ganti. Wayan Artanayasa, orang tua Bayu yang turut mendampingi putranya itu, menyebut penampilan Bayu sangat maksimal. Ia menegaskan hasil di Yogyakarta jadi barometer program latihan yang dijalani putranya itu. “Tak semua emas diraih dengan best time, karena Bayu selama latihan dalam masa lelah setelah mengikuti Indonesia Open 2018,” ujar Artanayasa, dikutip dari rri, Senin (4/1). Kedepan, terang Artanayasa, banyak yang harus diperbaiki dari Bayu, terutama segi fisik. “Sehingga di kejuaraan selanjutnya, catatan waktu yang ditorehkan makin tajam,” tambah Artanayasa. Berkat torehan 10 medali emas, atlet yang masih mengenyam pendidikan di SDN 3 Banjar Jawa Buleleng itu, dinobatkan sebagai atlet terbaik KU IV putra. Selain Bayu, perenang Buleleng lainnya, yakni Made Pryamanaya Satria Dewadatta Ganesha Pooja, berhasil meraih dua perak dan satu perunggu. Medali perak dari perenang klub Bina Sakti itu berasal dari nomor 200 meter gaya kupu-kupu serta 200 meter gaya punggung. Dan, medali perunggu dihasilkan dari nomor 100 meter gaya kupu-kupu. Sedangkan di tingkat mahasiswa, perenang Dewa Gede Anom Artha Tanaya, menjadi atlet terbaik putra pada Kejurnas ini. Mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) itu sukses membawa pulang tiga medali emas, yakni di nomor 100 meter gaya kupu-kupu, 100 meter gaya bebas, dan 100 meter gaya punggung. (Adt)

Gabung Klub Elit Polo Air di Serbia, Dua Atlet Indonesia Cicipi Kompetisi Eropa

Dua atlet Polo Air Indonesia, Rezza Auditya Putra (kiri) dan Ridjkie Mulia Harahap, diperkenalkan PB PRSI, sebelum bertolak ke Serbia, di Kantor PB PRSI, Jakarta, pada Selasa (22/1). Keduanya akan membela tim Polo Air elit Eropa, VK Belgrade, untuk mengarungi Liga utama di Serbia. (Tribunnews.com)

Jakarta- Atlet Polo Air Indonesia, Rezza Auditya Putra bersama Ridjkie Mulia Harahap, dua bulan ke depan akan berada di Serbia. Di sana mereka akan membela tim Polo Air elit Eropa, VK Belgrade, untuk mengarungi Liga utama di Serbia. Kualitas mumpuni yang dimiliki dua atlet tersebut, menjadi alasan utama kenapa Belgrade memilihnya, hal ini diakui oleh Wakil Ketua Umum PB PRSI, Harlin E. Rahardjo. Rezza dan Ridjkie sendiri akan mengikuti kompetisi bersama Belgrade selama dua bulan, dan akan menetap pada 24 Januari hingga 26 Maret 2019. “Ini kesempatan emas untuk Ridjkie dan Rezza, karena tidak mudah bisa diterima bermain di Liga Top Polo Air Serbia. Tim Polo Air Serbia adalah juara Olimpiade, kami berharap, dua pemain ini bisa menimba ilmu dari tik terkuat dunia,” kata Harlin, ketika ditemui di Wisma Bakrie 1, Jakarta. Saat ditanya target kedepan setelah bermain bersama VK Belgrade, Rezza pun tak berpikir jauh, dalam benaknya hanya ingin memberikan yang terbaik untuk timnya dan saat kembali ke tanah air ia bisa berguna untuk Timnas Polo Air Indonesia. “Untuk pribadi tidak memikirkan habis musim ini mau gimana, tapi bagaimana kami berdua bisa dapat pengalaman dan bisa buat Timnas, kalau misalnya kita masuk ke bursa transfer ya itu Alhamdulillah, dan pasti itu impian kita bisa bermain di liga Eropa,” kata Rezza di Jakarta, Selasa (22/1). Apalagi pada akhir 2019, Indonesia akan turut serta pada ajang SEA Games yang akan dihelat di Filipina. “Untuk sekarang foksunya memperbaiki skill dan mental sebagai individu dan pemain, jelang tampil di SEA Games nanti,” sambung atlet kelahiran Jakarta 16 Januari 1990. Senada dengan Ridjkie, pemain yang menjabat sebagai kapten Timnas Polo Air Indonesia itu juga mengaku minim pengalaman dalam hal mental. Di sana ia pun ingin melatih serta meningkatkan mental bertandingnya. Rencananya Rezza dan Ridjkie akan bertolak ke Serbia pada esok hari, Rabu (23/1). “Kalau teknik Polo Air, sebetulnya hampir sebagaian besar itu sudah kami dapatkan dari pelatih, karena apa yang Serbia pelajari kita sudah dapat, cuma kan di level kompetisi ini kan butuh mental bertanding yang kuat,” ujar pria kelahiran 13 Juni 1990. VK Belgrade adalah klub polo air asal Belgrade, Serbia, yang bermain di kasta tertinggi Liga Polo Air Serbia. Klub ini berambisi mengincar peringkat tiga klasemen musim ini. Rezza dan Ridjkie direkrut dengan status free transfer atau bebas kontrak. Mereka akan berada di bawah asuhan pelatih Nikola Milosavljevic. (Adt)