Yusuf, Bocah Asal Merauke Yang Bercita-Cita Menjadi Atlet Bulutangkis Papan Atas

Muhammad YMuhammad Yusuf Arfan saat ditemui di GOR Kembangan, Jakarta Barat.usuf Arfan senang bergelut di dunia olahraga bulutangkis sejak kelas 1 Sekolah Dasar

Indonesia memiliki segudang putra/putri yang berpotensi untuk bisa menjadi seorang atlet hebat, mulai dari usia dini hingga remaja, dari olahraga yang berbasis e-Sport maupun olahraga fisik. Seperti salah satu kakak-adik ini, Yusran dan Yusuf. Kalau kemarin sudah membahas perihal profil Yusran sang kakak, kali ini sobat muda Nysn akan kami ceritakan mengenai sang adik yaitu Yusuf. Mulai senang bergelut di dunia olahraga bulutangkis sejak kelas 1 Sekolah Dasar, bermula dari sang ayah dan kakak yang juga lebih dulu hobi bermain bulutangkis, membuat Yusuf tertarik untuk bergabung bersama. “Awalnya suka main karena lihat bapak main, kakak juga main jadinya makin tertarik. Klub pertama yang diikuti PB Mandiri” jelas Yusuf. Bermain sebagai tunggal putra menjadi pilihannya karena terinspirasi dari sang idola yakni Kento Momota dan Taufik Hidayat, namun tidak menutup kemungkinan bagi dirinya untuk juga bermain di posisi ganda juga. Meski tetap rutin melakukan latihan, pendidikan juga tak luput dari aktivitas hariannya. Berbekal dengan sekolah Homeschooling seperti sang kakak, Yusif menjalani aktivitas pendidikan formal yang berjarak tidak jauh dari asrama tempat tinggalnya. “Sekolah homeschooling juga seperti kakak, tapi lebih suka latihan karena mau kejar cita-cita menjadi atlet timnas” kata yusuf saat ditemui oleh NYSN Media pada Sabtu (7/7) di GOR Kembangan, Jakarta Barat. Selain itu Yusuf juga hobi bermain sepak bola, memang Indonesia Timur identik dengan pencetak atlet-atlet potensial di dunia olahraga, khususnya sepak bola. Namun dirinya lebih suka menekuni bulutangkis. Pasalnya, selain hobi yang turun menurun dari sang ayah, cita-cita yang didambakan sejak kecil yakni bisa bergabung di pelatnas untuk menjadi atlet timnas Indonesia. Selama bermain, sang kakak Yusran maupun Yusuf belum pernah menderita cidera yang terlalu signifikan. Hanya keseleo, tergelintir, dan yang paling sering terjadi cidera engkel. Beberapa prestasi yang berhasil diperoleh diantaranya Bupati Cup, Arafuru Cup dan Sirkuit Nasional “Bupati cup saya juara 2, itu dua tahun lalu sejak kelas 2 SD, sekarang saya sudah kelas 4. Kemudian pernah ikur Arafuru Cup, Internal Cup dan Sirnas” pungkas anak berusia 11 tahun tersebut. (Ham) Profil singkat Nama : Muhammad Yusuf Arfan Tempat/Tgl Lahir : Merauke, 26 Agustus 2007 Media Sosial : Ig @yusufarfan12 Agama ; Islam Pendidikan SDN 1 Merauke (kelas 1-3) Prestasi Juara 2 Bupati Cup di Merauke kategori usia dini pada tahun 2016 Mengikuti Arafuru cup pada tahun 2016 Mengikuti Internal cup pada tahun 2016 Juara 3 ganda putra sirkuit nasional tahun 2018

Setelah Tim Putri, Giliran Putra Indonesia Masuk Babak Empat Besar Beregu Bulutangkis Asian Games 2018

Marcus/Kevin mengandaskan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (19-21, 21-19, 21-16) di partai kedua.

Jakarta- Tim putra Indonesia berhasil menyusul tim putri ke semifinal bulu tangkis beregu Asian Games 2018, usai mengalahkan India 3-1 di Istora Senayan, Jakarta, Senin (20/8). Kemenangan tim merah putih akhirnya ditentukan di partai keempat, saat ganda putra rangking sembilan dunia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menang straight set, atas Manu Attri/Sumeeth B Reddy (21-14, 21-18). Mereka untuk kali pertama tampil di Asian Games, mengaku tak menyangka turun bertanding. Fajar mengaku sempat berharap Jonatan yang tampil di laga sebelumnya bisa memastikan kemenangan Indonesia. Namun, ia juga mengaku termotivasi setelah melihat Jonatan mengalami kekalahan. “Di awal kami masih menyesuaikan diri kondisi lapangan, arah anginnya beda-beda. Kami juga pertama kali bertemu lawan, belum tahu kelemahannya,” kata Fajar. “Tadi banyak bola yang sebetulnya gampang, tetapi tidak bisa kami matikan. Ini menjadi pelajaran, jangan sampai besok terjadi lagi,” tambah Rian dikutip dari laman PBSI. “Kami awalnya tidak menyangka bakal bermain. Saya berdoa Jonatan bisa menang. Siapa yang menyangka justru akhirnya Jonatan kalah. Namun, setelah Jonatan kalah, kami termotivasi untuk bisa menyumbangkan poin bagi kemenangan Indonesia,” lanjutnya. Tim putra Indonesia hampir memastikan tiket ke empat besar saat Jonatan “Jojo” Christie turun di partai ketiga kontra Prannoy H. S. Sempat kehilangan satu set, Jojo mampu merebut gim kedua. Sayangnya, kerja keras pebulu tangis peringkat 12 dunia ini kandas di set penentuan (15-21 21-19 19-21). Sementara dua poin lainnya diraih tunggal Anthony Sinisuka Ginting dan ganda Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Ginting yang turun di partai pertama mengalahkan Kidambi Srikanth (23-21, 20-22, 21-10) sedangkan Marcus/Kevin mengandaskan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (19-21, 21-19, 21-16) di partai kedua. “Yang pertama kami pastinya bersyukur bisa melewati pertandingan hari ini, apalagi kami sempat ketinggalan cukup jauh di game kedua. Tetapi kami bisa membalikkan keadaan,” kata Kevin usai pertandingan, dikutip dari laman PBSI. Di semifinal nanti, Indonesia ditunggu Jepang yang lebih dulu memastikan lolos usai mengalahkan Korea Selatan 0-3. Babak empat besar bakal digelar pada Selasa (21/8) . Sebelumnya, Tim putri berhasil melaju ke empat besar usai mengalahkan Korea Selatan 3-1 di perempat final. Berhasil lolos ke semifinal bulutangkis beregu putra, tim Indonesia akan menghadapi Jepang yang merupakan unggulan ketiga dalam Asian Games 2018 ini. Jepang berhasil melangkah ke semifinal, setelah menang mudah 3-0 atas Korea Selatan. (Adt) Hasil perempat final bulu tangkis beregu putra vs India 3-1 Partai Pertama Anthony Sinisuka Ginting vs Kidambi Srikanth : 23-21, 20-22, 21-10 Partai Kedua Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo vs Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty : 19-21, 21-19, 21-16 Partia Ketiga Jonatan Christie vs Prannoy H. S. : 15-21 21-19 19-21 Partai Keempat Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs Manu Attri/Sumeeth B Reddy : 21-14, 21-18 Partai Kelima Ihsan Maulana Mustofa vs Sai Praneeth (tidak dimainkan)

Singkirkan Korea Selatan 3-1, Tim Beregu Putri Indonesia Tembus Semifinal Bulutangkis Asian Games 2018

Dobel Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu menekuk ganda Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seung Chan (21-18 21-17), pada fase perempat final, dan membawa merah putih lolos ke babak semifinal bulu tangkis beregu putri Asian Games 2018. (Pras/NYSN)

Jakarta- Tim putri Indonesia lolos ke semifinal bulu tangkis beregu, usai menekuk Korea Selatan 3-1 di Istora Senayan, Jakarta pada Senin (20/8). Kemenangan tim Merah Putih ditentukan di partai keempat dari dobel Della Destiara Haris dan Rizki Amelia Pradipta. Duet Della dan Rziki sukses menghentikan perlawanan Baek Ha Na/Kim Hye Rin dalam permainan dua set, 21-19, 21-15. Indonesia nyaris memastikan tiket ke empat besar saat Fitriani turun di partai ketiga melawan Lee Se Yeon. Sempat kehilangan satu set, Fitriani mampu merebut gim kedua. Sayangnya, kerja keras pebulu tangis peringkat 40 dunia ini kandas di set penentuan (14-21, 21-8, 18-21). Dua poin kemenangan lain, dipersembahkan tunggal Gregoria Mariska Tunjung dan ganda Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Gregoria yang turun di partai pertama mengalahkan Sung Ji Hyun (21-13 8-21 21-18). Sedangkan Greysia/Apriyani mengandaskan Lee So Hee/Shin Seung Chan (21-18 21-17). “Kemenangan Gregoria di partai pertama, memberi pengaruh positif buat saya dan kak Greys (Greysia Polii), sehingga kami jadi lebih yakin,” kata Apriyani usai laga seperti dikutip dari laman PBSI. Berdasarkan hasil undian bulu tangkis beregu Asian Games 2018 yang dihelat pada Kamis (16/8), tim putri Indonesia ada di pool atas bersama Hong Kong, Jepang, India, dan Korea Selatan. Setelah mengatasi Hong Kong dan Korea Selatan, Indonesia bakal bertemu Jepang yang mengalahkan India 3-1, di perempat final. Adapun cabang bulu tangkis beregu Asian Games 2018, baik tim putra dan tim putri, mulai dipertandingkan sejak Sabtu (19/8), hingga Rabu (22/8). (Adt) Hasil Perempat Final Melawan Korea Selatan 3-1 Partai Pertama Gregoria Mariska Tunjung vs Sung Ji Hyun : 21-13 8-21 21-18 Partai Kedua Greysia Polii/Apriyani Rahayu vs Lee So Hee/Shin Seung Chan : 21-18 21-17 Partai Ketiga Fitriani vs Lee Se Yeon : 14-21, 21-8, 18-21 Partai Keempat Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta vs Baek Ha Na/Kim Hye Rin : 21-19, 21-15. Parta Kelima Ruseli Hartawan vs An Se Young (tidak dimainkan)

Pebulutangkis 19 Tahun Asal Garut Jadi Penentu, Indonesia Kunci Tiket Perempat Final Kontra Korea

Tunggal pertama tim beregu putri Indonsia, Gregoria Mariska Tunjung, menang atas pebulutangkis asal Hongkong, Cheung Ngan Yi, dalam duel tiga set, 19-21, 21-8, dan 21-18, di partai 16 besar beregu putri bulutangkis Asian Games 2018. (Pras/NYSN)

Jakarta- Indonesia memastikan tiket perempat final bulutangkis beregu Asian Games XVIII/2018, dan berduel dengan unggulan empat, Korea Selatan. Negeri Ginseng itu langsung ke perempat final karena mendapatkan bye di babak 16 besar. Fitriani, pemain tunggal yang turun di partai ketiga, menjadi penentu kemenangan atas Hongkong dengan skor 3-0, di babak 16 besar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (19/8). Sebelum memastikan kemenangan, pebulutangkis kelahiran Garut, Jawa Barat, 27 Desember 1998 itu harus melewati pertarungan melelahkan saat berjumpa dengan Yip Pui Yin. Pemain asal PB Exist Jaya Jakarta itu menang rubber game, 18-21, 21-13, dan 21-10. “Di game pertama poinnya ketat. Di akhir game saya kecolongan. Mau mematikan lawan, tapi malah mati sendiri. Saya juga berusaha mengeluarkan permainan terbaik. Banyak ngolah bola. Apalagi lawan fisiknya juga sudah mulai menurun, mungkin dadanya sesak,” ujar Fitriani usai laga. “Pelatih juga mengingatkan ke saya jangan sampai terpengaruh. Alhamdullilah bisa sumbang kemenangan untuk Indonesia,” lanjutnya. Sebelumnya, kemenangan Indonesia atas Hongkong disumbang tunggal pertama, Gregoria Mariska Tunjung. Pebulutangkis kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 11 Agustus 1999 itu menuntaskan tugasnya dengan baik paska menumbangkan Cheung Ngan Yi, dengan duel sengit rubber game, 19-21, 21-8, dan 21-18. Indonesia memimpin 1-0 atas Hongkong. “Saat gim pertama saya kalah angin. Selain itu, saya juga merasa adaptasinya terlalu lama, terlalu santai. Dan sebelum bertanding rasanya tegang banget. Ini pertama kalinya main sebagai tunggal pertama, jadi tuan rumah, serta turnamen besar,” terang anak didik Minarti Timur itu. Gregoria tampil sebagai tunggal pertama karena peringkatnya lebih baik dari Fitriani. “Cheung adalah pemain yang temponya cepat dan menyerang. Saya tahu permainan dia lewat video pertandingan. Cheung kalau diajak reli cepet capek juga mainnya,” tambah pemain yang menghuni Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta sejak 2013 itu. Sementara itu, duet Greysia Polii/Apriyani Rahayu juga sukses menambah angka bagi kubu Indonesia menjadi 2-0. Mereka mengatasi dobel Ng Tsz Yau/Yuen Sin Ying, dalam duel straight game, 21-14 dan 21-11. “Lawan lumayan bagus dan ada kendala angin di lapangan. Tapi, kami fokus pada permainan di lapangan saja,” ujar Apriyani. Greysia menambahkan pada pertandingan tadi dirinya bersama Apriyani ingin cepat mengakhiri permainan, namun justru hal itu yang membuat mereka melakukan kesalahan sendiri. “Tapi dari situ kami bisa coba pukulan dan coba lapangan lagi. Jadi kami selalu ambil positifnya,” jelas pemain berusia 31 tahun itu. (Adt) Hasil Babak 16 Besar Bulutangkis Beregu Asian Games 2018: Putra 1. Nepal vs Pakistan 3-1 2. Malaysia vs Jepang 3-0 3. Hongkong vs Mongolia (walkover) 4. Korea vs Thailand 3-1 5. Maladewa vs India 0-3 Putri 1. Pakistan vs China Taipeh 0-3 2. Maladewa vs Nepal 3-2 3. Hongkong vs Indonesia 0-3

Dominasi Kejuaraan International Junior Open 2018, Indonesia Sabet Tiga Gelar Di Malaysia

Unggulan pertama ganda campuran event Malaysia International Junior Open 2018 asal Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, takluk dari seeded 8, Ghifari Anandaffa Prihardika/Lisa Ayu Kusumawati, di babak final. (Pras/NYSN)

Jakarta- Para pebulutangkis junior Indonesia sukses membawa pulang tiga gelar di ajang Malaysia International Junior Open 2018. Tiga gelar disumbang wakil Merah Putih melalui sektor ganda campuran, tunggal putra, dan ganda campuran. Melakoni laga final pada Sabtu (18/8), di Dewan Wawasan 2020, Kangar, Perlis, Malaysia, gelar pertama Indonesia sudah diraih duet Ghifari Anandaffa Prihardika/Lisa Ayu Kusumawati. Unggulan delapan itu secara mengejutkan menekuk Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Rehan/Fadia yang tampil di event ini diplot sebagai unggulan satu, menyerah usai memainkan drama pertarungan melelahkan tiga game berdurasi 49 menit, dengan skor 21-19, 14-21, dan 21-16. Hasil positif juga ditorehkan Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay di sektor tunggal putra. Unggulan satu asal PB Djarum itu mengandaskan perlawanan kompatriotnya Muhammad Aldo Apriyandi. Ikhsan butuh waktu 38 menit untuk memastikan kemenangan straight game, 21-14 dan 21-10. Penampilan cemerlang juga diperlihatkan dobel Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (7). Mereka berhasil menghadirkan kejutan, setelah melumpuhkan rekannya yang menempati unggulan dua, Rehan Naufal Kusharjanto/Pramudya Kusumawardana Riyanto. Duo Leo/Daniel menyudahi lawannya dengan straight game, 21-17 dan 21-12, dalam tempo 33 menit. Sayang, Indonesia harus merelakan gelar sektor tunggal putri dan ganda putri, yang harus jatuh ke tangan China, dan tuan rumah, Malaysia. Stephanie Widjaja yang sempat mebuat kejutan lantaran menempati unggulan 15, dipaksa menelan pil pahit usai kandas dari pemain non unggulan asal China, Han Qianxi. Wakil Negeri Tirai Bambu itu menuntaskan perlawanan Stephanie dalam tempo 27 menit, dengan skor meyakinkan 21-12 dan 21-11. Serupa, pasangan binaan PB Djarum, Febriana Dwipuji Kusuma/Ribka Sugiarto juga harus menelan kekecewaan. Unggulan dua masa depan Indonesia itu, justru tak berdaya menghadapi ketangguhan Pearly Tan Koong Le/Toh Ee Wei. Duet Negeri Jiran itu menang straight game, 21-13 dan 21-18, pada laga berdurasi 35 menit. (Adt)

Beregu Indonesia Hadapi Lawan Berat, PBSI Minta Kerja Keras Sejak Awal

Anthony Sinisuka Ginting, salah satu andalan skuat tim bulutangkis beregu putra Indonesia Asian Games XVIII/2018 harus berjuang keras sejak awal. Sebab, mereka dihadapkan tantangan berat. (Pras/NYSN)

Jakarta- Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) meminta tim beregu putra dan putri Asian Games XVIII/2018 harus berjuang keras sejak awal. Sebab, mereka dihadapkan tantangan berat. Hal itu dikatakan Achmad Budiharto, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBSI menanggapi hasil undian beregu cabang bulutangkis, di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (16/8) malam. “Kita tidak bisa mengeluhkan hasil drawing. Itu adalah fakta yang harus dipersiapkan. Yang penting tim berjuang keras sejak awal,” ujar Budiharto. Tim putra Indonesia berada di pool bawah bersama tim India, Maladewa, Jepang, Malaysia, Thailand, dan Korea Selatan (Korsel). Indonesia yang menempati unggulan dua mendapat jatah bye di laga perdana. “Hasil tim putra, ini perjuangan berat untuk semuanya. Karena tim-tim bagus terkumpul di pool bawah. Untuk babak pertama kalau digambarkan, Jepang bertemu Malaysia, Korsel berhadapan dengan Thailand. Empat tim tersebut terkumpul dan hanya satu yang ke semifinal,” lanjutnya. Jika di babak kedua berhasil melewati hadangan pemenang antara India dan Maladewa, Indonesia bakal menghadapi lawan berat di semifinal. “Kami menunggu pemenang antara Maladewa dan India. Memang perjuangan berat nantinya di semifinal. Siapa pun yang melewati India. Tim yang dihadapi relatif kuat,” tambahnya. Sementara, tim putri Indonesia menempati pool atas bersama Hongkong, Korsel, India, dan Jepang. Srikandi Merah Putih memulai laga pembuka menantang Hongkong. Jika berhasil melewati Hongkong, Fitriani dan kolega di perempat final bakal berjumpa dengan Korsel yang mendapatkan bye di babak pertama. Dan jika langkah mereka terus berlanjut, maka mereka akan bertarung dengan pemenang antara Jepan dan India. Baik Jepang maupun India, turut mendapatkan bye di babak pertama. “Kalau tim putri, kami tahu karena tidak seeded. Hasil undian itu realitas yang harus dihadapi. Kami berada di pool atas. Pertama, kami sudah harus berjuang menghadapi Hongkong. Jika lolos bertemu Korsel. Jadi ini yang harus dihadapi,” tukas Budiharto. (Adt) Skuat Beregu Bulutangkis Indonesia Asian Games 2018 : Putra : 1. Jonatan Christie 2. Anthony Sinisuka Ginting 3. Ihsan Maulana Mustofa 4. Kevin Sanjaya Sukamuljo 5. Marcus Fernaldi Gideon 6. Fajar Alfian 7. Muhammad Rian Ardianto 8. Mohammad Ahsan 9. Tontowi Ahmad 10. Ricky Karanda Suwardi Putri : 1. Fitriani 2. Gregoria Mariska Tunjung 3. Ruselli Hartawan 4. Greysia Polii 5. Apriyani Rahayu 6. Della Destiara Haris 7. Rizki Amelia Pradipta 8. Ni Ketut Mahadewi Istarani 9. Liliyana Natsir 10. Debby Susanto

Alvin, Pemuda 18 Tahun ini Optimis Dapat Menjadi Juara Dunia Bulutangkis All England

Alberto Alvin Yulianto. ikut mengharumkan nama Indonesia di kejuaraan Badminton Asia Junior Championship 2018.

Jakarta- Indonesia memiliki banyak potensi atlet-atlet usia muda dari masing-masing cabang olahraga, baik dari laki-laki maupun perempuan. Salah satunya adalah Alberto Alvin Yulianto atau “Alvin” sapaan akrabnya. Tergabung di Pelatnas Cipayung sejak tahun 2017 lalu, Ia turut serta dalam mengharumkan nama Indonesia di kejuaraan Badminton Asia Junior Championship 2018. Memulai karirnya di olahraga bulutangkis sejak usianya 7 tahun, ketika itu dirinya diajak oleh sang ayah dan ibu ke lapangan untuk bermain bulutangkis hingga akhirnya menyukai olahraga tersebut. “Udah merasa nyaman ya di bulutangkis, dulu kan suka dapet bonus kalo juara jadi makin semangat latihannya” kata Alvin. Berkat kemampuannya dalam bermain bulutangkis yang kian terasah Alvin akhirnya terrgabung dalam PB Kartika di Purwokerto, disini Ia mengikuti kejuaraan pertamanya saat masih berusia 10 tahun pada tingkat Propinsi Jawa Tengah, kemudian pada tahun 2011 Alvin bergabung dengan PB Djarum yang berlokasi di ‘Kota Kretek’ Kudus. “Saya 6 tahun di PB Djarum dari tahun 2011, saat itu ada pemanggilan untuk gabung ke pelatnas ditahun 2017 saya mulai gabung.” ujar remaja berusia 18 tahun itu. Bermain di area tunggal putra menjadi pilihannya sejak kecil, merasa nyaman dan sudah mendapatkan alur yang tepat menjadi alasannya untuk berjuang seorang diri di lapangan. Saat ini dirinya sudah lulus dari bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dan akan segera menentukan jalannya untuk lebih terjun ke dunia pendidikan atau fokus untuk menjadi atlet. “Kalau sekarang fokusnya masih badminton sih, kalau kuliahnya masih belom terlalu dipikirin. Kalau harus milih sekolah dan badminton, saya pilih badminton” ungkap remaja kelahiran Purwokerto tersebut. Alasan lebih memilih menjadi atlet karena sudah menjadi rutinitas sejak kecil dan sudah memfokuskan diri untuk terus berlatih, membuat dirinya optimis menjadi seorang atlet. Selama menjadi atlet ada banyak cobaan  yang dilalui, bahkan Alvin pun sempat mengalami cidera di bagian pinggang yang cukup parah pada tahun 2015. Cidera ini mengakibatkan dirinya harus beristirahat penuh selama kurang lebih satu bulan. “Suka duka jadi pemain sih, dari sukanya banyak yang dukung kayak penonton, orang tua, keluarga, dapet bonus kalau juara. Kalau duka sih waktu habis untuk latihan ya, orang-orang pada liburan bareng keluarga kita harus latihan” pungkas remaja yang mengidolakan Lee Chong Wei dan Anthony Ginting itu. Dalam waktu dekat Alvin menargetkan dirinya untuk lolos bahkan menjadi juara di event Asia Junior dan juga event World Junior, bahkan untuk jangka panjang Alvin optimis bisa meraih medali emas di kompetisi internasional seperti All England.(Ham) Profil Singkat Nama : Alberto Alvin Yulianto Tempat/Tgl Lahir : Purwokerto, 7 Januari 2000 Alamat Tinggal : Pelatnas Cipayung jl Damai Raya Jakarta Timur Alamat Rumah : Perum. Puri Hijau P16 no. 17 Purwokerto Selatan Orang Tua : Lilik (ayah) Sucien (ibu) Nomor Ponsel : 087888703977 Media Sosial : Ig @albertoalvinyulianto Pendidikan SD Santo Yoseph purwokerto SMP Taman Dewasa Kudus SMA Keluarga Kudus Prestasi Juara 1 Sirkuit Nasional Semarang Tahun 2016 Juara 1 Sirkuit Nasional Medan Tahun 2016 Runner Up Sirkuit Nasional Makassar Tahun 2016 Semi Final Sirkuit Nasional Cirebon Tahun 2016 Semi Final Victor Exist Junior Tahun 2016 Juara 1 Junior Master Cup Tahun 2016 Juara 3 International Junior Championship Tahun 2017 Juara 3 International Series Peru Tahun 2017 Juara 1 Pembangunan Jaya Raya Cup Tahun 2017 Juara 1 Super Liga Junior Tahun 2017 Kuarter Final Grand Prix Dutch Belanda 2018 Kuarter Final Grand Prix Jerman Junior 2018 Kuarter Final Grand Prix Thailand Junior 2018

Ada Anomali Mengejutkan Dari Hasil Kejuaraan Dunia dan Emas Bulutangkis Asian Games

Ganda Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo meski gagal membawa gelar juara pada kejuaraa dunia 2018 di China, diharapkan mampu meraih medali emas pada Asian Games 2018 di Indonesia. (djarumbadminton.com)

Jakarta– Kegagalan tim bulutangkis Indonesia pada Kejuaraan Dunia 2018 pekan lalu, mencuatkan sejumlah pertanyaan, apakah skuat Merah Putih sanggup merebut emas di ajang Asian Games 2018 ? Kini, justru fakta menarik mulai terungkap. Walau gagal merebut satu gelar pun di Kejuaraan Dunia, tapi nyatanya Indonesia justru berhasil merengkuh medali emas di ajang Asian Games, saat tahun yang bersamaan dengan digelarnya turnamen berlabel BWF World Championships itu. Fakta ini setidaknya tersaji pada 3 edisi Asian Games sebelumnya, yakni pada 2014, 2010 dan 2006 silam. Tercatat, pada 2014, 2010 dan 2006, Indonesia juga gagal merebut satu pun gelar di Kejuaraan Dunia Bulutangkis, namun berhasil merebut medali emas Asian Games di tahun yang sama. Pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Indonesia sukses mengawinkan emas bulutangkis, di sektor ganda putra dan ganda putri. Dobel Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan duet Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, sama-sama mengukir medali emas, meski sebulan sebelumnya, gagal meraih gelar Kejuaraan Dunia 2014 di Copenhagen, Denmark. Hal serupa juga dialami pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan pada 2010, dan tunggal putra Taufik Hidayat, pada 2006. Kegagalan di Kejuaraan Dunia seolah menghadirkan motivasi berlipat di pentas pesta olahraga terbesar bangsa Asia itu. Sejak 2005, Kejuaraan Dunia Bulutangkis berganti format dengan digelar setiap tahun, kecuali pada tahun diberlangsungnya Olimpiade. Hal ini pula yang menjadikan penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Bulutangkis, selalu berlangsung dan tampil bersamaan waktunya, dengan tahun diselenggarakan ajang multi event Asian Games, sejak 2006 lalu. Ganda putra Indonesia yang juga unggulan pertama Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo rontok di perempatfinal. Jepang dan China akhirnya mengoleksi dua gelar juara, sedangkan satu titel diraih Spanyol, melalui Carolina Marin. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Susi Susanti mengatakan, hasil yang didapat di Kejuaraan Dunia tak mengubah target di Asian Games 2018. Indonesia menargetkan dua emas cabor bulutangkis, dari sektor ganda putra (Kevin/Marcus) dan campuran (Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir). “Tak ada perubahan target di Asian Games. Kami melihat peluang yang ada, dan selalu mengevaluasi perjalanan mereka dari Januari-Agustus ini,” kata Susi pada Senin (6/8). “Kami memang bukan membebani atlet, tapi ya ini situasinya realistis saja. Peluang ada di sektor ganda,” tambah Susi. Usai Kejuaraan Dunia di Nanjing, China, atlet Indonesia sudah ditunggu Asian Games 2018. Cabor bulutangkis dipertandingkan pada 19 Agustus. “Harus lebih siap lagi, karena kalau dibilang alarm, setiap pertadingan kalau kalah tentu ada alaramnya untuk mengingatkan. Tapi, bukan berarti habis,” pungkasnya. (Adt)

Soroti Peforma Sektor Tunggal, Candra Wijaya : Pelatih Harus Diberi Target, Atau Dipecat

Aksi Tunggal putra Jonatan Christie saat tampil di ajang Blibli Indonesia open 2018, dan takluk dari pebulutangkis nomor satu dunia asal Denmark, Viktor Axelsen, dalam pertandingan 2 game dengan skor 21-10 dan 21-19. (Pras/NYSN)

Serpong Utara- Prestasi tunggal putra dan putri masih jadi pekerjaan rumah serius Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Hasil Kejuaraan Dunia Bulutangkis (BWF World Championship 2018) jadi ukurannya. Dari lima wakil tunggal, tak ada satupun yang mampu menjejak ke partai final. Tiga wakil tunggal putra yakni Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Tommy Sugiarto harus menelan pil pahit. Langkah mereka terhenti di babak kedua. Hasil serupa terjadi di tunggal putri. Dua wakil yaitu Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani dipaksa pulang setelah kalah pada laga babak kedua. Prestasi lebih baik dicapai sektor ganda, meski tak satupun wakil Indonesia di partai final kejuaraan dunia tahun ini. Duet Merah Putih Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (1) takluk di perempat final dari wakil Jepang Takeshi Komura/Keigo Sonoda (5). Setali tiga uang, dobel Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta (8) tak berdaya kontra wakil Negeri Sakura Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto. Begitu pula dengan pasangan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani (14). Mereka tumbang Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (2) asal Jepang. Hasil lebih baik ditorehkan Greysia Polii/ Apriyani Rahayu (5). Mereka berlaga di semifinal dan menerima kenyataan gagal lolos ke partai puncak setelah dijegal wakil Jepang Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara. Hal ini mendapat sorotan dari Candra Wijaya. Peraih medali emas Olimpiade 2000, Sidney, Australia, mengatakan khusus sektor tunggal seharusnya PBSI selaku induk organisasi bulutangkis memberikan target kepada pelatih, dengan konsekuensi khusus. “Pelatih harus bisa meraih beberapa gelar juara dalam rentang waktu tertentu yang ditargetkan oleh PBSI. Kalau target itu tak tercapai, maka pelatihnya harus diganti. Ini jadinya profesional,” ujar pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat, 16 September 1975 itu. Mantan pebulutangkis nasional yang mulai berlatih sejak usia 12 tahun di klub Rajawali Cirebon itu mencontohkan pada perebutan Piala Thomas dan Uber 2018, Mei lalu, saat Indonesia berjumpa China di semifinal, dan akhirnya takluk. Menurutnya, titik terlemah skuat Merah Putih di Piala Thomas ada di sektor tunggal putra. “Bukan mau sombong. Tapi yang memberi poin bagi Indonesia di nomor ganda, dan yang melepas itu tunggal putra,” ujar peraih gelar World Championship 1997 bersama Sigit Budiarto itu. “Saya tak bermaksud mau ikut campur soal prestasi di sektor tunggal. Ini saran dari mantan pemain,” lanjut suami dari Caroline Indriani itu. Apakah ketiadaan sosok pemain tunggal Indonesia yang bisa menjadi panutan bagi pemain muda dalam beberapa tahun belakangan berpengaruh? “Sedikit banyak berpengaruh. Setelah era-nya Taufik Hidayat tidak ada lagi pemain tunggal yang bagus,” ungkap juara All England 1999 bersama Tony Gunawan dan 2003 bersama Sigit Budiarto itu. “Mestinya Taufik Hidayat diberi kesempatan melatih di Pelatnas PBSI. Karena Taufik juga prestasinya selama menjadi pemain memang bagus,” tukasnya. Candra melanjutkan, begitu juga dengan pelatih-pelatih berkualitas di luar Pelatnas yang harus juga diberi kesempatan. (Adt)

Tambah Motivasi, Juara Asia Junior Championship 2018 Duet Febriana/Ribka Diganjar Bonus Rp 60 Juta

Djarum Foundation memberikan apresiasi berupa bonus Rp 60 juta kepada Febriana Dwipuji Kusuma/Ribka Sugiarto setelah menjadi kampiun di Kejuaraan Asia Junior 2018. (PB Djarum)

Karanganyar- Meraih titel juara di Badminton Asia Junior Championship 2018 memberi berkah bagi duet Pelatnas Pratama asal PB Djarum Kudus Febriana Dwipuji Kusuma/Ribka Sugiarto. Mereka diganjar bonus Rp 60 juta dari Djarum Foundation, di Gelanggang Olahraga (GOR) RM Said Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (4/8). Pada Juli lalu, Febriana/Ribka menjadi kampiun di ajang Badminton Asia Junior Championship 2018 usai di final menaklukan wakil Malaysia, Pearly Koong Le Tan/Ee Wei Toh, straight game, 21-12 dan 21-16, di Jaya Raya Sport Hall Training Center, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, mengatakan pemberian bonus menjadi tambahan motivasi bagi Febriana/Ribka, sehingga mampu berprestasi di level yang lebih tinggi. “Ini bukan anak tangga terakhir yang harus mereka capai. Karena ada anak tangga berikutnya yang harus mereka hadapi. Yang terdekat adalah juara di Kejuaraan Dunia di Kanada,” ujar Yoppy dikutip situs resmi PB Djarum, Sabtu (4/8). Kejuaraan Dunia Junior akan dihelat di Markham Pan Am Venue, Kanada, November 2018. Bahkan, lanjut pria berkacamata itu, jika mereka mampu tampil maksimal di kejuaraan dunia itu masih ada kompetisi yang harus dilewati yang tak kalah penting. “Yaitu juara mulai dari level Challenge hingga Olimpiade,” lanjutnya. Yoppy menambahkan pemberian bonus ini sekaligus bentuk motivasi bagi peserta Audisi Umum yang dihelat di Karanganyar, Jateng. “Minimal mereka bisa makin giat berlatih, dan ingin mengikuti jejak seniornya. Tujuan lain adalah ingin menunjukkan jika kami sangat peduli dengan bulutangkis dan Indonesia,” tegas Yoppy. Sementara itu, Ribka mengaku senang dengan apresiasi ini. “Semoga di kejuaraan dunia junior kami bisa juara,” tutur Ribka. Senada dengan Ribka. Febriana membentang harapan pada kejuaraan dunia junior nanti. “Target kami semoga di kejuaraan dunia junior menjadi yang terbaik,” tukas Febriana. (Adt)

Lakoni Duel Rubber Game, Duet Tuan Rumah Gabriel/Galuh Mulus Ke Partai Puncak U-17

Ganda putra Gabriel Christopher Wintan Wijaya/Galuh Dwi Putra (Daihatsu Candra Wijaya) harus melewati laga rubber game kontra Crisandy Santosa/Enzo Ramadhan Satriyadi, 15-21, 21-19, dan 21-17, dalam tempo 46 menit. (Pras/NYSN)

Serpong- Langkah ganda putra Gabriel Christopher Wintan Wijaya/Galuh Dwi Putra (Daihatsu Candra Wijaya) belum terbendung pada kejuaraan bertajuk ‘9th Yonex-Sunrise Double Special Championship 2018’, Kategori Usia (U) 17 Tahun. Melakoni laga semifinal, di Hall Candra Wijaya International Badminton Centre (CWIBC), pada Jumat (3/8), duet tuan rumah sekaligus unggulan satu itu dipaksa melakoni pertarungan melelahkan rubber game kontra Crisandy Santosa/Enzo Ramadhan Satriyadi, 15-21, 21-19, dan 21-17, dalam tempo 46 menit. Galuh mengatakan kekalahan yang diderita pada gim pertama akibat ia bersama Gabriel masih mencari celah kelemahan lawan. “Di gim kedua kami main lebih cepat dan nggak banyak angkat bola. Lebih diturunin lagi bolanya. Karena sebelumnya juga sudah pernah ketemu sama mereka,” ujar remaja kelahiran 31 Mei 2003 itu usai laga. Sementara itu, Gabriel mengaku di awal laga dirinya bersama pasangan kurang tenang sehingga lawan meraih kemenangan di gim pertama. “Di gim kedua mainnya mulai enjoy, dan lebih tenang. Pelatih juga kasih instruksi kalau kami harus bermain lebih safe,” terang siswa SMAN 10 Kota Tangerang Selatan itu. Dan di partai pamungkas, Sabtu (3/8), Gabriel/Galuh akan ditantang ganda asal PB Exist Jakarta Muhammad Hasnan Alimni/Yoel Alexander yang menyingkirkan Muhammad Haikal Zaki/Muhammad Satria (PB Jaya Raya Jakarta Pusat),17-21, 21-13, dan 21-19. “Lawan mungkin tipenya sama seperti di semifinal ini karena mereka juga dari PB Exist Jakarta. Jadi makin termotivasi menghadapi laga final,” tutur Galuh. “Untuk lawan juga baru pertama kali ketemu. Tidakingin banyak komentar dulu soal lawan, lihat saja besok di lapangan seperti apa mainnya,” timpal Gabriel. Di nomor lain, menyandang status non unggulan Rahmat Hidayat/Gity Gabriel Rambing (PB Djarum Kudus) justru membuat kejutan pada Kategori ganda campuran Usia (U) 19 Tahun. Di semifinal, Rahmat/Gity menumbangkan unggulan satu Dejan Ferdinansyah/Tsavanne Bethalia Putri Mertoso (PB Exist Jakarta), rubber game, 12-21, 21-16, dan 21-19. “Awalnya tegang, karena lawan kemampuannya lebih baik. Jadi kami berusaha bermain nothing to lose saja. Kuncinya percaya diri,” ujar Rahmat usai laga. Alumni SMP Islamic Village Tangerang itu menambahkan kekalahan di gim pertama membuat ia dan kolega berusaha bangkit untuk bisa meraih kemenangan di dua gim sisa pertandingan. “Kalau saya mungkin lebih banyak memberikan tekanan ke Tsavanne. Bisa dibilang porsinya hampir 80 persen, dibandingkan dengan memberikan bola ke Dejan. Apalagi dari segi postur dan tenaga lawan lebih unggul, jadi lebih banyak nurunin bola juga tadi,” lanjut remaja kelahiran Tangerang, Banten, 17 Juni 2003 itu. Senada dikatakan Gity. Menurut siswi SMAN 1 Kotamobagu, Sulawesi Utara (Sulut) itu, bila kemampuan lawan berada jauh di atas. Namun, ungkapnya, bermain tanpa beban membuat penampilannya bisa lebih lepas. “Kemampuan kami dengan lawan nggak beda jauh. Mereka unggul di postur sama speed. Pelatih juga bilang harus yakin bisa menang. Tadi Dejan mainnya juga sedikit emosional sehingga hilang fokus,” cetus dara kelahiran Kotamobagu, 20 Desember 2002 itu. Di partai pamungkas, Sabtu (4/8), Rahmat/Gity berjumpa akan berhadapan dengan Muhammad Yahdil Ansar/Frida Ayu Wulandari (PB Jaya Raya Jakarta Pusat/PB Banda Baru Batam) yang menang atas Asyhari Anhar/Windi Siti Mulyani (PB Victory Bogor Jakarta Timur), rubber game, 15-21, 21-18, dan 21-15. (Adt)

Gagal ke Semifinal Kejuaraan Dunia, Kevin/Marcus Alihkan Fokus Ke Asian Games 2018

Ganda putra Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, sukses menekuk dobel nomor satu dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, dalam dua game dengan skor 19-21 dan 18-21. (tribunnews.com)

Jakarta– Pupus asa duet Merah Putih, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, untuk meraih gelar juara dunia 2018. Duo Minions harus mengubur impiannya tersebut usai tersingkir di babak perempat final Kejuaraan Dunia Bulutangkis (BWF World Championship 2018). Mereka takluk dari ganda putra Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, dalam dua game dengan skor 19-21 dan 18-21. Laga yang berlangsung Jumat (3/8) di Nanjing Olympic Sports Centre, China, pasangan nomor satu dunia ini tampil di bawah level permainan terbaiknya. Selain itu, juara All England 2017 & 2018 ini kerap melakukan kesalahan sendiri. Hasil ini serupa dengan raihan tahun lalu, yang juga terhenti di babak perempatfinal. “Lawan pertahannnya rapat, bolanya berat dan enggak gampang dismes, jadi lebih enak untuk lawan. Selain pertahanan yang bagus, Kamura/Sonoda serangannya juga bagus. Ketemu mereka memang selalu ramai. Semoga kami bisa meraih hasil yang lebih baik di Asian Games 2018,” ungkap Marcus usai laga dalam rilis resmi PBSI. Kevin/Marcus bakal menjadi salah satu andalan Indonesia dalam meraih medali emas pada Asian Games 2018, yang akan berlangsung pada 18 Agustus hingga 2 September. “Memang lawannya bagus, tak gampang dimatikan. Kami sudah tahu dari awal kalau lawan mereka pasti tidak akan gampang,” tambah Kevin. Kekalahan itu sekaligus membuat rekor head to head Kevin/Marcus dengan Kamura/Sonoda menjadi imbang 4-4. Indonesia juga tak memiliki wakil lagi di sektor ganda putra. Dengan hasil ini, Kevin/Marcus, yang mengoleksi sepuluh gelar juara super series itu, belum bisa meraih titel di turnamen mayor. (Adt)

Jadi Juara Junior Asia, Spesialis Ganda Ini Ternyata Jago Main Piano Dan Ingin Menjadi Guru

Juara Bulutangkis nomor ganda putri Kejuaraan Asia Junior 2018, Febriana Dwipuji Kusuma, yang bercita-cita mulia menjadi guru. (Ham/NYSN).

Jakarta- Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia 2018 yang berlangsung 18-22 Juli 2018 telah berakhir. Tampil di hadapan pendukungnya sendiri, Indonesia mampu meraih satu emas dan tiga medali perunggu. Satu medali emas itu didapat dari sektor ganda putri, yakni duet Febriana Dwipuji Kusuma/Ribka Sugiarto “Alhamdulillah, senang dan bersyukur. Tapi yang pasti nggak boleh cepat puas,” kata Febriana usai pertandingan. Bagi, Ana, sapaannya, gelar ini menjadi bekal positif jelang tampil Kejuaraan dunia World Junior Championship (WJC) 2018, di Ontario, Kanada, pada November nanti. Ana mengenal bulutangkis sejak usia 5 tahun, dari sang kakak, yang menekuni hobi serupa. Namun, bermain bulutangkis sejatinya bukan alasan penting bagi bungsu dari dua bersaudara ini. Justru faktor berat badan yang membawanya rutin, menjalani latihan tepok bulu ini. “Awal kenal bulutangkis itu, saya hanya ikut kakak latihan. Ya sekalian ngurusin badan niatnya. Dulu ‘kan waktu kecil saya gendut. Lama-lama seneng dan keterusan sampe sekarang,” tukas Ana sambil tersenyum. Dara kelahiran Jember 19 Februari 2001 ini bergabung dengan PB Smash Jember sejak Taman Kanak-Kanak (TK), hingga lulus SD. “Pada 2013, setelah lulus SD, saya pindah ke PB Djarum Jakarta, dan masuk nomor ganda putri. Saya ikut berbagai kejuaraan nasional dan internasional. Pada 2016, usai ikut kejurnas, Alhamdulillah, saya dipanggil masuk Pelatnas PBSI sampai sekarang,” beber Ana. Ana menjadi salah satu atlet termuda yang masuk pelatnas, lantaran baru menginjak 16 tahun saat terpanggil masuk Cipayung pada awal 2017. Selama di Pelatnas, spesialis ganda ini mengaku tak memiliki kendala berarti menjalani proses belajar. Bahkan, tugas sekolah rutin ia kerjakan dari jarak jauh. “Kalau ujian, saya pulang ke Jember, sebab ujiannya harus di sekolah, nggak bisa di Jakarta. Jadi pulang beberapa hari, terus balik lagi ke pelatnas,” terang dara yang mengidolakan seniornya Greysia Polii itu. Kelak jika lulus SMA nanti, ia tetap ingin melanjutkan kuliah, tanpa meninggalkan rutinitas latihannya sebagai atlet. Menjadi guru adalah cita-cita siswi Madrasah Aliyah Al-Badri, Jember ini, andai harus menyudahi karirnya sebagai pemain bulutangkis. Itu sebabnya Ana tetap akan melanjutkan studi pendidikannya hingga jenjang Universitas. Tak hanya tekun berlatih bulutangkis, remaja asal ‘Kota jenang dodol Suwar-Suwir’ itu ternyata mahir bermain piano, karena tertarik memainkan denting tuts piano klasik maupun elektrik, sambil bernyanyi. “Waktu kecil senang nyanyi dan main piano. Malah sampe pernah les piano. Tapi kok betah main bulutangkis gitu, ya udah akhirnya ditinggalin les pianonya. Tapi kadang dirumah masih main piano juga,” cetus remaja yang mengaku fans berat eks kiper Arema Indonesia, Kurnia Meiga Hermansyah. Tak hanya hoby bermain piano, saat bertemu NYSNMedia.com, Ana pun tengah berenang. Menurutnya, berenang cocok disandingkan dengan bulutangkis karena melatih ketahanan nafas sehingga stamina saat bertanding bulutangkis, menjadi lebih baik. Meski tak terlalu detail, ia nyaris menguasai semua gaya olahraga akuatik ini. “Nggak jago-jago amat, tapi hampir semua gaya berenang yang dilombakan, sudah saya lakukan. Tapi tujuannya melatih fisik dan stamina, modal bertanding bulutangkis,” jelas penggemar es kelapa jeruk dan blewah dingin ini. (Ham) Biodata Nama : Febriana Dwipuji Kusuma Tempat/Tgl Lahir : Jember (Jawa Timur), 19 Februari 2001 Orang Tua : Didik Tripuji Suharyadi (ayah) dan Ngatodah (ibu) Tinggi Badan : 163 cm Berat : 51 Kg Media Sosial : Instagram @febrianadk19 Status Saudara : Anak kedua dari dua saudara Agama : Islam Pendidikan SDN Jember Lor 1 SMP Negri Bintoro Jember MA Al-Badri Jember Prestasi – Juara Asia Junior Championships 2018 (ganda putri) – Semifinalis Kejuaraan Nasional (Kejurnas) 2017 (ganda dewasa putri) – Juara Indonesia International Challenge 2017 (ganda putri) – Runner Up Pembangunan Jaya Cup 2016 (Beregu Campuran) – Semifinalis Superliga Junior 2016 (Beregu Putri) – Juara Kejurnas Perorangan Taruna 2016 (Ganda Taruna Putra) – Semifinalis Indonesia International Challenge 2016 (Ganda Putri) – Juara Djarum Sirkuit Nasional Li Ning Jawa Tengah Open 2016 (Ganda Taruna Putri) – Juara Malaysia Junior International 2016 (Ganda Putri) – Semifinal Djarum Sirnas Jawa Barat 2016 (Ganda Campuran Remaja) – Runner up Djarum Sirnas Jawa Barat 2016 (Ganda Taruna Putri) – Semifinal Jakarta Open Junior International Championships 2016 (Ganda Putri U17) – Juara Jakarta Open Junior International Championships 2016 (Ganda Campuran U17) – Juara Djarum Sirnas Lampung 2016 (Ganda Taruna Putri) – Runner up Djarum Sirnas Premier Jakarta Open 2016 (Ganda Taruna Putri) – Semifinalis Djarum Sirnas Sulawesi Selatan Open 2016 (Ganda Taruna Putri) – Juara Djarum Sirnas Kalimantan Selatan Open 2016 (Ganda Taruna Putri) – Semifinalis Thailand Junior International 2016 (Ganda Putri) – Juara Djarum Sirnas Jawa Timur 2015 (Ganda Remaja Putri) – Juara Yonex Sunrise Double Special by Candra Wijaya 2015 (Ganda Remaja Putri) – Runner up Djarum Sirnas Manado 2015 (Ganda Remaja Campuran) – Juara Djarum Sirnas Manado 2015 (Ganda Remaja Putri) – Runner up Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Bali 2014 (Ganda Remaja Putri) – Semifinalis Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Banten 2014 (Ganda Remaja Campuran) – Juara Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Banten 2014 (Ganda Remaja Putri) – Juara Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Palangkaraya 2014 (Ganda Pemula Putri) – Juara Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Jawa Tengah 2014 (Ganda Pemula Putri) – Semifinalis Astec Open 2014 (Ganda Remaja Campuran)

Indonesia Kirim Enam Wakil di Kejuaraan Dunia 2018, Duet Kevin/Marcus Nyaris Tersungkur

Dobel utama Indonesia sekaligus unggulan satu turnamen, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon memenangi duel sengit kontra ganda tuan rumah, Han Chengkai/Zhou Haodong (ranking 24), pada Rabu (1/8). (Humas PBSI)

Nanjing- Enam dari 11 wakil Indonesia melaju ke babak ketiga Kejuaraan Dunia Bulutangkis (BWF World Championship 2018), pada Rabu (1/8). Mereka terbagi di dua nomor yakni ganda putra dan ganda putri. Tiga dari empat wakil ganda putra lolos ke 16 besar. Alias hanya Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso yang gagal. Namun, kegagalan lolos mereka wajar. Sebab, Wahyu/Ade harus menghadapi sesama rekannya di pelatnas, Berry Angriawan/Hardianto. Sementara, tiga wakil ganda putri yang tanding hari ini lolos semua. Alhasil, hanya tunggal saja di putra maupun putri, yang langkahnya terhenti. “Hari ini kami merasa belum keluar semua permainannya. Bola-bola smash-nya masih belum enak,” Muhammad Rian Ardianto, usai menundukkan wakil Belanda, Jacco Arends/Ruben Jille. “Kami memanfaatkan pertandingan tadi untuk menyesuaikan diri dengan atmosfer di lapangan,” Fajar Alfian menambahkan. Ganda putra jadi andalan meraih gelar pada edisi ke-24 Kejuaraan Dunia ini. Apalagi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengundurkan diri untuk fokus menghadapi Asian Games 2018. Tontowi/Liliyana merupakan juara bertahan ganda campuran. Sedangkan dobel utama Indonesia sekaligus unggulan satu turnamen, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon berhasil memenangi duel sengit kontra ganda tuan rumah Han Chengkai/Zhou Haodong (ranking 24), pada Rabu (1/8). Melakoni laga di babak kedua (32 besar), Kevin/Marcus menang setelah melalui drama pertarungan melelahkan tiga gim, dengan skor 18-21, 21-14, dan 21-18 atas Han/Zhou, dalam tempo 52 menit, di Nanjing Olympic Sports Centre, Nanjing, China. “Mereka mainnya nothing to lose banget. Jadi dapat speed-nya dan jarang membuat kesalahan sendiri,” ujar Marcus, dilansir situs resmi PBSI, Rabu (1/8). Berjumpa dengan Han/Zhou, Marcus menyebut lawan tidak mudah dimatikan dan fight-nya luar biasa. Sementara, Kevin mengaku dirinya bersama Marcus tak maksimal. Sebab, belum bisa mengeluarkan kemampuan seratus persen. “Di peartai berikutnya kami harus main lebih baik, karena hari ini sudah bertanding cukup sengit,” tambah Kevin. Meski terbebani dengan status sebagai duet unggulan satu serta menjadi andalan Merah Putih untuk membawa pulang gelar juara dunia, namun Marcus menegaskan tak ingin terlalu memikirkan hal itu. “Tekanan pasti ada. Namanya juga kejuaraan besar. Tapi, kami nggak mau memikirkan itu, jalani saja, nikmati permainan,” cetus Marcus. Di babak ketiga (16 besar), ganda Indonesia juara All England 2018 itu ditantang wakil Rusia dan unggulan 10 turnamen, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (ranking 12) usai menyingkirkan wakil Vietnam Minh Bao/Bao Duc Duong (ranking 88), straight game, 21-13 dan 21-14. (Adt) Hasil Wakil Indonesia Tunggal Putra Kanta Tsuneyama (Jepang) Vs Anthony Sinisuka Ginting (#12) 21-17, 21-13 Hans-Kristian Solberg Vittinghus (Denmark) Vs Tommy Sugiarto (#15) 21-14, 21-15 Tunggal Putri Pusarla Venkata Sindhu (India #3) Vs Fitriani 21-14, 21-9 Chen Yufei (Cina #5) Vs Gregoria Mariska Tunjung 21-17, 22-20 Ganda Putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (#1) Vs Han Chengkai/Zhou Haodong (Cina) 18-21, 21-14, 21-18 Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (#9) Vs Jacco Arends/Ruben Jille (Belanda) 21-15, 21-11 Berry Angriawan/Hardianto (#15) Vs Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso 21-18, 21-18 Ganda Putri Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani (#14) Vs Chang Ching Hui/Yang Ching Tun (Taiwan) 21-14, 21-14 Greysia Polii/Apriyani Rahayu (#5) Vs Ng Wing Yung/Yuen Sin Ying 21-9, 21-10 Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta (#8) Vs Debora Jille/Imke Van Der Aar (Belanda) 21-8, 21-18

Tundukkan Duet Jaya Raya, Unggulan Satu Dejan/Tsavanne Bethalia Mulus Ke Perempat Final

Dejan Ferdinansyah/Tsavanne Bethalia Putri Mertoso (PB Exist Jakarta) maju ke perempat final usai kandaskan wakil PB Jaya Raya Jakarta Pusat (Jakpus) Panjer Aji Siloka Dadiara/Shella Maharani Putri, 21-11 dan 21-12, Rabu (1/8). (Adt/NYSN).

Serpong Utara- Pasangan ganda klub PB Exist Jakarta sekaligus unggulan satu Dejan Ferdinansyah/Tsavanne Bethalia Putri Mertoso, berhasil melangkah ke perempat final kejuaraan bertajuk ‘9th Yonex Sunrise Double Special Championship 2018’, kategori usia (U) 19 tahun, pada Rabu (1/8). Di babak kedua (16 besar), Dejan/Tsavanne menyingkirkan duet PB Jaya Raya Jakarta Pusat (Jakpus) Panjer Aji Siloka Dadiara/Shella Maharani Putri, dua gim langsung, dengan skor 21-11 dan 21-12, dalam tempo 25 menit, di di Candra Wijaya International Badminton Centre, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten. Baik Dejan/Tsavanne maupun Panjer/Shella sama-sama mendapatkan bye di babak pertama (32 besar). Dan, dibabak perempat final, Dejan/Tsavanne akan ditantang dobel asal PB Victory Bogor, Jakarta Timur (Jaktim) Muhammad Juan Elgiffani/Inas Hasnaya. Juan/Inas melangkah ke perempat final usai mengalahkan kompatriotnya Alvin Rizky Wiratama/Muzammil Elya Tantri, rubber game, 15-21, 21-10, dan 21-18. Aji, sapaan akrab pemain ganda PB Jaya Raya Jakpus itu, mengaku bila lawan bermain lebih rapih dan mampu mengatur serangan dengan baik. “Mereka bisa nutup ruang pertahanan yang kosong. Dan, kami juga tidak terbebani dengan status lawan yang merupakan unggulan. Memang dari awal kami bermain nothing to lose saja,” ujar Aji mengomentari kekalahannya atas Dejan/Tsavanne. Diakuinya, dirinya bersama kolega masih butuh adaptasi. Terlebih, mereka belum lama diduetkan. “Untuk Shella masih kategori pemula akhir untuk nantinya menuju taruna. Ini juga bagus untuk dia menambah pengalaman,” cetus Aji. (Adt)

Kejuaraan ‘9th Yonex Sunrise Double Special Championship 2018′, Komitmen Candra Wijaya Lahirkan Bibit Ganda Potensial

Candra Wijaya memberikan penghargaan kepada Verawaty Fajrin (hijab) dan Imelda Wiguna, disela-sela kejuaraan, di kawasan Serpong Utara, Tangsel, Banten, Rabu (1/8). (Adt/NYSN).

Serpong Utara- Kejuaraan bertajuk ‘9th Yonex Sunrise Double Special Championship 2018’, mulai dihelat di Candra Wijaya International Badminton Centre, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten, 1-4 Agustus 2018. Sebanyak 442 peserta dari 23 klub bulutangkis di Tanah Air ditambah peserta dari Srilanka dan Norwegia turut meramaikan persaingan event tahunan itu. Dalam kesempatan itu, Candra Wijaya memberikan penghargaan kepada dua legenda bukutangkis Indonesia yakni Verawaty Fajrin dan Imelda Wiguna. Verawaty, kelahiran Jakarta, 1 Oktober, 60 tahun silam itu merupakan pemain bulu tangkis Indonesia era 1980-an. Ia meraih banyak gelar juara di nomor tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran. Sedangkan Imelda Wiguna Kurniawan kelahiran Slawi, Tegal, Jawa Tengah, 66 tahun silam itu merupakan pemain bulu tangkis Indonesia di era 1970-an hingga 1980-an. Ia banyak meraih gelar juara dalam berbagai kejuaraan internasional, baik dalam dalam nomor ganda putri maupun ganda campuran. Saat masih menjadi pemain, kedua pemain yang memang spesialis ganda, pernah berpasangan dan meraih titel bergengsi, diantaranya medali emas Asian Games 1978, dan juara All England 1979. “Kami bersyukur bisa menggelar kejuaraan khusus ganda. Kejuaraan ini bisa menjadi sumbangsih bagi dunia bulutangkis nasional. Tujuannya adalah mencetak bibit pemain dimasa yang akan datang,” ujar Candara Wijaya saat pembukaan kejuaraan, di Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (1/8). Lebih lanjut, sosok yang pernah meraih penghargaan pemain terbaik dunia ‘Eddy Choong Player of The Year Award 2000’ itu menyebut sebagai mantan pemain pihaknya tidak akan tinggal diam dalam melahirkan pemain-pemain potensial khususnya di sektor ganda. “Kami akan usahakan kejuaraan ini terus berlangsung. Apalagi hadiah yang kami berikan cukup besar di level nasional. Semoga kejuaraan ini memberi kejayaan bagi dunia bulutangkis Indonesia,” lanjut pemain yang pernah meraih medali emas Olimpiade 2000, Sydney, Australia, bersama Tony Gunawan itu. Sementara itu, Benyamin Davnie, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, mengatakan event ini merupakan kontribusi positif bagi perkembangan dunia olahraga bulutangkis baik skala nasional maupun internasional. “Kejuaraan ini harus rutin digelar untuk menambah motivasi pemain-pemain muda. Dimana nantinya akan lahir pemain-pemain dengan talenta yang hebat yang bisa mewakili Indonesia di pentas internasional,” tukas Benjamin. (Adt)

Dari Merauke, Yusran Bertekad Keras Gabung Pelatnas Bulutangkis

Jakarta- Indonesia bagian timur umumnya selalu menghasilkan bibit-bibit atlet berprestasi di bidang olahraga, namun didominasi cabang olahraga yang sangat populer. Sangat jarang atlet cabor bulutangkis berasal dari Indonesia Timur. Yusran Arfan adalah salah satunya. Remaja berdarah Makassar yang menetap Merauke, menjadi peserta klub blutangkis Perkumpulan Bulutangkis (PB) Racket , yang berlokasi di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, dari luar pulau Jawa. Sekedar catatan, kabupaten Merauke adalah kabupaten terluas di provinsi Papua, dan Indonesia, sekaligus daerah ujung paling timur di Indonesia. Yusran menyukai olahraga bulutangkis sejak usia 5 tahun, karena sering diajak oleh Arfan, ayahnya yang gemar bermain bulutangkis bersama kawan-kawannya. Yusran tertarik untuk terjun lebih serius untuk bercita-cita menjadi seorang atlet. “Proses gabung ke PB Racket awalnya diajak oleh teman ayah saya. Dia menawari saya ikut latihan di jakarta, asalkan serius berlatih. Akhirnya berangkat kesini sama bapak dan temennya bapak, diongkosin juga” jelas Yusran. Sejatinya, orangutua Yusran berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Karena pekerajan, keluarga Yusran hijrah ke Merauke, Papua. Yusran pertama kali bermain bulutangkis langsung bergabung dengan PB Perkasa Merauke, sejak kelas 1 Sekolah Dasar. Lalu pindah ke PB Mandiri Merauke saat SMP, sebelum akhirnya memutuskan menuju Ibukota dan bergabung di PB Racket Jakarta. “Saya pindah ke PB Racket, sudah sekitar dua tahun lalu dari lulus SMP, sekarang udah kelas 2 SMA,” tambah remaja murah senyum ini. Ketika masih tinggal di Papua, Yusran berpartisipasi di beberapa kejuaraan bulutangkis usia dini hingga pemula. Seperti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Bupati Merauke Cup, dan Sirkuit Nasional (Sirnas) Yogyakarta. Remaja yang mengidolakan Lee Chong Wei dan Anthony Ginting ini bermain di posisi tunggal putra dan ganda, namun Yusran mengakui lebih tertarik bermain di posisi tunggal. “Main tunggal saya bisa main lebih leluasa. Kalau ganda, bermainnya mengharapkan keputusan dari teman juga, kalau tunggal bisa berjuang sendirian,” uajr Yusran, saat ditemui awal Juli lalu. Menjaga kondisi tubuh agar tetap prima menjadi fokus remaja 16 tahun ini. Dalam waktu dekat, Yusran akan melakoni Kejurkot PBSI Jakarta Barat, pada 8-12 Agustus, di GOR Kembangan, Jakarta Barat. Pendidikan pun tak luput dari perhatiannya. Format sekolah Homeschooling menjadi pilihan karena waktu belajar yang fleksibel sehingga bisa menyesuaikan dengan jadwal latihan. “Saya pribadi lebih suka latihan dibanding bersekolah yang padat dengan materi pelajaran. Tapi, saya harus sekolah, agar pendidikan tidak terlantar. Tetapi, target utama saya ingin segera bergabung di pelatnas bulutangkis,” kata kelahiran 16 Juli 2002 itu. Porsi latihan yang berbeda antara PB Jakarta dan Papua membuatnya harus berlatih lebih ekstra mengingat cita-cita dan targetnya bergabung bersama Timnas Indonesia masih butuh waktu dan perjuangan yang panjang. (Ham) Profil singkat Nama : Yusran Arfan Tempat/Tgl Lahir : Makassar, 16 Juli 2002 Alamat Rumah : Jl. Raya Mendala Bampel Merauke, Papua Orang Tua : Arfan (ayah) Rostini (ibu) Nomor Ponsel : 081398096728 Media Sosial : Ig @ysrnarfn161 Pendidikan SDN 1 Merauke SMP Muhammadiyah Merauke SMA Home Schooling Prestasi Juara 2 O2SN tingkat pemula di Papua tahun 2015 Mengikuti Bupati Cup di Merauke tahun 2011/2012 Mengikuti kejurnas Sirkuit Nasional Daihatsu Astec di Bali Mengikuti kejurnas Sirkuit Nasional Daihatsu Astec di Yogyakarta

Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018, Beban Terjal Skuat Muda Indonesia

Gregoria Mariska Tunjung bukanlah satu-satunya wakil Indonesia dalam Kejuaraan Dunia 2018. Di sektor tunggal putri, PBSI juga mengirimkan Fitriani. (Pras/NYSN)

Jakarta- Kejuaraan Dunia Bulutangkis (BWF World Championship 2018) bakal dihelat di Nanjing, China, 30 Juli – 5 Agustus. Indonesia mengirim 29 pemain terbaik pada laga yang dimainkan di Nanjing Youth Olympic Games Sports Park Arena itu. Pasukan Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, bertolak ke China pada Sabtu (28/7). Di Negeri Tirai Bambu, peluang terbesar ada pada sektor ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran, sedangkan kesempatan di sektor tunggal putra dan putri sangat berat. Dua srikandi yakni Fitriani dan Gregoria Mariska Tunjung, menjadi andalan Indonesia di sektor tunggal putri. Mereka bakal berjibaku membawa pulang gelar juara. Di babak pertama (64 besar), Senin (30/7), Fitriani menantang Linda Zetchiri (ranking 42) asal Bulgaria. Keduanya belum pernah berjumpa. Jika melewati Linda, calon yang tak kalah berat menunggu atlet kelahiran Garut, Jawa Barat, 19 tahun silam ini. Wakil India Pusarla V. Sindu (ranking 3) yang dibabak pertama mendapatkan bye jadi lawannya. Sejauh ini, rekor pertemuan 4-0 untuk Sindhu. Terakhir, mereka bertemu di ajang Badminton Asia Team Championships 2018. Pemain asal PB Exist Jaya Jakarta itu kalah straight game, 13-21 dan 22-24. Hal serupa juga dialamai Gregoria (ranking 22) yang menjalani laga cukup terjal. Jika lolos dari hadangan wakil Skotlandia Kirsty Gilmour (ranking 24), di babak pertama, pemain tunggal kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 18 tahun silam itu bakal berduel kontra Chen Yufei (ranking 5) asal China. Rekor pertemuan kedua pemain imbang 1-1. Pada ajang Badminton Asia Junior Championships 2016 (Individual Event), penghuni Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta itu kalah straight game, 23-25 dan 14-21. Namun, Gregoria berhasil membalas kekalahan atas Yufei, di ajang Indonesia Open 2017. Gregoria enggan berharap pada Kejuaraan Dunia 2018. Dia mengaku tujuan awalnya adalah memenangi laga pertama kontra Gilmour. Ia mengaku banyak melakukan persiapan untuk menjalani Kejuaraan Dunia 2018. Beberapa hal teknis sudah dipersiapkannya demi mendulang hasil positif. “Untuk latihan ada beberapa pendalaman soal teknik, tetapi yang lebih ditekankan soal gerak kelincahan dan kekuatan kaki,” ujar pemilik medali perak Kejuaraan Asia Junior 2016 itu menang rubber game, 17-21, 21-19, dan 21-19. Selain Fitriani dan Gregoria, pemain muda lainnya adalah duet Yantoni Edi Saputra/Marsheilla Gischa Islami, serta dobel junior, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuela. Gischa mengaku senang dan berjanji akan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya saat berlaga di kejuaraan dunia itu. Bagi mereka ini kejuaraan dunia pertama yang diikuti. “Persiapan jelang kejuaraan dunia berbeda dengan kejuaraan lain. Latihannya lebih intens dan ada program khusus,” ujar Gischa, Kamis (26/7). Ia menambahkan untuk meminimalisir kesalahan sendiri, dirinya melakukan latihan teknis yang terfokus pada kematangan pukulan. “Sedangkan latihan fisik diutamakan untuk kelincahan dan kekuatan kaki, supaya pergerakannya lebih cepat,” terangnya. Sementara itu, Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, menerangkan para atlet sudah menunjukkan sikap siap bertanding. Ia berharap anak didiknya bisa memberikan yang terbaik. Dan untuk kejuaraan dunia kali ini pihaknya mengirimkan banyak skuat muda. “Target kami satu gelar. Harapannya bisa lebih dari satu. Kami tidak memfokuskan pasti dari ganda putra, bisa dari sektor mana saja,” cetusnya. (Adt) Skuad Tim Indonesia di World Championships 2018 : Tunggal Putra : Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Tommy Sugiarto Tunggal Putri : Fitriani, Gregoria Mariska Tunjung Ganda Putra : Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Berry Angriawan/Hardianto, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso Ganda Putri : Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Agatha Imanuela Ganda Campuran : Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Ronald Alexander/Annisa Saufika, Yantoni Edi Saputra/Marsheilla Gischa Islami

Cabor Bulutangkis Kawinkan Gelar Nomor Tunggal, Atlet 15 Tahun Asal Banyumas Raih Dua Emas

Aisha Galuh Maheswari meraih dua emas di cabor bulutangkis pada nomor perseorangan tunggal putri dan beregu putri, dalam ajang ASEAN School Games (ASG) 2018 di Juara Stadium, Kuala Lumpur, Malaysia. (pbdjarum.org)

Kuala Lumpur- Tim bulutangkis Indonesia sukses mengawinkan emas nomor tunggal perseorangan pada ASEAN School Games (ASG) 2018 di Juara Stadium, Bukit Kiara, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (25/7), setelah di partai puncak mampu meraih hasil terbaik. Kemenangan yang berbuah emas kejuaraan khusus untuk pelajar di Asia Tenggara itu terlebih dahulu diraih oleh tunggal putra Nur Yahya Adi Felani yang sukses mengalahkan andalan tuan rumah Malaysia, Jacky Kok Jing Hong dengan skor 21-12, 20-22, 21-19. Meski akhirnya mampu meraih emas, Nur Yahya harus memperolehnya dengan perjuangan karena lawan terus memberikan perlawan. Seharusnya juara bertahan itu bisa mengakhiri pertandingan pada gim kedua setelah memimpin 19-15. Namun pemain binaan klub Pratama Surabaya ini harus menyerah 20-22. Sebaliknya pada gim ketiga, Yahya sempat tertinggal namun mampu menggebrak pada akhir pertandingan. “Sempat terlalu percaya diri. Tapi saya langsung berusaha tenang dan mempelajari cara bermain lawan. Saya langsung habis-habisan. Ternyata bisa,” kata pemuda kelahiran Sukoharjo, 3 Juli 2000. Menurut dia, lawannya merupakan pemain yang ulet dan tahan banting. Itu dibuktikan dengan terus bertahan meski dalam kondisi kaki cedera. Dukungan dari suporter tuan rumah untuk lawah juga membuat Yahya, sapaannya, sedikit goyah. Namun semuanya mampu diatasi. “Ini adalah ASG terakhir saya. Setelah ini saya akan turun di kejurnas karena jika juara bisa masuk ke pelatnas,” kata atlet asal Sukoharjo, Jawa Tengah itu. Apresiasi tinggi juga pantas disematkan pada peraih emas tunggal putri, Aisha Galuh Maheswari. Meski sempat jatuh bangun, atlet putri asal Banyumas, Jawa Tengah itu, sukses menumbangkan andalan tuan rumah yang dikenal ulet yaitu Letshanaa A/P Karuphatevan dengan skor 13-21, 21-12, 23-21. “Tadi memang menguras tenaga. Sejak awal kami duel main relay-relay panjang. Setelah ada kesempatan baru mengeluarkan andalan. Lawan juga melakukan hal yang sama,” kata pemain binaan PB Djarum Kudus kelahiran Banyumas, 19 Oktober 2002. Menurut dia, emas memang sudah ditargetkan sejak awal oleh tim. Pebulutangkis dari PB Djarum ini, mengakui pada final memang cukup berat. Namun upaya yang dilakukan Aisha sukses meraih emas untuk kontingen Indonesia, di dua nomor, yakni beregu putri dan perorangan. Sementara itu manajer tim bulu tangkis Indonesia, Luluk Hadiyanto mengaku target medali yang ditetapkan yaitu dua emas mampu terpenuhi. Bahkan lebih karena mampu meraih empat emas yaitu beregu putri, tunggal putra-putri dan ganda putri. (Ham)

Satu Gelar Asia Junior Championships 2018 Modal Positif Ke Kejuaraan Junior Dunia di Kanada

Febriana Dwipuji Kusuma/Ribka Sugiarto sukses menjuarai Asia Junior Championships 2018, setelah menang dua game langsung dari pasangan Malaysia, Pearly Koong Le Tan/Ee Wei Toh, 21-12 dan 21-16. (Ham/NYSN)

Jakarta- Indonesia sukses mengantongi empat medali di Asia Junior Championships 2018. Satu emas diraih ganda putri, Febriana Dwipuji Kusuma/Ribka Sugiarto, sedangkan tiga perunggu dari Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay, Pramudya Kusumawardana/Ghifari Anandaffa Prihardika dan Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Manajer tim Indonesia, Susy Susanti, mengatakan, pencapaian ini sesuai dengan target awal. Perolehan prestasi yang diraih tim junior jadi modal awal pertarungan mereka selanjutnya, di Kejuaraan Dunia Junior 2018, yang berlangsung di Markham Pa Am Center, Ontario, Kanada, pada 5-18 November nanti. “Dari awal, target kami satu medali, saya enggan muluk-muluk, karena persaingan juga ketat. Tahun lalu ganda campuran, tahun ini ganda putri, artinya perkembangan tiap sektor cukup bagus. Mudah-mudahan hasil ini menjadi bahan yang bagus untuk persiapan ke kejuaraan dunia junior 2018 di Kanada,” ungkap Susy, pada Selasa (24/7). Febriana/Ribka sukses menjadi juara, setelah menang dua game langsung dari dobel putri Malaysia, Pearly Koong Le Tan/Ee Wei Toh, 21-12 dan 21-16. Tan/Toh sebelumnya mengalahkan pasangan Indonesia, Agatha/Fadia di babak semifinal. “Di ganda putri hasilnya cukup bagus, karena selain juara. juga ada Agatha/Fadia yang di semifinal, dan mulai masuk ke senior. Mudah-mudahan ada satu lagi pemain muda yang terus meningkat secara prestasi dan membawa angin segar buat bulutangkis Indonesia,” lajut Susy. “Tidak hanya ganda putri, sebelumnya juga ganda campuran, dan kami harapkan dari tunggal putra dan ganda putra bisa naik lagi. Tunggal putri, setelah Gregoria juara dunia, tentunya kami siapkan lagi yang kecil-kecil. Memang ada beberapa PR. Meski berhasil membawa satu gelar, tetap ada PR di sektor-sektor lain,” urai Susy. Kanada menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Bulutangkis Junior 2018. Turnamen ini rencananya digelar pada November di Markham Pa Am Center, di kota Ontario. Even ini mempertandingkan nomor beregu campuran, yang memperebutkan Piala Suhandinata dan nomor perorangan yang akan merebut Piala Eye Level. Ini menjadi yang kedua kalinya dalam empat tahun kejuaraan junior bulutangkis paling bergengsi di wilayah Pan American, usai 2016 berlangsung di Lima, Peru. Sebelumnya, Kanada pernah menyelenggarakan turnamen yang sama pada 2004 di Richmond. Markham Pan Am Centre menyediakan fasilitas delapan lapangan karpet sintetis, tiga lapangan untuk latihan, tempat duduk berkapasitas hingga 1.000 penonton, dan pusat kebugaran serta ruang pertemuan. (Dre/Ham)