Jelang Tour de Siak PB ISSI Tinjau Kelayakan Etape

Jelang Tour de Siak PB ISSI Tinjau Kelayakan Etape Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) telah meninjau kelayakan etape Tour de Siak selama tiga hari 20-22 September 2022 lalu. Hasilnya, tim PB ISSI merekomendasikan bahwa tiga etape yang akan menjadi lintasan Tour de Siak layak. Namun, dalam perlu dilakukan perbaikan-perbaikan untuk kelancaran events internasional tersebut. “Alhamdulillah, tiga etape Tour de Siak yang kita usulkan telah disurvei tim PB ISSI dan hasilnya layak untuk perlombaan Tour de Siak tahun 2022,” kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Riau, Roni Rakhmat, Jumat (22/9/2022) di Pekanbaru. Dengan begitu, kata Roni, untuk etape Tour de Siak sudah clear, dan perbaikan-perbaikan jalan akan segera dilakukan. Diantaranya, etape pertama Siak City Race sepanjang 84 Kilometer (Km), etape kedua Siak-Pekanbaru 130 Km, dan etape ketiga City Race Pekanbaru sepanjang 120 Km. Sedangkan untuk pelaksanaan Tour de Siak sendiri, lanjut Roni, diawali dengan parade atlet dan opening ceremony Toer de Siak pada 1 Desember 2022 di Siak. Kemudian tanggal 2 Desember peserta akan melalui etape pertama, tanggal 3 etape dua, tanggal 4 etape tiga, dan closing ceremony Toer de Siak di Pekanbaru. “Diperkirakan 13 tim akan ikut serta dalam events Tour de Siak tahun 2022, diantaranya 4 tim dari luar negeri dan 9 tim dalam negeri,” pungkasnya. Untuk diketahui, dalam ekspos hasil survei PB ISSI terkait pelaksanaan Tour de Siak tahun 2022 melibatkan Pemkab Siak, Polres Siak, Polda Riau, Polresta Pekanbaru, Dinas PU Kabupaten Siak, Kota, Provinsi Riau, dan Balai Jalan Kementerian PUPR. Sumber: www.riau.go.id

Tim BMX Junior Indonesia Mampu Menembus Semifinal Kejuaraan Dunia

Timnas BMX junior buat sejarah dengan tembus semifinal Kejuaraan Dunia

Dua dari empat atlet tim nasional BMX junior Indonesia mencetak sejarah dengan menembus babak semifinal dalam 2021 BMX World Championships, Belanda pada 21-22 Agustus lalu. Kedua atlet tersebut adalah Jasmine Azzahra dan Amelia Nur Sifa. Namun, baik Jasmine Azzahra maupun Amelia Nur Sifa belum mampu bersaing di babak final setelah keduanya gagal menempati posisi pertama saat semifinal. Dalam laga semifinal yang berlangsung Minggu (22/8), Jasmine menempati posisi keenam dari delapan peserta yang tergabung dalam Heat 1. Lalu, Amelia finis di urutan kedelapan Heat 2, demikian catatan resmi Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI). Hasil tersebut menjadi catatan sejarah bagi Indonesia sebagai satu-satunya negara Asia yang meloloskan atlet junior putri ke semifinal Kejuaraan Dunia. Sementara itu, dua atlet putra timnas BMX junior, yakni Aditya Putu dan Alfauzan kandas sejak babak penyisihan. Adapun gelar juara kelas men dan women junior masing-masing direbut oleh pebalap Prancis Louison Rousseau dan Mariane Beltrado. Di kelas elite, podium utama Kejuaraan Dunia di Papendal diraih oleh pebalap Inggris Raya Bethany Shriever dan pebalap tuan rumah Niek Kimmann yang sebelumnya memenangi medali emas di Olimpiade Tokyo. Selain berlatih di Belanda, para atlet Indonesia juga diagendakan mengikuti berbagai kejuaraan BMX di Eropa, mulai dari kejuaraan level C1 Series, European Series, hingga World Cup dan World Championships. Usai Kejuaraan Dunia, timnas BMX junior tidak akan langsung pulang ke Tanah Air. Mereka akan bermukim selama tiga tahun di Belanda untuk melanjutkan program pelatihan (staycamp) demi mengumpulkan poin supaya lolos kualifikasi Olimpiade 2024 Paris. Belanda dipilih sebagai tempat pelatihan karena merupakan salah satu negara terbaik di dunia untuk balap sepeda. Pada Olimpiade Tokyo 2020, Negeri Kincir Angin itu meraih medali perunggu di kategori BMX putri dan medali emas BMX putra hanya dengan berlatih di sirkuit supercross mereka di Papendal.

Resmi Dilantik, Pengurus ISSI Banten Targetkan Cetak Atlet Handal

Resmi Dilantik, Pengurus ISSI Banten Targetkan Cetak Atlet Handal

Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Banten secara resmi telah mengukuhkan pengurusnya, Kamis, 7 Januari 2021 malam, di Hotel Horison Ultima Ratu. Andiara Aprilia Hikmat dipercaya menjadi pemimpinnya. Acara pelantikan dilakukan langsung Ketua Umum ISSI, Raja Sapta Oktohari, bersama Wakil Gubernur Banten, Andhika Hazrumy. Selain keduanya, beberapa nama pesohor yang dipercaya untuk menjadi pemimpin ISSI Kabupaten/Kota turut hadir dalam acara. Salah satunya Osep Mulyawan Karis. Ia dipercaya untuk membesarkan ISSI di Kabupaten Lebak. “Alhamdulillah lagi-lagi saya diberikan amanah untuk memimpin sebuah organisasi. Semoga amanah dan dapat membawa pengaruh besar,” kata Osep, Jumat, 8 Januari 2021, dilansir dari BantenHits. Tak hanya itu, Osep yang memiliki segudang prestasi dalam dunia olahraga ini juga ternyata masuk dalam kepengurusan ISSI Banten sebagai Wakil Ketua Umum. “Tekadnya hanya satu membesarkan ISSI di Banten umumnya, Lebak khususnya. Mencetak atlet-atlet bersepeda yang handal,” tandasnya. “Semoga kehadiran ISSI dapat mendongkrak prestasi berolahraga khususnya olahraga sepeda di tanah jawara,” imbuhnya. Sementara Wakil Gubernur Banten, Andhika Hazrumy, mengucapkan selamat atas pelantikan pengurus ISSI Banten. Ia berharap ISSI dapat bersinergi dengan pemerintah daerah dalam menguatkan prestasi olahraga bersepeda di Provinsi Banten. “Kami Pemprov Banten pada saat ini sedang membangun fasilitas kawasan olah raga (Sport Center), tahap pertama ini pembangunan stadion, mungkin kedepan saya akan mengusulkan khusus untuk balap sepeda,” pungkasnya.

Bersepeda Aman, Lakukan Persiapan Ini Agar Tidak Celaka

Bersepeda aman

Sobat muda NYSN yang sering bersepeda melewati jalan raya harus tau caranya bersepeda dengan aman. Ini dimaksudkan agar sobat muda NYSN tidak mencelakai diri sendiri dan orang lain. Karena sebagai pengguna jalan kita juga harus patuhi rambu dan aturan di jalan juga sobat muda. Yuk kita simak persiapan dan aturan apa saja yang bisa sobat muda NYSN lakukan sebelum dan saat bersepeda. Lakukan hal berikut sebelum sobat muda NYSN bersepeda: 1. Atur posisi sadel Atur posisi sadel atau tempat duduk sepeda sehingga tingginya sesuai dengan ukuran tubuh sobat muda NYSN. Tinggi ideal seat post atau setang sadel adalah tidak terlalu tinggi mau pun tidak terlalu rendah saat sobat muda NYSN mengayuh pedal. Posisikan lutut tidak terlalu lurus mau pun menekuk pada saat mengayuh. Ini dimaksudkan agar power yang keluar saat sobat muda NYSN mengayuh jadi lebih maksimal. 2. Periksa kompenen sepeda Pastikan rem, ban sepeda, pedal, setang, gir dan semua komponen sepeda berjalan dengan sempurna. Sobat muda NYSN bisa memberikan chain lube apabila rantai terlihat berkarat. Begitu juga dengan gir depan-belakang dan huh roda depan-belakang. Karat bisa merusak komponen sepeda sobat. 3. Periksalah ban dan tekanan ban Periksalah ban dan tekanan ban sepeda sobat muda NYSN sebelum bersepeda. Ban adalah komponen yang langsung terkena dengan permukaan jalan yang berbagai macam. Selain berfungsi sebagai penerus laju gerak dari rantai ban sepeda juga berfungsi sebagai peredam guncangan. Tekanan ban yang baik seharusnya tidak terlalu keras mau pun terlalu kempes. Apabila terlalu keras handling setang bisa terlalu liar seakan-akan ban memantul karena terkena objek yang ada di jalan . Selain itu bikin duduk tidak nyaman. Sedangkan apabila terlalu kempes setang menjadi susah untuk dikendalikan. Sobat muda NYSN akan merasakan mengayuh menjadi lebih berat. Setelah melakukan persiapan sebelum bersepeda Sobat muda NYSN bisa melakukan langkah-langkah berikut saat bersepeda: 1. Gunakan pakaian yang terang agar terlihat oleh pengemudi lain. Apabila sobat muda NYSN bersepeda di sore atau malam hari sebaiknya menggunakan bantuan lampu sepeda yang bisa dipasang di setang, helm, atau seat post agar terlihat oleh pengendara kendaraan lain. Lebih bagus lagi apabila sobat muda NYSN memasang lampu berwarna putih di depan dan berwarna merah dibagian belakang. 2. Pakai helm sepeda. Bagi sobat muda NYSN yang sering bersepeda di jalan umum maka penting untuk ikut mematuhi aturan rambu lalu lintas. Gunakan helm sepeda yang sesuai ukuran kepala sobat. Posisikan helm agar menutupi kening dan tidak kendor sehingga turun-naik ke depan dan ke belakang. Atur tali helm agar berada dibagian depan dan telinga membentuk huruf “V”. Sobat muda NYSN bisa memposisikan buckle atau kuncian helm agar berada dibawah dagu. Tidak perlu terlalu ketat tapi masih ada jarak sekitar satu jari. Setelah itu apabila ukuran dan posisi helm sudah benar dan terkunci pastikan helm tidak bergerak terlalu banyak ke segala arah dengan cara menggoyang-goyangkan kepala sobat muda NYSN. 3. Usahakan buat sobat muda NYSN yang akan bersepeda melewati jalan raya untuk selalu berada di jalur paling kiri atau berada pada lajur khusus sepeda apabila ada. Bersepedalah dengan kecepatan sedang agar bisa mengantisipasi pesepeda lain dan juga kendaraan lain yang menggunakan jalan yang sama. Waspada apabila di depan ada tikungan bisa jadi ada kendaraan yang keluar dari jalan itu. Selain itu penting untuk mengetahui blind spot atau titik buta dimana kendaraan lain tidak bisa melihat kita. 4. Jangan lawan arah. Kalau perlu apabila sobat muda NYSN ingin menyebrang turunlah dari sepeda. Patuhi rambu lalu lintas di sepanjang perjalanan bersepeda. Jangan menggunakan telpon genggam atau mendengarkan musik yang bisa mengalihkan fokus sobat muda NYSN dari jalanan. Ingatlah untuk berkonsentrasi pada jalan. Selain tips diatas sobat muda NYSN yang bersepeda pada saat adaptasi kebiasaan baru juga sebaiknya mengikuti anjuran untuk tetap menggunakan masker, sarung tangan, baju atau jersey lengan panjang, kacamata, bandana untuk menutupi rambut, membawa hand sanitizer, serta handuk kecil. Apabila sobat muda NYSN bersepeda bersama teman-teman lebih baik membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 2-4 orang. Setiap orang dalam kelompok tetap menjaga jarak minimal empat meter.

Makanan Sebelum dan Sesudah Bersepeda, Penting Biar Gak Kehabisan Tenaga

Makanan Sebelum dan Sesudah Bersepeda. Penting Biar Gak Kehabisan Tenaga. Sumber: pexels

Sobat muda NYSN pasti pernah merasakan lapar pada saat selesai bersepeda. Jelas saja karena bersepeda selama satu jam bisa membakar 588 kalori buat sobat muda NYSN yang mengayuh rata-rata 21 km/jam. Meskipun begitu ada baiknya sebelum dan sesudah bersepeda kita tidak mengkonsumi makanan sembarangan. Kita simak yuk sobat muda NYSN makan apa saja yang akan membantu kita memberikan energi saat sebelum bersepeda dan mengembalikan tenaga kita setelah selesai bersepeda. Pada saat bersepeda tubuh membakar glikogen sebagai sumber energi. Glikogen adalah simpanan karbohidrat di dalam hati dan otot yang harus dipulihkan kembali setelah bersepeda. Makanan-makanan yang mengandung karbohidrat akan mengembalikan glikogen di dalam tubuh. Sedangkan makanan yang mengandung protein akan membantu memperbaiki dan membentuk otot. Untuk menghindari dehidrasi dan menjaga keseimbangan elektrolit tubuh kita perlu makanan-minuman yang mengandung mineral. Berikut persiapan dan makanan yang bisa sobat muda NYSN makan sebelum bersepeda: 1. Sehari sebelum bersepeda ada baiknya sobat muda NYSN berhati-hati dengan jenis asupan dan waktu makan. Jangan makan besar lewat sore hari. Kalau sobat muda NYSN masih makan di malam hari, apalagi makanan pedas, bisa-bisa sakit perut di pagi hari. 2. Makanlah 2-3 jam sebelum bersepeda dengan karbohidrat sederhana seperti: • bubur • roti gandum • kurma • pisang atau alpukat • telur 3. Buat sobat muda NYSN yang terbiasa boleh minum kopi untuk membantu penyerapan karbohidrat. Tetapi bagi yang tidak terbiasa sebaiknya berhati-hati agar tidak sakit perut. Sobat mudan NYSN juga bisa meminum teh hijau sebagai alternatif kopi. 4. 15 menit sebelum bersepeda memakan sedikit karbohidrat dari energy bar dan pastikan sobat muda NYSN minum yang cukup. Makin tinggi intensitas sobat muda NYSN bersepeda maka makin cepat pula pembakaran karbohidrat dalam tubuh. Setelah kekurangan cairan dan melepas banyak energi tiba saatnya mengganti itu semua dengan asupan yang baik setelah 20-30 menit bersepeda. Berikut makanan yang baik dikonsumsi setelah bersepeda oleh sobat muda NYSN: 1. Telur rebus dan kentang panggang Telur mengandung asam amino yang mudah dicerna sehingga dapat memberikan protein yang diperlukan oleh tubuh. Kandungan karbohidrat yang ada pada kentang penting dalam proses mengganti glikogen yang terbuang saat sobat muda NYSN bersepeda. dalam tubuh 30 hingga 60 menit setelah bersepeda. Kandungan kalium yang ada pada kentang akan membantu mengembalikan keseimbangan elektrolit di dalam tubuh yang keluar melalui keringat pada saat bersepeda. Kentang juga membantu meningkatkan kadar insulin yang berperan dalam pengembalian karbohidrat ke otot. 2. Ayam panggang dan nasi putih Daging ayam panggang, terutama bagian dada, merupakan sumber protein yang tinggi. Apabila sobat muda NYSN ingin mendapat sumber protein untuk otot maka daging ayam panggang bisa dijadikan pilihan. Selain itu kandungan karbohidrat pada nasi putih yang terdapat dalam nasi putih lebih mudah dipecah oleh tubuh dibandingkan karbohidrat kompleks. Hal ini menyebabkan kandungan gula darah dalam tubuh cepat meningkat. Nasi putih juga mengandung asam amino yang berperan dalam pembentukan otot. Kombinasi kedua makanan ini akan menyediakan protein dan karbohidrat untuk pemulihan tubuh setelah bersepeda. 3. Kacang-kacangan Kandungan asam lemak tak jenuh dalam kacang bermanfaat dalam membantu meminimalisir kolesterol buruk di dalam tubuh. Sobat muda NYSN yang suka makan cemilan dapat memakan kacang almond yang kaya akan kalsium atau kacang mede yang kaya akan kandungan besi dan kandungan lemak yang rendah . Sobat muda NYSN dapat memadukan kacang-kacangan ini dengan buah-buahan kering. 4. Susu cokelat Sobat muda NYSN bisa minum susu cokelat setelah bersepeda. Dalam satu gelas susu cokelat rendah lemak, terkandung rasio karbohidrat dan protein 4:1. Gula yang terdapat di dalam susu cokelat juga termasuk ke golongan karbohidrat sederhana yang mudah dipecah oleh sistem pencernaan. Selain kandungan kalsium dan vitamin D yang tinggi susu punya kandungan air yang cukup untuk rehidrasi tubuh setelah bersepeda. 5. Smoothies Sobat muda NYSN bisa membuat sendiri smoothies untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah bersepeda. Sobat muda NYSN bisa menggunakan buah-buahan segar berjenis berry, madu, air kelapa atau susu rendah lemak, serta tambahan protein seperti kacang atau whey protein powder. Buah-buahan segar dan madu akan memberikan karbohidrat sebagai suplai energi setelah bersepeda, sementara air kelapa mengandung zat elektrolit yang bermanfaat dalam menyeimbangkan kadar ion dalam tubuh.

PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride Sukses Sentuh Lebih dari Satu Juta Masyarakat Indonesia Hidup Aktif dan Lebih Sehat

PRURide Indonesia 2020 - Dokumentasi pribadi para peserta

Jakarta, 24 Agustus 2020 – PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride, event sepeda virtual pertama dari PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) telah sukses digelar pada 20-23 Agustus 2020. Ajang tahunan ini merupakan salah satu perwujudan komitmen Prudential Indonesia selama 25 tahun mendampingi masyarakat untuk hidup lebih sehat dan sejahtera. Selama empat hari, 3.000 pecinta sepeda tidak hanya berhasil menantang dirinya namun juga mengumpulkan donasi sebesar Rp300.000.000 untuk para tenaga kesehatan yang masih terus berjuang melawan pandemi COVID-19.  Luskito Hambali, Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia menjelaskan, “Fakta memperlihatkan bahwa pandemi COVID-19 tidak menghentikan semangat masyarakat Indonesia beradaptasi di era new normal. Contohnya dari survei The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) yang mendapati lonjakan penggunaan sepeda hingga 10 kali lipat atau meningkat 1.000% saat PSBB di Jakarta. Seiring tren selama periode ini, rata-rata penjualan sepeda turut meningkat hingga 30%.” “Besarnya animo masyarakat terhadap bersepeda juga terlihat dari sambutan positif terhadap PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride. Mulanya kuota hanya disediakan untuk 2.000 peserta, namun terisi penuh kurang dari seminggu sejak pendaftaran dibuka hingga akhirnya kuota ditambah menjadi 3.000 dan habis selang dua minggu kemudian. Melalui event ini, peserta juga berhasil memacu lebih dari satu juta masyarakat Indonesia hidup aktif dan lebih sehat. Tentunya kami sangat senang dapat memfasilitasi tingginya gairah bersepeda masyarakat Indonesia demi kesehatan serta kebugaran tubuh yang lebih baik, dan membantu mereka dalam melawan pandemi,” tambah Luskito. Format virtual yang diusung menawarkan fleksibilitas dan kemudahan di tengah berbagai keterbatasan. Peserta dapat gowes kapan dan di mana saja senyamannya, baik dari rumah maupun melintasi rute sesuai kategori pilihan mereka–Gran Fondo (135 km) atau Medio Fondo (70 km)—dengan tetap memprioritaskan protokol keamanan dan kesehatan yang tidak henti dianjurkan oleh panitia.  Chaidir Akbar, experienced cyclist memaparkan, “Pandemi menyadarkan betapa berharganya kesehatan bagi masyarakat sehingga mereka menaruh perhatian ekstra agar tetap fit. Hal ini pula yang menggerakkan mereka untuk berupaya lebih, seperti dengan mengikuti PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride. Keseruan cycling event dalam format virtual ini terletak pada kemandirian para peserta. Mereka dituntut untuk menjadi kreatif menentukan jalur sesuai kategorinya, melatih endurance dengan tantangan yang dipilih, hingga time management agar dapat menyelesaikannya sesuai dengan target.” Antusiasme masyarakat juga tercatat dengan beragamnya wilayah asal dan usia para peserta. Bahkan lebih dari 2.000 peserta berasal dari luar Jakarta, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, hingga Papua. Peserta termuda PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride berusia 16 tahun sedangkan yang tertua berusia 70 tahun. Amira Anwar, Sp.P, FAPSR, finisher kategori Gran Fondo bercerita, “Saya bersepeda selama dua hari dan membaginya menjadi 100 km serta 35 km. Saya sengaja memilih jalur flat agar dapat mengukur sejauh mana stamina saya karena ini merupakan pertama kalinya saya ikut ajang bersepeda jarak jauh. Saya sangat bangga pada diri saya yang mampu menyelesaikannya dengan total waktu tempuh 5 jam 43 menit.” Ia juga mengungkapkan bahwa PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride memberikan pengalaman yang mengesankan. “Ride ini ga cuma buat nyalurin kecintaan bersepeda dan meningkatkan skill kita, tapi juga bantu untuk terkoneksi dengan pesepeda lainnya sehingga bisa bertukar ilmu, motivasi hingga saling menginspirasi,” serunya. Seluruh peserta berhak mendapatkan SILVERIDER Jersey yang menyimbolkan 25 tahun kehadiran Prudential Indonesia. Khusus bagi para finisher, mereka berhak mendapatkan MedaLink pt. 1 sebagai simbol pembuktian dan apresiasi atas keberhasilan menaklukkan tantangan. Medali khusus ini memiliki bagian unik yang dapat saling terhubung dengan medali PRURide Indonesia 2021 mendatang, sebagai pengingat bahwa menjalani gaya hidup sehat dan aktif merupakan komitmen jangka panjang yang harus difokuskan. Keistimewaan lain yang mengiringi PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride adalah kesempatan bagi para peserta berbuat baik kepada sesama di masa pandemi, yang sejalan dengan komitmen “We DO Good” Prudential Indonesia. Tiap kilometer yang dilalui para peserta dikonversikan senilai Rp1.000 sebagai donasi bagi para tenaga kesehatan. Seluruh peserta PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride secara total menempuh 226.656,2 KM yang kemudian digenapkan oleh Community Investment Prudential Indonesia menjadi Rp300.000.000 untuk disalurkan ke sejumlah rumah sakit di Indonesia dalam bentuk Alat Perlindungan Diri (APD) lengkap level 3 melalui Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI). “Kesuksesan penyelenggaraan PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride kami harap dapat berkontribusi menjadikan Indonesia lebih kuat dan sehat. Semoga seluruh peserta dapat terinspirasi untuk lebih optimistis dan aktif menjalani era new normal tanpa melupakan pentingnya untuk tetap peduli terhadap sekitar, pantang menyerah dan selalu menjaga keamanan dan kesehatan dalam bersepeda, sehingga kita dapat bersama melewati masa sulit ini dan bertemu kembali di PRURide Indonesia 2021,” tutup Luskito.

Prudential Indonesia Berhasil Gaet Ribuan Pengunjung di Kemeriahan PRURide Indonesia 2019

PRURide Indonesia 2019 - Competition - Flag off professional ride

Yogyakarta, 8 Desember 2019 – Sportsfest pertama dan terbesar persembahan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia), PRURide Indonesia 2019 sukses digelar selama 7-8 Desember di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Gelaran yang berhasil menarik perhatian masyarakat Yogyakarta maupun wilayah nusantara lainnya ini ditutup dengan pengumuman pemenang kompetisi balap sepeda PRURide Indonesia 2019 serta penampilan spesial dari Kunto Aji. Jens Reisch, President Director Prudential Indonesia, mengutarakan, “Kami bangga bahwa masyarakat Yogyakarta menyambut antusias komitmen Prudential Indonesia untuk mendukung gaya hidup sehat mereka melalui kegiatan PRURide Indonesia 2019. Tentunya hal ini akan semakin memotivasi kami untuk terus berinovasi – baik itu dalam menghadirkan solusi proteksi kesehatan dan investasi yang terbaik, maupun melalui berbagai bentuk aktivitas yang inspiratif.” Sejak dini hari, ribuan masyarakat dari berbagai lapisan usia telah memadati Stadion Mandala Krida untuk mengikuti ajang utama dari event ini, yaitu kompetisi balap sepeda PRURide Indonesia 2019 yang terbagi dalam tiga kategori. Mereka terdiri dari 288 peserta untuk kategori Medio Fondo (60K), 568 peserta untuk kategori Gran Fondo (120K), dan lebih dari 1.500 peserta untuk kategori Fun Ride (10K). Edi Purnomo dan Sri Suyamti yang masing-masing mencatat waktu 03:24:58 dan 03:52:34 berhasil menempati urutan teratas dan resmi menjadi Overall Winner di dalam kompetisi ini. Masing-masing pemenang berhak mendapatkan hadiah Rp10.000.000 serta kesempatan mewakili Indonesia bertanding di PRURide Philippines 2020 mendatang. Sungguh unik bahwa kedua pemenang ini ternyata adalah pasangan suami istri. Memiliki hobi dan passion yang sama, mereka berdua sudah malang melintang di berbagai kompetisi balapan sepeda. Mereka berkomentar, “Menurut kami, PRURide Indonesia 2019 adalah salah satu kompetisi paling menantang yang pernah kami ikuti. Selain rute-nya yang cukup sulit, sejak awal seluruh peserta memang sudah berkendara dengan speed yang cepat, jadi bisa dibilang kami saling bersaing hampir di sepanjang rute. Kami berdua sangat berterima kasih kepada pihak penyelenggara yang sudah mengorganisir acara ini dengan baik sehingga kami sebagai peserta bisa selalu fokus pada garis finish.” Luskito Hambali, Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia, mengungkapkan, “Kami sangat mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung kesuksesan PRURide Indonesia 2019. Salut kepada seluruh peserta atas segala upayanya menaklukkan tantangan demi tantangan di sepanjang rute, seperti jalur flat dengan hambatan angin kencang, tanjakan lebih dari ketinggian 30mdpl menuju 420mdpl hingga turunan tikungan sepanjang 10km. Semoga menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan, dan selamat atas seluruh pencapaiannya!” Kegembiraan ternyata tidak hanya dirasakan oleh kedua overall winner. Djanuarsih Sariawati, pemenang salah satu kelompok kategori, yaitu Medio Fondo Award untuk wanita usia lebih dari 60 tahun berbagi cerita, “PRURide Indonesia 2019 adalah balapan sepeda pertama yang saya ikuti. Selama ini saya menyalurkan hobi bersepeda dengan mengikuti touring bersama suami, baik itu di dalam maupun luar negeri. Menurut saya rute hari ini cukup menantang, terutama di tanjakan menjelang 22km. Ditambah lagi cuaca begitu panas sehingga setiap kayuhan terasa lebih berat. Tapi saya tetap bertekad melanjutkan, dan Alhamdulillah menang.” Ibu berusia 68 tahun asal Bandung ini mempersembahkan kemenangannya untuk sang suami, yang tak pernah lelah mendorong dirinya untuk hidup lebih sehat. Muhammad Fadli, atlet para-cycling kebanggaan Indonesia yang ambil bagian di kategori Gran Fondo juga berbagi kisah, “Sebelum mencapai jarak 10km, saya sempat terjatuh sehingga sepeda dan kaki prostetik saya mengalami kerusakan. Sempat terpikir untuk menyerah, tapi saya teringat akan motto hidup saya, ‘Ada start, dan harus ada finish’; saya harus menyelesaikan apapun yang saya mulai. Terima kasih pada pihak penyelenggara, meskipun jalur ‘King of Mountain’-nya sangat menantang, tapi kami selalu dijaga oleh begitu banyak marshall, bisa tetap terhidrasi dengan water stations di banyak titik, bahkan di saat post-race tersedia ice bath dan konsumsi yang melimpah. Meskipun baru pertamakali terselenggara, bagi saya PRURide Indonesia dapat bersaing dengan event-event balap sepeda lain yang pernah saya ikuti.” Selain antusiasme terhadap kompetisi balap sepeda, PRURide Indonesia 2019 tak pernah sepi pengunjung selama dua hari pelaksanaannya. Kerumunan orang selalu memadati area “We DO Village” yang menjadi pusat kemeriahan healthy lifestyle celebration ala Prudential Indonesia. Seluruh keluarga dapat mengisi akhir pekan mereka dengan lebih bermakna melalui ragam inspirasi hidup lebih sehat hingga wawasan mengenai keuangan.

Edge 530 dan Edge 830, Komputer Sepeda Ber-GPS dengan Fitur Canggih Bagi Pengendara Hingga Atlet

Jakarta- Selama beberapa dekade, Garmin telah merintis navigasi GPS baru dan perangkat nirkabel maupun aplikasi yang dirancang untuk gaya hidup aktif. Pada Sabtu (3/8/2019), Garmin resmi memperkenalkan Edge 530 dan Edge 830, komputer sepeda ber-GPS yang memiliki pemetaan canggih, fitur keselamatan, dan insight performance dynamics. Acara peluncuran dihelat di The Spoke Bistro, Alam Sutera, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Melalui dua produknya itu, Garmin memberikan kesan baru bagi para pesepeda untuk merasakan langsung kehebatan pemetaan, fitur keselamatan bersepeda dan desain yang ringan untuk digunakan disegala medan. Untuk pengendara yang mencarli perubahan suasana, Edge 530 dan Edge 830 menampilkan data Trail Forks terintegrasi baru, serta dinamika sepeda gunung termasuk jumlah lompatan, jarak lompatan dan waktu menggantung, membuatnya lebih mudah untuk menjinakkan jalan setapak. Ideal untuk dikendarai dalam kondisi cuaca apa pun, Edge 530 memiliki desain tombol dan layar warna 2,6 inci beresolusi tinggi, sedangkan Edge 830 menawarkan tampilan layar sentuh yang cepat dan responsif bahkan saat basah atau digunakan dengan sarung tangan. “Edge 530 dan Edge 830 mencakup fitur-fitur baru yang dirancang untuk semua pengendara apakah Anda seorang podium finisher, gravel grinder, commuters, atau di suatu tempat di antaranya,” ujar Engelhard Sundoro, Managing Director Garmin South Asia dan India, dalam keterangan persnya, Sabtu (3/8/2019). “Menawarkan data dan panduan perjalan baru, peningkatan navigasi, fitur keselamatan, pelacakan dan banyak lagi. Anda benar-benar dapat menemukan Edge Anda, hanya dari Garmin,” tambah Engelhard. Dalam kesempatan itu, Rian Krisna, Marketing Manager Garmin, mengatakan kehadiran Edge 530 dan Edge 830 dengan fitur baru yang canggih dapat memberikan kemudahan pengguna dalam mencapai tujuannya. “Edge 530 dan Edge 830 ini memiliki segudang fitur canggih. Sehingga harapnnya, produk ini bisa mempermudah untuk mencapai tujuan para pengendara sepeda,” jelas Rian. Di sisi lain, Rian menyebut Edge 530 dan 830 merupakan inovasi terbaru dari segmen kebugaran Garmin yang terus berkembang dalam teknologi guna meningkatkan dan mempromosikan gaya hidup sehat dan aktif. Baik pengguna adalah pelari, pesepeda, perenang, atlet multi-olahraga, atau sekadar ingin tetap aktif sepanjang hari, dimana terdapat produk yang dapat membantu mereka mencapai tujuan kesehatan dan kebugaran mereka. “Kami juga terus mensupport atlet lokal termasuk pada saat Asian Games maupun Asian Para Games. Ke depan kami ingin berkontribusi terhadap dunia sepeda, tidak hanya untuk komunitas, tapi juga dalam skala nasional, Termasuk event-event sepeda berskala internasional,” jelas Rian. Dengan daya tahan baterai hingga 20 jam dengan GPS, Edge 530 dijual seharga Rp4.999.000, dan Edge 830 dibanderol Rp6.699.000. Dan produk ini tersedia sejak 3 Agustus 2019.

Gowes Nusantara 2019 Kembali Dihelat, Tingkatkan Kebugaran dan Kesehatan Masyarakat

Gowes Nusantara yang berada di bawah payung Ayo Olahraga kembali digelar. Kota Padang, Sumbar, akan menjadi penanda dimulainya program ini pada 31 Maret 2019. (Adt/NYSN)

Jakarta- Gelaran sepeda santai bertajuk ‘Gowes Nusantara 2019’, di bawah payung Ayo Olahraga ini mengusung tema ‘Kita Semua Bersaudara’. Tema ini diharapkan dapat mempererat tali persaudaraan bagi seluruh rakyat Indonesia, terlepas apapun sukunya, bahasanya, warna kulitnya, maupun agama yang dianutnya. Dan, kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), pada 31 Maret nanti akan menjadi penanda dimulainya program bernama Gowes Nusantara 2019. Program yang bertujuan mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahaga ini akan dilaksanakan di 50 titik Kabupaten/Kota yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Tanah Air. “Kami ingin berbuat untuk masyarakat dalam rangka hidup aktif, sehat dan bugar dengan cara Gowes Nusantara. Ini adalah tahun ketiga sejak 2017, dan dilaksanakan di 50 titik Kabupaten/Kota. Konsepnya juga masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Raden Isnanta, Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga), Jumat (29/3). “Dengan menguatkan rasa kebanggaan pada bangsa, bersamaan dengan kegiatan ini kami akan mengumpulkan olahraga tradisional,” tambahnya. Sedangkan puncak Gowes Nusantara 2019 rencananya bakal dilaksanakan pada September 2019. Tepatnya, saat perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas), pada 9 September mendatang. Lebih lanjut, Isnanta menilai kesuksesan gelaran yang sama pada dua tahun sebelumnya di luar ekspektasi. “Tolak ukurnya ialah dari antusiasme masyarakat yang begitu tinggi dalam mengikuti program Kemenpora di tiap titiknya. Program ini nantinya harus bisa menjadi stimulus yang mampu membangun kesadaran tiap individu untuk berolahraga,” tutur Isnanta. Ditambahkannya, kondisi tersebut secara otomatis akan meningkatkan angka kesehatan dan kebugaran. “Tren ini begitu terlihat selama dua tahun terakhir, di mana karakter serta partisipasi masyarakat berolahraga terus menanjak,” tegasnya. Menurut data dari pemerintah, presentase partisipasi masyarakat berolahraga selalu menunjukkan peningkatan yang melebihi target. Pada 2017 misalnya, target 30 persen partisipasi yang dicanangkan, ternyata mendapat capaian atau realisasi sebesar 32 persen. Begitu pula pada 2018, dari target 33 persen, realisasinya adalah 34 persen. Kendati sudah melebihi ekspektasi, partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga pada level 34 persen pada 2018 ini ternyata dinilai masih rendah jika dibandingkan dengan total jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 265 juta jiwa. “Di tiap titik kami targetkan 2000 peserta, tapi juga bisa lebih. Tergantung kesiapan dari masing-masing Kabupaten/Kota tersebut,” tegas Isnanta. Sementara itu, Teguh Rahardjo, Asisten Deputi III Pengelolaan Olahraga Rekreasi Kemenpora, menjelaskan program Sepeda Nusantara ini makin digemari masyarakat. “Program ini sangat membantu pemerintah dalam meningkatkan kebugaran masyarakat. Kami perkirakan akan ada 5000 peserta pada saat kick-off nanti di Padang,” tutur Teguh. Di sisi lain, seperti tahun-tahun sebelumnya, Jelajah Sepeda Nusantara kembali hadir sebagai rangkaian dari Gowes Nusantara 2019. Dimulai dari daerah paling ujung di Timur Indonesia (Papua). Mulai dari Merauke, Jayapura, Papua Barat, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, rombongan yang terdiri dari 15 pesepeda itu akan menyusuri jalanan Indonesia, mengayuh sepedanya sejauh 5000 Km yang akan berakhir di Mataram (Nusa Tenggara Barat). (Adt)

Tembus 8 Besar Dunia, Pebalap Putri 20 Tahun Lolos Kualifikasi Kejuaraan Dunia Polandia

Pebalap putri Indonesia, Crismonita Dwi Putri, akan tampil di kualifikasi kejuaraan dunia trek di Warsawa, Polandia, pada 27 Februari - 3 Maret 2019. Dara berusia 20 tahun akan turun di satu nomor saja, yaitu 500 meter time trial. (kompas.com)

Jakarta- Pebalap putri Indonesia Crismonita Dwi Putri, akan tampil di kualifikasi kejuaraan dunia setelah sebelumnya mampu menembus posisi delapan besar pada kejuaraan dunia trek di Hongkong, akhir Januari lalu. Kualifikasi kejuaraan dunia trek akan digelar di Warsawa, Polandia, 27 Februari – 3 Maret 2019. Pebalap berusia 20 tahun pada kejuaraan trek di Warsawa ini akan turun di satu nomor saja, yakni 500 meter time trial. “Crismon (sapaannya) berkesempatan tampil pada kualifikasi kejuaraan dunia. Hasil di Hongkong itu amat berpengaruh akan keberangkatannya ke Polandia,” kata Budi Saputra, manajer Crismon. Saat di Hongkong, dara kelahiran Lamongan (Jawa Timur), 23 April 1998 itu turun di nomor tim sprint, bersama Wiji Lestari. Dan nomor sprint-lah yang menempatkannya di posisi delapan dunia. Pada nomor sprint 200 meter, ia mengawali balapan dengan mengalahkan wakil Italia, Miriam Vece, pada babak 1/16 besar dengan waktu 11.487 detik. Hasil positif itu berlanjut di babak perdelapan besar. Crismon mampu mengalahkan wakil Jerman, Lea Sophie Friedrich, dengan catatan waktu 11.339 detik. Memasuki babak perempat final, pertarungan semakin ketat karena delapan pebalap terbaik bersaing. Pada babak ini Crismon berhadapan dengan wakil Lithuania, Simona Krupeckaite. Tiga kali perlombaan harus digelar karena kedua pebalap memiliki skor yang sama 1-1. Namun, di balapan penentuan Crismon harus menyerah dari sang lawan. “Kami harapkan progres Crismon terus meningkat. Saat ini, tim pelatih terus memberikan program menghadapi kejuaraan dunia,” katanya menambahkan. Di Polandia, atlet cantik ini bakal bertandem dengan pebalap putra kelahiran 14 Maret 1999, Terry Yudha Kusuma. Atlet Boyolali (Jawa Tengah) ini turun pada kualifikasi nomor 1.000 meter time trial. “Ini kesempatan bagi Terry, menunjukkan kemampuan terbaiknya. Dia masih muda dan berpotensi,” kata pria asal Purwokerto Jawa Tengah itu. Guna menghadapi kejuaraan dunia trek di Polandia, baik Crismon maupun Terry Yudha terus ditempa di arena Jakarta International Velodrome (JIV), Rawamangun, Jakarta Timur. Mempunyai velodrome kelas dunia jelas menjadi keuntungan sendiri bagi pebalap Indonesia. (Adt)

Balapan di Kejuaraan Dunia Trek, Momen Atlet 20 Tahun Crismonita Raup Poin Demi Lolos Olimpiade 2020

Pebalap sepeda putri Indonesia berusia 20 tahun, Crismonita Dwi Putri, lolos ke kejuaraan dunia trek yang berlangsung di Hong Kong, 25-27 Januari. Event ini menjadi ajang menambah poin agar lolos Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. (instagram)

Banyuwangi- Performa gemilang di Kejuaraan Asian Track Championship (ATC) 2019, di Jakarta International Velodrome (JIV), Rawamangun, pada 9-13 Januari, membuat pebalap putri Indonesia, Crismonita Dwi Putri, berhak tampil di Kejuaraan Dunia Track, di Hong Kong, pada 25-27 Januari 2019. Partisipasi Crismon, sapaannya, di kejuaraan dunia ini, karena akumulasi poin yang diraih mantan atlet disiplin mountain bike (MTB) dan road race ini selama mengikuti kejuaraan-kejuaraan balap sepeda resmi, seperti di India, Thailand, dan Malaysia, sudah mencapai 562 poin untuk nomor Sprint, dan 330 untuk nomor Keirin. Dan, di Hongkong, Crismon akan bertanding di 3 nomor yaitu Keirin, Sprint dan Team Sprint. Ia tak sendiri berjuang di kejuaraan dunia itu, karena Pengurus Besar (PB) Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI), juga memberangkatkan tandemnya saat turun di nomor team sprint ATC 2019 yaitu Wiji Lestari. PB ISSI juga berharap event ini bisa menambah poin sebanyak-banyaknya sebagai modal lolos menuju Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. Dara kelahiran Lamongan, Jawa Timur, 23 April 1998 itu, jadi satu-satunya pebalap trek Indonesia yang berpeluang tampil di pesta multievent sejagat di Negeri Sakura. Dadang Haries Purnomo, Pelatih Timnas Balap Sepeda Indonesia, mengatakan kejuaraan dunia ini memiliki poin tinggi. Untuk itu, ia meminta Crismon meraih hasil terbaik. Sekaligus menambah jumlah poin bagi dirinya agar bisa lolos dan berlaga di Olimpiade 2020. “Crismon jadi satu-satunya pebalap putri Indonesia yang punya peluang terbesar lolos Olimpiade. Sehingga dia harus tampil maksimal, dan meraih hasil terbaik,” ujar Dadang berharap kepada pemilik dua medali perak dan satu perunggu PON 2016 itu, Jumat (25/1). (Adt)

Indonesia Koleksi 13 Medali di ATC 2019, PB ISSI Tambah Skuat Atlet

Dalam Asian Track Championship (ATC) 2019 yang diikuti 16 negara, di Jakarta International Velodrom (JIV), Jakarta Timur, Merah Putih finis pada urutan ke-11 di kategori able alias normal. Sementara dari kategori paracycling atau balap sepeda disabilitas, Indonesia finis di urutan tiga dari enam negara yang berpartisipasi. (Pras/NYSN)

Jakarta- Ajang Asian Track Championship (ATC) 2019 di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, usai digelar pada Minggu (13/1). Event yang berlangsung sejak 8-13 Januari, Indonesia berhasil meraih total 13 medali dalam kejuaraan eliet Asia tersebut. “Kami tak puas karena persiapan minim. Setelah AG (Asian Games) kami hanya persiapan 2,5 bulan. Tapi hasil ini ada progresnya yang sudah bagus, bukan dari perolehan medali, tapi dari waktu,” kata manajer tim balap sepeda Indonesia, Budi Saputra, di Jakarta Internasional Velodrome (JIV), Jakarta Timur, Minggu (13/1). Dari total 16 negara yang mengikuti kejuaraan bergengsi ini, Merah Putih finis pada urutan ke-11 di kategori able alias normal. Sementara dari kategori paracycling atau balap sepeda disabilitas, Indonesia finis di urutan tiga dari enam negara yang berpartisipasi. Empat medali diraih atlet able, sementara sisanya atlet disable. “Dari waktu yang dicatat mereka semuanya memecahkan rekor AG dan Asian Para Games (APG),” sambungnya. Selepas kejuaraan ini, Budi, menjelaskan seluruh atletnya kembali menjalani latihan setelah diberi libur selama sepekan. Persatuan Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) pun juga akan melakukan evaluasi. Chrismonita yang digadang-gadang menyumbang medali emas di nomor sprint putri belum mampu mewujudkannya. Dia mempersembahkan medali perunggu di nomor individual time trial 500 meter putri. Di kelompok junior, Angga Dwi Prahesta mencuri perhatian setelah mempersembahkan medali emas di nomor balapan scratch. Pebalap berusia 17 tahun itu juga menyumbang medali perak dan perunggu masing-masing di nomor poin race dan omnium. “Ini jadi program berkesinambungan, jangan sampai putus. Mungkin anak-anak akan mendapat libur 1 minggu, lalu langsung masuk Pelatnas lagi,” tuturnya. Evaluasi lainnya adalah akan ada penambahan atlet balap sepeda yang masuk ke dalam skuat pelatnas. “Yang pasti ada tambahan atlet. Soal pengurangan akan diskusikan dengan pelatih. Kami akan evaluasi, tapi penambahan pasti ada,” jelas Budi. Hal itu dilakukan karena PB ISSI mempunyai keinginan agar ada pebalap sepeda Indonesia bisa bermain di kejuaraan dunia balap sepeda dan Olimpiade 2020 di Tokyo. Tak hanya itu, untuk pemusatan latihan nasional di Jakarta International Velodrome nanti, juga diikuti paracycling Indonesia. Budi mengatakan, akan langsung melanjutkan program untuk atletnya, sebab waktunya tinggal 1,5 tahun. “Paracycling juga ikut karena tim paracycling adalah bagian dari federasi, mereka akan latihan disini, tak ada perbedaan,” pungkasnya. (Adt) Atlet Balap Sepeda Indonesia yang Meraih Medali Elite: Chrismonita Dwi Putri: 500 individual time trial (perunggu) Junior: Angga Dwi Wahyu Prahesta: scratch (emas), poin race (perunggu), omnium (perak) Paracyling: M. Fadli Immammuddin: 4.000 meter individual pursuit (emas), team sprint 750 meter (perak) Sufyan Saori: 4.000 meter individual pursuit (perunggu), 1.000 time trial (perak) Sri Sugiyanti: 3.000 meter individual pursuit putri (perak), women sprint (perunggu), 1.000 meter time trial (perak) Triagus Arif Rachman: 3.000 meter individual pursuit putra (perunggu) Marthin Losu: 1 km time trial C4 dan C5 (perak)

Cetak Medali Perak di Hari Terakhir, Pebalap Sepeda 17 Tahun Selamatkan Wajah Indonesia

Pebalap sepeda kelahiran Lumajang, 15 Agustus 2001, Angga Dwi Wahyu Prahesta, meraih perak dari nomor omnium junior putra, di hari terakhir Asian Track Championships (ATC) 2019, pada Minggu (13/1). Perak dari nomor omnium, jadi medali ketiga bagi atlet binaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar (PPLP) Jawa Timur ini. (Tribunnews.com)

Jakarta– Pebalap sepeda junior putra Indonesia, Angga Dwi Wahyu Prahesta, kembali meraih medali saat turun di hari terakhir ajang Asian Track Championships (ATC) 2019, pada Minggu (13/1). Teraktual, Hesta, sapaaanya, berhasil meraih perak dari nomor omnium junior putra. Remaja kelahiran Lumajang, 15 Agustus 2001 ini meraih medali perak nomor omnium, usai mencatatkan 129 poin dari empat nomor balapan, yakni scratch, tempo, elemination, dan point race. Omnium merupakan nomor balapan track, yang menggabungkan empat balapan sekaligus. Dari nomor scratch, ia mengumpulkan 32 poin, tempo 38 poin, elemination 30 poin, serta point race 29 poin. Menurutnya, point race adalah balapan paling krusial hingga dirinya berhasil menggondol medali perak. Medali emas di nomor omnium diraih atlet Kazakhstan, Danill Pekhotin dengan jumlah 133 poin. “Pertandingan tadi sangat berat. Karena ada empat lomba (balapan sekaligus). Race terakhir yang tadi (point race) adalah balapan paling krusial,” ungkapnya di paddock Tim Indonesia, di Jakarta Internasional Velodrome (VIJ), Minggu (13/1). Perak dari nomor omnium, jadi medali ketiga, bagi atlet binaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar (PPLP) Jawa Timur, khusus balap sepeda, yang berlokasi di Malang ini, di ATC 2019. Sebelumnya, pebalap sepeda berusia 17 tahun itu meraih satu medali emas, dari nomor scratch dan satu perunggu dari nomor point race. Hesta pun mengaku sangat puas dengan raihan total tiga medali di ATC 2019. Selain menandai debut gemilangnya dengan prestasi, emas yang diraih Hesta menghantarkannya mencetak sejarah. Ia menjadi pebalap junior Indonesia pertama yang berhasil meraih medali emas di ajang balap sepeda track tingkat Asia. Selain itu, medali emas miliknya juga menyelamatkan wajah Indonesia di kategori able ATC 2019. Selain Hesta, para pebalap elit Tanah Air gagal mempersembahkan medali emas. Hanya pebalap putri, Crismonita Dwi Putri, yang berhasil menyumbangkan medali perunggu di nomor 500 individual time trial. Sejatinya, Hesta bukanlah pebalap yang menekuni disiplin track. Ia justru turun di nomor downhill dan road race. Namun, hasil tiga medali tersebut, ia menuturkan tak menutup kemungkinan akan mulai berkonsentrasi di nomor track. “Di semua nomor saya bisa. Dengan hasil ini, saya akan fokus menekuni nomor track ini. Saya kurangnya pengalaman, kalau fisik ya semuanya sama. Mudah-mudahan kedepan di beri trainnig camp lagi, di Eropa atau di mana saja,” tutupnya. (Adt)

Indonesia Cetak Sejarah, Atlet 17 Tahun PPLP Jatim Sabet Emas Junior Asia 2019

Atlet balap sepeda junior putra Indonesia yang masih berusia 17 tahun, Angga Dwi Wahyu Prahesta, meraih medali emas pada nomor scratch junior putra, dalam Kejuaraan Asian Track Championship 2019, di Jakarta International Velodrome (JIV), Rawamangun, Jakarta, Kamis (10/1). (suara.com)

Jakarta- Atlet balap sepeda junior Indonesia, Angga Dwi Wahyu Prahesta, mencetak sejarah perlombaan disiplin track dengan menyabet medali emas, dalam Kejuaraan Asian Track Championship 2019, yang berlangsung di Jakarta International Velodrome (JIV), Rawamangun, Jakarta, Kamis (10/1). Hesta, sapaannya, meraih medali emas pada nomor scratch junior putra. Atlet binaan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar (PPLP) Jawa Timur, khusus balap sepeda yang berlokasi di Malang ini, menungguli atlet India, Venkappas Kengalagutti pada posisi kedua dan atlet Taiwan, Chih Sheng Chang yang menempati posisi ketiga. “Persiapan saya hanya dua pekan sejak pertengahan Desember 2018. Saya bangga sekali bisa dapet medali emas karena perlombaan sangat ketat,” ujar alumni SMPN 3 Lumajang ini. Ia mengaku dua lap terakhir menjadi momentum untuk menyabet medali emas karena atlet-atlet lain Asia sudah kesulitan untuk melewatinya. “Target awal saya adalah medali perunggu karena ini perlombaan pertama di level Asia bagi saya,” terang remaja kelahiran Lumajang, Jawa Timur, 15 Agustus 2001 itu. Ia mengaku telah berlatih di India, selama tiga pekan pada Desember 2018, sebelum kembali ke Indonesia pada awal Januari ini. “Saya turun pada nomor point race, omnium, dan scartch pada perlombaan Asia ini,” kata pelajar, yang yang memulai karir dari nomor disiplin sepeda gunung dan road race itu. Pelatih balap sepeda nasional, Dadang Haris Purnomo, mengaku terkejut dengan hasil ini Semula, ia tak mengunggulkan Hesta menyabet medali emas, karena perlombaan Asia di Velodrome menjadi ajang penambah pengalaman bagi atlet-atlet junior. “Saya sempat tak percaya karena hasil yang diraihnya. Itu adalah pembuktian pembinaan PB ISSI yang berhasil mencari atlet-atlet penerus,” kata Dadang. (Adt)

Catat Waktu Dibawah 5 Menit, M Fadli Kunci Emas dan Pertajam Rekor Asia

Pebalap para-sepeda Indonesia, M. Fadli Imammudin, meraih emas sekaligus mempertajam rekor Asia, usai berlaga di final nomor individual pursuit putra C4-C5, dalam ajang para-sepeda di Asian Track Championship 2019, di Jakarta International Velodrome, Jakarta, Kamis (10/1). (kompas.com)

Jakarta- Pebalap para-sepeda track Indonesia, M. Fadli Imamuddin memakai “senjata” baru yang membantunya merebut medali emas nomor 4.000 m individual pursuit putra C4-C5 sekaligus memecahkan rekor pribadi di kejuaraan para-sepeda Asian Track Championship 2019, di Jakarta, Kamis. “Saya mempunyai senjata baru yaitu Look R96, yang kastanya jauh dari sepeda terakhir yang saya pakai,” ungkap Fadli, usai menerima medali emas di Jakarta International Velodrome, Kamis. Sepeda buatan Prancis itu memiliki rangka yang terbuat dari serat karbon dan didukung dengan teknologi paling terkini dalam balap sepeda track. Dengan sepeda itu, Fadli sanggup memperbaiki catatan waktunya dari kisaran waktu 5 menit 3 detik, yang dia ciptakan di Asian Para Games 2018 ke angka 4 menit 58,185 detik pada babak kualifikasi di Jakarta International Velodrome (JIV), Rawamangun, Jakarta Timur. Dengan waktu ini, pria kelahiran Bogor Bogor 25 Juli 1985 juga memecahkan rekor waktu terbaiknya, di tingkat Asia nomor 4.000 m individu pursuit putra C4-C5 cabang para-sepeda. “Saya mendapat perbaikan (waktu) saat pemusatan latihan dua bulan terakhir ini. Ini lanjutan dari Asian Para Games, jadi memang tidak ada jeda,” ujarnya. “Lima detik dalam waktu dua bulan saya cukup senang dengan hasil ini,” kata dia. Fadli menjadi yang tercepat di babak final perebutan medali emas dengan catatan waktu resmi 4 menit 59,601 detik dan setelah difaktorkan, menjadi 4 menit 56,965 detik menyingkirkan pebalap sepeda Iran, Mahdi Mohammadi di peringkat dua (5:23.920). Selain menggunakan sepeda baru, mantan pembalap motor ini menjalani latihan bersama dua pelatih sekaligus, yaitu pelatih dari PB ISSI dan pelatih dari NPC Para-Sepeda. “Alhamdulillah pada kejuaraan ini saya mendapatkan perbaikan dibandingkan hasil Asian Para Games, karena dua pelatih berkolaborasi,” kata Fadli. Sementara itu, pebalap para-sepeda Indonesia lainnya, Sufyan Saori meraih perunggu (5:13.951) mengalahkan pebalap Malaysia, Zuhairi Ahmad Tarmizi (5:23.920) di final perebutan tempat ketiga. (Adt)

Asian Track Championship 2019 Dihelat, Ratusan Pebalap Buru Poin Olimpiade 2020 di Velodrome Rawamangun

Hajatan Asian Track Championship (ATC) 2019 yang akan diikuti 300 pebalap dari 16 negara, siap dihelat di Jakarta International Velodrome (JIV), Rawamangun, Jakarta Timur, pada 8-13 Januari. Mereka berburu poin poin untuk kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. (Pras/NYSN)

Jakarta- Hajatan Asian Track Championship (ATC) 2019 siap dihelat di Jakarta International Velodrome (JIV), Rawamangun, Jakarta Timur, pada 8-13 Januari. Indonesia kembali menjadi tuan rumah setelah 10 tahun yang lalu, Kejuaraan Balap Sepeda Track level Asia ini, digelar di Velodrome Tarakan, Kalimantan Timur, pada 2008. Event ke-39 ini akan diikuti 16 negara, dengan estimasi jumlah peserta sebanyak 300 pebalap. Ajang Pengurus Besar (PB) Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) sekaligus menjadi rangkaian Para Asian Track Championship ke-8, dan Junior Track Championship ke-26. Tujuannya menjadi ajang pengumpulan poin untuk kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang, yang akan dimulai dari awal 2019 hingga awal 2020, atau sebelum batas akhir penutupan poin kualifikasi Olimpiade oleh UCI (Union Cycliste Internationale). Parama Nugroho, Ketua Penyelenggara ATC 2019, mengaku persiapan hampir mencapai 100 persen. Khusus penyelenggaraan ATC 2019 ini, pihaknya kaget dengan jumlah peserta yang melebihi target. “Kami hanya melihat dari entry by name yang kami terima yaitu 255 pebalap, dan ternyata yang hadir 297 pebalap,” ujar Parama, pada Senin (7/1). Dengan jumlah peserta yang melebihi target itu, membuat pihaknya harus menyiapkan akomodasi lain. “Pastinya bagi kami, ini menjadi tantangan yang sangat menyenangkan,” lanjutnya. Sedangkan, Terry Yudha Kusuma, pebalap Indonesia, mengungkapkan telah melakukan persiapan selama kurang lebih tiga bulan guna menghadapi event ini. “Saya sangat antusias, apalagi untuk menambah poin Olimpiade 2020. Di event ini saya fokus team sprint dan 1000 meter. Karena spesialisasi saya 1000 meter. Tapi, di nomor keirin, saya juga turun,” terang alumni SMA Negeri Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Ia pun berharap sanggupu memecahkan rekor nasional. “Saya memecahkan rekor nasional dengan catatan waktu 1 menit, 3 detik pada waktu Asia Championship di Malaysia, tahun lalu. Kalau bisa, disini (ATC 2019), lebih tajam catatan waktunya, inginnya 1 menit, 1 detik. Semoga bisa terwujud,” cetus pemuda kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, 14 Maret 1999. Disisi lain, Wahyu A. Harun, Direktur Operasi PT Jakarta Propertindo (Jakpro), menyebut pihaknya bangga bisa menjamu dan turut berpartisipasi aktif dalam perhelatan ATC 2019. “Gelaran sport sepeda internasional ini penting sebagai bagian dari pengumpulan poin atlet menuju Olimpiade 2020 Tokyo,” tutur Wahyu. Dia menjelaskan JIV memiliki sertifikasi standar internasional yang ditetapkan UCI. “Venue ini terbaik untuk perhelatan sepeda internasional seperti ATC 2019, JIV kini menjadi salah satu ikon dunia sepeda internasional,” tukas Wahyu. (Adt)

Elga Diminta Turun di ATC 2019, Pelatih Rekomendasikan Diganti Atlet 18 Tahun

Pebalap kelahiran Blitar, 20 Juni 2000, Wiji Lestari, mendapat rekomendasi dari sang pelatih, untuk menggantikan Ratu sepeda BMX putri Indonesia, Elga Kharisma Novanda yang masih menjalani pemulihan cedera pinggang, tampil dalam ajang Asian Track Championship (ATC) 2019. (mainsepeda.com)

Jakarta- Ratu sepeda BMX putri Indonesia, Elga Kharisma Novanda, masih menjalani pemulihan cedera pinggang yang menderanya sejak awal tahun. Namun, atlet 26 tahun ini sudah diminta turun dalam event Asian Track Championship (ATC) 2019, di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, pada 8-13 Januari. Pebalap kelahiran Malang, 14 November 1993 ini, diminta turun di nomor tim sprint putri bersama, Crismonita Dwi Putri. Keduanya memang menorehkan catatan waktu yang cukup baik di kejuaraan Track Asia Cup, September lalu. Dengan catatan waktu 34,862 detik, mereka diharapkan bisa mengulangi pencapaian tersebut. Ketua PB ISSI, Raja Sapta Oktohari mengaku, meski masih proses penyembuhan, ia yakin Elga bisa tampil prima di ATC 2019. “Saya tahu perkembangannya. Dipastikan nanti akan turun di Asian Track Championships 2019,” katanya. Namun, pendapat berbeda justru diutarakan oleh pelatih Elga, Nur Rochman. Rochman merasa, Elga harus diberi waktu untuk istirahat. Berdasarkan saran dokter, pemulihan pasca operasi setidaknya membutuhkan waktu minimal tiga bulan. Menurut Rochman, peran Elga sebaiknya digantikan oleh atlet junior, Wiji Lestari, yang pada Asian Games 2018, berhasil meraih perunggu di nomor BMX. Hal itu membuat Wiji kini dinilai layak mendampingi Crismonita. “Wiji memang harus membenahi beberapa teknik bersepeda. Dia itu memiliki power yang luar biasa, tapi dia harus bisa lebih efisien lagi, supaya tidak boros tenaganya,” jelas Rochman. Wiji, remaja kelahiran Blitar, Jawa Timur, 20 Juni 2000 ini menyumbang perunggu Asian Games bagi Indonesia, usai tampil di Pulo Mas International BMX Centre, pada Sabtu (25/8) dan membukukan waktu 40,788 detik. Ia kalah cepat dari Zhang Yaru (China, 39,843 detik) dan Kitwanitsathian Chuttikan (Thailand, 40,379 detik). Sebelum meraih perunggu Asian Games 2018, Wiji yang tinggal di Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, mengunci gelar juara kelas junior putri, dalam ajang International BMX Competition 2018, di Banyuwangi, Jawa Timur, pada Juli silam. (Adt)