Jelang SEA Games 2019 Filipina, 46 Atlet Ikuti Seleknas Modern Pentathlon di Jakarta

Siswanto (Sekjen MPI) menyebut seleknas modern pentathlon Indonesia yang digelar tidak hanya untuk persiapan SEA Games 2019, tapi juga untuk mencari bibit atlet muda berbakat untuk persiapan berbagai kejuaraan nasional maupun internasional. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pengurus Pusat (PP) Modern Pentathlon Indonesia (MPI) menggelar seleknas (Seleksi Nasional), sebagai bagian dari persiapan menghadapi SEA Games 2019 Filipina, Desember mendatang. Seleknas dihelat di Gelanggang Olahraga (GOR) Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa (29/1). Tercatat, sebanyak 46 atlet, baik dari kalangan sipil maupun TNI (Tentara Nasional Indonesia) bersaing untuk memperebutkan kursi di tim nasional (Timnas) modern pentathlon Indonesia. Pada seleknas ini menggelar jenis kompetisi yakni Biathle (run, swim-run), dan Laser Run, masing-masing untuk kategori Youth B Usia 17 tahun (16-17 tahun), Junior (18-21 tahun), dan Senior (22-35 tahun). Cabang olahraga (cabor) modern pentathlon sendiri merupakan gabungan dari lima disiplin olahraga, yakni renang, anggar, berkuda, menembak, dan lari. Siswanto, Sekertaris Jenderal (Sekjen) PP MPI, mengatakan seleknas merupakan bagian dalam mencari para atlet yang akan dipersiapkan menghadapi pesta multievent dua tahunan negara-negara se-Asia Tenggara di Filipina, pada Desember mendatang. “Ini baru pertama kali kami melaksanakan seleksi nasional. Jadi dalam waktu yang singkat, kami bisa fokus menentukan orang yang bisa dibina untuk persiapan ke ajang multievent,” ujar Siswanto, di Jakarta, Selasa (29/1). Diakui Siswanto, MPI telah melakukan sosialisasi ke seluruh daerah di Indonesia terhadap pelaksanaan seleknas ini, namun akibat kurang populernya olahraga modern pentathlon, maka jumlah peserta yang mengikuti seleknas masih sangat minim. “Modern pentathlon ini masih baru dan belum populer. Apalagi olahraga ini sangat berat, karena harus menjalani lima cabang olahraga,” lanjutnya. “Kami juga sudah berusaha melakukan komunikasi, tapi minat mereka terhadap olahraga ini masih minim, sehingga ini menjadi salah satu kendala bagi kami, dan akan terus menggelorakan olahraga ini ke masyarakat,” lanjutnya. Siswanto menyebut seleknas ini bukan hanya sebagai wadah persiapan SEA Games 2019, namun lebih dari itu adalah untuk mencari bibit baru. Untuk itu, ia berjanji akan mengelar seleknas lebih banyak lagi, dan untuk para atlet mengikuti berbagai turnamen, baik level nasional maupun Asia Tenggara. “Kenapa itu kami lakukan? Supaya para atlet ini mengenal atlet lain yang akan menjadi lawan mereka nantinya. Terlebih, di SEA Games cabang modern pentathlon untuk pertama kalinya dipertandingan. Bila melihat kekuatan lawan di Asia Tenggara yang paling kuat adalah Thailand,” tambahnya. Terkait target, Siswanto menjelaskan peluang terbesar untuk meraih medali ada di nomor team putra. Sedangkan di nomor perorangan, ungkapnya, persaingan sangat berat. “Setelah seleknas ini, untuk promosi dan degradasi kami lakukan terus hingga pada saatnya dimana komposisi 100 persen itu pada Juni atau Juli. Jadi ada 6 atlet yang kami siapkan untuk SEA Games yakni putra-putri perorangan untuk Biathle, dan putra-putri perorangan untuk Laser Run, kemudian nomor team,” jelasnya. Guna mewujudkan ambisi meraih medali, Siswanto menuturkan pihaknya berencana menggelar training camp (TC) di Korea. “Tapi itu masih harus kami komunikasikan terlebih dahulu dan melihat anggaran yang ada. Karena setelah seleknas ini baru kami akan menyusun proposal anggaran untuk Pelatnas modern pentathlon. Namun, berapa pun anggaran yang nantinya disetujui pemerintah akan kami gunakan sebaik dan semaksimal mungkin demi meraih prestasi mengharumkan Merah Putih,” tukas Siswanto. (Adt)

Batal Bagikan Tiket Gratis Modern Pentathlon, Pemkab Tangerang Akhirnya Ajukan Syarat

Kakorlantas Polri Irjen Royke Lumowa (duduk) saat mengunjungi venue Asian Games 2018 cabang olahraga modern pentathlon di SMA Adriya Pratama Mulya, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. (tribunnews.com)

Tangerang– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang akhirnya membatalkan gratis tiket menonton cabang olahraga (Cabor) Modern Pentathlon Asian Games 2018, di SMA Adriya Pratama Mulya, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Pemkab Tangerang memutuskan tiket gratis kini dibatasi untuk 100 orang. 100 orang warga kabupaten Tangerang yang bisa menyaksikan pertandingan Asian Games 2018, juga harus menunjukkan bukti kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) asli sebagai warga kabupaten Tangerang. “Tiket tidak bisa gratis, keputusan yang akhirnya harus kami terima. Jadi, ya kita lakukan pemberlakuan syarat,” kata Plt Bupati Tangerang, Komarudin, usai membuka pelaksanaan gerak jalan Asian Games 2018 di Tigaraksa, Kamis (2/8). “Masyarakat harus memiliki KTP atau Kartu Keluarga Tangerang, untuk bisa mendapatkan tiket yang kami sediakan sebanyak 100 tiket (gratis),” lanjutnya. Pembatalan tiket gratis tersebut karena adanya kekhawatiran terkait tingginya animo masyarakat, yang dapat mengganggu jalannya pertandingan di ajang akbar se-Asia tersebut. Sebelumnya, pemda setempat memberikan pernyataan berencana akan menggratiskan tiket masuk Modern Pentathlon, bagi masyarakat Tangerang untuk bisa menyaksikan ajang internasional Asian Games 2018 tersebut. Yayasan Adria Pratama Mulya (APM), yang jadi tempat berlangsungnya Modern Pentathlon itu, memiliki kapasitas 300 – 800 penonton. Ketua Harian APM, Triwatty Marciano menuturkan, pihak pengelola venue sejak awal mengharapkan tak diberikan tiket gratis kepada masyarakat. “Saya minta tidak gratis, karena khawatir penonton akan membeludak kalau gratis, mengingat kapasitas yang kami miliki,” tegasnya. Harga tiket Asian Games 2018 untuk Modern Pentathlon pun dibanderol sebesar Rp150 ribu, yang dapat dibeli melalui situs resmi Asian Games 2018 dan juga beberapa situs perbelanjaan online lainnya. Modern Pentathlon akan memperebutan dua medali emas di Asian Games 2018. Modern pentathlon merupakan gabungan dari lima disiplin olahraga, yaitu berkuda, anggar, renang, menembak dan lari. Sistem pemberian poin setiap nomor juga berbeda. Pada lomba berkuda, peserta akan berlomba di nomor jumping melewati berbagai rintangan. Pada nomor anggar, setiap atlet akan saling bertarung dan harus mencetak poin terbanyak dalam satu menit. Lalu nomor renang gaya bebas 200 meter. Semakin cepat dari batas waktu standar yang diberikan, maka makin banyak pula poin yang diraih. Dan terakhir adalah Laser Run atau gabungan dari lari sejauh 3 KM dan diselingi adu kecepatan menembak di jarak 10 m rifle. Cabang dengan yang mempertandingkan lima disiplin ini akan dipertandingkan (gametime) pada 31 Agustus dan 1 September 2018. Dari enam atlet pelatnas modern Pentathlon, nantinya dipilih empat atlet, dua putra dan dua putri yang akan berlaga di Asian Games 2018. Keenam atlet itu, yakni Yusri, Frada Saleh Harahap, dan M Taufik di sektor putra. Kemudian Dea Salsabila, Adrianida Irma Saleh serta Maharani Azhri Wahyuningtyas di sektor putri. (Art)