Latihan Ball Handling Sederhana Ini Dapat Meningkatkan Skill Bola Basket Kamu

Kemampuan mengontrol bola atau sering disebut ball handling sangat penting dalam permainan bola basket. Kalau kualitas ball handling kamu sudah baik, bisa dipastikan akan leluasa melakukan passing, shooting, catching, dribbling, atau bahkan menjatuhkan lawan dengan trik-trik tersendiri dari ball handling yang bagus. Sebelum ke teknik latihan, ini dia dua dasar melakukan ball handling yang benar: Telapak tangan seharusnya tidak mengenai bola, jadi pegang bola dengan ujung jari saja. Pegang bola sesering mungkin saat di rumah, misalnya, ketika kamu menonton TV ataupun melakukan kegiatan santai lain. Setelah memahami dasar, barulah kamu mencoba latihan ball handling. Latihan ini bisa kamu lakukan di rumah loh, tidak mesti di lapangan pertandingan kok. Simple, bukan?! Tipping Untuk melakukan latihan ini, caranya harus melempar bola dari tangan satu ke tangan  lain dengan menggunakan ujung jari. Dimulai dengan bola sejajar kepala, lalu turun ke dada, pinggang, lutut, hingga mata kaki kemudian naik lagi ke atas. Yang perlu diperhatikan dalam latihan ini adalah ingat tangan kamu harus selalu lurus, ya. Circles Gerakan latihan circles, dimulai dengan merapatkan kaki kamu. lalu lakukan gerakan memindahkan bola dari satu tangan ke tangan lain dengan gerakan memutari kepala dan badan. Seperti gerakan latihan tipping, kamu bisa melakukan latihan ini dengan memulai dengan gerakan memutari kepala, pinggang, lutut, dan mata kaki lalu sebaliknya. Around The Leg atau Figures Eights Latihan ketiga ini berbeda dengan Circles. Kali ini kamu harus membuka kaki lebar-lebar. Kemudian pindahkan bola secara memutar melewati satu kaki ke kaki lain membentuk angka delapan dan lakukanlah secara bergantian. Pandangan kamu harus selalu ke depan ya. Jangan sampai si bola menyentuh tanah atau ubin tempat latihan di rumahmu. Itu dia 3 latihan Ball Handling yang simple buat kamu. Selanjutnya, lanjut nih ke 4 Teknik latihan Ball Handling tingkat lanjut yang bisa kamu pelajari, coba, dan latih dengan rutin agar kemampuan basket kamu semakin tak terkalahkan.. Berlatih Posisi “Triple Threat” Triple threat adalah posisi sebelum melakukan dribble, ia mendapat operan bola dari timnya. Posisi tersebut dianggap menguntungkan bagi pemain karena kamu pasti akan bisa shooting, mengoper, atau me’dribble. Posisi ini juga membuat pemain dapat melindungi bola dengan tangan dan badannya sementara ia memutuskan pilihan mana yang akan ia ambil. Posisi triple threat juga bisa menjaga bola tetap dekat dengan badan dengan genggaman yang kuat dengan tangan dominan di bagian atas bola, dan tangan tidak dominan di bagian bawah bola. Sebaiknya pemain merendahkan posisi badan dan sedikit condong ke depan. Dengan begitu, lawan pun akan sangat sulit nantinya untuk merebut bola. Berlatih Gerakan Crossover Gerakan crossover adalah teknik dribble yang digunakan mengecoh dan menipu pemain bertahan lawan. Caranya kamu me’dribble di depan pemain bertahan lawan, lalu pantulkan bola ke tangan yang berlawanan arah. Dengan memalsukan pergerakan seperti tadi, dapat membuat pemain bertahan lawan bergerak menuju tangan yang memiliki bola, lalu dengan cepat memindahkan ke tangan satunya, hingga akhirnya dapat melewati lawan atau mengoper bola ketika lawan kehilangan keseimbangan. Berlatih Dribble Belakang Badan Ketika kamu dijaga oleh lawan dan membuat kamu tidak bisa berkutik. Hal yang harus dilakukan adalah menggunakan teknik dribble yang mahir untuk melewatinya. Salah satunya dengan dribble bola di belakang badan kamu. Gerakan ini membutuhkan latihan yang serius, jika kamu berhasil melakukan, dijamin lawan akan pusing-salah langkah. Berlatih Dribble di antara Kaki Gerakan dribble lain yang sering dipakai adalah melakukan dribble di antara kedua kaki kamu. Dribble di antara kaki yang dilakukan dengan cepat dapat mengalahkan pemain bertahan lawan yang paling sulit sekalipun. Semua latihan teknik ball handling diatas tidak sulit bukan? semoga bermanfaat dan bisa menambah skill basket kamu.

Pentingnya Kerjasama Dalam Pertandingan Basket Putri Candle Tree School

Tim bola basket Candle Tree School

Olahraga basket yang mitosnya bisa membuat badan lebih tinggi dari sebelumnya ternyata masih banyak di minati oleh siswa siswi hampir di semua sekolah. Seperti yang di paparkan oleh Nicole Catherine Kartasasmita (16) bersekolah di Candle Tree School, yang kesehariannya aktif bermain basket sejak umur 12 tahun. “Iya, saya mulai menjajaki dunia olahraga basket sejak masih berusia 12 tahun, selain hobby olahraga basket, menurutku basket itu adalah kerja tim yang sangat seru dan memiliki tantangan tersendiri. Karena kerjasama itu terletak bukan dari skill individu pemain, tapi dari kekompakan dan ketepatan dalam mengoper bola” Ungkap Catherine. Catherine merupakan sapaan akrab dara muda ini begitu ia di panggil, selain itu pengagum sosok Wardel Stephen Curry pemain NBA tingkat dunia dari tim golden stage warrior. Anak berbakat dari pasangan Willy dan santya menambahkan bahwa support tak lepas dari dorongan kedua orang tuanya serta keluarga. “Aku di dukung oleh mama papa untuk selalu menggoreskan prestasi dalam bidang olahraga bola basket, dan tidak luput juga peran kakakku kevin yang mengajarkan beberapa tehnik untuk meningkatkan pola permainan di lapangan.” Tutup Catherine (ryo/adt)

Patah Lengan Bukan Halangan Bagi Pelatih Ini Untuk Tetap Berprestasi Dalam Bola Basket

agung-pelatih-basket

Kali ini NYSN mengangkat sosok sederhana dengan semangat besar, Agung Christianto, memulai karirnya sebagai atlet basket ketika di bangku SMP. Di latar belakangi kurangnya keharmonisan dalam rumah tangga keluarganya di jadikan dorongan untuk tetap tegar menghadapi permasalahan. “Saya berasal dari keluarga broken home, jadi saya survive bermain bola basket. Jadi kalau sedang ada suatu masalah, saya larinya ke lapangan dan main basket. Daripada ke hal negatif lainnya.Walaupun pergaulan di sekitar saya banyak yang negatif, tapi saya tidak ikut-ikutan. Saya juga tidak merokok” ujar Agung. Agung menceritakan, ia beberapa kali mengikuti kejurda di SMA, dan mendapat beasiswa karena prestasinya dalam bidang olahraga basket ketika masuk kuliah sampai lulus, bahkan saat wisuda Agung juga mendapatkan uang pembinaan dari kampusnya. Sekitar tahun 2006, Agung mengatakan bahwa dirinya sempat berhenti berlatih bola basket karena mengalami cidera patah tangan dan merasa jadi kurang maksimal jika terus menjadi atlet basket. “Setelah cidera tersebut, disitulah terpikir bahwa mungkin saya bisa menyalurkan bakat saya lewat menjadi pelatih bola basket.” kata Agung. Selama menjadi pelatih basket, Agung sudah terlibat dalam Popda Tangsel, Popwil Banten dan Popnas Banten serta dipilih oleh Dispora sebagai advisor pelatih basket Provinsi Banten. Selain itu Agung juga terpilih sebagai pelatih DBL yang dikirim ke Amerika tahun 2015 yang melewati seleksi dari 45 pelatih se Indonesia dan Agung adalah pelatih pertama yang terpilih. Yang lebih istimewa lagi, Agung terpilih menjadi pelatih yang mendapat beasiswa dari Tahir Foundation Junior NBA. Pada tahun 2016 ia juga terlibat dalam Asian Schools Games dan melatih timnas pelajar U-18 dari kementrian pemuda dan olahraga di Thailand. Agung mengatakan kepada NYSN bahwa, berhasil mendapatkan beasiswa adalah sebuah prestasi yang membanggakan “Sangat bangga ketika mendapatkan beasiswa kuliah sampai orang tua saya bertanya apakah saya masih kuliah atau tidak karena saya tidak pernah meminta uang bayaran kuliah. Padahal itu semua karena saya mendapatkan beasiswa dan pada akhirnya dapat membanggakan orang tua saya.”ucap Agung Lebih lanjut Agung menambahkan, bahwa dirinya juga sedih telah mengalami cidera parah, dan akhirnya berujung pensiun bermain basket. “Sebenarnya ada perasaan sedih ketika tangan saya patah dan menjadi tidak maksimal sebagai atlet. Bahkan saya sempat harus dirawat. Tapi ada pula hikmahnya yaitu pacar saya suka jenguk bersama orang tuanya juga, akhirnya sekarang jadi istri saya, deh.” lanjut Agung seraya tertawa. Selama menjadi pelatih, suatu kebanggaan yang dirasakan Agung ketika pernah terpilih untuk menginjakkan kaki di Amerika, tempat kelahiran NBA dan bertemu dengan para pemain dan pelatih NBA. “Ke amerika bersama DBL, belajar mendalami basket disana dan nonton NBA serta terpilih sebagai junior NBA berangkat ke cina. Itu suatu prestasi yang membanggakan.” ungkap agung Sekarang, Agung melatih basket di sekolah Saint John’s BSD, tangsel dan sudah menelurkan banyak murid-murid berprestasi dalam olahraga basket di sekolah tersebut. “Tahun 2015 lalu, ada murid saint john’s yang terpilih berangkat bareng saya ke Amerika, saya sebagai pelatih utama. Sangat bangga, karena kita berjuang bareng-bareng. Keringatnya bareng, hasilnya juga bareng dan tidak terbuang sia-sia. Itu tidak akan bisa dibeli dengan apapun.” tutur Agung. Terakhir, Agung menutup perbincangan dengan NYSN dengan memberikan sedikit motivasi. “Terus berbuat baik, maka pada akhirnya hal-hal yang baik akan menghampiri kita. Banyak berdoa dan berikhtiar.” tutup Agung. (crs/adt)

AHM Menginspirasi Para Siwa Dengan Terjun di Kompetisi Basket Honda Development Basketball League

Honda Basketball Development League 2017. Foto :kompas.com

PT Astra Honda Motor (AHM) yang bergerak dibidang otomotif ternyata melirik untuk mengembangkan potensi di bidang olahraga. dibuktikan dengan kompetisi basket pelajar terbesar di Tanah Air. Program bernama Honda Development Basketball League (DBL) 2017 ini sudah berjalan secara konsisten selama 10 tahun. Seperti yang dilansir dari kompas.com (15/07/17) melihat tren ini AHM menjadikan Honda DBL sebagai ajang berbagi semangat Satu Hati mewujudkan mimpi. GM Marketing Planning & Analysis Division AHM, Agustinus Indraputra, mengatakan bahwa basket adalah salah satu olahraga yang paling di gemari di kalangan anak muda saat ini. “Kami ingin hadir dan berperan memajukan bangsa ini dengan mengembangkan potensi dan karakter anak bangsa melalui dunia olahraga. Bersama Honda DBL, kami harap bisa memberikan inspirasi dan menemani para siswa menjadi lebih dekat lagi dengan tujuannya,” kata Indraputra dalam siaran resminya, Jumat (14/7/2017). Sama dengan tahun sebelumnya, pada akhir kompetisi Honda DBL akan dipilih siswa berprestasi yang akan di kirim ke Amerika Serikat untuk di beri pelatihan oleh pebasket profesional disana. Selama 10 tahun terakhir ini, Honda DBL sudah diikuti 6.486 sekilah peserta kompetisi. Untuk tahun ini sendiri, AHM memperkirakan 844 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di 25 kota pada periode Juli hingga Oktober 2017 mendatang. Momen roadshow ke sekolah di 25 kota juga dimanfaatkan oleh AHM untuk mengenalkan jajaran produknya sekaligus menebar virus kampanye #cari_aman. Pengunjung bisa menjajal langsung beberapa unit sepeda motor dan mendapat edukasi mengenai pentingnya keselamatan di jalan raya. “Kami ingin memberikan kesempatan mereka merasakan pengalaman berkendara melalui beragam pilihan model motor Honda favorit anak muda saat ini. Selain itu, terdapat juga sosialisasi program #cari_aman untuk menginformasikan keselamatan berkendara dengan gaya khas anak muda,” ujar Indraputra.

Bola Basket: Pernah Diusir Dari Lapangan, Pelajar Ini Akhirnya Menuai Banyak Prestasi

bola basket: elisabeth yang berprestasi dalam MVP award dalam kejuaraan di SMP Pembangunan Jaya 2014, MVP award di Australian International School 2015, Honda DBL first team 2016, dan Golden Ticket Honda DBL Camp (terpilih sampai 24 besar) 2016

Elisabeth Steffi Adisurya Putra, sudah mulai berlatih bola basket sejak duduk di bangku kelas 7 SMP. Siswi kelas 12 di SMP Saint john’s BSD, tangsel ini mengakui bahwa bola basket merupakan olahraga yang sangat mengasyikkan. Prestasi individu yang telah diraih oleh elisabeth antara lain MVP award dalam kejuaraan di SMP Pembangunan Jaya 2014, MVP award di Australian International School 2015, Honda DBL first team 2016, dan Golden Ticket Honda DBL Camp (terpilih sampai 24 besar) 2016. Bersama tim bola basketnya, beberapa prestasi Elisabeth adalah juara 1 dalam Popda tahun 2016 dan juara 2 dalam Popwil tahun 2016. “Orang tua saya selalu menegur saya kalau malas latihan. Pelatih saya juga selalu memberi saya semangat latihan, karena beliau juga aku bisa berprestasi seperti sekarang ini.” ujar Elisabeth.(6/7) Elisabeth juga mengakui, bahwa dirinya pernah merasa lelah karena jadwal latihan yang terlalu padat. “Pernah latihan seminggu sampai 6 kali, rasanya capek banget dan mau berhenti aja. Tapi akhirnya saya berpikir lagi bahwa perjuangan saya sudah jauh. Sayang rasanya kalau berhenti begitu aja.” Namun untuk sekarang ini, Elisabeth sedang berhenti sementara untuk berlatih bola basket. Hal ini disebabkan karena dirinya sempat cidera pada Kejurkot beberapa waktu yang lalu dan harus menjalani operasi. “Jadi ceritanya lagi ikut kejurkot, terus pas lagi lari kencang mau putar balik, aku dengar ada bunyi di lututku. Keesokan harinya diperiksa ke Dokter hasilnya meniscusku robek. Akhirnya aku rutin menjalani terapi dan setelah itu bisa main lagi. Tapi terkadang masih suka merasa ada yang sakit ketika main basket.” kata Elisabeth menceritakan pengalaman cideranya. “Ketika sedang berlatih untuk Popnas, latian popnas aku sempat terjatuh lagi karena kaget ketika sedang melompat tiba-tiba didepanku ada pemain yang lain. Dua minggu setelah kejadian itu aku menjalani MRI di Dokter, hasilnya ternyata aku mengalami ACL, dan bulan April yang lalu aku menjalani operasi, jadi sekarang harus istirahat total dulu dari basket.” lanjutnya. Pelajar yang lahir di Jakarta, pada tanggal 8 Juni 2000 tersebut juga menceritakan sebuah pengalaman yang sampai saat ini selalu diingat olehnya. “Pernah ketika sedang latihan, aku jelek banget mainnya. Pelatih berkali-kali bilang jangan kayak gitu. Terus akhirnya pelatihku kesal dan aku diusir dari lapangan. Dia bilang ke aku, keluar luh, copot tali sepatu, yang maksudnya aku disuruh pulang.” tutur Elisabeth. Elisabeth mengakui bahwa ia mempunyai cita-cita menjadi seorang arsitek. Tapi ia juga berharap dapat menjadi seorang atlet basket dan bisa menjalani keduanya di masa mendatang. “Kalau mau sukses, jangan malas latihan. Meski ada satu titik kalian merasa jenuh, kalian harus lawan itu, pasti bisa jadi pemain yang hebat.” pesan Elisabeth.(crs/adt)

Stevie Persiapkan Diri Untuk Bersaing Di Cabang Olahraga Bola Basket Popnas Semarang

Stevie (Kanan) saat sedang mewakili Banten dalam pertandingan Kejurnas

Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) dan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) adalah kegiatan olahraga multi event yang merupakan titik kulminasi pembinaan olahraga pelajar di Indonesia. Stevanie Suhori, kelas XI SMU Saint John’s BSD, Tangsel sangat hobby bermain basket memaparkan kepada NYSN awal bergelut di dunia bola basket. “Awal tertarik dengan basket waktu kelas 4 SD, karena diajak sama guru untuk bergabung di salah satu club basket.” ujar Stevie yang mulai ikut kejuaraan sejak kelas 5 SD.”paparnya Di kelas 2 SMP, Stevie mulai diundang untuk mengikuti seleksi daerah mewakili tangsel dan menang sehingga bisa melanjutkan untuk mewakili Banten. Tidak hanya sampai disitu, Stevie lanjut lagi mengikuti beberapa Kejurnas dan salah satunya menduduki peringkat 4. Pada bulan Mei tahun 2016, Stevie kembali mendapatkan juara I mewakili Tangsel dalam Popda yang diadakan di Pandeglang. Dan di bulan November 2016, Stevie mendapatkan peringkat 2 dalam Popwil di Yogyakarta. Dan saat ini, Stevie sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti Popnas di Semarang bulan September nanti. Stevie menceritakan kepada NYSN, bahwa ia semakin mahir bermain basket ketika mulai rutin latihan untuk Popda. Dalam seminggu, Stevie berlatih 4-5 kali, yang akhirnya membuat Stevie juga lebih banyak mempunyai pengalaman setelah mengikuti berbagai kejuaraan. Remaja yang bercita-cita ingin menjadi Teknik Sipil tersebut juga mengakui bahwa dirinya merupakan orang yang mempunyai komitmen yang tinggi. “Saya sering datang lebih cepat dari jadwal latihan. Walaupun pelatih dan teman-teman belum datang, saya suka memulai latihan sendiri, itu komitmen yang selalu saya tanamkan terhadap diri sendiri.” Menurut Stevie, basket memang terkenal dengan ukuran tubuh yg tinggi, dan ia menyadari bahwa tubuhnya tidak terlalu tinggi. Tapi ia mengatakan bahwa jangan selalu mengandalkan badan, karena yang terpenting adalah skill dan kepintaran kita dalam bermain basket. Dalam basket, Stevie unggul dalam menembak/shooter. Waktu latihan yang terkadang bertabrakan dengan jam sekolah membuat Stevie sering izin tidak mengikuti pelajaran sekolah. Akan tetapi, Stevie selalu aktif bertanya kepada guru mengenai pelajaran-pelajaran yang dirasa tertinggal olehnya. “Semuanya harus balance, kalau dalam pelajaran mengalami penurunan, izin latihan bisa dicabut dari sekolah sampai nilai-nilai meningkat kembali.” ungkap remaja yang juga menyukai hampir semua bidang olahraga. Dengan portofolio basket dan ijazah akademiknya yang sangat berprestasi, Stevie sudah mengantongi beasiswa dari salah satu Universitas di luar negeri. Orang tua Stevie yang awalnya lebih mendukung Stevie untuk fokus pada sekolahnya, akhirnya membebaskan anaknya untuk tetap bermain basket karena prestasi yang Stevie tunjukan. “Basket itu hobby, cita-cita saya tetap Teknik Sipil, tapi saya tidak menolak untuk mengembangkan kemampuan basket saya sampai keluar negeri.” ujar Stevie kepada NYSN. Terakhir, Stevie menutup percakapannya bersama NYSN dengan memberikan pesan bahwa jika ingin sampai ke level yang lebih tinggi, harus selalu rajin latihan dan sangat penting untuk berkomitmen. “Memang butuh pengorbanan, tetapi semua rasa capek dan lelah akan terbayar dan sepadan dengan apa yang sudah kita perjuangkan.”imbuhnya (crs/adt)

Merah Putih Berkibar Atas Kemenangan Tim Bola Basket Putri U-18 di Malaysia

Tim basket putri Indonesia menjadi juara FIBA 3x3 U18 Asia Cup 2017, di Cyberjaya, Malaysia. Foto : Perbasi

Tim Basket 3×3 Putri Indonesia U-18 berhasil meraih prestasi yang membanggakan dalam ajang FIBA 3×3 U18 Asia Cup 2017, yang di selenggarakan di Cyberjaya, Malaysia. Seperti yang di lansir oleh perbasi, bahwa Tim Malaysia berhasil di kalahkan Indonesia dengan hasil kemenangan 13-6. Tim yang diperkuat oleh Lea Kahol, Michelle Kurniawan, Nathania Claresta Orville, dan Valencia Pramono tersebut berhasil keluar sebagai juara Sementara itu, China berhasil di singkirkan tim basket putri indonesia di babak semifinal dengan skor tipis 19-16. Danny Kosasih ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi), memberikan pujian atas kemenangan Miechelle dan tim. “Kami menyambut gembira keberhasilan Indonesia menjadi juara dalam ajang FIBA U-18 3×3 ini. PP Perbasi memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja keras mereka,” tutur Kosasih. Kosasih menjelaskan bahwa Ini adalah awal yang bagus untuk bola basket U 18 Indonesia. Tahun lalu kita bisa naik level. Sekarang di level 3×3 kita bisa menjadi juara. Namun sayangnya, kesuksesan tim basket putri tersebut, tidak diraih juga oleh wakil nomor putra yang tergabung dalam grup D bersama Cina dan Taiwan, Indonesia menempati peringkat juru kunci di grup akibat dua kekalahan 8-21 dari Taiwan dan 10-21 dari Cina.(bam/adt/isport)

Tak Disangka Pemain Cabutan ini Menyabet Gelar Juara Bola Basket

Amelia Hernanda Suryana, Gadis belia kelahiran pamulang, 7 febuari 2004 ini sangat mengidolakan pemain basket NBA Kyrieirving Cavaliers Basketball. Nanda panggilan akrabnya menceritakan kepada NYSN di kediamannya tentang rutunitas jadwal latihan basket bersama teman timnya St. Diciassette SMPN 17 Tangerang Selatan. “Jadwal latihan bola basketku agak padat, yang rutin di sekolah yaitu hari rabu dan jumat. Di mulai dari jam 15.00 sampai dengan jam 17.30 sore, sedangkan jadwal di luar sekolah, yaitu hari sabtu di saat libur jam 8.00 pagi hingga jam12.00 di Gor ciputat.” Kata Nanda. Nanda yang menyukai makanan bakso ini juga menceritakan bahwa mempunyai harapan untuk masuk di Club besar basket di Indonesia. “Harapannya sih masuk Club Victoria ragunan. Sepertinya bisa menambahkan skill basketku ke depan. Dahulu kami sempat patungan 20 rb/murid. Campuran cewek- cowok untuk bermain basket.” Tambah Nanda Gadis belia ini sempat memaparkan prestasinya yang di raih. Diantaranya pernah menyabet gelar Juara 2 turnamen basket putri tingkat Tangsel dengan kategori gabungan SMA dengan SMP. “Awalnya sih di ajak, tapi lama lama senang. Kemudian sering ikut Sparing dengan tingkatan yang lebih tinggi, walaupun melawan tingkat SMA kami selalu menang. Bahkan saya sering di hubungi oleh tim di luar sekolah, di pinjam menjadi pemain cabutan untuk memperkuat tim sekolah lain.” Sementara itu Herlina ibunda nanda sempat khawatir. Pernah melihat kondisi fisik putrinya sempat drop atau dalam kondisi kurang sehat. “Saya pasti khawatir melihat kondisi Nanda kala itu, Namun ketika di larang masih tetap saja dengan kemauannya berlatih. Tapi akhirnya nanda mengikuti saran saya untuk istirahat demi kesehatan tubuhnya.” Tutup Lina. (bgs/adt)