Little Monkey Gym, Di Percaya Sebagai Tempat Untuk Menumbuh Kembangkan Gymnastic Di Wilayah Tangerang

Kei yang telah berhasil merebut beberapa trophy piala tingkat nasional yang di adakan oleh British School Jakarta gymnastic friendship meet

Melatih keseimbangan fleksibilitas tubuh, meningkatkan konsentrasi anak, menjadikan anak lebih mandiri dan disiplin, menjadikan pribadi yang di percaya mampu membuat anak untuk bersosialisasi dan juga untuk belatih syaraf motorik pada anak merupakan latar belakang pusat gymnastic di kembangkan oleh beberapa kota besar, tak terkecuali Kota Tangerang Selatan. Bintaro Entertainment Center (BEC) yang berlokasi di sektor 7 Bintaro, Pondok Aren, Tangsel menyajikan pusat kebugaran gymnastic di dalam gedung BEC lantai 3 dengan nama Little Monkey Gym Lahan seluas kurang lebih 300 meter ini di sulap menjadi pusat bermain sekaligus berlatih anak untuk melenturkan otot dan senam serta di padu padankan oleh warna warna yang menarik pandangan mata, sehingga memberikan kesan kenyamanan tersendiri kepada anak yang berlatih. Ruangan dengan konsep arena bermain tersebut berisikan alat alat senam gymnastic yang sengaja di datangkan langsung dari manca negara untuk mendapatkan standart tujuan menumbuh kembangkan syaraf motorik pada anak. Little Monkey yang artinya monyet kecil ini berhasil menarik perhatian dari pasangan Erly Fitrianti dan Wisnu Hartomo yang telah mempercayakan buah hatinya Keisha Evania Ishvari (Kei) untuk berlatih senam. Pada kesempatan itu NYSN sempat melihat Kei latihan di little monkey, Kei yang lahir di Bandung pada tanggal 2 Januari 2008, merupakan siswi di salah satu sekolah swasta Tara Salvia School. Kei telah berhasil merebut beberapa trophy piala tingkat nasional yang di adakan oleh British School Jakarta gymnastic friendship meet, diantaranya : 1. Juara 1 kategori overall handstand 2. Juara 1 place floor 3. Posisi 2 overall age groupers 4. Posisi ke 3 uneven bar 5. Pada kategori 4th balance beam Kei sendiri hampir mendapatkan score sempurna dalam kategori penilaian dengan rata rata, 9.5 at Uneven Bars, 9.4 at Vault, 9.1 at Balance Beam dan 9.1 at One Floor. Erly Fitrianti ibunda Kei mengatakan kepada NYSN tentang manfaat terhadap anak yang mengikuti latihan gymnastic “Ya, sudah pasti saya ingin yang terbaik untuk anak saya, sehat, tumbuh dengan baik dan melatih kekuatan inti di perut (CORE) sebagai pusat ketahanan energy yang berbeda dari anak pada umumnya. Selain itu kebetulan tempat latihan Kei little monkey sangat dekat dari rumah.” ujar Erly Erly juga mengatakan bahwa Kei yang juga penyuka makanan pasta ini cukup beruntung dapat di latih langsung oleh coach Kim yang memiliki prestasi skala nasional dan internasional. “Kei saat ini di latih oleh coach Kim yang punya latar belakang terpercaya di dunia gymnastic, saya merasa beruntung Kei di tangan orang yang tepat dan memiliki sanggar latihan little monkey yang sangat benar-benar memperhatikan dari gaya hidup sehat, hingga pola makan Kei.” papar Erly Lebih lanjut Erly menambahkan bahwa dirinya memiliki pengalaman dan cerita unik dan lucu tentang Kei, yang terjadi selama Kei berada di dalam rumah dan juga di sekolahnya. “Waktu itu saya dan keluarga memperhatikan bahwa kebiasaan Kei di rumah sempat aneh, sofa yang biasanya untuk duduk malah di jadikan ajang atraksi kayang, hingga berjalan menggunakan telapak tangannya (hand stand). Lucunya pas kayang pernah kena adiknya yang masih berumur 4 tahun, dan ketika di sekolahpun pernah mendapatkan teguran kartu disiplin dari gurunya, pasalnya sekolah Kei menyediakan sarana trampoline untuk melompat, tapi di gunakan Kei untuk melompat sambil salto salto.” ungkap Erly sambil tersenyum. Bunda yang memiliki paras yang cantik rupawan ini juga menambahkan bahwa ajang gymnastic atlet indonesia mendapatkan kendala mengikuti kejuaraan tingkat internasional yang sering di adakan oleh 3 negara. “Pada waktu saya melihat adanya informasi yang di gelar oleh beberapa negara south asia seperti singapore, bangkok dan manila, tiga negara ini tidak mengikut sertakan atlet indonesia terkecuali yang bersekolah dari British school dan sekolah internasional lainnya.” papar Erly Wanita yang bekerja di bidang oil dan gas ini berharap kepada kementerian terkait, agar dapat mendorong sebuah kebijakan diplomatic terhadap olahraga gymnastic kepada tiga tersebut negara yang sudah menjadikan gymnastic menjadi budaya hidup sehat. “Saya mewakili para orang tua yang ingin membesarkan anaknya dalam olahraga gymnastic berskala internasional dan juga turut mengkampanyekan budaya hidup sehat, sangat berharap kepada pemerintah, agar pemerintah indonesia dapat memberikan kemudahan kepada atlet indonesia untuk mendapatkan kesempatan ikut bersaing di ajang internasional.” harap Erly (adt)

Lakukan ini, Lari Estafet mu Akan Menuai Kemenangan

Lari Sambung atau biasa kita sebut juga dengan Lari Estafet  pada umumnya adalah melakukan gerak lari secepat mungkin dengan membawa tongkat. Pada lari Estafet terjadi perpindahan tongkat dalam tim. Satu tim lari Estafet terdiri dari empat pelari, yaitu pelari pertama, pelari kedua, pelari ketiga, dan pelari keempat. Jarak yang biasanya digunakan pada perlombaan lari estafet adalah 4 × 100 m dan 4 × 400 m. dengan begitu lari Estafet dapat di kategorikan sebagai lari jarak pendek atau lari cepat. Teknik yang perlu diperhatikan dalam lari Estafet adalah cara perpindahan tongkat antarpelari. Para pelari harus sanagat memutamakan hal ini agar melakukan teknik ini dengan benar agar tidak menghambat kecepatan saat berlari. Perpindahan Tongkat Cara perpindahan tongkat pada lari estafet memiliki dua cara perpindahan tongkat yang dapat dilakukan, yaitu: Perpindahan Tongkat Cara Nonvisual Cara ini sering digunakan oleh pelari yang sudah mengenal satu sama lain karena membutuhkan kerja sama dan saling pemahaman antarpelari. Cara ini biasa digunakan dalam lari estafet 4 × 100 meter. Pada teknik ini, pelari yang menerima tongkat  berlari tanpa melihat tongkat yang akan diterimanya. 2. Perpindahan Tongkat Cara Visual Dalam teknik ini pelari menerima tongkat sambil berlari dan melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. Teknik ini biasanya diterapkan pada lari estafet jarak 4 × 400 meter. Peraturan Dasar Lari Estafet Lari Estafet yang termasuk dalam olahraga atletik ini memiliki peraturan tersendiri yang harus di pahami. Peraturan ini mencakup peraturan perlombaan dan daerah pergantian tempat. Peraturan Perlombaan Peraturan perlombaan atletik untuk jarak-jarak lari Estafet : 1)   pada Tongkat estafet terdapat rongga dengan diameter 28–30 cm, berat 50 gram, dan garis tengah tongkat dengan garis 38 mm. 2)   Panjang lintasan pergantian tongkat estafet adalah 20 meter dengan lebar 1,20 meter. Pada lomba lari estafet 4 × 100 meter, panjang lintasan ditambah 10 meter. Lintasan ini disebut prazona, yaitu suatu lintasan di mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi tidak terjadi pergantian tongkat. 3)   Para pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing walaupun tongkat sudah diberikan kepada pelari berikutnya. 4)   Tongkat yang terjatuh diambil oleh pelari yang menjatuhkannya. Daerah Pergantian Tongkat Lari estafet melibatkan empat orang pelari dalam setiap timnya. Keempat pelari tersebut ditempatkan pada tempat-tempat tertentu. Ini merupakan posisi umum pada perlombaan lari Estafet: 1)   Pelari pertama berada di daerah start pertama pada  lintasan di tikungan. 2)   Pelari kedua  berada di daerah start kedua pada lintasan lurus. 3)   Pelari ketiga berada di daerah start ketiga pada lintasan di tikungan. 4)   Pelari keempat berada di daerah start keempat pada lintasan lurus dan berakhir di garis finis. Latihan Lari Estafet Teknik menerima dan memberikan tongkat sangat menentukan hasil yang akan dicapai dalam  perlombaan. Latihan lari estafet pada dasarnya bertujuan untuk melatih kedua teknik tersebut. Kekompakan  antarpelari dalam satu tim sangat diperlukan dalam latihan ini. Anda dapat melakukan latihan berikut bersama teman sebangku Anda. Latihan 1 sang Pelari membawa tongkat menggunakan tangan kiri, yang nantinya  pelari akan memberikan tongkat dengan tangan kiri. Pelari lainnya siap menerima tongkat dengan tangan kanan dan telapak tangan menghadap ke bawah. 2. Latihan 2 tujuan dasar latihan ini adalah untuk melatih menerima dan memberikan tongkat di bagian atas tangan dengan belahan tangan yang sama. Dengan demikian apabila tongkat diberikan dengan tangan kanan maka penerima akan menerima dengan tangan kanan pula.  

Dari Seorang Yang Pendiam, Hingga Dapat Medali Emas Di Bangkok Berkat Gymnastic

Gymnastic mulai merambah ke semua lini, peraturan-peraturan dalam senampun mulai ditentukan dan dibuat untuk dipertandingkan. Pada awal modern Olympic Games, senam dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada sebagai salah satu cabang olahraga yang teratur. Dia adalah Kathleen, siswi kelas 5 di SD Saint John’s Meruya, merupakan siswi yang berprestasi dalam olahraga senam lantai gymnastic. Sejak 2 tahun yang lalu, Kathleen sudah mulai menggeluti bidang olahraga ini, dan itu adalah kemauannya sendiri. Menurut Silvania, ibunda Kathleen, anaknya memang suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan banyak menggerakan tubuh. “Kebetulan anaknya memang suka gerak. Dan Kathleen memang suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan banyak menggerakan tubuh ” ujar Silvania Silvania menceritakan bahwa awalnya ia bingung mau memasukkan Kathleen di bidang olahraga apa. Silvania sempat membawa Kathleen ikut trial ballet, tapi ternyata Kathleen tidak suka. Selain itu kathleen sangat pemalu jika diwawancara oleh media. “Kath bilang gurunya jahat, maksudnya galak. Karena kebetulan kelas ballet yang kath ikuti sedang mendekati waktu ujian ballet, jadi gurunya agak keras.”tambah Silvania. Setelah menelusuri melalui internet berbagai jenis olahraga yang kira-kira seperti apa yang disukai oleh Kathleen, Silvania akhirnya memberikan beberapa pilihan jenis olahraga pada Kathleen yaitu renang, wushu dan gymnastic. Kathleen memutuskan untuk mengikuti gymnastic. “Saya sempat tanya, nanti kalau gurunya keras bagaimana? Eh, anaknya bilang gapapa tetap mau. Dan akhirnya Kathleen memutuskan memilih untuk mengikuti gymnastic. ” kata Silvania. Kathleen juga sempat tidak mau ikut gymnastic lagi ketika awal diminta ikut kejuaraan. Menurut Silvania, Kathleen bersikap seperti itu karena dirinya merasa gugup, karena memang belum pernah mengikuti kejuaraan apapun sebelumnya. Juga karena latihan-latihan extra yang harus dijalani menjelang lomba dan guru yang lebih ketat, membuat Kathleen merasa tertekan. Sebagai orang tua yang ingin anaknya maju, Silvania tidak pernah berhenti untuk memberikan dukungan dan semangat kepada anak perempuan kesayangannya. “Saya beritahu, menang atau kalah tidak ada masalah, yang penting Kath sudah mencoba yang terbaik.”lanjut Silvania. Ternyata, di kejuaraan pertamanya, Kathleen berhasil meraih juara meskipun belum masuk di 3 besar. “Tapi itu sanggup menumbuhkan percaya dirinya, sampai sekarang setiap pertandingan membuat Kath semakin percaya diri, bahkan kalau saya tanya sekarang Kath sama sekali tidak ada rasa grogi waktu bertanding.” cerita Silvania. Semakin hari Kathleen semakin mencintai gymnastic, bahkan Kathleen mengatakan bahwa ia tidak akan pernah merasa bosan dengan olahraga tersebut. Kathleen juga menolak untuk pindah ke bidang olahraga lain ketika ditawari oleh ibunya. Prestasi Kathleen semakin lama semakin meningkat, berbagai prestasi telah diraihnya diantaranya: 1. Gold Medalist on Bangkok Gymnastics Moose Game Invitational Meet 2016 2. Gold Medalist on First Sonny Ty International Gymnastics Cup 2016 3. Juara 3 Invitasi Cabang Olahraga Senam Provinsi DKI Jakarta 4. 2rd on Vault Gavrila Gymnastics Festival International 5. 3rd on Overall Gavrila Gymnastics Festival International “Saya tidak mau memaksakan, nanti kalau dipaksa apa yang kita mau, malah anaknya tidak suka, nanti jadinya tidak enjoy.” tutup Silvania.(crs/adt)

Berkat Latihan 3 Kali Seminggu dan Berdoa, Adelia Yakin Menjadi Juara Lari

Bisa membakar banyak lemak, paru-paru dipaksa menghirup banyak udara, hingga ampuh menghilangkan stres, olahraga lari menjadi salah satu olahraga termurah hingga saat ini dan sangat simple melakukannya dimanapun. Dan ternyata lari juga merupakan latihan kardiovaskuler yang sempurna. Adelia Noviani, siswi kelas 8 di SMP N 10 Tangsel yang lahir di Jakarta, 2 November 2002, sangat berprestasi dalam olahraga lari. Pelajar yang biasa dipanggil Adelia ini sudah beberapa kali mengikuti kejuaraan lari. Dan prestasi terakhir yang berhasil di menangkan, Adelia meraih juara 2 dalam O2SN. Adelia mulai berlatih lari sejak kelas 7, tetapi ia menyukai olahraga lari sejak kecil. Biasanya, Adelia melakukan pemanasan dengan melakukan perenggangan otot kaki, push up, Scot jump, sit up, dan back up selama 10-15 menit. Siswi yang berlatih lari 3 kali seminggu ini mengatakan bahwa banyak saingan berat dalam kejuaraan, sehingga ia sempat merasa ingin menyerah karena kalah dalam salah satu kejuaraan yang diikutinya. Tetapi, karena dukungan dari orang-orang sekitarnya, Adelia kembali berjuang. Tidak lupa juga dengan terus berdoa. Adelia mengatakan kepada NYSN bahwa sang ayah sangat berperan dalam perjuangannya menjadi atlet lari. “Banyak saingan berat dalam kejuaraan lari, sehingga ia sempat merasa ingin menyerah karena kalah dalam salah satu kejuaraan yang diikutinya. Tapi sosok papa selalu support terus dan selalu nemenin aku latihan.” ujar Adelia. Pelajar yang memang bercita-cita menjadi atlet lari tersebut juga berpesan bahwa jika ingin bisa mencapai kesuksesan kita harus terus berjuang dan jangan patah semangat. (crs/adt)