Ditaklukan Wakil India, Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay Gagal ke Semifinal Youth Olympic Games 2018

Tunggal junior Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay gagal lolos ke semifinal ajang Youth Olympic Games 2018, di Buenos Aires, Argentina. (PBSI)

Buenos Aires – Tunggal putra junior Indonesia, Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay gagal lolos ke semifinal ajang Youth Olympic Games 2018, di Buenos Aires, Argentina, pada Rabu (10/10) waktu setempat atau Kamis (11/10) dinihari waktu Indonesia. Ikhsan yang diunggulkan di tempat keenam tak berdaya menghadapi Lakshya Sen (4) asal India, di perempat final. Pemain kelahiran Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut), 15 Januari 2000 itu menyerah straight game dengan skor 17-21, 19-21. Ini merupakan kekalahan kedua Ikhsan dari Sen. Terakhir, keduanya bertemu di ajang Badminton Asia Junior Championship 2018 (individual event), Juli lalu. Ketika itu, pelajar Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan, Jakarta, takluk dua gim langsung, dengan skor 7-21, 14-21. Di perhelatan Youth Olympic Games 2018, cabang olahraga bulutangkis hanya memperebutkan tiga medali emas, yakni di nomor tunggal putra, putri, dan beregu campuran. Khusus beregu campuran, tim akan terdiri dari gabungan para pemain tunggal putra dan putri yang lolos ke Youth Olympic Games 2018. Artinya, setiap tim beregu campuran akan terdiri dari gabungan berbagai negara. (Adt)

Gagal di Indonesia Masters, Alfian/Gischa Sabet Gelar di Chinese Taipei Open 2018

Duet ganda campuran Pelatnas PBSI Cipayung, Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami, sukses merengkuh gelar di Chinese Taipei Open 2018 BWF World Tour Super 300, dan mendapat hadiah 39.500 dollar Amerika Serikat (AS) atau Rp 590 juta. (yosstory.com)

Jakarta- Usai gagal di kejuaraan bulutangkis Indonesia Masters 2018, di Kepulauan Bangka Belitung, September lalu, duet Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami sukses merengkuh gelar di ajang Chinese Taipei Open 2018 BWF World Tour Super 300. Di Taipei Arena, pada laga pamungkas, Minggu (7/10), Alfian/Gischa sukses meredam wakil tuan rumah, Yang Po Hsuan/Wu Ti Jung, paska melewati pertarungan berdurasi 30 menit, straight game, 21-15, 21-11. Di awal gim pertama, pasangan berperingkat 87 dunia itu harus tertinggal di jeda interval gim dengan skor 8-11. Selepas itu, Alfian/Gischa seolah mendapatkan semangat untuk bangkit. Kejar mengejar poin tak terelakan bagi kedua pasangan. Namun, ganda penghuni Pelatnas PBSI Cipayung mampu mengunci gim ini dengan skor 21-15. Memainkan gim kedua, Alfian/Gischa mengambil inisiatif serangan terlebih dahulu. Begitu juga dengan kepiawaian Alfian/Gischa dalam memainkan bola yang tak mampu dibendung lawan. Perlahan dan pasti, poin demi poin yang diraih wakil Merah Putih itu tak mampu dikejar Yang/Wu. Akhirnya, mereka mengamankan gim ini dengan skor 21-11, sekaligus memastikan merengkuh gelar kedua sepanjang 2018. Selain menyelamatkan muka Indonesia, karena menjadi satu-satunya wakil di laga final, mereka berhak membawa pulang hadiah uang sebesar 39.500 dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 590 juta, sementara Wang/Yu, yang menjadi runner-up mendapatkan hadiah sebesar 19.000 dollar AS atau berkisar Rp 285 juta. (Adt)

Melesat ke Partai Puncak Chinese Taipei, Dobel Alfian/Gischa Pilih Tetap Jaga Fokus

Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami tetap menjaga fokus, jelang laga fnal ganda campuran kejuaraan bulutangkis Chinese Taipei Open 2018 BWF World Tour Super 300, pada Minggu (7/10). (Humas PBSI)

Jakarta- Tetap menjaga fokus kini menjadi prioritas dobel Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami saat melakoni laga puncak kejuaraan bulutangkis Chinese Taipei Open 2018 BWF World Tour Super 300, pada Minggu (7/10). Di final turnamen berhadiah total 500 ribu dollar Amerika Serikat (AS) itu, duet Merah Putih yang menempati unggulan delapan itu bersaing menjadi kampiun dengan wakil tuan rumah, Yang Po-Hsuan/Wu Ti Jung. Berdasarkan statistik, kedua pasangan belum pernah saling berhadapan. Namun, ganda campuran ranking 87 dunia itu, memiliki peluang besar menaklukkan Yang/Wu. Terkait persiapan di laga final, diakui Gischa, dirinya dan kolega belum pernah menjajal kemampuan lawan. “Kami belum pernah bertemu. Tapi, harus jaga fokusnya dulu,” ujar Gischa, dikutip situs resmi PBSI, Sabtu (6/10). Di semifinal, pada Sabtu (6/10), Alfian/Gischa sukses meredam kompatriotnya Ronald Alexander/Annisa Saufika, straight game, dengan skor 21-16, 21-16. Berjumpa dengan rekan satu Pelatnas PBSI Cipayung Jakarta, pemegang gelar juara Finnish Open 2018 itu menilai mereka mampu menerapkan pola permainan yang akurat. Terlebih, kedua pasangan ini kerap berlatih bersama. “Melihat kondisi lapangan, kami berusaha terus menyerang sejak awal,” ungkap Gischa. “Soalnya ada pengaruh dari angin juga. Jadi, jangan sampai kami diserang duluan,” tambah pemain putri kelahiran Blitar, Jawa Timur, 25 Maret 1997 itu. Di pertandingan yang berlangsung selama 32 menit itu, menurut Gischa, mereka tampil percaya diri. Selain itu, mereka juga menjaga fokus, sehingga berhasil memanen poin demi poin. “Apalagi kalau ketemu teman sendiri, jadi bisa cepat menyesuaikan permainan. Sudah tahu juga kelemahan mereka,” tukas peraih juara Malaysia International 2017 bersama Yantoni Edy Saputra. (Adt)

Tunggal Putri Asal PB Exist Jaya Jakarta Menang Mudah, Tiga Wakil Dobel Campuran Tembus Perempat Final

Pebulutangkis PB Exist Jaya Jakarta, Fitriani (19 th), lolos babak perempat final Kejuaraan Bulutangkis Chinese Taipei Open 2018 BWF World Tour Super 500, usai menang mudah atas wakil Amerika Serikat (AS), Crystal Pan. (Pras/NYSN)

Jakarta- Indonesia mengirim satu wakilnya ke babak perempat final Kejuaraan Bulutangkis Chinese Taipei Open 2018 BWF World Tour Super 500, melalui Fitriani, di sektor tunggal putri. Pemain asal PB Exist Jaya Jakarta itu menang mudah atas wakil Amerika Serikat (AS), Crystal Pan, di Taipei Arena. Di babak 16 besar, Fitri unggul straight game, 21-8, 21-16, dalam tempo 29 menit, pada Kamis (4/10). Torehan remaja putri kelahiran Garut, Jawa Barat (Jabar), 19 tahun silam itu, memperlebar statistik pertemuannya dengan pebulutangkis Negara Paman Sam itu menjadi 3-0. Kemenangan Fitriani diraih di ajang BWF World Junior Championships 2014 (21-12, 21-18), dan terakhir di New Zealand Open 2018 (21-12, 21-2). Selanjutnya, Fitriani akan menantang Line Hojmark Kjaersfeldt (Denmark) sekaligus unggulan tiga. Line menembus perempat final usai menekuk wakil tuan rumah Lin Ying Chun, straight game, 21-10, 21-6. Sementara itu, tiga dobel campuran Merah Putih memastikan langkah di perempat final. Duet Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (6) lebih dulu lolos. Dalam tempo 26 menit, mereka memaksa wakil tuan rumah Tseng Min Hao/Hsieh Pei Shan menelan pil pahit usai menang straight game, 21-14, 21-18. Pitha mengatakan, kunci kemenangan pertandingan ini akibat dirinya dan kolega sejak awal berusaha terus untuk memberikan tekanan pada lawan. “Kami berusaha untuk tak bermain lob. Jaga fokus juga faktor paling penting,” terang Pitha, usai laga seperti dikutip situs resmi PBSI, Kamis (4/10). Kendati memiliki target pada turnamen ini, namun diakuinya, ia akan fokus melakoni setiap laga yang dimainkan. “Kami sudah beradaptasi main di turnamen level senior dan seharusnya kami sudah siap di level ini,” lanjutnya. “Tapi banyak yang harus kami tingkatkan lagi, terutama dari segi teknik maupun non-teknik,” tambah pebulutangkis putri kelahiran 1 Juli 1999 itu. Di perempat final, Rinov/Pitha menantang unggulan tiga, Chen Tang Jie/Peck Yen Wei, yang menang atas wakil Hongkong Chung Yonny/Wu Yi Ting, straight game, 22-20, 21-17. Ditegaskan Pitha, lawan memiliki serangan yang sangat berbahaya, terutama Chen. Tren positif juga menghinggapi duet Ronald Alexander/Annisa Saufika. Ganda Indonesia itu menuntaskan perlawanan tuan rumah, Chang Ko-Chi/Cheng Chi Ya, dengan skor 21-14, 21-19, pada duel berdurasi 34 menit. Ronald/Annisa akan beradu kekuatan dengan unggulan delapan, Kohei Gondo/Ayane Kurihara (Jepang). Berdasarkan statistik, ini menjadi pertemuan pertama bagi kedua pasangan. Di partai lain, Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami (8) juga memastikan tiket ke perempat final. Mereka berhasil menyingkirkan Lin Yong Sheng/Li Zi Qing (Taiwan), straight game, 21-18, 21-15. Di babak berikutnya, Alfian/Marsheilla, kembali ditantang wakil tuan rumah, Po Li Wei/Chang Ching Hui, yang berhasil menghadirkan kejutan, usai memenangi perang saudara atas unggulan dua, Lee Yang/Hsu Ya Ching, rubber game, 14-21, 21-17, 25-23. (Adt)

Febriana Dwipuji/Ribka Sugiarto Tekuk Unggulan Lima Asal Malaysia, Dua Tunggal Putri Indonesia Lolos ke Babak 16 Besar

Febriana Dwipuji Kusuma/Ribka Sugiarto sukses menekuk wakil Malaysia, Lim Chiew Sien/Tan Sueh Jeou, sekaligus unggulan lima, dibabak pertama (32 besar) Chinese Taipei Open 2018 BWF World Tour Super 300, dalam pertarungan rubber game. (bulutangkis-indonesia.com)

Jakarta- Usai melalui laga sepanjang 60 menit, duet Febriana Dwipuji Kusuma/Ribka Sugiarto menghadirkan kejutan pada Kejuaraan Bulutangkis Chinese Taipei Open 2018 BWF World Tour Super 300. Melakoni laga di Taipei Arena, pada Rabu (3/10), dobel asal PB Djarum Kudus itu sukses menekuk wakil Malaysia, Lim Chiew Sien/Tan Sueh Jeou, sekaligus unggulan lima, dibabak pertama (32 besar), dalam pertarungan rubber game. Di gim pertama, Febriana/Ribka dipaksa kerja keras saat berduel dengan pasangan Negeri Jiran itu. Namun, wakil Merah Putih yang kini bertengger di ranking 91dunia itu berhasil menyudahi gim ini dengan skor 21-19. Laga berlanjut, pasangan Indonesia pemegang gelar Kejuaraan Asia Junior 2018 itu tak mampu mengamankan kemenangan yang diraihnya. Lim/Tan mampu mendikte lawan hingga berhasil memainkan gim penentu usai menang jauh dengan skor 21-12. Di gim penentu, Febriana/Ribka tak ingin kehilangan momentum. Mereka berusaha bangkit untuk terus memberikan tekanan pada dobel Malaysia berperingkat 60 dunia itu. Akhirnya, Febriana/Ribka menyudahi gim penentu dengan kemenangan 21-16. Di babak kedua (16 besar), pada Kamis (4/10), Febriana/Ribka akan berjumpa dengan wakil Jepang, Akane Araki/Riko Imai. Pasangan Negeri Sakura itu melaju usai menyingkirkan wakil tuan rumah, Tseng Yu Chi/Ye Jing Ya, rubber game, 17-21, 22-20, 21-12. Hasil positif juga diraih tunggal putri Fitriani (8). Ia berhasil menyingkirkan pemain tuan rumah Lin Hsiang Ti, straight game, 21-10, 21-13, dalam tempo 32 menit, pada babak pertama. Ini menjadi kemenangan kedua Fitriani atas Lin. Terakhir, mereka bertemu di ajang Indonesia Masters 2018. Saat itu, Fitriani menang straight game, 21-15, 21-18. Ia akan berhadapan dengan Crystal Pan (Amerika Serikat) yang menyudahi perlawanan kompatriotnya Lauren Lam, rubber game, 21-9, 18-21, 21-19. Langkah menggembirakan juga dialami Ruselli Hartawan. Tunggal putri Pelatnas PBSI Cipayung itu berhasil memaksa wakil Taipe, Tang Wan Yi angkat koper dari turnamen berhadiah total 500 ribu dollar AS itu. Ruselli mengakhiri perlawanan Tang, dalam laga berdurasi 57 menit, rubber game, 17-21, 21-18, 23-21. Di babak berikutnya, pemain asal PB Jaya Raya Jakarta itu sudah ditunggu lawan tangguh tuan rumah, Pai Yu Po. Pai yang menempati unggulan empat lolos menghentikan langkah wakil Merah Putih Dinar Dyah Ayustine, rubber game, 13-21, 21-14, 21-9. (Adt)

Bawa 23 Orang Skuat Junior di Kejuaraan Dunia 2018, Indonesia Bidik Gelar Juara di Kanada

Berkekuatan 23 0rang dalam skuatnya, Indonesia membidik satu gelar juara di kejuaraan bulutangkis BWF World Junior Championship 2018, di Markham Pan Am Venue, Ontario, Kanada, pada 5-18 November. (Humas PBSI)

Jakarta– Indonesia membidik satu gelar juara di kejuaraan bulutangkis BWF World Junior Championship 2018, di Markham Pan Am Venue, Ontario, Kanada, pada 5-18 November. “Target kami satu gelar juara. Kami usahakan untuk bisa mempertahankan dua gelar,” terang Susy Susanti, Manajer Tim Junior Indonesia, pada Selasa (2/10). Susy, yang juga Ketua Bidang (Kabid) Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), menyebut pemilihan atlet junior yang akan berlaga di Kanada berdasarkan prestasi, ranking, serta potensi atlet, dan kebutuhan tim. Demi mewujudkan target itu, sebanyak 23 atlet junior bakal berjibaku dengan negara peserta lain guna meraih podium tertinggi, di nomor beregu dan perorangan. Terlebih, skuat muda yang diturunkan telah memiliki pengalaman di tim junior Merah Putih, pada Asia Junior Championship 2018, di Jakarta, Juli lalu. Saat kejuaraan yang sama tahun lalu, Indonesia sukses membawa pulang dua gelar juara. Gelar juara masing-masing diraih tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, dan ganda campuran, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari. (Adt) Daftar Nama Pemain BWF World Junior Championship 2018: Beregu: Putra: 1. Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay 2. Karono 3. Alberto Alvin Yulianto 4. Leo Rolly Carnando 5. Daniel Marthin 6. Ghifari Anandaffa Prihrdika 7. Pramudya Kusumardana Riyanto 8. Rehan Naufal Kusharjanto 9. Christian Adinata 10. Bernadus Bagas Kusumawardana Putri: 1. Putri Kusuma Wardani 2. Stephani Widjaja 3. Yasnita Enggira Setiawan 4. Siti Fadia Silva Ramadhanti 5. Agatha Imanuela 6. Ribka Sugiarto 7. Febriana Dwipuji Kusuma 8. Lisa Ayu Kusumawati 9. Putri Syaikah 10. Nita Violina Marwah Perorangan: Tunggal Putra: 1. Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay 2. Karono 3. Alberto Alvin Yulianto 4. Christian Adinata Tunggal Putri: 1. Putri Kusuma Wardani 2. Stephani Widjaja 3. Yasnita Enggira Setiawan 4. Olivia Chelin Maria Ganda Putra: 1. Daniel Marthin 2. Leo Rolly Carnando 3. Ghifari Anandaffa Prihrdika 4. Pramudya Kusumardana Riyanto 5. Dwiki Rafian Restu 6. Bernadus Bagas Kusumawardana Ganda Putri: 1. Siti Fadia Silva Ramadhanti 2. Agatha Imanuela 3. Ribka Sugiarto 4. Febriana Dwipuji Kusuma 5. Putri Syaikah 6. Nita Violina Marwah Ganda Campuran: 1. Rehan Naufal Kusharjanto 2. Siti Fadia Silva Ramadhanti 3. Ghifari Anandaffa Prihrdika 4. Lisa Ayu Kusumawati 5. Pramudya Kusumardana Riyanto 6. Ribka Sugiarto 7. Leo Rolly Carnando 8. Indah Cahya Sari Jamil

Tommy Sugiarto dan Jonatan Christie Bentrok di Semifinal, Indonesia Amankan Tiket Final Korea Open 2018

Unggulan 8 Korea Open 2018 BWF World Tour Super 500 asal Indonesia, Tommy Sugiarto, akan berduel dengan pemain asal PB Tangkas Specs, Jonatan Christie, pada laga semifinal, di SK Handball Stadium, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/9). (tribunews.com)

Seoul- Indonesia mengamankan satu tiket final Korea Open 2018 BWF World Tour Super 500. Kepastian itu didapat, setelah wakil tunggal Tommy Sugiarto (8), dan Jonatan Christie sukses menaklukan lawan mereka masing-masing di babak perempat final, pada Jumat (28/9). Berlaga di SK Handball Stadium, Seoul, Korea Selatan (Korsel), Tommy menghentikan langkah wakil tuan rumah Heo Kwang Hee, dalam laga sepanjang 60 menit, rubber game, dengan skor 15-21, 21-19, 21-19. Ini menjadi kemenangan pertama bagi putra mantan juara dunia Icuk Sugiarto itu atas Heo. Sementara itu, laga lainnya, Jonatan Christie menjaga asa ke babak semifinal. Jojo, sapaannya, menyudahi wakil China Zhao Junpeng, straight game, 21-17, 21-16, dalam duel berdurasi 34 menit. Kemenangan pemain asal PB Tangkas Specs, di Korea Open 2018 atas pebulutangkis ranking 74 dunia itu, membuat rekor keduanya menjadi 2-1. Pada babak semifinal, Sabtu (29/9), Tommy dan Jojo saling adu kekuatan. Berdasarkan statistik, kedua tunggal utama Merah Putih itu sudah dua kali bertemu, dan mereka saling mengalahkan. Terakhir, mereka berjumpa di New Zealand Open 2018. Ketika itu, Jojo menang atas seniornya itu tanpa perlu menunggu pertandingan usai. Kendati unggul di gim pertama 21-17, namun Tommy menyerah di gim kedua akibat cedera, saat kedudukan 5-14. Jojo dinyatakan sebagai pemenang di laga ini (retired). Sebelumnya, di ajang Indonesia Masters 2015, Tommy mampu menekuk pemegang medali emas Asian Games XVIII/2018 itu, rubber game, 10-21, 21-12, 21-12. (Adt)

Terbaik di Indonesia, Atlet 19 Tahun Asal Wonogiri Ini Akhirnya Tembus 20 Besar Ranking Bulutangkis Dunia

Tunggal putri Indonesia 19 tahun berperingkat 15 versi BWF, Gregoria Mariska Tunjung, ditargetkan PP PBSI tembus hingga peringkat 10 besar dunia dan meraih juara pada turnamen Super 1000 pada 2019. (Pras/NYSN)

Jakarta- Gregoria Mariska Tunjung Cahyaningsih akhirnya memecahkan rekornya sendiri dalam peringkat versi Federasi Bulutangkis Dunia (BWF), terhitung sejak Kamis (27/9). Pada pekan ke-39 musim 2018 ini, Gregoria melejit tiga setrip dan menghuni peringkat ke-18 dunia di sektor tunggal putri. Ranking ini merupakan hasil terbaik yang pernah diraih oleh juara dunia junior 2017 ini, usai menjejakkan kaki di level senior. Prestasi ini diperoleh Gregoria karena lolos ke perempat final BWF World Tour Super 1000 China Open 2018, pada pekan lalu. Sebagai satu-satunya wakil tunggal putri Indonesia di China Open 2018, Jorji, sapaannya, tampil mengesankan dan mengantongi tiket perempat final. Namun, ia akhirnya kalah 15-21, 21-19, 12-21 dari Nozomi Okuhara (Jepang) di perempat final China Open 2018, setelah melewati laga selama 55 menit lamanya. Karena terhenti di perempat final, Jorji mendapat tambahan 6.600 poin dan mengumpulkan total 45.140 poin, pada pekan ke-39 ini. Atas hasil ini, dara kelahiran Wonogiri 11 Agustus 1999, ini berhak menduduki peringkat ke-18, sekaligus menjadi tunggal putri terbaik Indonesia saat ini. Lima tunggal putri terbaik Indonesia setelah Jorji adalah Fitriani (#33), Dinar Dyah Ayustine (#45), Lyanny Alessandra Mainaky (#49), Yulia Yosephin Mainaky (#49), dan Ruselli Hartawan (#70). Usai tampil ciamik di China Open, Jori memutuskan absen di Korea Open dan fokus di Denmark Open 2018, pada 16-21 Oktober mendatang. (Adt)

Raih Kemenangan Dua Gim Langsung, Trio Tunggal Putra Tembus Perempat Final Korea Open 2018

Jonatan Christie menekuk wakil Hong Kong, Hu Yun, 21-12, 21-14 dalam laga selama 29 menit, dan menembus perempat final kejuaraan bulutangkis Korea Open 2018 BWF World Tour Super 500, di SK Handball Stadium, Seoul, Korea Selatan, Kamis (27/9). (bwfnews.com)

Seoul- Tiga atlet bulu tangkis tunggal putra Indonesia Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Tommy Sugiarto, menembus perempat final kejuaraan bulutangkis Korea Open 2018 BWF World Tour Super 500, usai menang pada fase putaran kedua, yang berlangsung di SK Handball Stadium, Seoul, Korea Selatan, Kamis (27/9). Ginting, menang dalam dua gim langsung 21-18, 21-18 selama 43 menit atas pemain Taiwan, Wang Tzu Wei pada laga putaran kedua. Kemenangan itu sekaligus menjadi revans bagi Ginting, setelah pertemuan terakhirnya dengan pemain peringkat 28 dunia itu, pada Jepang Terbuka 2015. Catatan pertemuan kedua pemain menjadi 2-2, setelah turnamen Korea Open 2018. Pada pertandingan perempat final, Ginting akan menghadapi pemain Taiwan, Chou Tien Chen yang menang tas pemain Jepang, Kazumasa Sakai, pada laga kedua. Sementara, Jonatan melangkah ke perempat final turnamen tingkat Super 500, paska menekuk wakil Hong Kong, Hu Yun, 21-12, 21-14 dalam laga selama 29 menit. Hasil Korea Terbuka 2018 itu menjadi dominasi mutlak Jonantan, atas pemain berperingkat 55 dunia itu, dengan kedudukan menjadi 5-0 bagi Jonatan. “Head to head kami sudah 5-0. Jadi tadi lebih percaya diri aja. Dari segi umur juga dia lebih tua, jadi lebih ke adu fisik, skill dan teknik aja tadi,” ungkap Jonatan kepada badmintonindonesia.org., pada Kamis (27/9). Pada laga perempat final Jumat (28/9), Jonatan menantang wakil China, Zhao Junpeng, yang sukses menaklukkan pemain unggulan pertama, Viktor Axelsen 27-25, 21-9. Skor pertemuan mereka sementara imbang 1-1, dengan kemenangn Jonatan di pertemuan terakhir, New Zealand Open 2018 lalu. “Dengan Zhao Junpeng terakhir ketemu di New Zealand, dia pemain bagus dan kidal. Jadi lebih disiapin aja ke pikiran, fokus sama strategi mainnya. Nanti malam, saya akan diskusi lagi dengan pelatih,” sambung Jonatan. Tunggal putra lain Merah-Putih yang juga melaju ke putaran perempat final adalah Tommy Sugiarto. Tommy menang dalam dua gim langsung 21-15, 21-16 atas pemain Malaysia Daren Liew selama 33 menit bertanding. Tommy akan menghadapi pemenang laga dua pemain Korea Selatan Son Wan Ho dan Heo Kwang Hee, pada laga putaran kedua. (Adt)

Tiga Tunggal Putra Lolos ke Babak 16 Besar, Ihsan Maulana Harus Angkat Koper Dari Korea Open 2018

Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, memastikan langkah ke babak kedua (16 besar) kejuaraan bulutangkis Korea Open 2018 BWF World Tour Super 500. Ia hanya butuh waktu 36 menit memulangkan wakil Jepang, Kanta Tsuneyama, straight game, 21-18, 21-16. (kampiun.id)

Seoul- Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, menjadi yang pertama memastikan langkah ke babak kedua (16 besar) kejuaraan bulutangkis Korea Open 2018 BWF World Tour Super 500. Ia hanya butuh waktu 36 menit untuk memulangkan wakil Jepang, Kanta Tsuneyama, straight game, 21-18, 21-16. Tampil di laga babak pertama (32 besar), di SK Handball Stadium, Seoul, Korea Selatan (Korsel), pada Rabu (26/9), pemilik medali emas Asian Games XVIII/2018 itu, yang akrab disapa Jojo ini, mencetak menjadi kemenangan pertamanya atas pebulutangkis Negeri Sakura, yang kini bertengger di rangking 19 dunia itu. Di babak 16 besar, pemain binaan PB Tangkas Specs Jakarta itu akan ditantang wakil Hongkong, Hu Yun yang melaju ke babak kedua usai menyudahi Huang Yuxiang (China), straight game, 21-15, 21-19, dalam tempo 41 menit. Di atas kertas, pria kelahiran Jakarta, 15 September, 21 tahun silam itu mampu mengatasi perlawanan Hu Yun. Berdasarkan statistik, dari lima kali pertemuan, tak satupun kemenangan diraih Hu Yun atas pemain utama Merah Putih yang menghuni ranking 15 dunia itu. Terakhir, kedua pemain bertemu di ajang Denmark Open 2017. Ketika itu, Jojo menang mudah dua gim langsung, 21-8, 21-11. Hasil postif juga ditorehkan pemain senior, Tommy Sugiarto (8), di babak pertama. Tanpa kesulitan ia membekuk wakil tuan rumah Lee Hyun Il, dalam duel berdurasi 31 menit, dengan skor 21-9, 21-16. Berkat kemenangannya tersebut, putra mantan Juara Dunia Icuk Sugiarto itu, membuat rekor pertemuannya dengan Lee imbang 3-3. Di babak selanjutnya, Tommy meladeni perlawanan Daren Liew (Malaysia) yang berhasil menumbangkan Zhou Zeqi (China), rubber game, 15-21, 21-10, 21-17. Sejauh ini, kedua pemain berduel dua kali. Pebulutangkis Indonesia yang kini menghuni ranking 14 dunia itu, sementara memimpin 2-0 atas tunggal Negeri Jiran itu. Kemenangan juga berhasil diraih Anthony Sinisuka Ginting (7). Penghuni Pelatnas PBSI Cipayung sukses mengandaskan wakil Prancis Lucas Corvee, straight game, 21-18, 21-10, dalam waktu 36 menit, di babak pertama. Peraih gelar juara China Open 2018, pekan lalu itu, bakal berduel dengan Wang Tzu Wei (Taiwan). Wang unggul dari Tanongsak Saensomboonsuk, straight game, 21-18, 21-15. Melawan Wang di babak 16 besar, Ginting, sapaan akrabnya, harus waspada. Dari tiga partai yang dilewati kontra atlet Taiwan yang menempati ranking 26 dunia itu, Ginting hanya sekali meraih kemenangan. Pria kelahiran Cimahi, Jawa Barat (Jabar), 20 Oktober, 21 tahun silam itu, sukses mengungguli Wang, pada ajang Malaysia Kuching International Challenge 2013. Saat itu, pemegang medali perunggu Asian Games XVIII/2018 ini, meraih kemenangan dalam duel ketat straight game, dengan skor akhir 21-23, 20-22. Sayang, satu wakil Merah Putih lainnya yakni Ihsan Maulana Mustofa, harus angkat koper dari Negeri Ginseng. Ia tak berdaya kala menghadapi Chou Tien Chen, asal Taiwan, sekaligus unggulan empat turnamen berhadiah total 600 ribu dollar Amerika Serikat (AS) itu. Peraih gelar Indonesia Masters 2018, di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, akhir pekan lalu itu, takluk dua gim langsung, dengan skor 18-21, 14-21, dalam pertandingan berdurasi 37 menit. Akibat kekalahan ini, Ihsan memperburuk rekor pertemuannya dengan Chou, menjadi 2-0. (Adt)

Ribka, Gadis Muda Peraih Medali Emas Yang Sempat Bimbang Dalam Memilih Karir Sebagai Atlet Bulutangkis

Juara Bulutangkis nomor ganda putri Kejuaraan Asia Junior 2018, Ribka sugiarto, menargetkan ingin menjuarai World Junior Championship (WJC). (Ham/NYSN).

Jakarta – Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang acap kali membuat nama Indonesia bergema di negara orang. Diantara para atlet bulutangkis kali ini kita akan membahas atlet berprestasi yang kerap menyumbangkan medali bagi Indonesia yang bersal dari Jawa Tengah, tepatnya Kabupaten Karanganyar. Ribka Sugiarto, menekuni hobi bulutangkis sejak usianya menginjak 8 tahun. Berawal ketika sang ayah rutin melakukan olahraga bulutangkis bersama warga sekitar, di GOR yang persis berada di sebelah rumah membuatnya tertarik bermain bulutangkis. Awalnya dari sang ibu sempat ragu untuk mengijinkan Ribka bermain bulutangkis secara intens karena gadis kelahiran Karanganyar tersebut cepat merasa bosan. “Dulu sampai nangis-nangis minta ke mama untuk les bulutangkis, kalo dari papa sih gapapa. Waktu masih ikut lomba mama masih ragu, tapi setelah aku gabung Popda baru mama percaya buat lepas aku” jelasnya. Bergabung di PB Tri Star di Karanganyar ketika dirinya masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar (SD), walupun belum mengikuti turnamen resmi dan hanya perlombaan saja, namun ketika ada kompetisi usia dini Ribka mampu membuktikan usahanya dengan meraih medali emas. Ribka sempat vakum satu tahun guna fokus menjalani ujian sekolah, kemudian Ia mencoba bergabung ke PB Purnama di Solo namun sayang tak bertahan lama dan memutuskan untuk kembali ke PB Tri Star. “Waktu masih sekolah cara bagi waktunya ya biasanya aku pulang sekolah terus latihan, abis latihan belajar dirumah terus lanjut lagi ngaji” ungkap gadis berusia 18 tahun tersebut. Sebelumnya Ribka sempat ragu memilih olahraga bulutangkis ketika dirinya tengah duduk di kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP), tepatnya saat hendak bergabung ekstrakulikuler, Ribka mengaku ragu untuk melanjutkan bulutangkis atau tidak. Karena perasaan ragu tersebut Ia kemudian memilih ekskul Grup Band, tetapi saat akan tampil dihadapan bupati dirinya mengalami demam panggung hebat. Karena pengalaman yang tidak nyaman itu Akhirnya Ribka memutuskan untuk kembali ke olahraga badminton tanpa menjajal olahraga lain sebelumnya, dengan bekal dukungan dari orang tua dan teman-temannya, Ia yakin untuk tetap berlatih. “Dulu sempet milih pendidikan karena nilaiku di sekolah cukup bagus ya, pernah dapet rangking 2 juga. Tapi makin kesini aku kok pengen fokus bulutangkis juga, akhirnya aku lebih fokus ke bulutangkis” kata gadis kelahiran 22 Januari 2000 itu. Sejak bergabung PB Djarum tahun 2013, Ribka berfokus di partai ganda putri dan dipasangkan bersama Febriana Dwipuji Kusuma, terbukti beberapa kejuaraan dilakoni bahkan mampu menjuarai dan meraih medali. Misalnya di ajang Badminton Asia Junior Championship 2018 pada Juli lalu, Ribka dan Febri meraih juara pertama di partai ganda putri. Target yang ingin dicapai saat ini yakni ingin menjuarai World Junior Championship (WJC), juara dunia All England, bahkan target di tahun 2020 mampu berlaga di ajang Olympic. (Ham) Profil singkat Nama : Ribka Sugiarto Tempat/Tgl Lahir : Karanganyar, 22 Januari 2000 Alamat : Perum. Argokiloso Jenglong RT 08 RW 06 Ngijo, Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah Orang Tua : Bambang Sugiarto (ayah) Suswiyati (ibu) Nomor Ponsel : 081770973181 & 087783924446 (wa) Surel : caemribka@yahoo.com Media Sosial : Instagram @ribkasugiarto Agama : Islam Anak pertama dr 2 saudara Pendidikan SDN 01 Karanganyar SMP 05 Karanganyar SMK Muhammadiyah Karanganyar Prestasi – Juara Asia Junior Championships 2018 (ganda putri) – Runner up World Junior Championship 2017 (ganda putri) – Juara Malaysia Junior International 2017 (ganda putri) – Semifinalis Malaysia Junior International 2017 (ganda campuran) – Semifinalis India Junior International Grand Prix 2017 (ganda campuran) – Runner up Asia Junior Championships 2017 (Beregu Campuran) – Semifinalis Jaya Raya Indonesia Junior International Grand Prix 2017 (ganda campuran U19) – Semifinalis BTY Thailand Junior International Challenge 2017 (ganda campuran) – Runner Up Pembangunan Jaya Cup 2016 (Beregu Campuran) – Semifinalis Superliga Junior 2016 (Beregu Putri) – Juara Kejurnas Perorangan Taruna 2016 (Ganda Taruna Putri) – Semifinalis Indonesia International Challenge 2016 (Ganda Putri) – Runner up Djarum Sirkuit Nasional Li Ning Jawa Tengah Open 2016 (Ganda Campuran Taruna) – Juara Djarum Sirkuit Nasional Li Ning Jawa Tengah Open 2016 (Ganda Taruna Putri) – Juara Malaysia Junior International 2016 (Ganda Putri) – Runner up Djarum Sirnas Jawa Barat 2016 (Ganda Taruna Putri) – Semifinal Jakarta Open Junior International Championships 2016 (Ganda Campuran U17) – Semifinal Jakarta Open Junior International Championships 2016 (Ganda Putri U17) – Juara Djarum Sirnas Lampung 2016 (Ganda Taruna Putri) – Runner up Djarum Sirnas Premier Jakarta Open 2016 (Ganda Taruna Putri) – Semifinalis Djarum Sirnas Sulawesi Selatan Open 2016 (Ganda Taruna Putri) – Juara Djarum Sirnas Kalimantan Selatan Open 2016 (Ganda Taruna Putri) – Semifinalis Thailand Junior International 2016 (Ganda Putri)

Sabet Juara di Turnamen 1 Juta Dolar, Pemuda 21 Tahun Asal Cimahi Raih Kampiun di China Open 2018

Anthony Sinisuka Ginting menjuarai China Open 2018 BWF World Tour Super 1000, pada Minggu (23/9), paska menaklukan wakil Jepang, Kento Momota, sekaligus unggulan tiga, straight game, 23-21, 21-19, dalam laga sengit, di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou. (Humas PBSI)

Changzhou- Pemain tunggal Merah Putih, Anthony Sinisuka Ginting menjuarai China Open 2018 BWF World Tour Super 1000, pada Minggu (23/9). Ginting, sapaannya, menaklukan wakil Jepang Kento Momota sekaligus unggulan tiga, setelah melewati laga sengit di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou, straight game, 23-21, 21-19. Menghabiskan laga sepanjang 63 menit di partai final seakan menjadi klimaks bagi penampilan pemain asal PB SGS PLN Bandung, Jawa Barat (Jabar) itu. Datang ke Negeri Tirai Bambu dengan status pemain non unggulan, namun, pria kelahiran Cimahi, Jabar, 20 Oktober, 21 tahun silam itu, menunjukkan kapasitasnya jadi pemain elite dunia. Menghadapi Momota, bukanlah perkara mudah. Dari enam kali perjumpaannya dengan tunggal utama Negeri Sakura itu, Ginting hanya memetik dua kali kemenangan. Pada laga kali ini, Momota unggul 11-10 lebih dahulu di jeda interval gim pertama. Usai jeda interval, duel kedua pemain tetap berlangsung sengit dan ketat. Ginting kembali tertinggal ketika kedudukan 14-15. Bahkan disaat poin-poin mendekati akhir, kesalahan demi kesalahan yang dilakukan pemain penghuni Pelatnas PBSI Cipayung itu memberikan ‘angin’ bagi Momota hingga sempat unggul 19-16. Tertinggal tiga poin dari Momota, tak membuat Anthony kendur. Ia bangkit, bahkan mengubah kedudukan imbang 19-19. Publik yang menyaksikan laga itu dibuat berdebar. Ginting yang tak mampu mengembalikan bola di depan net dengan sempurna, membuat Momota memundi dan merubah kedudukan 20-20. Kemenangan pemain Jepang ranking dua dunia di gim pertama itu berada di depan mata saat unggul 21-20. Namun, ia belum menyerah. Dewi Fortuna berpihak padanya hingga kembali membuat kedudukan imbang 21-21. Ginting akhirnya mampu memanen dua angka di poin-poin kritis sekaligus mengunci gim ini dengan skor 23-21. Hasil positif yang diraih Ginting menjadi bekal melakoni gim kedua. Namun, lagi-lagi pemain Indonesia pemegang gelar Indonesia Masters 2018 itu harus tertinggal 8-11 di jeda interval gim. Momota juga terus memberikan ancaman ke daerah pertahanan lawan serta mampu memperlebar jarak poin dengan Ginting saat kedudukan 15-10. Ginting tak ingin kehilangan momentum. Perlahan dan pasti, ia berusaha memangkas jarak poin dengan Momota. Alhasil, poin kedua pemain hanya terpaut tipis 15-16, dan berlanjut imbang 16-16. Satu-satunya wakil Indonesia itu bahkan mampu membalikan keadaan setelah unggul 18-17. Mendekati akhir gim, duel keduanya makin menarik. Terlebih, kedudukan imbang tercipta di poin 19-19. Smash menyilang Ginting tak mampu diantisipasi dengan sempurna oleh Momota, hingga mengubah kedudukan 20-19 untuk keunggulan peraih medali perunggu Asian Games XVIII/2018 itu. Ketenangan serta semangat juang Ginting akhirnya menemui klimaks setelah mampu mencetak game point saat kedudukan 20-19. Dan, pengamatan tak sempurna dari Momota akhirnya memastikan Ginting menyegel gim ini dengan skor 21-19. Keberhasilan Ginting membawa pulang gelar di turnamen berhadiah total 1 juta dollar Amerika Serikat (AS) itu sekaligus menggenapi gelar sebelumnya di ajang Indonesia Masters 2018, akhir Januari lalu. Usai laga, Ginting mengucap syukur atas pencapaian tertingginya di level Super 1000 itu. “Puji Tuhan hari ini saya bisa menang. Pertandingan juga ketat, dan skornya tipis. Saat tertinggal, saya hanya berusaha menjalankan apa yang saya terapkan di partai sebelumnya, saat poin tertinggal juga,” ujar Ginting, dikutip situs resmi PBSI, Minggu (23/9). Sukses menjadi juara membuat Ginting mendapatkan hadiah uang 70.000 dolar AS (Rp 1,037 miliar). Namun, Ia mengaku tak memikirkan poin saat tertinggal dari lawan. Ginting hanya fokus dengan cara bermain. “Saya mukul bola untuk dapat poin, itu saja. Tapi, di gim kedua saya coba kuasai kondisi angin yang membuat saya melakukan kesalahan sendiri,” lanjut pemain ranking 13 dunia itu. Ginting mengungkapkan soal pukulan halus di depan net merupakan usahanya untuk membuat lawan terpancing mengangkat bola ke atas. “Pukulan halus di depan net, memang itu salah satu usaha saya untuk mendapatkan kesempatan menyerang,” pungkas anak didik Hendri Saputra itu. (Adt)

Bukan Unggulan China Open 2018, Anthony Ginting Lolos Pertama Kali Ke Final Turnamen Level Super 1000

Langkah Anthony Sinisuka Ginting yang melaju hingga ke partai final China Open 2018 terbilang mengejutkan. Berstatus non-unggulan, dan menaklukkan trio juara dunia tiga hari berturut, ia menantang Kento Momota (Jepang) dalam laga perebutan gelar juara. (Humas PBSI)

Changzhou- Langkah Anthony Sinisuka Ginting yang melaju hingga ke partai final China Open 2018 terbilang mengejutkan. Berstatus non-unggulan, dan menaklukkan trio juara dunia tiga hari berturut, membawa langkah pemuda kelahiran Cimahi 20 Oktober 1996 ini menantang Kento Momota (Jepang) dalam laga perebutan gelar juara. Anthony menuju laga final turnamen level Super 1000 pertamanya, di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou, Sabtu (22/9), usai mengalahkan Chou Tien Chen (Taiwan), dalam laga semifinal, lewat partai rubber game, dengan skor 12-21, 21-17, 21-15. Dengan kemenangan ini, Anthony sekaligus membalas kekalahan di semifinal Asian Games 2018 dengan skor 21-16, 21-23, 17-21. Di game pertama, Anthony tak dapat tampil di permainan terbaiknya. Ia terus berada di bawah tekanan lawan. Kesalahan-kesalahan sendiri dibuat Anthony. Ia pun tertinggal jauh 4-15, terlalu sulit untuk mengejar. “Puji Tuhan saya menang, saya bersyukur atas hasil hari ini. Di game pertama, Chou sering mendorong bola dan membuat posisi saya sulit. Saat menetralkan bola, saya tidak dapat mengontrol kondisi angin di lapangan. Jadi pengembaliannya kalau tidak out, ya tanggung,” ujar Anthony, seperti termuat dalam rilis PBSI. Anthony melanjutkan, “Di game kedua dan ketiga saya mencoba untuk mempercepat permainan. Chou ingin bermain seperti di game pertama, tapi pergerakannya tidak secepat di game pertama.” Ihwal persiapan menghadapi Chou, Anthony mengatakan tak ada yang khusus. “Sebetulnya, saya tak memikirkan kalau akan re-match melawan dia, tak mau terlalu dipikirkan supaya bisa rileks. Semalam saya cuma nonton video sekilas aja, habis itu istirahat. Yang penting sudah punya persiapan mau main bagaimana melawan dia. Saya belajar seperti ini sejak Asian Games,” katanya. Di babak final, Anthony akan melawan juara dunia Kento Momota dari Jepang. Ia siap bermain mati-matian. “Ini pertama kalinya saya ke final turnamen level super 1000, tapi saya belum puas karena kan belum juara, masih ada satu pertandingan lagi,” tuturnya. Momota melangkah ke partai puncak, paska menekuk pemain andalan tuan rumah, Shi Yuqi. Berlangsung selama 40 menit, Momota unggul straight game 21-10, 21-17. Pada partai puncak turnamen berhadiah total 1 juta dollar AS ini, yang akan berlangsung pada Minggu (23/9), akan menjadi ulangan babak perempat final Asian Games 2018. Anthony menang 21-18, 21-18, atas pemain kidal itu, dalam pertandingan nomor perorangan. Sebelum menang pada Asian Games 2018, Anthony sempat mengalahkan juara dunia 2018 tersebut, dalam ajang Hong Kong Open Superseries 2015. Berdasarkan rekor pertemuan, Momota, yang pekan lalu menjadi juara Japan Open 2018, unggul 4-2 atas Anthony. (adt) Perjalanan Anthony Sinisuka Ginting menuju Final China Open 2018 Babak Pertama Anthony Sinisuka Ginting vs Lin Dan (China) 22-24, 21-5, 21-19 Babak Kedua Anthony Sinisuka Ginting vs Viktor Axelsen (Denmark) 21-18, 21-17 Babak Perempat Final Anthony Sinisuka Ginting vs Chen Long (China) 18-21, 22-20, 21-16 Babak Semi Final Anthony Sinisuka Ginting vs Chou Tien Chen (Taiwan) 12-21, 21-17, 21-15

Maju Ke Semifinal China Open 2018, Anthony Ginting Punya Bekal Sadis dan Menakutkan

Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, punya bekal positif menuju semifinal China Open 2018, usai mengalahkan trio juara dunia dalam tiga hari. (Humas PBSI)

Changzhou- Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, punya bekal positif menuju semifinal China Open 2018, usai mengalahkan trio juara dunia dalam tiga hari. Ia mengawali perjalanannya pada China Open 2018, paska menekuk pemegang lima gelar juara dunia asal China, Lin Dan. Anthony mengalahkan Lin Dan dengan skor 22-24, 21-5, 21-19, pada Rabu (18/9). Lin Dan merupakan Juara Dunia pada 2006, 2007, 2009, 2011, dan 2013. Melalui hasil ini, rekor pertemuan Anthony dengan Lin Dan terevisi menjadi 1-2, masih untuk keunggulan Lin Dan. Pada babak kedua, Kamis (20/9), Anthony menumbangkan Juara Dunia 2017, Viktor Axelsen (Denmark), dengan skor 21-18, 21-17. Menang atas Axelsen, Anthony memperpanjang keunggulan dengan tunggal putra terbaik Denmark, dengan skor 2-1. Pemain berusia 21 tahun ini juga makin unggul dalam rekor pertemuan dengan Chen Long (China), Juara Dunia 2014 dan 2015, dan pemilik medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro ini, pada babak perempat final China Open 2018, Jumat (21/9). Anthony menang tiga gim 18-21, 22-20, dan 21-16, di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou, pada Jumat (21/9). Ia sekaligus mengulang hasil positif atas Chen Long di perempatfinal Asian Games 2018. Sampai saat ini, Anthony menang 5-2 atas Chen Long. “Pertandingan yang seru melawan Chen Long hari ini. Dia bermain baik di gim pertama, jarang salah,” kata Anthony, dalam rilisnya. “Sempat ketinggalan jauh 2-8 di gim kedua, waktu unggul 19-13 juga saya tidak bisa cepat menyelesaikan permainan. Ini karena permainan saya berubah, saya ingin menyerang terus,” ujar Anthony. “Di gim ketiga, saya belajar dari kesalahan di gim kedua. Semua berawal dari pikiran, walaupun pertandingan ini melelahkan, banyak reli, saya harus jaga mindset saya. Saya usahakan unggul di permainan net karena saya cari poin dari situ, supaya saya bisa menyerang,” dia menjelaskan. Pada babak semifinal, Sabtu (22/9), Anthony akan menjumpai peraih medali perak Asian Games 2018, Chou Tien Chen (Taiwan). Partai ini juga merupakan ulangan semifinal Asian Games 2018. Saat itu, Anthony kalah dari Chou, 21-16, 21-23, 17-21. Rekor pertemuan kedua pemain adalah 3-2 untuk keunggulan Anthony. “Saya tak mau kejadian di Asian Games terulang. Saya akan pelajari lagi permainan kami di Asian Games, saya coba nikmati permainan dan bagaimana mengatur pikiran saya. Sekarang saya mau fokus untuk recovery dan bersiap untuk pertandingan besok,” pungkas pemuda kelahiran Cimahi 20 Oktober 1996. (adt) Perjalanan Anthony Sinisuka Ginting menuju semifinal China Open 2018 Babak Pertama Anthony Sinisuka Ginting vs Lin Dan (China) 22-24, 21-5, 21-19 Babak Kedua Anthony Sinisuka Ginting vs Viktor Axelsen (Denmark) 21-18, 21-17 Babak Perempat Final Anthony Sinisuka Ginting vs Chen Long (China) 18-21, 22-20, 21-16

Fitriani dan Choirunnisa Akhirnya Gagal Maju Ke Semifinal Indonesia Masters 2018 di Pangkalpinang

Atlet putri Pelatnas PBSI Cipayung asal Sleman, Choirunnisa, takluk dari unggulan pertama Indonesia Masters 2018 asal Jepang, Minatsu Mitani, dalam partai rubber game, 16-21, 21-16 dan 18-21. (Humas PBSI)

Pangkalpinang- Unggulan dua tunggal putri, Fitriani, terhenti babak perempat final Indonesia Masters 2018, Jumat (21/9), paska disingkirkan rekan sesama Pelatnas PBSI Cipayung, Yulia Yosephin Susanto, 14-21, 21-9 dan 20-22, di Gelanggang Olahraga (GOR) Sahabudin, Pangkalpinang. “Di gim pertama saya belum masuk ke pola permainnya dia. Di gim kedua saya coba reli tapi mengontrol permainan dengan agak cepat. Di situ dia agak kagok. Di gim ketiga saya sempat unggul, tapi raketnya putus. Saya terlalu berhati-hati, akhirnya jadi menyamakan poin dan saya kurang fokus,” jelas Fitriani kepada badmintonindonesia.org. “Ini jadi pelajaran buat saya ke depannya. Saya harus lebih fokus dan menyemangati diri sendiri, supaya tak terlalu kendor dan gampang jauh banget dari lawan,” lanjut Fitriani. Kemenangan Yulia ini seolah menebus kegagalannya di Singapura Open 2018, pada Juli lalu. Menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang masih bertahan, gadis Tasikmalaya kelahiran 19 Oktober 1993 itu, kandas di babak 16 besar. Ia kalah dari atlet China berusia 18 tahun, Han Yue, pada partai perempat final, di Singapore Indoor Stadium, Singapura, lewat laga rubber game selama 1 jam. Senasib dengan Fitriani, kekalahan juga harus diterima oleh Choirunnisa. Berhadapan dengan unggulan pertama asal Jepang, Minatsu Mitani, dara asli Sleman, yang lahir pada 31 Agustus 1999, takluk dalam partai rubber game, 16-21, 21-16 dan 18-21. (art)

Enam Wakil Indonesia Ke Perempat Final China Open 2018, Gregoria Mariska Satu-satunya Tersisa di Tunggal Putri

Gregoria Mariska Tunjung menjadi salah satu wakil yang tersisa bagi Indonesia, melaju ke babak perempat final perempat final China Open 2018 BWF World Tour Super 1000, di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou. (Humas PBSI)

Changzhou- Indonesia sukses meloloskan 6 wakilnya melaju ke babak perempat final perempat final China Open 2018 BWF World Tour Super 1000. Sayangnya, sejumlah pilar andalan Merah Putih justru harus tumbang dan gagal melanjutkan kiprahnya, di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou. Hanya 6 dari 12 wakil Indonesia yang bertarung pada hari ini, sukses menggenggam tiket babak perempat final China Open 2018. Bahkan Indonesia menyisakan masing-masing satu wakil pada empat sektor. Hanya ganda putra yang menyisakan dua wakil yang keduanya bertarung satu sama lain untuk memperebutkan tiket semifinal. Dalam laga babak 16 besar pada Kamis (20/9), nasib sial diderita ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Duet unggulan ketiga ini dipermalukan duo Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino dalam laga rubber game, 12-21, 21-14 dan 12-21 dalam durasi 51 menit. Sementara itu sektor ganda putra menyumbang dua wakilnya ke fase delapan besar. Kevin Sanjaya/Marcus Gideon serta Ricky Karanda Suwardi/Angga Pratama terus menjaga asa untuk merebut gelar. Sedangkan di sektor tunggal, hanya Anthony Sinisuka Ginting dan Gregoria Mariska Tunjung menjadi wakil yang tersisa bagi Indonesia. “Saya terus mencoba untuk tak melakukan kesalahan sendiri. Rasa percaya diri di lapangan masih hilang muncul, karena terlalu memikirkan cara main. Padahal, saya harus berkonsentrasi dengan permainan yang saya jalani,” ujar Gregoria, usai menyingkirkan tunggal Amerika Serikat, Zhang Beiwen dengan skor 23-21 dan 22-20. Ia bakal menantang wakil Jepang, Nozomi Okuhara, unggulan delapan. Ini jadi kesempatan bagi dara kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 11 Agustus, 19 tahun silam itu untuk membalas kekalahan di pertemuan pertama ajang Asia Team Championship 2018. Ia kalah rubber game dari Juara Dunia 2017, dengan skor 5-21, 21-19, 21-15. (Adt) Hasil lengkap wakil Indonesia di babak 16 besar China Open 2018 Tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting [INA] vs Viktor Axelsen (1) [DEN] 21-18, 21-17 Ng Ka Long Angus (8) [HKG] vs Jonatan Christie [INA] 21-18, 21-16 Tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung [INA] vs Zhang Beiwen [USA] 23-21, 22-20 Ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (1) [INA] vs Tinn Isriyanet/Kittisak Namdash [THA] 21-13, 21-13 Ricky Karanda Suwardi/Angga Pratama [INA] vs Goh V Shem/Tan Wee Kiong [MAS] 21-14, 17-21, 21-19 Han Chengkai/Zhou Haodong [CHN] vs Berry Angriawan/Hardianto [INA] 8-21, 25-23, 24-22 Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (INA) vs Huang Kaixiang/Wang Yilyu (CHN) 11-21, 12-21 Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (INA) vs He Jiting/Tan Qiang (CHN) 17-21, 21-12, 17-21 Ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu (INA/4) vs Chang Ye-na/Jung Kyung-eun (KOR) 24-22, 21-18 Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (2) [JPN] vs Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta [INA] 19-21, 21-13, 21-13 Ganda campuran Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto [INA] vs Lu Kai/Chen Lu [CHN] 21-18, 21-19 Yuta Watanabe/Arisa Higashino [JPN] vs Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (3) [INA] 21-12, 14-21, 21-12

Atlet 19 Tahun Jumpa Unggulan Satu di Perempat Final, Choirunnisa: Pemain Jepang Ulet, Tak Mudah Menyerah

Pemain Pelatnas PBSI Cipayung, Choirunnisa, berjumpa dengan wakil Jepang unggulan satu Minatsu Mitani, di perempat final Indonesia Masters 2018, pada Jumat (21/9). (badmintonindonesia.org)

Jakarta- Choirunnisa, tunggal putri Indonesia itu sukses mengunci tiket perempat final Indonesia Masters 2018. Penghuni Pelatnas PBSI Cipayung itu berjumpa dengan unggulan satu asal Jepang, Minatsu Mitani, pada Jumat (21/9). Ia menilai jika lawan memiliki semangat juang yang tinggi dan tidak mudah menyerah. “Pemain Jepang terkenal ulet dan tidak mudah menyerah. Saya harus mengantisipasi itu. Lawan dia besok, optimis saja,” ujar Choirunnisa, di Gelanggang Olahraga (GOR) Sahabudin, Pangkalpinang, Kamis (20/9). “Saya nggak mau mikirin kalau dia unggulan satu dan lebih tinggi dari saya. Saya mau fokus dan maksimal dulu saja di pertandingan,” lanjutnya. Diakuinya, ia kerap menyaksikan lawannya tersebut berlaga, sehingga tahu kekurangan dan kelebihan yang dimiliki Mitani. “Saya sudah sering lihat dia bertanding. Jadi, sudah lumayan tahu kekurangan dan kelebihannya dia itu apa. Pastinya saya harus lebih siap lagi,” terang pemain asal PB Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat (Jabar) itu. Remaja putri berusia 19 tahun itu lolos ke perempat final usai memulangkan wakil Taiwan Chen Su Yu sekaligus unggulan tujuh, di babak kedua (16 besar), pada Kamis (20/9). Dalam duel rubber game, Nisa unggul dengan skor 21-10, 17-21, 21-10, dalam laga berdurasi 44 menit. “Di gim kedua saya sempat memimpin, tapi karena banyak salah sendiri, saya panik. Fokusnya hilang, dan mainnya jadi serba salah,” ungkapnya. Kendati begitu, ia tetap memuji penampilan Chen yang dinilainya piawai pada bola atas yang kencang. “Tapi saat dikasih bola netting, lawan sedikit lambat,” tukas ranking 223 dunia itu. (Adt)

Jarang Berpasangan, Duet PB Djarum Pramudya/Ribka Singkirkan Unggulan Lima Indonesia Masters 2018

Duet asal PB Djarum Kudus, Pramudya Kusumawardana Riyanto/Ribka Sugiarto menghadirkan kejutan usai menumbangkan unggulan lima Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami, di babak pertama, Indonesia Masters 2018, Rabu (19/9). (PB Djarum)

Pangkalpinang- Menghadapi unggulan, tak membuat Pramudya Kusumawardana Riyanto/Ribka Sugiarto, kehilangan semangat juang, kala berjumpa dengan rekan senegara Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami, di babak pertama (32 besar), pada Indonesia Masters 2018, pada Rabu (19/9). Berduel di Gelanggang Olahraga (GOR) Sahabudin, Pangkalpinang, duet asal PB Djarum Kudus itu sukses menyingkirkan pasangan yang diplot sebagai unggulan lima dalam laga rubber game berdurasi 49 menit, dengan skor 21-19, 11-21, 21-19. Diakui Ribka, bila ia bersama kolega berusaha tampil lepas. Terlebih, lawan yang dihadapi merupakan senior di Pelatnas PBSI Cipayung. “Tadi mainnya nothing to lose, pokoknya nggak mikir menang kalah. Apalagi lawan kami senior, jadi kami berusaha bermain tanpa beban di pertandingan tadi,” ujar dara kelahiran Karanganyar, Jawa Tengah, 22 Januari 2000 itu. Kemenangan itupun menjadi sesuatu yang tak terduga. Sebab, mereka tak pernah berlatih bersama. “Kami nggak pernah latihan bareng, sebelum berangkat ke turnamen ini,” terang Pramudya. “Tapi, kami saling percaya dengan kemampuan masing-masing. Dilapangan kami bisa saling mengcover,” tukas remaja kelahiran 13 Desember 2000 itu. Selanjutnya, Pramudya/Ribka berjumpa dengan seniornya di Pelatnas PBSI Cipayung, Andika Ramadiansyah/Bunga Fitriani Romadhini, di babak kedua (16 besar). Andika/Bunga sukses memulangkan wakil Thailand Weeraphat Phakjarung/Chasinee Korepap, di babak pertama (32 besar), pada pertandingan straight game, 21-17, 21-14. (Adt)

Kampiun di Jepang Open 2018, Kevin/Marcus ‘Nodai’ Dominasi Wakil Tiongkok

Ganda nomor satu dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon meraih gelar juara di Jepang Open 2018, pada Minggu (16/8), di Musashino Forest Sport Plaza Arena, Tokyo, yang juga menjadi venue pada Olimpiade Tokyo 2020. (Humas PBSI)

Jakarta- Ganda nomor satu dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon meraih gelar juara di Jepang Open 2018, pada Minggu (16/8). Berduel di partai puncak dengan wakil Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen sekaligus unggulan dua itu, meraih kemenangan straight game, 21-11, 21-13, lewat laga berdurasi 38 menit. Selain mempertahankan gelar, kemenangan atas dobel Negeri Tirai Bambu itu, mengokohkan dominasi Penghuni Pelatnas Cipayung atas Li/Liu. Sebelumnya, Kevin/Marcus meraih tujuh kemenangan beruntun atas ganda utama Tiongkok itu. Sedangkan, Li/Liu hanya mencuri satu kemenangan saat bertemu pertama kalinya di ajang Vietnam Open 2015 (15-21, 23-21, 21-18). Gelar di ajang Kejuaraan Bulutangkis Jepang Open 2018 BWF World Tour Super 750 itu juga melengkapi rentetan gelar yang dikantongi Kevin/Marcus sepanjang tahun ini. Mulai dari Daihatsu Indonesia Masters 2018, India Open 2018 BWF World Tour Super 500, All England 2018 BWF World Tour Super 1000, Indonesia Open 2018 BWF World Tour Super 1000, hingga terakhir di Asian Games XVIII/2018. Kevin mengaku senang bisa mempertahankan gelar di Negeri Sakura itu. “Apalagi ini turnamennya di Jepang, kami bisa memberikan hasil yang terbaik untuk sponsor kami,” ujar Kevin, di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Minggu (16/9). Pemain asal PB Djarum Kudus itu menyebut di pertandingan ini lawan mengubah permainan yang membuat penampilan Li/Liu berbeda dari biasanya. “Mereka lebih banyak main bertahan. Tapi kami sudah siap dengan semua strategi mereka. Jadi lebih yakin,” tambah Kevin. Senada, Marcus menjelaskan kendati lawan mengubah strategi, namun dirinya bersama Kevin bisa mengantisipasi hal itu. “Buktinya perolehan skor cukup jauh di penutup gim pertama dan gim kedua,” urai Marcus. Diakui Marcus, bila Li/Liu dipertandingan ini banyak mengarahkan bola ke atas. “Mungkin karena bolanya berat. Tapi, kami sudah persiapkan tenaga, kami tahu ini pasti akan terjadi,” lanjut suami dari Agnes Amelinda Mulyadi itu. “Kami mempelajari penampilan mereka, saat mereka melawan Fajar (Alfian)/Rian (Ardianto). Model mainnya mirip-mirip, ya sudah, kami bisa prediksi,” tukas pebulutangkis berusia 27 tahun itu. Pada Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang, bulutangkis akan memakai venue yang sama di Jepang Open 2018 yakni Musashino Forest Sport Plaza Arena. “Suasananya enak, kami cukup nyaman bermain di sini. Walaupun bolanya berat. Tapi kami bisa mengatasi,” tukas Kevin. Musashino Forest Sport Plaza mempunyai kapasitas tempat duduk lebih dari 10.000 kursi dan mencakup berbagai fasilitas lain. Seperti kolam renang, gym, arena olah raga multi guna, dan pusat kebugaran yang semuanya tersedia dan dapat digunakan oleh publik. Stadium ini juga menggunakan atap Panel surya dan teknologi mutakhir lainnya, yang membantu mengurangi emisi karbon rumah kaca. (adt) Hasil Final Jepang Open 2018: Tunggal Putra Kento Momota (Jepang/3) vs Khosit Phetpradab (Thailand): 21-14, 21-11 Tunggal Putri Carolina Marin (Spanyol/6) vs Nozomi Okuhara (Jepang/8): 21-19, 17-21, 21-11 Ganda Putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (Indonesia/1) vs Li Junhui/Liu Yuchen (China/2): 21-11, 21-13 Ganda Putri Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang/1) vs Chen Qingchen/Jia Yifan (China/3): 21-15, 21-12 Ganda Campuran Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China/1) vs Wang Yilyu/Huang Dongping (China/2): 21-19, 21-8