Indonesia Sabet Empat Gelar di Singapura International Series 2017

Ganda Campuran: Andika Ramadiansyah/Mychelle Chrystine Bandaso (Dok: PBSI)

Tim bulu tangkis Indonesia berhasil menyabet empat gelar di Singapura International Series 2017 yang berlangsung di Singapore Badminton Hall, Sabtu 23 September 2017. Empat gelar berhasil dikoleksi Tim Merah Putih pada turnamen tersebut. Di kutip dari badmintonindonesia.org, Empat gelar itu didapat dari nomor ganda campuran, tunggal putri, ganda putri dan ganda putra. Satu gelar yang lepas dari genggaman Indonesia ialah dari sektor tunggal putra, yang dikuasai oleh tuan rumah lewat pertandingan All-Singapore Final. Pada pertandingan ganda campuran, gelar Indonesia menjadi milik pasangan pelatnas Andika Ramadiansyah/Mychelle Chrystine Bandaso. Tak di sangka pasangan non unggulan itu berhasil menjadi juara usai mengalahkan ganda Campuran asal Hong Kong, Chang Tak Ching/Ng Wing Yung dengan perolehan skor 21-16 dan 21-18. Pada pertandingan tunggal putri menjadi milik Ruselli Hartawan setelah melalui partai pertandingan panjang dan menciptakan kejutan. Unggulan tujuh tersebut menaklukkan peraih emas SEA Games 2017, Goh Jin Wei asal Malaysia dengan rubber set 21-13, 10-21, 21-19. Sementara Dua gelar lainnya diperoleh melalui “perang saudara” pada sektor ganda putri dan ganda putra. Gelar ganda putri yang memainkan All-Indonesian Final berhasil dimiliki Nisak Puji Lestari/Rahmadhani Hastiyanti Putri. Pasangan baru dari pelatnas itu keluar sebagai juara usai menaklukkan Tania Oktaviani Kusumah/Vania Arianti Sukoco dengan skor 21-19 dan 26-24. Sedang ganda putra yang juga mempertandingkan All-Indonesian Final dimenangkan oleh Kenas Adi Haryanto/Moh Reza Pahlevin Isfahani yang mengalahkan Akbar Bintang Cahyono/Giovani Dicky Oktavan. Unggulan satu itu menang dua set langsung dengan skor 21-18 dan 21-18. Sementara satu gelar yang direbutkan tuan rumah lewat “Perang saudara” pada pertandingan tunggal putra. Pada Akhirnya gelar juara menjadi milik Kean Yew Loh setelah mengalahkan Ng Zin Rei Ryan dengan skor 21-15 dan 21-15.

Indonesia Berhasil sabet Dua Mendali Emas pada Korea Open Super Series 2017

Babak Final Kejuaraan Korea Open Super Series 2017 yang berlangsung  di SK Handball Stadium, Seoul, Minggu (17/09) menjadi ladang keberuntungan bagi Indonesia, pasalanya Indonesia bermain apik dan mendominasi Perolehan mendali. Berkat kerja keras, Indonesia berhasil meraih Dua mendali Emas yang di sumbangkan dari pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto dan tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting yang mengalahkan rekannya sendiri, Jonatan Christie. Di kutip dari badmintonindonesia.org, Kemenangan pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto mengalahkan pasangan Tiongkok, Wang Yilyu/Huang Dongping dalam dua game langsung dengan total skor 21-17 dan 21-18. ini sekaligus membalas pertemuan pertama mereka yang terjadi di Badminton Asia Championships 2017. Saat itu Jordan/Debby kalah 22-24 dan 19-21 dari Wang/Huang. Tak hanya itu, hasil dari  “perang saudara” yang terjadi di sektor tunggal putra, antara Jonatan Christie yang berhadapan dengan Anthony Sinisuka Ginting. pertandingan ini di menangkan oleh Anthony yang berhasil menyabet mendali Emas melalui pertarungan tiga babak dengan hasil skor akhir 21-13, 19-21 dan 22-20. Atas kemenangan Anthony dengan begitu Jonatan Christie menjadi Runner Up pada pertandingan ini. ia menuturkan kepada badmintonindonesia.org, Korean Open Super Series mungkin belum rejekinya, namun ia bersyukur dapat melaju jauh hingga ke Final. Pertandingan Akhir yang mendebarkan dan menjadi penentu satu perolehan mendali Emas melalui sektor Ganda Putra antara Indonesia vs Denmark. pada pertandingan Ini, Kevin Sanjaya Sukamujo/Marcus Fernaldi Gideon di buat kualahan menghadapi pasangan unggulan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen. setelah melalui pertandingan panjang tiga babak, Kevin/Marcus kalah dengan prolehan skor 19-21, 21-19 dan 15-21 dalam 68 menit. walaupun tak berhasil menyabet gelar Juara, Kevin/Marcus menjadi Runner Up atas Pertandingan ini. Dengan begitu Indonesia pada ajang Korean Open Super Series berhasil membawa dua gelar Juara dengan perolehan dua mendali Emas dan dua gelar Runner Up dengan Perolehan dua mendali Perak.  

Berhasil Kalahkkan Jepang, Praveen Jordan dan Debby Susanto Maju ke Semifinal

Praveen Jordan/Debby Susanto (badmintonindonesia)

Ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto meraih kesuksesan di babak perempat final Korea Open Super Series 2017. Keduanya berhasil menang dari Takuro Hoki/Sayaka Hirota, Jepang dan memastikan tiket keempat buat Indonesia ke semifinal. Sebelumnya, sudah ada Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang menang ke empat besar. Jordan/Debby lolos usai berhadapan dengan Takuro Hoki/Sayaka Hirota, Jepang, 21-17 dan 21-17. Keduanya pun mengaku tak menemukan kesulitan yang berarti. Bisa mencapai hingga babak semifinal, Jordan/Debby mengatakan mulai bisa menguasai kondisi lapangan. Sebelumnya menurut mereka, mereka cukup terpengaruh oleh angin yang ada di lapangan pertandingan. “Sejauh ini mainnya sudah enak. Dan saya juga tadi banyak cari pukulan, dengan kondisi seperti ini harus seperti apa,” ujar Jordan. “Dibilang mudah juga enggak sebenarnya. Cuma kami keuntungannya sudah pegang permainan dari awal, jadi mereka nggak enak duluan. Kalau dibilang gampang sih enggak,” kata Debby kepada badmintonindonesia.org usai bertanding (15/09). Pada ajang semifinal nanti, Jordan/Debby akan berhadapan dengan pasangan Jerman, Marvin Emil Seidel/Linda Efler. Melawan pemain non unggulan, dikatakan Jordan/Debby, mereka harus tetap fokus dan tak anggap enteng lawan. “Kalau melihat kans sih ada peluangnya. Tapi ya kami jadi nggak boleh santai juga, karena mereka kan bukan pemain unggulan tapi bisa mengalahkan pemain yang bisa dibilang bagus-bagus juga. Jadi kami harus bisa menjaga kondisi buat besok dan tidak menganggap enteng lawan,” jelas Debby. “Kalau pemain Eropa mereka mengandalkan strategi, jadi kami harus mengantisipasi hal tersebut,” lanjut Jordan

Taklukkan Tiongkok, Ganda Putra Bulutangkis Indonesia Maju ke Semi Final Korea Open Super Series

Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon (badmintonindonesia)

Setelah sebelumnya Anthony Sinisuka Ginting mengamankan posisi di semifinal Korea Open Super Series 2017, kini giliran pasangan ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon yang menyusul ke babak empat besar. Kevin/Marcus mengalahkan Liu Cheng dan Zhang Nan dari Tiongkok di SK Handball Stadium, Seoul pada Jumat (15/9), dua game langsung 21-16 dan 28-26. Kemenangan ini sekaligus menambah keunggulan 2-0, Kevin/Marcus atas pasangan juara dunia 2017 tersebut. Sebelumnya di Malaysia Open 2017, Kevin/Marcus menang dengan skor 23-21 dan 21-16. “Kami mainnya lumayan bagus, awalnya mungkin agak kagok karena mereka mainnya cepat. Tapi setelah poin 15 kami mulai menyusul, ya sudah lumayan enak. Pas game kedua kami sudah unggul lumayan jauh, tapi mereka mainnya lebih siap dan lepas, nggak terlalu tegang dan nggak mikirin. Akhirnya mereka malah lebih bagus,” kata Marcus kepada badmintonindonesia.org Berikutnya pada ajang semifinal, Kevin/Marcus masih menunggu lawan antara pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty dan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dari Jepang. Tetapi saat melihat kekuatan di atas kertas, Kamura/Sonoda yang menjadi unggulan ketiga lebih berpeluang untuk bisa menang. “Kalau dengan Jepang kami sudah pernah ketemu beberapa kali, jadi sudah saling tahu satu sama lain. Harus lebih siap saja. Kalau pasangan Jepang mereka kuat, rapi dan nggak gampang mati,” ujar Kevin.

Jonatan Christie Berhasil Melaju ke Semifinal Setelah Kalahkan Jepang di Korea Open Super Series 2017

Jonatan Christie (badmntonindonesia)

Satu lagi wakil Indonesia yang berhasil menuai kesuksesan dengan lolos ke semifinal Korea Open Super Series 2017. Jonatan Christie terus melaju setelah menumbangkan Kazumasa Sakai asal Jepang, lewat tiga babak pertandingan dengan skor 21-13, 16-21 dan 21-19. “Puji Tuhan setinggi-tingginya, dengan bantuan-Nya saya bisa menang kali ini. Saya akui permainan saya tadi belum matang. Dengan kondisi permainan saya yang tadi, saya seperti tidak bisa mengontrol harus menggunakan stroke seperti apa. Di situ saya sebenarnya paham harus main seperti apa, tapi yang keluar tidak sejalan dengan pukulan saya,” kata Jonatan tentang penampilannya kepada badmintonindonesia.org Kemenangannya di perempat final ini rupanya memiliki arti tersendiri buat Jonatan. Sebab pada hari yang sama, Jonatan merayakan hari ulang tahunnya yang ke 20 tahun. “Bersyukur banget ini jadi kado yang indah buat saya. Kemarin malam saya sempat tegang, sedih sama happy, nggak tahu kenapa. Senang karena di delapan besar bisa ketemu Sakai, jadi ada peluang buat lolos. Karena sebelum-sebelumnya saya pasti dapat lawan berat di babak-babak awal,” ungkap atlet kelahiran Jakarta tersebut saat ditemui di SK Handball Stadium, Seoul usai laganya, Jumat (15/9). Berikutnya pada pertandingan semifinal Korea Open Super Series, Jonatan akan berhadapan dengan Wang Tzu Wei, Taiwan. Sebelumnya, tiga kali berhadapan Jonatan belum pernah memperoleh kemenangan satu kali pun. Untuk itu, ia berharap laganya besok bisa membalas tiga kekalahan tersebut. “Pastinya saya akan berusaha semaksimal mungkin. Mudah-mudahan bisa membalas kekalahan sebelumnya, amin,” pungkas Jonatan.

Lolos ke Semifinal, Anthony akan Melawan Pembulutangkis Kelas satu Dunia Pada Ajang Korea Open Super Series

Anthony Sinisuka Ginting (badmintonindonesia)

Anthony Sinisuka Ginting sukses melangkah ke babak semifinal Korea Open Super Series 2017.Sebelum memastikan diri ke semifinal, Anthony melaju dengan mengalahkan pemain Jepang, Kenta Nishimoto. Tunggal putra Pelatnas Cipayung itu menang dua game langsung, 21-19 dan 21-13 dalam 39 menit. Dikatakan Anthony, Nishimoto mencoba merubah pola permainannya di tengah laga. Hal tersebut sempat membuat Anthony terpengaruh di lapangan. Beruntung akhirnya di poin-poin kritis, Anthony sukses berbalik memimpin lagi dengan 18-18, 20-19 hingga menang 21-19. “Pemain Jepang bola-bolanya lebih safe. Jadi saya harus lebih siap lagi. Siap capek dan siap segalanya. Karena di lapangan saya kan nggak tahu dia mau menerapkan strategi yang seperti apa,” ujar Anthony. Pada Semifinal Korea Open Super Series mendatang ia akan ditantang oleh pemain rangking satu dunia sekaligus tuan rumah, Son Wan Ho. Di atas kertas, posisi Son jelas lebih diunggulkan, dibanding Anthony yang berada di peringkat 24 dunia. Meski begitu Anthony mengaku siap untuk menghadapi situasi tersulitnya kelak di lapangan. Ia juga berharap bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya yang sudah dilatih selama ini. “Saya harus mempersiapkan mental dan pikiran yang lebih baik lagi. Yang penting siap capek dan siap susah. Karena besok lawannya kan top player juga, jadi sudah pasti akan capek dan susah. Besok saya mau coba lebih lepas aja. Buat nambah pengalaman juga dan apa yang dilatih selama ini bisa keluar semua dengan baik,” ujar Anthony kepada badmintonindonesia.org ditemui usai laganya, Jumat (15/9).

Audisi Umum PB Djarum 2017: 112 Peserta ke Final Tahap kedua

Euforia peserta PB Djarum (Foto: bulutangkis.com)

Pada tahap kedua final Audisi Umum PB Djarum 2017 dipastikan 112 pemain telah lolos dari tahap tersebut. Selanjutnya, mereka akan kembali diuji di dua pertandingan terakhir. Menurut yang dilansir dari cnnindonesia.com (9/9/2017), Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi menjelaskan, hasil tersebut dari perdebatan yang cukup panjang para tim pelatih. Hingga akhirnya, mengeliminasi 27 dari 139 atlet yang lolos ke final. Ada juga pertimbangan tambahan dalam tahap kedua ini. “Selain teknik dasar, semangat juang hari ini kalah-menang di tiga pertandingan jadi tambahan pertimbangan. Kalau menang terus tapi kami gugurkan rasanya kurang adil,” kata Fung seperti yang dilansir dari cnnindonesia.com Dua pertandingan selanjutnya dalam tahapan kedua final audisi, tim pelatih akan lebih selektif dalam memberikan penilaian  Penentuan atlet yang berhak masuk ke karantina. Fung juga menjelaskan materi peserta putra U-11 dan U-13 di audisi kali ini begitu berkualitas daripada materi peserta putri. Dalam perdebatan akan lebih banyak menentukan peserta putra yang lolos karena kualitas putra kali ini cukup merata. Fung menambahkan, apapun hasil nanti, tetap semangat dalam membina dengan bahan animo bulutangkis di Indonesia yang sudah cukup berkembang ini.

Bulutangkis Tunggal Putra, Jonatan Christie Berhasil Raih Emas

Jonatan Christie berhasil meraih medali emas bulutangkis dengan 21-19, 21-10. Tim tunggal putra SEA Games 2017 telah mengalahkan pemain Thailand Khosit Phetpradab di Axiata Hall, Kuala Lumpur, Selasa (29/8/2017). Menurut lansiran dari detikSport (29/08/2017), Jonatan sempat dapat perlawanan dari lawannya di gim pertama. Tapi setelah berimbang dalam kedudukan 9 sama, Jonatan mampu terus melampaui perolehan angka yang di dapat Khosit. Kemenangan Jonatan akhirnya dipastikan saat pengembalian dari Khosit dan shuttlecock hanya menghantam net. Jonatan pun menang dua gim langsung dalam durasi 37 menit. Hasil tersebut akhirnya membuat Jonatan mempersembahkan satu-satunya medali emas nomor perorangan cabang bulutangkis di SEA Games kali ini. Tentu, hal ini berarti ia menjadi wakil tunggal Indonesia di final.

Pemain Timnas Voli Putri Ini Rela Jualan Pisang Goreng Demi Menafkahi Hidupnya

Salah satu anggota tim nasional voli putri Indonesia di SEA Games 2017, Aprilia Manganang,  menceritakan masa kecilnya yang jauh dari kehidupan mewah. Menurut lansiran bolasport.com (10/08/2017), Spiker timnas voli putri Indonesia ini menceritakan kehidupan masa kecil yang sederhana. Ia mengaku pernah membantu orangtuanya berjualan pisang goreng. Dengan berjalan keliling di sekitar rumah, ia membantu sang Mama menjual pisang goreng. “Saya harus berjalan cukup jauh. Supaya dagangan cepat habis saya menjual dengan harga semurah mungkin, misalnya 5 pisang goreng harganya Rp 1000,” kata Aprilia Manganang. Ayah Aprilia Manganang, Akib Zabrud Manganang berprofesi sebagai penjual minyak tanah. Sedangkan Suryati Borilana, ibu Aprilia Manganang merupakan seorang pembantu rumah tangga di Sangihe. Dengan kondisi tersebut, maka tak heran Aprilia harus ikut membantu ekonomi keluarga. Aprilia Manganang memulai debut sebagai atlet voli sendiri pada saat di Livoli 2011 dan Proliga 2012. Sedangkan kini pemain timnas voli putri ini telah menjadi bagian dari Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).

Kupas Tuntas Dilema Karir Para Pelatih Bulutangkis Indonesia, Mengabdi Di Indonesia Atau Berkarir Di Luar Negeri?

Perhelatan Indonesia Open beberapa waktu lalu ternyata dijadikan ajang unjuk kemampuan  para pelatih bulutangkis asal Indonesia untuk melihat seberapa tangguh atlet binaan mereka di luar negeri. Menurut lansiran dari metrotvnews.com (10/08/2017), Para pelatih bulutangkis seperti sebut saja Hendrawan, Rexy Mainaky, Mulyo Handoyo, Agus Dwi Santoso, dan beberapa mantan atlet bulutangkis Indonesia lainnya. Mereka kini ‘mengabdi’ ke negara lain. Contohnya seperti Mulyo Handoyo, ia memilih ikut membantu India dalam merevolusi olahraga bulutangkis di negeri Bollywood tersebut. Tak hanya itu, Agus Dwi Santoso juga ikut mencoba mengadu nasib ke Korea Selatan. Kemampuan Agus telah dirasakan oleh para pebulutangkis Negeri Gingseng tersebut. Gaji dan Prestasi Agus meninggalkan PB Djarum pada Mei 2016 karena sebuah alasan prinsip. Ia mencoba pertama datang ke negeri Vietnam, tapi lantaran tak ada gaji untuk pelatih, ia pun pergi dari negeri itu. Pada waktu yang nyaris berdekatan, Agus mendapatkan kabar Korea Selatan (korsel) sedang mencari pelatih. Setelah itu, kepala bidang PBSI, Basri Yusuf dan Rexy Mainaky meminta surat lamarannya untuk dikirimkan ke Pelatnas bulutangkis Korsel. Beruntung lamaran itu langsung direspons oleh pihak Korsel. Agus sendiri sempat dilanda rasa khawatir karena tiga bulan pertama gaji belum juga turun. Namun akhirnya ketika pada bulan keempat gajinya sudah dilunasi oleh pihak bulutangkis Korsel. “Selama hampir empat bulan saya sempat enggak menerima gaji. Saya baru mendapatkannya setelah empat bulan. Ternyata malah enggak sesuai dengan kontrak. Maksudnya, pihak Korea bukan hanya melunasi gaji saya selama empat bulan, tapi memberikan bonus Rp53 juta. Itu karena saya dinilai mampu mengangkat performa bulutangkis putri Korsel. Intinya mereka menghargai saya,” akui Agus seperti yang dilansir metrotvnews.com. Tak hanya bonus, belum genap enam bulan Agus diangkat sebagai pelatih kepala dengan membawahi sektor tunggal putra dan putri. Performa yang diangkat Agus bukan sembarang. Ia mampu membantu Korsel menang 3-2, mematahkan dominasi Tiongkok dalam enam gelaran terakhir Piala Sudirman. Lewat final dramatis di Gold Coast, Australia. Akhirnya saat ini Agus yang menjabat sebagai pelatih kepala, dan dibantu oleh dua pelatih lokal. Targetnya kali ini membawa Korsel bersinar dalam Kejuaraan Dunia BuluTangkis yang digelar Agustus tahun ini. Bagaimana PBSI Bersikap Akan Hal Ini? Kepala Bidang Pengembangan dan Prestasi PBSI, Susy Susanti menanggapi peran Agus dan beberapa mantan atlet bulutangkis. Bagi Susy, itu adalah hak pribadi masing-masing untuk memilih jalan menjadi pelatih di luar negeri. “Enggak apa-apa lah, mereka juga kan mencari pekerjaan. Mungkin mereka punya tawaran lebih tinggi di sana, artinya mereka kan bebas untuk bisa memilih. Negara mana yang mau dengan mereka. Jadi buat saya sih sah-sah aja,” terang Susy seperti dilansir metrotvnews.com Secara global kondisi tersebut justru bagus untuk persaingan bulutangkis di dunia. Karena saat ini ada beberapa pelatih asal Indonesia yang kini membela banyak negara. Dan juga para pelatih tersebut juga dianggap Susy memiliki potensi yang baik karena menjadikan bulutangkis sebagai mata penghasilan mereka. Sebagai bentuk dukungan, pihak PBSI ternyata telah menyiapkan sebuah program kepada pelatih-pelatih Tanah Air yang ingin melatih para atlet luar. Salah satunya dengan mengadakan coaching clinic kepada mereka, agar mendapatkan sertifikat. Di sana mempelajari di level mana berlatih atau mungkin dengan standar gaji berapa, serta bagaimana mereka nantinya di luar negeri akan membuat program dalam pelatihan. Pilih Mana Pengabdian Atau Harga? Seperti yang dilansir metrotvnews.com, Ia bukan tidak ingin membantu atlet Indonesia namun karena ia mengakui kalau jodohnya saat ini berada di Korsel. Agus pernah berjodoh dengan Indonesia dan ia telah melatih atlet tunggal putra Tanah Air. Termasuk mengantarkan Hendrawan merebut medali perak di Olimpiade Sydney 2000 dan juara dunia di Sevilla pada 2001. Selain itu ada tim Merah-Putih saat menjuarai Beregu Putra Asian Games 1998, serta Piala Thomas 2000 dan 2002. “Kalau negara memerlukan saya lagi, saya harus lihat dulu siapa yang memanggil saya. Pokoknya, harus dengan pihak resmi dari PBSI, bukan kata orang atau rumor dari pihak yang tak jelas,” terangnya. Menurut Agus yang dilansir metrotvnews.com, ada perbedaan yang mencolok dalam urusan ‘uang’ saat melatih di Indonesia dengan di luar negeri. Untuk Indonesia, Agus menyatakan itu bersifat pengabdian jadi tidak ada tawar menawar. Sedangkan untuk luar, Dia tak mengelak kalau akan mematok harga kepada klub atau negara lain jika ada yang berminat dilatih olehnya. ‘Terlewatkan dan Tidak Dimanfaatkan’ Legenda bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata juga ikut andil memberikan pandangannya terkait fenomena ini. Menurut lansiran dari metrotvnews.com, Koh Chris ini melihat kalau para mantan atlet bulutangkis yang sukses melatih di luar negeri, bisa dibilang ‘terlewatkan dan tidak dimanfaatkan’ oleh PBSI. Hal ini menurutnya bisa dilihat dari dua sisi yaitu orang lain membutuhkan mereka atau mereka pintar cari peluang. Christian juga menyatakan fenomena itu sudah lama sekali terjadi. Fenomena mantan atlet bulutangkis Indonesia rantau ke negeri orang untuk menyebarkan ilmu bukanlah hal baru.  Tepatnya ada tahun 1969, saat Tan Joe Hok salah satu legenda bulutangkis Indonesia merantau ke meksiko. Dengan kata lain, fenomena tersebut menurut Chris memiliki dua efek positif. Pertama, ini bisa menjadi pacuan buat pelatih-pelatih di dalam negeri agar terus semangat melatih dan jangan mau kalah. Kedua, tentu bisa membuat cabang bulutangkis pamor di dunia karena adanya persaingan yang sengit. Sebab kalau hanya negara Tiongkok atau Denmark yang hanya mendominasi bulutangkis, maka, pasti nanti cabang olah raga bulutangkis takkan bisa dimainkan di Olimpiade. Sumber : metrotvnews.com

Inspiratif, Kamu Wajib Belajar Dari Kisah Atlet Bulutangkis Kevin Sanjaya Yang Memulai Prestasinya Dari Nol

Saat ini Atlet Kevin Sanjaya Sukamuljo ramai diperbincangkan. Salah satu pemain bulu tangkis Ganda Putra dan Campuran Indonesia ini telah berhasil menorehkan prestasi hebat di kancah internasional. Di usia yang relatif muda, ia berhasil membuktikan bahwa bisa berprestasi. Satu hal yang bisa kita pelajari dari keberhasilan Kevin yaitu memulai semua dari nol. Kamu penasaran bagaimana bisa dari nol? Simak ini, yuk menurut lansiran dari life.idntimes.com!   Sejak kecil sudah mulai dikenalkan dengan bulu tangkis Sejak kecil, ia sudah diperkenalkan dengan permainan bulu tangkis dengan diajak melihat permainan tersebut. Sang ayahlah, Sugiarto, yang memperkenalkan Kevin dengan olahraga tersebut. Tak hanya itu, di usia 3,5 tahun Kevin sudah mulai bermain-main dengan raket dan shuttlecock. Jadikan sebagai Hobi. Demi berlatih, Tempuh Banyuwangi – Jember setiap hari. Sejak saat itu, Kevin anak asal sudut kota banyuwangi ini menjadikan bulu tangkis sebagai hobi yang melekat dengan dirinya. Bersama sang kakak, tiap hari seusai sekolah langsung menempuh perjalanan jauh menuju Jember demi bisa berlatih dengan para pelatih terbaik di kotanya. Kevin menjalani latihan secara reguler di PB Putra 46, Jember. Punya impian: bergabung dengan PB Djarum Ternyata, sejak kecil Kevin telah memiliki impian terpendam yaitu bergabung dengan PB Djarum. Ia ingin menjadi salah satu atlet PB Djarum berkelas dunia. Mengetahui hal tersebut, sang ibu pun akhirnya mencari informasi tentang Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis dan segera mendaftarkan sang anak. Ketiga cerita diatas adalah awal permulaan kevin sebagai atlet. Semua dimulai dari nol. Kini ia bisa sampai mencetak prestasi di kanca internasional.  

Bulutangkis Gagal Mengejar Target 3 Emas Pada SEA Games, Susi Minta Evaluasi

Hasil para pemain Indonesia pada putaran semifinal SEA Games 2017 tidak berhasil memenuhi target tiga emas di cabang Bulutangkis pada Senin (28/8). Pasalnya, harapan satu-satunya dari tunggal putra harus sirna. Susi Susanti, manajer tim bulu tangkis Indonesia di SEA Games 2017 meminta raihan tim bulu tangkis Indonesia harus dievaluasi. Seperti yang dilansir wartaekonomi.co.id (28/08/2017), Susi menilai tiga partai semifinal Indonesia tidak seharusnya menelan kekalahan. Tiap pemain sudah punya peluang besar untuk menang namun justru lawan dapat membalikkan keadaan dan menang. Ia menyatakan semua itu patut dievaluasi. “Target tiga medali emas memang tidak tercapai. Ini patut dievaluasi, seharusnya di saat pertandingan penting seperti ini pemain tidak boleh hilang fokus dalam tekanan seperti apapun, harusnya diatas angin, bukan sebaliknya,” kata Susi dalam keterangannya yang dilansir dari wartaekonomi.co.id Susi mengatakan tim ganda putra kalah juga karena missed target, keberanian yang kurang sehingga saat ada tekanan dari lawan, tidak berkembang. Dan juga saat leading, tim dengan mudahnya buang poin. “Intinya atletnya harus mengubah mindset mereka sendiri apapun kondisi lapangan saat pertandingan,” tutur Susi. Dalam partai semifinal SEA Games 2017 , sedangkan empat wakil lainnya memperoleh perunggu melalui Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra), Gregoria Mariska (tunggal putri) dan Ihsan Maulana Mustofa (tunggal putra). Dalam SEA Games 2017 sendiri, Indonesia menargetkan tiga emas, satu emas sudah didapat dari nomor beregu putra, dan di kategori perorangan hanya  Jonatan Christie yang masih memiliki peluang dengan melangkah ke partai final. Susi berharap Jonatan akan tampil baik dan merebut medali emas. “Mudah-mudahan Jonatan mainnya normal, tenang dan lebih berani. Saya berharap Jonatan bisa mengatasi faktor non teknis ini,” kata Susi. Perolehan medali sampai kemarin raihan Indonesia dalam cabang olahraga bulu tangkis adalah satu emas dari beregu putra, dan empat perunggu yang masing -masing disumbangkan tim beregu putri, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra), Gregoria Mariska (tunggal putri) dan Ihsan Maulana Mustofa (tunggal putra).

Kemenangan Tim Bulutangkis Regu Putra di SEA Games 2017 Jadi Modal Untuk Pertandingan Perseorangan

Kemenangan Tim bulutangkis putra Indonesia pada nomor pertandingan beregu menjadi kunci mental keberhasilan dalam pertandingan perorangan SEA Games 2017 yang akan berlangsung di Axiata Arena Kuala Lumpur, Malaysia, pada Sabtu 26 Agustus 2017. “Kemenangan ini sesuai dengan harapan dan target kami karena tim putra memang menjadi salah satu tumpuan penyumbang emas dari bulutangkis,” Ujar Manajer Tim Bulutangkis Indonesia dalam SEA Games 2017 Susy Susanti dilansir dari Okezone Sport, Jumat (25/08). Tim bulutangkis putra Indonesia meraih medali emas pertama dari cabang olahraga bulutangkis SEA Games 2017 setelah mengalahkan tim tuan rumah Malaysia 3-0 dalam laga final.

Tim Bulu Tangkis Beregu Putra Mantap Pertahankan Medali Emas SEA Games 2017

Tim bulu tangkis putra Indonesia berpose dengan medali emas beregu putra yang didapat setelah mengalahkan Malaysia pada final SEA Games 2017 yang berlangsung di Axiata Arena, Bukit Jalil, Kamis. Foto: Bolasport

Tim bulu tangkis beregu putra mantap mempertahankan peraihan medali emas SEA Games 2017, Kuala Lumpur, Malaysia. Melawan tuan rumah, bulu tangkis putra Indonesia menang telak dengan skor 3-0 di Axiata Arena, Kamis (24/8/2017). Indonesia membuka keunggulan melalui Jonatan Christie. Tampil tunggal putra pertama, Jonatan menang 21-18 dan 21-18. Di partai kedua, pertandingan seru dan ketat ketika pasangan ganda putra Indonesia Fajar Alfian / Ardianto Muhammad Rian menghadapi Ong Yew Sin. Menang 21-12 di game pertama, Fajar / Rian menyerah 16-21 di game berikutnya. Pada game penentuan, Fajar / Rian kembali tampil solid dengan smes-smes kencang mereka. Fajar / Rian pun menang 21-14. di partai ketiga, Ihsan Maulana Mustofa mengalahkan Lee Zii Jian dua game langsung 21-11 dan 21-11 dalam waktu 29 menit. Dilansir dari Liputan6.com, Kemenangan Indonesia ditentukan Ihsan Maulana Mustofa. 10 tahun terakhir, Indonesia selalu meraih medali emas. Dengan medali emas ini, tim putra bulu tangkis Indonesia melanjutkan dominasinya di bulu tangkis nomor beregu SEA Games.

Usai Juara AJC 2017, Reyhan Bertekad Lampaui Prestasi Trikus

Anak dari legenda bulutangkis Indonesia Trikus Harjanto, Reyhan Naufal Kusharjanto, meraih prestasi gemilang bersama Siti Fadia Ramadhanti di ajang Asia Junior Championship (AJC) 2017. Ia bertekad untuk bisa melewati torehan prestasi sang ayah  yang merupakan mantan atlet bulutangkis top di nomor ganda campuran hingga mampu merebut perak Olimpiade Sydney 2000. Seperti yang dilansir CNN Indonesia (16/08/2017), Bagi Reyhan, sosok ayah menjadi motivasi terbesar baginya untuk menjalani karier di bidang bulutangkis. Bahkan, ia sampai bertekad untuk bisa melampaui prestasi sang ayah. “Ayah itu jadi motivasi saya main bulutangkis. Saya ingin punya prestasi lebih dari ayah saya yang dapat perak di Olimpiade,” kata Reyhan yang dilansir CNN Indonesia saat konferensi pers pemberian bonus di Jakarta, Selasa (15/8). Trikus sendiri mengatakan bahwa dirinya tak memaksa sang anak untuk mengikuti jejaknya. Lantaran besar di lingkungan bulutangkis, Reyhan juga jatuh cinta pada olahraga tersebut. Duet Reyhan/Fadia diguyur bonus total Rp60 juta dari Bakti Olahraga Djarum Foundation. Ia berhasil mengalahkan wakil Korea Selatan Sung Seung Na/Ah Yeong Seong di ajang Kejuaraan Asia Junior.

Tim Bulu Tangkis Putri Indonesia Lolos ke SemiFinal SEA Games 2017

Tim Putri Bulu Tangkis Lolos ke Semi Final Sea Games 2017

Kehormatan bagi Indonesia bisa Ikut dalam SEA Games 2017 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia. Kebangga bagi Indonesia karena Olahraga kebanggaan Indonesia, yaitu Bulu Tangkis akan berlaga Pada Semi Final mendatang. Tim bulu tangkis putri Indonesia dipastikan melaju ke semifinal SEA Games 2017. Hal tersebut terjadi di karenakan Laos menyatakan mundur, informasi tersebut langsung diutarakan oleh  Direktur Program Kepelatihan Performa Tinggi Permainan Satu Satlak Prima, Mimi Irawan. Seharusnya, Indonesia akan bertemu Laos pada babak perempatfinal pada 22 Agustus 2017 mendatang. “Ya, Tim Bulu tangkis Beregu Putri Indonesia akan tampil ke semifinal karena Laos mengundurkan diri,” kata Mimi Irawan lewat rilisnya, Kamis (17/8/2017). Mimi menambahkan kalau Greysia Polii dan kawan-kawan tak menjadi fikiran perihal mundurnya Laos. Justru hal tersebut membuat energi para pemain bisa terjaga. Langkah tim Merah Putih pun melaju mulus ke semifinal. “Tidak ada pengaruhnya kalau Laos bertanding. Tetapi, ini suatu keuntungan bagi kita karena pemain Indonesia bisa irit tenaga untuk menghadapi pertandingan semifinal dan final,”sebut Mimi. Tak hanya Indonesia yang mendapat keuntungan, ternyata Thailand juga mendapatkan keuntungan. Negeri Gajah Putih tersebut dapat langsung lolos ke semifinal akibat mundurnya Laos dari turnamen bulu tangkis SEA Games 2017. Tanpa Laos, tim beregu putri berkurang dan menyisakan enam negara yaitu Indonesia, Myanmar, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Thailand. Tim putri Indonesia menanti pemenang antara Malaysia dan Myanmar untuk memperebutkan tiket ke final.

Melalui Tenis Meja, Gadis Ini Memendam Mimpi Yang Mulia, Lihat Apa Yang Coba Dia Lakukan?

Rizkia Tenis Meja

Umumnya semua manusia yang ada di bumi memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing, juga dengan latar belakang yang berbeda-beda agar bisa saling melengkapi. Begitupun dengan Razkia yang awalnya menekuni olahraga bulu tangkis pindah menjadi tenis meja. Memiliki tubuh yang mungil, membuat Petty Razkia sempat kesulitan ketika memilih olahraga yang akan ditekuninya. Siswi kelas XII di SMAN 3 Tangsel ini mengatakan bahwa pada awalnya ia mengikuti olahraga bulu tangkis. “Awalnya saya ikut bulu tangkis, tapi karena tubuh saya kecil, orang tua saya khawatir fisik saya kurang kuat kalau ikut bulu tangkis. Akhirnya disuruh coba tennis meja, karena kebetulan keluarga saya memang bisa tennis meja semua. Ternyata memang lebih ringan dari bulu tangkis. Akhirnya saya tertarik dan mulai berlatih olahraga tersebut sekitar kelas 5 SD.” kata Petty (3/8) Petty yang tidak pernah absen mendapatkan juara dalam setiap pertandingan antar sekolah ini, pernah juga mendapatkan juara 1 tingkat Tangerang Selatan beberapa kali. Kejadian yang dianggapnya memalukan juga pernah dialami Petty pada saat service (memberikan bola kepada lawan saat pertama mulai). “Waktu SMP, pelatih memasukkan saya ke dalam pertandingan yang tingkat kemampuan atletnya sudah lumayan berpengalaman dan sudah usia SMA ke atas. Saya paling muda disitu. Ketika memulai pertandingan dan mulai service awal, saya diberikan service yang belum pernah saya coba. Akhirnya saya tidak bisa menerima servicenya dan ditertawakan oleh lawan saya. Akhirnya saya nangis, tapi tetap meneruskan pertandingan sambil nangis. Saya masih merasa malu sampai sekarang.” terang Petty. Menurut Petty, Tennis meja adalah sampingannya untuk prestasi di luar akademis, karena di masa mendatang, Petty memiliki rencana yang lebih mulia. Ia sangat ingin menjadi sukarelawan yang bisa blusukan ke berbagai daerah pedalaman untuk mengajar anak-anak yang tidak bisa bersekolah. “Terima kasih kepada orang tua saya yang sudah menyarankan saya untuk menekuni tennis meja, juga pelatih yang sudah membimbing saya dan bisa berprestasi sampai saat ini, serta teman-teman yang selalu mensupport kegiatan saya.” tutup Petty.(crs/adt)

Masuk Pelatnas Merupakan Impian Terbesar Bagi Atlet Bulutangkis Putut Panji Asmoro

Putut-bulutangkis

“Dampak memukul raket dan melompat-lompat membantu meningkatkan kepadatan tulang secara yang alami.” Demikian kutipan dari Jane Taylor, seorang pelatih atlet bulutangkis pribadi di Inggris. Atlet muda bulutangkis bernama Putut Panji Asmoro merupakan Siswa SMAN 3 Tangsel, sudah beberapa kali mendapatkan prestasi dalam olahraga yang menggunakan raket dalam permainannya. Putut, yang sudah berlatih bulutangkis sejak kelas 5 SD ini memang berasal dari keluarga yang turun temurun adalah pecinta olahraga. Namun, Putut juga menambahkan bahwa awal bermain bulutangkis hanya untuk iseng dan mengisi waktu luang saja. “Awalnya cuma ikut pertandingan biasa untuk iseng-iseng. Akhirnya lama kelamaan saya tertarik dan masuk dalam salah satu club bulutangkis.” ujarnya. (02/8) Kepada NYSN siswa kelas XII yang pernah meraih Juara 1 O2SN tingkat Provinsi dan Juara 2 dalam Liga Menpora tingkat nasional ini mengatakan, bahwa peran orang tua dan pelatih tak lepas dari perjuangannya meraih prestasi sampai saat ini. “Orang tua saya sangat berperan dalam mendukung saya, begitupun pelatih saya dari kecil yang biasa saya panggil Kak Jaja. Beliau sangat memotivasi dan mendukung saya selama ini.” kata Putut. Dapat menjadi atlet bulutangkis dan bisa mengikuti berbagai kejuaraan bulutangkis di berbagai tempat, membuat Putut sangat senang karena bisa mempunyai teman-teman baru dan semakin banyak yang memotivasinya. “Saya ingin menjadi pemain nasional dan masuk pelatnas. Di samping itu, saya juga ingin menjadi pengusaha sukses serta bisa kuliah di universitas impian saya yaitu Universitas Brawijaya, Malang. Maka dari itu, hargai waktu sebaik mungkin, jangan disia-siakan dan berlatih terus agar yang diinginkan dapat tercapai.” tuturnya.(crs/adt)

Heboh! Menuju Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis Djarum 2017

Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017. Foto: pbdjarum.org

Beasiswa bulu tangkis Djarum juga diadakan di kota Solo. Panitia sampai saat ini masih membuka pendaftaran peserta secara offline dengan datang langsung ke lokasi hari ini, Jumat (21/7/2017). Seperti yang dilansir dari Solopos.com (19/7/2017), Jumlah pendaftar baru mencapai sekitar 500 peserta untuk audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017 yang akan digelar di GOR RM Said Karanganyar pada Sabtu-Senin nanti (22-24/7). Program Associate Bakti Olahraga Djarum Foundation, Abraham Delta Oktaviari, mengatakan tahun lalu jumlah pendaftar mencapai 700 peserta. Dia memprediksi tahun ini pendaftar akan meningkat dalam beberapa hari ke depan sebelum hari H. “Kami masih memberikan kesempatan bagi pendaftar dengan datang langsung ke lokasi bersamaan dengan jadwal daftar ulang peserta. Syaratnya cukup mudah, silakan bawa fotokopi kartu keluarga dan akta kelahiran,” jelas Abraham menurut lansiran dari Solopos.com, Selasa (18/7/2017). Abraham lebih menekankan pentingnya kualitas daripada kuantitas peserta. Ia hanya berharap audisi umum tersebut bisa melahirkan sejumlah atlet muda dengan bakat-bakat yang spesial di bidang bulu tangkis. Berbeda juga dengan audisi tahun-tahun sebelumnya, fokus terbagi dalam U-13 dan U-15. Sedangkan tahun ini, menurut Abraham, mereka fokus untuk mencari atlet putra dan putri dari kelompok U-11 dan U-13 saja.  Pembinaan atlet yang dimulai di klub pada usia dini  diharapkan mampu melahirkan pebulu tangkis dengan kemampuan terbaik dan meraih prestasi maksimal di masa depan.

Rizqul Karim Kecil Semangat Untuk Raih Juara Pertama

Menampakan progres yang kian membaik merupakan bagian dari memahami potensi bakat yang di miliki seseorang, lalu berhasil mendapatkan kebanggaan, serta di percaya bisa meningkatkan kepercayaan diri. Seperti yang di alami oleh remaja Pamulang, Muhammad Rizqul Karim, yang sering di panggil oleh teman temannya dengan sebutan Karim. Karim adalah siswa yang sekarang duduk dibangku kelas 2, dan bersekolah Yayasan Islam Al mursyidiyyah, Pondok benda, Pamulang. Dan bergelut dengan olahraga Bulu tangkis adalah pilihannya. Dia pernah menyandang gelar menjuarai turnamen OSSO (Olimpiade Sain Seni dan Olahraga) dalam turnamen bulu tangkis tunggal putra. Karim putra Palembang ini merupakan buah hati dari pasangan Asmawi Irwan Maulana dan Yuningsih, menceritakan pengalamannya sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar. “Semenjak SD pernah mendapatkan juara se kecamatan, antar sekolah di Prabumulih Palembang. Sosok ayah yang mengarahkan saya sewaktu kecil, dan hingga akhirnya melekat menjadi hobby.” Tutur Karim. Karim yang sangat menyukai minum teh manis kala berlatih amatlah berharap ingin menjadi pemain Nasional yang dapat membanggakan kedua orangtuanya. Sementara itu Gojali sebagai guru olahraga mengatakan, sudah mempunyai firasat bakat yang di miliki Karim. “Saya sudah melihat bakat yang di miliki oleh Karim, dan saya hanya tinggal menyalurkan bakat tadi ke dalam ajang kejuaraan.” Ujar Gojali kepada NYSN (24/5) Berbekal menjuarai turnamen osso antar sekolah menengah pertama Se-Tangsel Gojali terus memuji anak didiknya. “Baru saja ikut turnamen, sudah bisa menjadi juara 3, mudah mudahan tahun depan bisa jadi juara satu ya.”Harap Gojali yang di temui di area sekolah.(bgs/adt)