Luar Biasa, Baru Satu Tahun Mengikuti Panahan, Remaja Ini Langsung Mendapat Kesempatan Keluar Negeri

Ryan saat mengikuti kompetisi panahan di bangkok

Menggunakan otot kedua lengan, bahu, punggung dan dada dalam olahraga panahan sangat mirip dengan penggunaan gaya dalam olahraga renang, namun focusnya sangat berbeda, jika renang berfocus kecepatan, panahan lebih untuk ketepatan. Kembali dalam kategori panahan, kali ini remaja yang bernama panjang Ryan Rafi Adiputro ini telah menjadi atlet panahan ketika awal tahun 2016. Meskipun baru satu tahun, namun siswa kelas IX di SMPN 8 Tangsel ini sudah mengantongi segudang prestasi yang luar biasa. Ryan mengatakan bahwa olahraga yang satu ini sangat membutuhkan konsentrasi dan focus yang matang. “Olahraga panahan berbeda dengan olahraga yang lain, dari segi peralatan serta tehnik bermainnya membutuhkan konsentrasi dan fokus yang tinggi. Juga olahraganya keren.” kata Ryan. Diakui Ryan, olahraga panahan adalah olahraga yang tidak membosankan, malah dirinya ingin terus berlatih. Tapi karena keluarganya yang juga sangat mendukung akhirnya Ryan focus menggeluti olahraga panahan. Ryan juga mengatakan kepada NYSN bahwa dirinya memiliki pengalaman unik dan membanggakan ketika bertanding. “Saat hujan, dimana saya baru memegang alat Recurve 70m, namun saya dapat mengalahkan para pemain senior. Juga ketika di Bangkok saya menjadi satu-satunya peserta yang tidak didampingi pelatih dan official.” tutur pelajar kelahiran Jakarta, 12 Januari 2003 ini. “Ada juga pengalaman yang lucu, pada saat menembak dalam pertandingan yang diadakan di Yogyakarta, alat sight atau fishir kacanya copot. Tapi alhamdulillah ternyata saya masih bisa meraih medali perak.” lanjutnya. Bagi Ryan, orang tua, pelatih dan kepala sekolahnya adalah orang-orang yang sangat berperan dalam perjuangannya meraih prestasi di olahraga panahan selama ini. Sukses dalam meraih prestasi, bukan berarti Ryan tidak pernah mengalami kendala. Diakuinya, sudah 2 kali dirinya mengalami cidera. “Pada seleksi Popnas, saya cidera di pergelangan, alhasil score saya mengalami drop. Dan yang kedua pada saat pertandingan Kartini Cup, saya cidera di bagian bahu. Namun saya masih dapat meraih medali emas.” ujar Ryan. Lebih lanjut Ryan mengatakan ia memiliki cita-cita untuk menjadi Pilot. Ia juga berharap kedepannya dirinya dapat mengikuti kejuaraan dunia panahan. Untuk menjadi atlet profesional, Ryan belum terlalu berminat karena menurutnya, profesi sebagai atlet di Indonesia belum cukup menjanjikan. Ryan juga berpesan bahwa untuk menjadi sukses, kita tidak boleh menyerah dan tetap semangat, karena jika menyerah berarti semua usaha akan sia-sia. Harus terus mencoba dan mencoba. Sementara itu orang tua Ryan, Bambang Adiputro berpendapat bahwa olahraga panahan adalah olahraga yang positif, namun sayangnya belum terlalu diperhatikan. “Menurut saya, olahraga panahan adalah kegiatan olahraga yang positif ditengah maraknya aktivitas kegiatan online. Selain itu dapat juga mencegah dari bahaya narkoba. Namun, untuk aktivitas tersebut dibutuhkan support dan dukungan dari segala pihak seperti orang tua, sekolah maupun pemerintah atau pemerintah daerah. Adapun supportnya dapat berupa dukungan dalam mengikuti setiap event dan kejuaraan, atau penyediaan peralatan. Untuk itu, dibutuhkan wujud nyata dari pemda setempat apabila ingin memajukan olahraga panahan tersebut.” ungkap Bambang. Jika ditotal, kira-kira sudah ada 32 medali beserta 8 trophy yang telah Ryan miliki. Beberapa prestasi pelajar yang tergabung dalam club panahan bernama Power Archery Club tersebut adalah: 1. BANTEN POPNAS SELECTION 2017, July 9’2017 -1st winner recurve category (70 m), score 312 & 319 2. Surabaya International Open Archery Competition Junior, May 23-26’ 2017 in Surabaya, East Java -Gold Medalist, Recurve Team Category (70 m) -Bronze Medalist, Qualification Recurve Individual Category (70 m) -Bronze Medalist, Olympic Round Recurve Individual Category (70 m) 3. Piala Kartini 1, April 22-24’ 2017 in Cibubur, Jakarta -1st Winner Olympic Round Individual Recurve Men (40 m) 4. 2nd BINUS INDOOR ARCHERY NATIONAL CHAMPIONSHIP April 7 – 9’ 2017 in Serpong, Tangerang Selatan, Banten -Gold Medalist, Qualification Round Individual, Middle School Men (15 m) -Gold Medalist, Middle School Men Team Category (15 m) -Gold Medalist, Qualification Round Individual, General Men (18 m, 3 target face) -Bronze Medalist, General Men Team Category (18 m, 3 target face) 5. JOGJA OPEN ARCHERY COMPETITION, March 25-28’2017 in Yogyakarta -Silver Medalist, Olympic Round, Standard Bow SMP (30 m) -5th Ranking, Qualification Round Standard Bow SMP (30 m) -17th Ranking, Qualification Round (284 score) Recurve Men (70 m) 6. VIENETH OPEN 4, Feb 25 & March 4’2017 in Bandung, West Java -Gold Medalist, Olympic Round, Recurve Men (50 m) -Silver Medalist, 2nd Qualification Round, Recurve Men (50 m) -Bronze Medalist, 1st Qualification Round, Recurve Men (50 m) -Gold Medalist, Olympic Round, Standard Bow SMP (20 m) -Silver Medalist, 1st Qualification Round, Standard Bow SMP (20 m) 6. ALTYS OPEN ARCHERY, February 26’ 2017, in Bogor, West Java -Gold Medalist Olympic Round General Man Category (18 m) -2nd ranking, Qualification Round General Men Category (18 m) -Gold Medalist, Team General Men Category (18 m) 7. KEJOHANAN MEMANAH TERBUKA PERINGKAT KEBANGSAAN BJ WOLFPACK CUP 2017 Under 15th ,February 12’2017 in Shah Alam, Malaysia -4th Ranking, Qualification Round (589 score) Recurve Cadet Men (60m) -Bulls Eyes Terbanyak (Most “X” shoot) Lelaki Under 15th (60 m) 8. SONIC LINGUISTIC, February 1 ‘2017 in MAN Insan Cendekia Serpong, Banten -Gold Medalist, Olympic Round Category (15 m) -Gold Medalist, Team Category (15m) -1st Ranking, Qualification Round (15 m) 9. D’KANDANG OPEN Archery Tournament January 7’ 2017 in Depok, West Java -GOLD Medalist, Qualification General Category Men (20 M) -GOLD Medalist, Olympic Round General Category Men (20 M) -GOLD Medalist, Team General Category Men (20 M) 9. JAKARTA OPEN Archery Competition, December 18-20’2016 in Ragunan, Jakarta -SILVER Medalist, Qualification Category Junior High School (20 M) -BRONZE Medalist, Olympic Round, Category Junior High School (20 M) -BRONZE Medalist, Team Category Junior High School (20 M) 10. INTERNATIONAL INDOOR YOUTH CUP, December 12’2016 in Bangkok, Thailand -BRONZE Medalist, Olympic Round Recurve Novice Men Category -4th Ranking Qualification Round Recurve Novice Men Category 11. 3 GIS FESTIVAL OPEN November 12’2016 in South Tangerang, Banten -GOLD Medalist, Qualification Under 13 Category (15 M) -GOLD Medalist, Olympic Round Under 13 Category (15 M) 12. Junior Selection for Student PON REMAJA November 4’2016, in Serang, Banten -1st Ranking, Qualification Student Under 17 Category (60 M) 13. ASESI EXPO 2016, October 30’2016 in Cilangkap, Jakarta. -2nd Ranking, Qualification Category Junior High School (20 M) -GOLD Medalist, Olympic Round Category Junior High Shool (20 M) 14. ALIX CUP 2016, September 24’2016 in Cipete, … Read more

Patah Lengan Bukan Halangan Bagi Pelatih Ini Untuk Tetap Berprestasi Dalam Bola Basket

agung-pelatih-basket

Kali ini NYSN mengangkat sosok sederhana dengan semangat besar, Agung Christianto, memulai karirnya sebagai atlet basket ketika di bangku SMP. Di latar belakangi kurangnya keharmonisan dalam rumah tangga keluarganya di jadikan dorongan untuk tetap tegar menghadapi permasalahan. “Saya berasal dari keluarga broken home, jadi saya survive bermain bola basket. Jadi kalau sedang ada suatu masalah, saya larinya ke lapangan dan main basket. Daripada ke hal negatif lainnya.Walaupun pergaulan di sekitar saya banyak yang negatif, tapi saya tidak ikut-ikutan. Saya juga tidak merokok” ujar Agung. Agung menceritakan, ia beberapa kali mengikuti kejurda di SMA, dan mendapat beasiswa karena prestasinya dalam bidang olahraga basket ketika masuk kuliah sampai lulus, bahkan saat wisuda Agung juga mendapatkan uang pembinaan dari kampusnya. Sekitar tahun 2006, Agung mengatakan bahwa dirinya sempat berhenti berlatih bola basket karena mengalami cidera patah tangan dan merasa jadi kurang maksimal jika terus menjadi atlet basket. “Setelah cidera tersebut, disitulah terpikir bahwa mungkin saya bisa menyalurkan bakat saya lewat menjadi pelatih bola basket.” kata Agung. Selama menjadi pelatih basket, Agung sudah terlibat dalam Popda Tangsel, Popwil Banten dan Popnas Banten serta dipilih oleh Dispora sebagai advisor pelatih basket Provinsi Banten. Selain itu Agung juga terpilih sebagai pelatih DBL yang dikirim ke Amerika tahun 2015 yang melewati seleksi dari 45 pelatih se Indonesia dan Agung adalah pelatih pertama yang terpilih. Yang lebih istimewa lagi, Agung terpilih menjadi pelatih yang mendapat beasiswa dari Tahir Foundation Junior NBA. Pada tahun 2016 ia juga terlibat dalam Asian Schools Games dan melatih timnas pelajar U-18 dari kementrian pemuda dan olahraga di Thailand. Agung mengatakan kepada NYSN bahwa, berhasil mendapatkan beasiswa adalah sebuah prestasi yang membanggakan “Sangat bangga ketika mendapatkan beasiswa kuliah sampai orang tua saya bertanya apakah saya masih kuliah atau tidak karena saya tidak pernah meminta uang bayaran kuliah. Padahal itu semua karena saya mendapatkan beasiswa dan pada akhirnya dapat membanggakan orang tua saya.”ucap Agung Lebih lanjut Agung menambahkan, bahwa dirinya juga sedih telah mengalami cidera parah, dan akhirnya berujung pensiun bermain basket. “Sebenarnya ada perasaan sedih ketika tangan saya patah dan menjadi tidak maksimal sebagai atlet. Bahkan saya sempat harus dirawat. Tapi ada pula hikmahnya yaitu pacar saya suka jenguk bersama orang tuanya juga, akhirnya sekarang jadi istri saya, deh.” lanjut Agung seraya tertawa. Selama menjadi pelatih, suatu kebanggaan yang dirasakan Agung ketika pernah terpilih untuk menginjakkan kaki di Amerika, tempat kelahiran NBA dan bertemu dengan para pemain dan pelatih NBA. “Ke amerika bersama DBL, belajar mendalami basket disana dan nonton NBA serta terpilih sebagai junior NBA berangkat ke cina. Itu suatu prestasi yang membanggakan.” ungkap agung Sekarang, Agung melatih basket di sekolah Saint John’s BSD, tangsel dan sudah menelurkan banyak murid-murid berprestasi dalam olahraga basket di sekolah tersebut. “Tahun 2015 lalu, ada murid saint john’s yang terpilih berangkat bareng saya ke Amerika, saya sebagai pelatih utama. Sangat bangga, karena kita berjuang bareng-bareng. Keringatnya bareng, hasilnya juga bareng dan tidak terbuang sia-sia. Itu tidak akan bisa dibeli dengan apapun.” tutur Agung. Terakhir, Agung menutup perbincangan dengan NYSN dengan memberikan sedikit motivasi. “Terus berbuat baik, maka pada akhirnya hal-hal yang baik akan menghampiri kita. Banyak berdoa dan berikhtiar.” tutup Agung. (crs/adt)

Guru Ini Malang Melintang Dari Kampus Ke Kampus, Akhirnya Tertarik Hockey Karena Keunikan Alat

Jonathan, yang memutuskan untuk berlatih Hockey pada awalnya karena alatnya yang unik

Berbicara tentang olahraga hockey, kita jadi teringat dengan sebuah film yang berjudul Miracle, yang di rilis pada tahun 2004 dan film ini sempat mendapatkan rating 7,5 dari 10 pada saat itu. Produk walt disney ini mengisahkan tentang olahraga hockey yang sedang bersaing dalam sebuah ajang tinggat perguruan tinggi. Di Indonesia, Jonathan Gamaliel adalah salah satu atlet sekaligus pelatih dalam bidang olahraga hockey. Jonathan memaparkan kepada NYSN bahwa dirinya tertarik karena alat alatnya yang tergolong unik. “Saya ikut hockey mulai tahun 2007, dan tergabung dalam club hockey Dharma Karya. Saya tertarik sebab olahraga ini masih jarang di mainkan dan alat-alat yang di gunakan juga unik.” ungkap Jonathan. Dalam perjuangan bersama timnya, Jonathan telah meraih beberapa prestasi, diantaranya: 1. Terpilih mewakili Kota Tangsel dalam kejuaran porprov Banten tahun 2010 dan 2014 2. Juara 2 dalam kejuaran hockey di Universitas Gajah Mada (UGM) 3. Juara 2 Fungame hockey di Universitas Pancasila Sedangkan salah satu prestasi individu yang dimiliki Jonathan yang juga bekerja di Sekolah Tinggi Theologia sunergeo adalah mendapatkan Top score dalam kejuaraan hockey di STIE Rawamangun. Masuk ke babak final yang tidak pernah di prediksikan dijadikan pengalaman yang sangat berharga bagi Jonathan dan timnya. “Pengalaman yang paling saya ingat, ketika mengikuti kejuaraan di UGM tahun 2016 dimana tim kami tidak diunggulkan. Namun, tim kami ternyata bisa melaju sampai babak final dan akhirnya mendapat juara 2. Itu adalah pengalaman berharga dan tidak bisa saya lupakan sampai sekarang.” kata Jonathan. Jonathan mengakui, sejauh ini dirinya tidak pernah merasa bosan berlatih hockey. Ditambah lagi dengan dukungan penuh dari orang tua dan juga pelatih yang selalu memotivasi dirinya. Lebih lanjut Pria ini menambahkan bahwa jari tangannya pernah memar selama seminggu “Saya pernah mengalami cidera ketika bermain hockey di Senayan, dimana jari saya terkena stick hockey lawan dan bengkak selama seminggu. Itu adalah cidera paling parah yang pernah saya alami.”cerita jonathan “Pesan saya, jangan pernah menyerah. Terus berlatih dan perbanyak berkenalan dengan orang-orang sesama pemain hockey agar bisa mendapat ilmu dari mereka. Dan yang pasti terus semangat!” tutup Jonathan.(crs/adt)

Menjadi Pelatih Panahan Merupakan Pilihan Bu Neng Untuk Menyalurkan Bakat dan Pendidikannya Di Olahraga

Bu Neng, pelatih panahan yang sudah mendidik banyak atlet panahan yang mengukir prestasi luar biasa.

Layaknya film box office yang berjudul Avatar pada sosok neytiri selalu menggunakan panah sebagai senjata ampuh melumpuhkan musuh dari jarak jauh. Berbeda dari film avatar yang menggunakan panahan menjadi senjata, pelatih panahan ini mengaplikasikannya dalam cabang olahraga. Sosok ramah yang bernama lengkap Neng Siti Sadiah telah di percaya menjadi pelatih olahraga panahan di SMPN 8 Tangsel, sosok familier ini sudah mengeluarkan banyak atlet-atlet muda panahan dan berhasil berprestasi dari berbagai macam ajang yang di gelar. Wanita yang biasa disapa dengan panggilan Bu Neng ini mulai berlatih panahan ketika duduk di bangku kuliah dan mengambil jurusan olahraga. Bu Neng mengatakan kepada NYSN bahwa di tahun 1991 dirinya sudah tergabung dalam tim panahan. “Sekitar tahun 1991, saya tergabung dalam tim panahan Jawa Barat dan beberapa kali mengikuti kejurnas.” ujar Bu Neng. Dan setelah menikah, Bu Neng mendapatkan pilihan sulit, yaitu berhenti berlatih panahan dan memutuskan untuk mengabdi menjadi PNS di wilayah Banten. Lalu seiring berjalannya waktu, tahun 2000, sudah sekitar 9 tahun berhenti memanah, naluri Bu neng sebagai seorang atlet panahan kembali muncul ketika dinas pemuda dan olahraga (Dispora) mencari atlet panahan untuk mengikuti Porprov Banten pada kali pertamanya. “Sulit mencari atlet panahan karena daerah Banten sama sekali belum ada. Akhirnya saya mencoba dan ternyata memang tehnik panahan itu tidak akan pernah terlupa, saya masih ingat semua tehnik tersebut. Hasilnya saya mendapatkan medali pada Porprov pertama kalinya di Banten.” sambung Bu Neng. Tak pernah lepas dari panahan, ibu ramah ini memaparkan perjuangannya dalam menekuni olahraga panahan. “Saya sempat kembali menjadi atlet sekaligus pelatih panahan. Tetapi karena sudah berkeluarga, saya harus memilih salah satu dari kedua profesi tersebut. Akhirnya, saya konsultasi dengan dosen saya semasa kuliah dulu, sekaligus pelatih panahan di Jawa Barat, karena saya sempat merasa bimbang ingin kembali ke Jawa Barat dan kembali mendalami panahan disana. Tetapi dosen saya melarang dan memotivasi saya untuk mengembangkan panahan di Banten. Akhirnya saya memutuskan menjadi pelatih panahan dan berhenti dari atlet. Karena saya akui saya sendiri tidak dapat lepas dari olahraga tersebut. Istilahnya sudah ketagihanlah.” lanjutnya. Lebih lanjut Bu Neng mengatakan, setelah konsultasi dengan ketua KONI Tangsel, akhirnya di tugaskan kembali untuk mengajar ekskul panahan di SMPN 8 tangsel. Lama kelamaan, peminat olahraga panahan semakin banyak bahkan dari luar sekolah yang dilatih Bu Neng. Tidak tanggung-tanggung akhirnya, Bu Neng membuat club panahan bernama Power Archery yang dibuka untuk umum. Bu Neng mengakui, mengembangkan panahan di Banten memang cukup sulit, salah satunya karena kendala peralatan yang kurang lengkap. Padahal menurut Bu Neng, panahan memiliki efek positif. Karena dapat melatih kesabaran, melatih fokus dan bisa melatih tubuh menjadi tegak. “Ada anak murid saya yang dulu sering bungkuk, selama ikut berlatih panahan dia sudah bisa berdiri tegak. Bahkan, ada salah satu anak murid saya yang punya kekurangan susah berkonsentrasi. Setelah konsultasi ke dokter, disarankan ikut olahraga yang melatih fokus. Akhirnya dia ikut panahan dan sekarang sudah mulai banyak kemajuan.” jelas Bu Neng, menceritakan sisi positif olahraga panahan. Di bawah bimbingan Bu Neng, sudah banyak atlet panahan yang mengukir prestasi luar biasa. Salah satu muridnya bahkan sudah mengikuti kejuaraan dan mendapatkan medali di Malaysia dan Bangkok. Dan sudah banyak muridnya yang dapat masuk ke SMA favorit mereka melalui jalur prestasi panahan yang mereka miliki. Namun, menurut Bu Neng masih ada beberapa kendala dalam olahraga panahan. Salah satunya adalah minimnya peralatan. “Kendala panahan salah satunya pada peralatan yang harganya cukup tinggi. Kalau sekolah alhamdulilah dapat bantuan dari BOSDA, salah satunya berupa busur. Kalau untuk club masih membutuhkan modal sendiri.” ujar Bu Neng. Bu Neng juga memberikan beberapa saran untuk kemajuan olahraga panahan khususnya di daerah tangsel. “Kalau untuk di daerah Tangsel, mungkin dari dinas pemuda dan olahraga masih kurang mengakomodir para pelatih. Contohnya untuk pelatihan khusus para pelatih juga belum ada yang khusus masing-masing cabang olahraga (CABOR). Yang sekarang sudah pernah diadakan adalah pelatihan gabungan para pelatih dari berbagai cabor. Saran saya, kalau bisa dikhususkan tiap cabor. Serta secara materi juga belum terlalu diperhatikan untuk pelatih maupun atlet.” saran Bu Neng.(crs/adt)

Judo: Kejar Beasiswa, Pemuda Ini Ngotot Ingin Masuk Akademi Militer

Dimas sang atlet judo

Judo yang berfocus pada tehnik bantingan dan kuncian yang sering di dengar pada istilah grappling ini di percaya mampu mengalahkan orang yang lebih besar. Dimas Aji Anggoro sudah mendalami olahraga judo sejak tahun 2013, siswa kelas 12 yang bersekolah di SMK Letris Indonesia ini tertarik mengikuti judo karena peminat dan clubnya masih bisa dikatakan sedikit jumlahnya, sehingga masih termasuk mudah untuk mengikuti kejuaraan bahkan sampai tingkat provinsi. Pemuda ini telah berhasil menyabet beberapa prestasi Dimas selama 4 tahun mengikuti judo antara lain: 1. Juara 1 Kejurda Tahun 2015, 2016, dan 2017 2. Juara 1 Jabodetabek Plus 3. Juara 3 Piala gubernur DKI 4. Juara 1 POPDA BANTEN tahun 2017 Prestasi yang sudah didapat oleh Dimas tak luput dari peran keluarganya yang selalu membantu Dimas untuk menyeimbangkan pendidikan dengan latihan judo. “Keluarga saya mendukung penuh. Tetapi pendidikan juga penting. Jadi ketika akan mengikuti ujian sekolah, saya akan tunda sementara latihan judonya.” ujar Dimas. Dimas juga mengakui, selama mengikuti judo, banyak kenangan lucu bersama dengan teman-teman sesama judonya dalam ajang popda. “Ketika saya ikut Popda di Pandeglang, banyak cerita seru bersama teman-teman seperjuangan. Kita bercanda seru sekali.” ungkap Dimas Dimas juga mengatakan kepada NYSN, bahwa dirinya pernah mengalami cidera ketika pertama kali mengikuti perrandingan judo. “Ketika mengikuti kejuaraan Porprov tahun 2014, sekaligus debut saya di kejuaraan judo, saya pernah mengalami cidera menjelang bertanding. Saat itu saya sedang melakukan pemanasan, jari kaki kelingking saya tidak sengaja menabrak kaki teman saya dan hampir patah.” cerita Dimas. Pelajar yang bercita-cita masuk akademi militer melalui jalur beasiswa dari prestasi Judo ini juga berpesan untuk selalu berjuang. “Perjuangan tidak mengkhianati hasil, lebih baik bermandikan keringat ditempat latihan dari pada berdarah-darah di pertandingan.” tutur Dimas.(crs/adt)

Menjadi Atlet Bowling Merupakan Langkah Rizal Mencari Kehidupan Yang Lebih Menjanjikan Kelak

Berat bola yang bervariasi dan hampir menyentuh ke semua lapisan umur, bowling menjadi primadona hobby yang menyenangkan. Berbeda dengan hobby, pemuda ini di nobatkan menjadi atlet bowling, ia sudah menggeluti olahraga tersebut sejak tahun 1995, tentunya sudah banyak prestasi yang diraihnya. Pria yang bernama lengkap Devi Rizal ini, bergabung dalam tim bowling provinsi Banten. Rizal mengakui kepada NYSN bahwa ia tertarik pada ruangan dingin dan dapat menarik penikmat bowling itu berlatih berjam-jam. “Yang membuat saya tertarik dengan bowling adalah karena membuat penasaran dan olahraganya dilakukan di dalam ruangan ber AC sehingga betah bermain berjam-jam.” ungkap Rizal. Prestasi Rizal dalam olahraga bowling sudah cukup banyak, mulai dari junior sampai saat terakhir dirinya membela tim bowling Banten pada ajang PON 2016 Jawa Barat. Berikut data yang berhasil di himpun oleh NYSN tentang prestasi Rizal adalah: 1. Juara 3 junior nasional di Kejurnas pekanbaru, Riau 2. Juara 1 Unila Open di Lampung 3. Juara 1 grade B di Spectra Open Bandung 4. Juara 1 Selekda Banten 5. 16 besar PON 2016 Jawa Barat Rizal yang masih menjalankan kuliah S2nya di Helsinki Metropolia UAS, Finlan ini juga tercatat menjadi pelatih bowling di wilayah Banten. Rizal menjelaskan, biasanya ketika awal berlatih bowling, calon atlet sering mengalami beberapa kendala. “Seringkali saat baru belajar bowling, kita akan terpeleset karena licin, atau bolanya tersangkut sehingga terbanting di lane bowling. Cidera juga cukup sering, apalagi saat mempelajari cara melempar yang lebih advance, terkadang jari tangan suka lecet, bahkan kaki terkilir dan banyak cidera lainnya.” jelas Rizal. Namun, Rizal sempat berhenti sementara dari bowling karena merasa jenuh dan masih minim prestasi.Namun ia tetap menekuninya, ia juga sangat bersyukur mempunyai teman-teman dan pelatih yang sangat mendukungnya. “Teman-teman dan pelatih nasional saya, salah satunya David Sitorus, mereka sangat berjasa bagi saya selama saya berjuang dalam dunia bowling.” ujar Rizal. Diakui Rizal, profesi sebagai atlet belum bisa menjanjikan untuk dijadikan pekerjaan tetap. Maka dari itu, Rizal tetap mencari ilmu setinggi-tingginya untuk masa depannya. “Sayangnya memang profesi sebagai atlet bowling belum bisa memberikan penghidupan yang pasti. Oleh karena itu, saya tetap mementingkan pendidikan demi pekerjaan tetap di masa mendatang.” kata Rizal. “Fokus di satu olahraga yang kita cintai, dengan semangat pantang menyerah akan membawa aura positif dalam menggapai cita-cita kita.” tutup Rizal.(crs/adt)

Zuan Sempat Ingin Berhenti Dari Karate Karena Sempat Merasa Di Curangi

Zuan saat sedang menerima medali

Sama seperti sahabatnya yang juga berlatih dalam club yang sama yaitu Bandung Karate Club (BKC) Dizhanajuani Arie Hidayat (17) sudah menggeluti olahraga karate sejak duduk di kelas 4 SD, totalitas membuat Zuan mendapatkan segudang prestasi. Siswa kelas 3 di SMKN 2, Kabupaten Tangerang ini sekarang tergabung dalam Bandung Karate Club (BKC). Zuan mengatakan kepada NYSN bahwa memiliki kemampuan olahraga beladiri itu dapat menjadi benteng pertahanan. “Menurut saya, memiliki kemampuan beladiri itu sangat dibutuhkan, karena itu saya tertarik untuk mengikuti olahraga karate.” kata pelajar yang biasa dipanggil Zuan ini. Zuan menambahkan bahwa dirinya tidak pernah merasa bosan, walaupun saat itu sempat berfikir untuk berhenti menekuni karate. “Saya tidak pernah merasa bosan dengan karate, tapi saya sempat berpikir ingin berhenti, karena pernah merasa dicurangi pada saat bertanding. Namun keluarga dan pelatih terus mendukung saya.” tutur Zuan. Zuan merasa sangat bersyukur karena sampai saat ini belum pernah mengalami cidera dan ia berharap tidak akan pernah mengalami hal tersebut. Tidak tanggung-tanggung, Zuan juga mengatakan kepada NYSN bahwa ia bercita-cita menjadi atlet nasional. “Saya ingin sekali menjadi atlet nasional agar bisa mengharumkan nama Negara Indonesia. Untuk sekarang, saya sedang fokus berlatih karate untuk persiapan kejuaraan yang akan datang. Tentunya tidak ada prestasi yang bisa dicapai dengan mudah, semua butuh semangat, proses dan kerja keras.” ujar Zuan. Beberapa prestasi yang berhasil di koleksi oleh pelajar kelahiran Tangerang, tanggal 3 agustus, tahun 2000 ini adalah: 1. Juara 1 kumite junior (-55kg) walikota open 2. Juara 1 Kumite (-55kg) kejuaraan wilayah BKC 3. Juara 2 Kumite kelas bebas 02SN smk provinsi Banten 4. Juara 3 Kumite junior (-55kg) POPDA Banten 5. Juara 3 Kumite kadet -55kg Jusho Sha Mansapa Cup.(crs/adt)

Masih Sering Terasa Sakit Di Kaki, Gadis Periang Ini Tetap Ngotot Tekuni Judo

Salah satu tujuan kesetaraan gender adalah merupakan kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia. Seperti yang di lakukan oleh Tri Yuli Andriani, siswi kelas 11 di SMAN 5 Tangsel, sejak tahun 2013 sudah menggeluti olahraga judo yang di identikan olahraga laki laki, Yuli sendiri sudah tergabung dalam Club Rajawali Judo Tangsel. Dalam pandangan Yuli, ketertarikannya terhadap judo karena olahraga judo berbeda dari yang lain. “Bagi saya, olahraga judo berbeda dengan beladiri yang lain. Makanya saya tertarik.” ujar pelajar yang akrab disapa Yuli ini. Eksistensinya terhadap judo sudah berhasil meraih beberapa penghargaan, adapun beberapa Prestasi Yuli dalam olahraga Judo diantaranya: 1. Juara 3 Porprov 2014 tingkat provinsi 2. Juara 2 piala gubernur cup 2015 3. Juara 3 Popda 2016 tingkat provinsi 4. Juara 2 walikota cup 2016 tingkat provinsi 5. Juara 2 Budhi EXPO 2016 6. Juara 3 kejurnas Kartika cup 2017 7. Juara 2 Kejurda 2015 8. Juara 1 Kejurda 2016 9. Juara 1 Kejurda 2017 10. Juara 3 Sambo Nasional 2016 11. Juara 3 jujitsu Nasional 2016 12. Juara 3 jujitsu Nasional 2015 Gadis periang ini juga pernah mengalami kejadian lucu selama mengikuti judo, dirinya pernah secara tidak sengaja buang angin saat sedang randori. “Pengalaman lucu selama ikut judo yang tidak bisa aku lupakan sampai saat ini adalah ketika aku tidak sengaja buang angin ketika randori.” candanya Lebih lanjut siswi yang bercita-cita ingin menjadi TNI ini juga pernah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan, kakinya sempat cidera dan hampir patah. “Pernah pada tahun 2014 saat rebutan juara 3, tangan saya hampir patah dan sampai sekarang masih sering kumat kalau latihan.” kata Yuli Wanita tangguh yang lahir pada tanggal 29, tahun 2000 ini juga sempat mengatakan bahwa latihan yang keras terus di lakukan untuk meraih prestasi. “Harus semangat dalam latihan, jangan pantang menyerah. Jika kalah dalam pertandingan jangan putus asa, tetap semangat karna kegagalan adalah kunci kesuksesan dan sebuah pelajaran dimana harus latihan lebih keras lagi.” tutup Yuli.(crs/adt)

Wow! Hari Pertama Indonesia Sabet Lima Emas Melalui Cabor Renang

Cabor Renang Sumbang Lima emas di hari pertama pelaksanaan Asean Schoole Games 2017 di Singapura. (Foto: Kemenpora)

Singapura – Asean School Games (ASG) ajang pertandingan antar Atlet muda berbakat se-Asia tenggara yang tahun ini diselenggarakan di Singapura. Indonesia mengirim banyak atlet untuk berkompetisi antar Asia tenggara serta memperebutkan mendali dan mendapat gelar juara. ASG 2017 akan berlangsung mulai 13 Juli – 21 Juli 2017. Hari pertama terselenggaranya ASEAN School Games 2017, Sabtu (15/7). Para perenang muda Indonesia sudah mendominasi  dengan merebut lima emas, tiga perak dan satu perunggu. Medali emas dari kompetisi yang digelar di Sekolah Olahraga Singapura itu direbut oleh Azzahra Permatahani di nomor 400 meter gaya bebas putri, Athalarik Maulidio 400 meter gaya bebas putra, Farrel Armandio Tangkas di 200 meter gaya punggung putra, tim gaya bebas estafet 4×200 meter putra dan tim gaya bebas estafet 4×200 meter putri. Sedangkan mendali perak diperoleh dari perjuangan Azzahra Permatahani di 200 meter gaya punggung putri, Adinda Larasati di 100 meter gaya bebas putri dan Felicia Angelica di 50 meter gaya dada putri. Terakhir, medali perunggu didapatkan oleh Daniel Setyawan di 200 meter gaya punggung putra. Lima medali emas lainnya direbut perenang asal Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina yang mendapat dua emas. Athalarik yang di temui usai bertanding mengaku bahwa dirinya senang dengan prestasi yang ia torehkan. ia menyebut emas di nomor 400 meter gaya bebas putra memang sesuai dengan targetnya.”Selain itu, dengan waktu tempuh empat menit 4,6 detik, saya memecahkan rekor terbaik pribadi,” ujar perenang berusia 17 tahun tersebut, Sabtu (15/7). Seperti yang dilansir oleh Antaranews.com , Asisten Deputi Pembibitan dan Iptek Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Washinton tidak heran dengan pencapaian cabang olahraga renang dengan lima emas di hari pertama ditandinkannya cabang olahraga renang. Pencapaian ini berhasil karena sebelum para atlet muda ini turun di ASG 2017 mereka telah mempersiapkan diri dan telah banyak mengikuti kompetisi renang. “Kalau renang bisa melampaui target, mereka bisa membantu cabang olahraga lain yang belum mendapatkan medali,” ujarnya. Renang diharapkan menjadi pendulang medali terbanyak kontingen Merah Putih yang total diminta bisa menghadirkan setidaknya 30 emas dari 10 cabor yang diikuti. Pemerintah menargetkan dari cabang olahraga renang 10 mendali emas untuk ASG 2017. Sampai berita ini diturunkan, Indonesia masih berada di urutan ketiga perolehan medali terbanyak sementara dengan lima emas, enam perak dan enam perunggu. Saat ini perolehan mendali diungguli oleh Tuan Rumah, Singapura dengan total mendali enam emas, lima perak dan tiga perunggu. Di posisi kedua di tempati oleh Thailand dengan perolehan mendali enam emas, enam perak dan tujuh perunggu.

AHM Menginspirasi Para Siwa Dengan Terjun di Kompetisi Basket Honda Development Basketball League

Honda Basketball Development League 2017. Foto :kompas.com

PT Astra Honda Motor (AHM) yang bergerak dibidang otomotif ternyata melirik untuk mengembangkan potensi di bidang olahraga. dibuktikan dengan kompetisi basket pelajar terbesar di Tanah Air. Program bernama Honda Development Basketball League (DBL) 2017 ini sudah berjalan secara konsisten selama 10 tahun. Seperti yang dilansir dari kompas.com (15/07/17) melihat tren ini AHM menjadikan Honda DBL sebagai ajang berbagi semangat Satu Hati mewujudkan mimpi. GM Marketing Planning & Analysis Division AHM, Agustinus Indraputra, mengatakan bahwa basket adalah salah satu olahraga yang paling di gemari di kalangan anak muda saat ini. “Kami ingin hadir dan berperan memajukan bangsa ini dengan mengembangkan potensi dan karakter anak bangsa melalui dunia olahraga. Bersama Honda DBL, kami harap bisa memberikan inspirasi dan menemani para siswa menjadi lebih dekat lagi dengan tujuannya,” kata Indraputra dalam siaran resminya, Jumat (14/7/2017). Sama dengan tahun sebelumnya, pada akhir kompetisi Honda DBL akan dipilih siswa berprestasi yang akan di kirim ke Amerika Serikat untuk di beri pelatihan oleh pebasket profesional disana. Selama 10 tahun terakhir ini, Honda DBL sudah diikuti 6.486 sekilah peserta kompetisi. Untuk tahun ini sendiri, AHM memperkirakan 844 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di 25 kota pada periode Juli hingga Oktober 2017 mendatang. Momen roadshow ke sekolah di 25 kota juga dimanfaatkan oleh AHM untuk mengenalkan jajaran produknya sekaligus menebar virus kampanye #cari_aman. Pengunjung bisa menjajal langsung beberapa unit sepeda motor dan mendapat edukasi mengenai pentingnya keselamatan di jalan raya. “Kami ingin memberikan kesempatan mereka merasakan pengalaman berkendara melalui beragam pilihan model motor Honda favorit anak muda saat ini. Selain itu, terdapat juga sosialisasi program #cari_aman untuk menginformasikan keselamatan berkendara dengan gaya khas anak muda,” ujar Indraputra.

Timnas U-16 Dipastikan Tersisih Dari Piala AFF U-15

Pelatih Tim nasional Indonesia U-16, Fachry Husaini, merasa timnya sedang mendapat teguran dari Tuhan. ia sangat menyayangkan hasil buruk yang didapat skuat timnas Indonesia U-16 di Piala AFF U-15. Pasalnya, Timnas U-16 dipastikan tersisih dari Piala AFF U-15, usai kalah 2-3 dari Laos di Chonburi Campus Stadium 1, Thailand, Sabtu (15/7/2017). Dengan hasil tersebut, berarti pasukan ‘Merah-Putih’ baru meraup satu poin dari empat laga. Seperti yang dilansir DetikSport, Fachry mengaku sangat kecewa dengan anak asuhnya yang menampilkan penampilan tim yang sangat buruk selama turnamen AFF dan tak bermain selevel pemain timnas. Para pemain pun dinilai Fachry terlalu ceroboh saat melawan Laos dibanding pada laga-laga sebelumnya. Meski demikian, sang pelatih juga mengakui hasil ini bisa menjadi bahan evaluasi dan koreksi ke depannya. “Saya harap kekalahan ini justru baik buat saya, tim, pelatih, dan semua yang berkecimpung di sepakbola. Ini untuk bahan koreksi, evaluasi, dan teguran untuk semuanya.” kata Fachry dalam rilis yang dilansir detikSport. Kegagalan timnas U-16 secara keseluruhan disebut Fachry juga tak terlepas dari lantaran merasa besar kepala usai juara di turnamen Tien Phong Plastic Cup 2017 di Vietnam. Tim sudah diangkat setinggi-tingginya oleh khalayak banyak usai kemenangan di turnamen Vietnam. Kemudian ternyata di turnamen selanjutnya belum layak apa-apa. Maka kini timnya seolah sedang mendapatkan teguran dari Tuhan. “Tujuan kami di sini jelas untuk meraih juara. Mungkin Tuhan punya rencana lain yang indah buat kami. Bukan di sini, mungkin ditempat lain. Meski begitu saya tetap berterima kasih kepada pemain yang sudah bertanding hari ini,” pungkasnya yang dilansir DetikSport. Meski dipastikan tersisih dari ajang AFF U-15, pasukan ‘Garuda Asia’ masih harus berhadapan dengan Singapura, yang belum mendapatkan poin, pada 17 Juli 2017 di babak Grup A sebelum kembali ke Indonesia.

Dari Bola Kayu Woodball, Ahris Berhasil Jadi Juara Dunia

Ahris yang telah membawa nama Indonesia dalam kejuaraan woodball tingkat dunia lewat beberapa prestasi terbaiknya, yaitu peringkat 1 pada kejuaraan dunia tahun 2010, 2011 dan 2016

Woodball olahraga yang mirip dengan golf, hanya saja bola yang di pukul ke arah yang di inginkan terbuat dari kayu. Ahris Sumariyanto, merupakan atlet olahraga woodball atau biasa dikenal dengan sebutan bola kayu sejak tahun 2009, disaat duduk di bangku kuliah semester 3. Pria yang sedang menjalani kuliahnya di Universitas Negeri Semarang (UNS) jurusan Magister Olahraga semester akhir ini melihat peluang untuk dapat mengharumkan nama bangsa lewat olahraga tersebut. “Saya tertarik dengan woodball karena saya yakin, saya sangat punya peluang untuk dapat membela merah putih lewat olahraga ini.” tegas Ahris.(10/7) Prestasi Ahris dalam bidang olahraga woodball sudah tidak diragukan lagi. Dirinya termasuk atlet yang telah membawa nama Indonesia dalam kejuaraan woodball tingkat dunia lewat beberapa prestasi terbaiknya, yaitu peringkat 1 pada kejuaraan dunia tahun 2010, 2011 dan 2016. “Saya pernah berpikir untuk berhenti dari woodball, karena ketika itu bagi saya kurang memberikan masa depan. Untuk rasa bosan pasti ada, tapi kalau hanya itu tidak akan membuat saya berhenti.” ujar Ahris. Ahris juga mengakui, bahwa doa seorang ibu adalah hal terkuat yang dapat membuatnya seperti sekarang. “Atas jasa ibu saya, saya jadi bisa melihat dan merasakan semangat api membara secara nyata dan kekuatan doa ibu yang yang dapat mempengaruhi alam.” tutur Ahris. “Begitu juga dengan Drs. Kriswantoro, Bambang Sulistyo dan Sutarno. Mereka adalah para pelatih saya yang sangat berjasa. Serta atlet woodball taiwan dan thailand yang menjadi idola saya. Dan tidak lupa orang-orang yang telah meremehkan saya. Semuanya membuat saya semakin berprestasi.” lanjut pria kelahiran 4 September ini. Ahris juga mengatakan kepada NYSN bahwa dirinya berharap kedepannya woodball terus bisa mengharumkan nama Indonesia dan juga dapat memberikan sumbangsih kepada Negara ini baik dari sisi atlet maupun pelatihnya. Terakhir, Ahris menutup percakapannya bersama reporter NYSN dengan memberikan 5 hal yang dianggapnya adalah kunci untuk menuju sebuah prestasi dan kesuksesan. “Kuncinya adalah disiplin, kerja keras, tanggung jawab, jujur dan selalu menghargai orang tua. Itu adalah hal yang selalu saya pegang dalam hidup.” kata Ahris.(crs/adt)

Berkat Sensasi Bebas Yang Dirasakaan Saat Panjat Tebing, Membuat Remaja Ini Bertekad Menjadi Atlit Profesional

panjat tebing

Konon umumnya mencapai puncak teratas dalam mendaki gunung adalah sebuah kebanggan tersendiri, selain dapat melihat sekelilingnya dari tingkat yang lebih tinggi, ternyata proses pendakiannya yang menjadikan sebuah pelajaran. Beda tipis dengan mendaki gunung, Mohamad Abbiyya Sakha, siswa kelas 3 di SMPN 4 Tangsel ini mengawali karirnya sebagai atlet panjat tebing sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Abbi, begitu biasa ia dipanggil, tergabung dalam club panjat tebing FPTI dan termasuk atlet yang berprestasi di bidang olahraga tersebut. Abbi mengatakan kepada NYSN bahwa berlatar belakang kebebasan jiwa muda yang mendorongnya menekuni olahraga yang satu ini “Yang membuat saya menyukai olahraga ini adalah ketika saya memanjat dan sudah berada di atas, saya merasakan sesuatu yang membuat saya merasa bebas.” ujar Abbi. Abbi mengakui, ia merasa bersyukur karena orang-orang di sekitarnya sangat mendukung dirinya untuk menjadi atlet panjat tebing, terutama keluarganya. “Ayah saya dan pelatih saya adalah orang yang paling berjasa dalam perjuangan saya selama menjadi atlet.” kata Abbi. Abbi pernah mendapat juara 1 di kompetisi PORKOT Kota Tangerang Selatan yang di gelar oleh KONI, dan itu adalah hal yang tidak bisa ia lupakan, dimana dirinya mendapatkan juara 1 untuk pertama kalinya. 5 tahun menggeluti olahraga ekstrim ini, atlet binaan KONI Tangsel ini pernah mengalami cidera pada kaki kanan. “Ya, saya pernah cidera beberapa bulan yang lalu saat latihan pada kaki kanan saya, tepatnya di bagian mata kaki. Lumayan sakit karena memanjat mengutamakan kekuatan kaki juga.” tutur Abbi. Abbi menjelaskan bahwa saat dewasa nanti, ia ingin menjadi pelatih panjat tebing. Maka dari itu, ia selalu giat berlatih agar bisa mewujudkan impiannya.(10/7) “Kelak suatu hari nanti, saya ingin menjadi seorang pelatih panjat tebing.”ungkapnya Selain itu Abbi menitipkan pesan kepada NYSN, untuk menjadi atlet professional kita perlu berjuang dengan sekuat tenaga “Untuk siswa siswi yang ingin menjadi atlet profesional, kejarlah mimpi kalian dengan berjuang menggunakan sekuat tenaga yang kalian miliki.” tutup Abbi.(crs/adt)

Lewat Prestasi Olahraga Panahan, Emirah Bertemu Dengan Sang Presiden

Menarik anak busur yang diarahkan ke target yang di inginkan sangat membutuhkan ketenangan ini sudah menjadi rutinitas latihan Emirah, siswi SMPN 8 Tangsel, sudah berlatih panahan sejak tahun 2014. Remaja yang baru naik ke kelas 9 ini mengikuti ekskul panahan yang ada di sekolahnya dan tergabung terdaftar sebagai anggota Club Power Archery. “Awalnya saya terinspirasi oleh kakak saya yang sudah lebih dulu menggeluti panahan dan banyak memenangkan perlombaan, sehingga saya tertarik untuk bisa berlatih panahan. Selain itu panahan juga termasuk sunah rosul di agama islam.” kata Emirah Gadis belia ini telah meraih banyak prestasi dan berikut beberapa diantaranya adalah: 1. 5 medali emas dalam 5 kategori berbeda di Kejuaraan Pekan Olahraga Pelajar Daerah ( POPDA) Banten 2016 2. 2 medali emas di Binus Indoor National Archery Championship 2016 3. 1 medali emas, 1 medali perak dan 1 medali perunggu di Kejuaraaan Bogor Open 2017 Melalui olahraga panahan, Emirah juga mendapatkan pengalaman yang sangat berharga baginya, yaitu bertemu dengan Presiden Indonesia. “Pada kompetisi Bogor Open 2017, saya mendapatkan kesempatan bertemu dengan Presiden Indonesia, yang tak lain adalah bapak Joko Widodo. Saya juga sempat berfoto bersama dengan beliau. Rasanya senang sekali.” tutur Emirah. Emirah juga mengakui, bahwa kesuksesannya meraih prestasi tak luput dari dukungan dan bantuan dari orang-orang disekitarnya. “Saya sangat bersyukur kepada yang diatas yaitu Allah SWT, karena saya sudah bisa menjadi seperti ini. Dan juga kepada pelatih saya bu Neng Siti Sadiah serta keluarga dan teman teman sesama tim panahan.” ujar Emirah. Emirah juga mengatakan kepada NYSN bahwa ia tidak akan berhenti memanah, dan akan dijadikan sebagai hobby. Karena dirinya tidak terbiasa untuk tidak berlatih panahan dalam waktu yang lama. “Setelah lulus SMA nanti, saya mempunyai keinginan kuliah di Sekolah Tinggi Akutansi Negara, dan olahraga panahan akan saya jadikan sebagai hobby dan mengisi waktu luang saya.” jelas Emirah.(7/7) Lebih lanjut Emirah juga berpesan dalam bahasa inggris yang artinya rancanglah keberhasilan dan jangan pernah berhenti sampai tujuan tercapai. “Set your goals high and don’t stop till you get there” tutupnya.(crs/adt)

Berprestasi Dalam Bidang Olahraga Wushu Membuat Atlet Yang Satu Ini Di taksir Banyak Perempuan

Fatih yang berhasil merebut beberapa penghargaan dalam ajang wushu nasional

Wong Fei Hung, Fong Say Yuk, Huo Yuan Jia, Bruce Lee, dan Jet Lee adalah aktor yang sekaligus mendalami dan mempopulerkan silat yang masuk kategori olahraga Wushu. Mendapatkan banyak perhatian dari pecinta para tokoh film di atas, Atlet wushu muda indonesia, Fatih Fahada Akram (11), sudah menggeluti wushu sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak dan sekarang sudah naik ke kelas 6 SDN Sukasari 5 Tangerang. Agus Sarulloh, yang tak lain adalah ayahanda Fatih, mengakui bahwa Fatih termasuk anak yang sangat aktif. “Pada dasarnya Fatih merupakan anak yang sangat aktif. Fatih tertarik berlatih wushu ketika tidak sengaja melihat latihan wushu di sebuah sekolah yaitu SD Islamic Village. Setelah itu Fatih bergabung dengan club Gelora Wushu Indonesia.” tutur Agus. Agus menjelaskan kepada NYSN, bahwa Fatih sudah mendapatkan cukup banyak prestasi sejak tahun 2012. Beberapa prestasi yang telah dimiliki oleh Fatih antara lain: 1. Penampil Terbaik Acara Eat Bulaga SCTV 2012 2. Juara 2 Aksi Susu Zee Se Panongan 2012 3. Medali Perak Chan Quan D, Medali Perak Dao Su C, dan Gun Su D dalam Kejurda Banten 2015 4. Medali Emas Chan Quan C, Medali Perak Gun Su C dan Medali Perak Dao Su C dalam Kejurnas Kungfu Cibubur Jakarta 2017 Agus menambahkan bahwa selama mengikuti wushu, putranya tidak pernah ketinggalan pelajaran umum. “Selama ikut Wushu, Fatih tak pernah tinggal kelas. Fatih juga tidak ikut bimbel. Alhamdulillah pelajaran juga tidak tertingggal.” ujar Agus.(7/7) Agus juga mengatakan kepada NYSN, bahwa Fatih pernah mengikuti tes kecerdasan ketika berada di karantina pemilihan King and Queen Froggy Edutograpgy. Dan hasilnya kecerdasan fatih adalah Inter Personal. “Saya tidak pernah menjanjikan hadiah ke Fatih. Saya hanya memotivasi untuk terus semangat latihan dan berprestasi. Fatih juga punya kecerdasan kinestetik.” kata Agus Agus mengakui, prestasi wushu anaknya yang bercita-cita menjadi pilot ini membuat Fatih banyak digandrungi oleh teman-teman perempuannya. “Iya, banyak cewek yang naksir, sampai ada yang kasih bunga segala.” cerita Agus seraya tertawa. Menjelang kejuaraan, biasanya Agus memberikan asupan makanan tambahan untuk anaknya seperti susu, keju dan buah-buahan. Dan memberikan pantangan makanan kepada Fatih yaitu minuman yang mengandung soda dan pemanis buatan. Ayah yang satu ini juga berpesan kepada pembaca NYSN, bahwa hal penting bagi anak adalah support dan dukungan. “Untuk para orang tua, berilah dukungan maksimal terhadap potensi yang dimiliki oleh anak kita.” pesan Agus.(crs/adt)

Hebat, Dari Panahan, Siswa SMU Ini Rebut Total 32 Buah Medali

Reza, remaja yang berhasil meraih 32 buah medali panahan dari prestasinya baik di tingkat propinsi maupun nasional

Jika kita tarik dalam sejarah tokoh dalam pewayangan, dimana panahan merupakan alat berburu para ksatria seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, Srikandi demikian pula Dorna. Panahan juga sangat populer dan di kemas dalam cerita Mahabharata. Mohammad Reza Maulana Jatmiko, Siswa SMAN 2 Tangsel, merupakan atlet olahraga panahan sejak 4 tahun lalu, dan dirinya tergabung dalam club Power Archery Club. Reza memaparkan kepada NYSN bahwa dorongan orang tua yang menyuruhnya menekuni olahraga panahan.(7/7) “Awalnya, sih ga ada niatan ikut, tapi orang tua saya meminta saya untuk mengikuti kegiatan ini.” ujar Reza. Ternyata, orang tua Reza tidak salah memilih bidang olahraga untuk anaknya. Terbukti dari berbagai prestasi yang telah diraih Reza selama ini. Beberapa diantaranya adalah juara 1 Aduan Putra Binus National Indoor Archery Competition, juara 1 Aduan Putra Pelajar Sirkuit Panahan DKI Jakarta, dan juara 1 Aduan Putra Recurve Popda Banten 2016. Secara keseluruhan Totalnya berjumlah 32 buah medali dan Piala tingkat Provinsi dan Nasional. “Waktu itu saya pernah tidak sengaja menembak target orang dan akhirnya saya malah dikenakan sanksi serta tembakan saya tidak dihitung poinnya. Mungkin saat itu saya kurang fokus makanya menembaknya meleset.” Papar Reza mengutarakan kisah lucu yang pernah di alaminya Reza juga mengatakan bahwa dirinya pernah mengalami cidera di jari yang membuatnya tidak dapat bertanding secara maksimal. “Ketika saya sedang mengikuti sebuah kejuaraan, saya sedang memperbaiki alat saya sebelum maju untuk bertanding. Dan tidak sengaja jari saya terluka lumayan parah karena terkena cutter. Akibatnya saya jadi tidak bisa bertanding dengan maksimal.” tutur Reza. Reza yang bercita-cita ingin menjadi Dokter ini juga berpesan bahwa kita tidak boleh melakukan setengah hati dalam melakukan sesuatu. “Jangan pernah setengah hati dalam melakukan sesuatu. Karena semua bisa dicapai dengan niat dan terus berlatih.” pesan Reza.(crs/adt)

Bola Basket: Pernah Diusir Dari Lapangan, Pelajar Ini Akhirnya Menuai Banyak Prestasi

bola basket: elisabeth yang berprestasi dalam MVP award dalam kejuaraan di SMP Pembangunan Jaya 2014, MVP award di Australian International School 2015, Honda DBL first team 2016, dan Golden Ticket Honda DBL Camp (terpilih sampai 24 besar) 2016

Elisabeth Steffi Adisurya Putra, sudah mulai berlatih bola basket sejak duduk di bangku kelas 7 SMP. Siswi kelas 12 di SMP Saint john’s BSD, tangsel ini mengakui bahwa bola basket merupakan olahraga yang sangat mengasyikkan. Prestasi individu yang telah diraih oleh elisabeth antara lain MVP award dalam kejuaraan di SMP Pembangunan Jaya 2014, MVP award di Australian International School 2015, Honda DBL first team 2016, dan Golden Ticket Honda DBL Camp (terpilih sampai 24 besar) 2016. Bersama tim bola basketnya, beberapa prestasi Elisabeth adalah juara 1 dalam Popda tahun 2016 dan juara 2 dalam Popwil tahun 2016. “Orang tua saya selalu menegur saya kalau malas latihan. Pelatih saya juga selalu memberi saya semangat latihan, karena beliau juga aku bisa berprestasi seperti sekarang ini.” ujar Elisabeth.(6/7) Elisabeth juga mengakui, bahwa dirinya pernah merasa lelah karena jadwal latihan yang terlalu padat. “Pernah latihan seminggu sampai 6 kali, rasanya capek banget dan mau berhenti aja. Tapi akhirnya saya berpikir lagi bahwa perjuangan saya sudah jauh. Sayang rasanya kalau berhenti begitu aja.” Namun untuk sekarang ini, Elisabeth sedang berhenti sementara untuk berlatih bola basket. Hal ini disebabkan karena dirinya sempat cidera pada Kejurkot beberapa waktu yang lalu dan harus menjalani operasi. “Jadi ceritanya lagi ikut kejurkot, terus pas lagi lari kencang mau putar balik, aku dengar ada bunyi di lututku. Keesokan harinya diperiksa ke Dokter hasilnya meniscusku robek. Akhirnya aku rutin menjalani terapi dan setelah itu bisa main lagi. Tapi terkadang masih suka merasa ada yang sakit ketika main basket.” kata Elisabeth menceritakan pengalaman cideranya. “Ketika sedang berlatih untuk Popnas, latian popnas aku sempat terjatuh lagi karena kaget ketika sedang melompat tiba-tiba didepanku ada pemain yang lain. Dua minggu setelah kejadian itu aku menjalani MRI di Dokter, hasilnya ternyata aku mengalami ACL, dan bulan April yang lalu aku menjalani operasi, jadi sekarang harus istirahat total dulu dari basket.” lanjutnya. Pelajar yang lahir di Jakarta, pada tanggal 8 Juni 2000 tersebut juga menceritakan sebuah pengalaman yang sampai saat ini selalu diingat olehnya. “Pernah ketika sedang latihan, aku jelek banget mainnya. Pelatih berkali-kali bilang jangan kayak gitu. Terus akhirnya pelatihku kesal dan aku diusir dari lapangan. Dia bilang ke aku, keluar luh, copot tali sepatu, yang maksudnya aku disuruh pulang.” tutur Elisabeth. Elisabeth mengakui bahwa ia mempunyai cita-cita menjadi seorang arsitek. Tapi ia juga berharap dapat menjadi seorang atlet basket dan bisa menjalani keduanya di masa mendatang. “Kalau mau sukses, jangan malas latihan. Meski ada satu titik kalian merasa jenuh, kalian harus lawan itu, pasti bisa jadi pemain yang hebat.” pesan Elisabeth.(crs/adt)

Taekwondo Yang Mengajarkan Robby Tentang Rasa Takut Berubah Menjadi Pemberani

Robby yang berhasil menyabet juara 1 Popda se-Banten, juara 1 Kejurda, juara 1 Bupati Cup, dan juara 1 Kejurda Kalbar

Pantang menyerah sudah menjadi semboyan perjuangan para atlet indonesia, dan berusaha memberikan terbaik merupakan harapan bagi semua pribadi-pribadi unggul pada umumnya Abdu Robby Rasul Sayyaf Al Thohari sudah menjadi atlet taekwondo sejak kelas 4 SD. Pelajar yang baru lulus dari SMA Muhammadiyah Pamulang ini bercerita kepada NYSN bahwa taekwondo membuat dirinya menjadi seorang pemberani. “Saya ikut taekwondo sejak kelas 4 SD, karena dulunya saya penakut. Sejak masuk taekwondo, saya tidak jadi penakut lagi karena dalam taekwondo kita diajarkan untuk disiplin dan berani dalam menghadapi masalah. Misalnya ketika akan bertanding kita diajarkan untuk berani melawan tanpa rasa takut, karena itu saya suka dengan taekwondo.” kata Robby.(6/7) Robby mengakui, peran orang tuanya sangatlah penting dalam perjalanannya menjadi atlet taekwondo. Orang tuanya jugalah yang selalu menyemangati Robby menghilangkan rasa putus asa yang terkadang datang dalam pikirannya. Semangat dari orang tuanya juga sudah mengantarkannya menjadi atlet taekwondo berprestasi antara lain juara 1 Popda se-Banten, juara 1 Kejurda, juara 1 Bupati Cup, dan juara 1 Kejurda Kalbar.   Selama masa sekolah, Robby juga bersyukur karena mempunyai guru yang mendukungnya dan ia tidak pernah lupa untuk melakukan konsultasi kepada sang guru terkait nilai-nilai sekolahnya agar tetap baik. Robby menambahkan bahwa dirinya juga sering cidera seperti lebam ringan dan sempat pula mengalami pergeseran tulang. Tapi semua hal itu diyakininya tidak akan membuatnya menyerah berlatih taekwondo. “Cidera pernah, tapi itu tidak akan membuat saya kapok untuk berlatih.” ujar calon mahasiswa kelahiran Jakarta, 20 Juli 1998 ini. “Saya ingin menjadi tentara. Saya juga ingin sukses dan membanggakan orang tua. Pastinya saya juga akan mengembangkan taekwondo.” lanjut Robby. Robby juga berpesan bahwa jika ingin berprestasi dalam taekwondo, kuncinya adalah jangan pernah menyerah. “Untuk kawan-kawan taekwondoin yang sedang berjuang, teruskan perjuangan kalian bahkan sampai ke jenjang olimpiade. Jangan menyerah selagi nafas masih berhembus.” tutupnya.(crs/adt)

Menjadi Atlet Sepatu Roda Bukan Prioritas Utama Yang Di Jadikan Pekerjaan Tetap

Aulia yang berhasil merebut juara 1 pada jarak 300 meter dalam V3 Open tahun 2015, peringkat 4 300 meter dalam Pon Jabar 2016, dan peringkat 6 dalam Seleksi Nasional Asian Games

Salah satu atlet sepatu roda bernama Aulia Abdul Gaffar, seorang mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang lahir di Jakarta, pada tanggal 17 November 1996. Mengawali karirnya sejak usia 4 tahun mengakui tertarik dengan olahraga tersebut karena dirasa cukup ekstrim.(6/7) “Saya tertarik karena olahraga ini cukup ekstrim. Kita bisa kebut-kebutan untuk berebut posisi atau menentukan siapa yang juara. Awal latihan saya tergabung dalam Jakarta Inline Cruiser.” ujar mahasiswa yang biasa dipanggil dengan sebutan Aul. Beberapa prestasi yang telah dimiliki Aul dalam olahraga sepatu roda antara lain adalah, juara 1 pada jarak 300 meter dalam V3 Open tahun 2015, peringkat 4 300 meter dalam Pon Jabar 2016, dan peringkat 6 dalam Seleksi Nasional Asian Games. Aul menambahkan kepada NYSN bahwa prioritas pertamanya terjun ke olahraga sepatu roda bukan untuk mengejar gelar juara, tapi lebih untuk menambah jam terbang pengalaman. “Saya sejak kecil langsung diikutkan dalam pertandingan biar dapat banyak pengalaman terlebih dahulu.” ujar Aul. Aul juga mengatakan bahwa orang tuanya mendukung dirinya menjadi atlet sepatu roda, walaupun sebelumnya sempat melarang karena Aul sering terjatuh dan terluka saat berlatih. “Ya, orang tua saya pernah melarang karena saya sering jatuh dan mengalami luka-luka, namun saya tetap bersikeras melakukan apa yang saya mau. Dan pada akhirnya orang tua saya semakin mendukung saya, para pelatih dan senior-senior saya juga sangat membantu saya selama berlatih sepatu roda.” kata Aul, yang telah memasuki semester 4 dalam kuliahnya. “Saya ingin membahagiakan orang tua saya. Mungkin olahraga bukan rencana untuk jangka panjang, pastinya nanti akan mencari pekerjaan tetap seperti pegawai negeri sipil (PNS) atau yang lainnya. Tapi saya tetap ingin menjadi atlet sepatu roda. Sekarang saya sedang mengikuti training camp untuk Sea Games Ice Skating Short Track, semoga kedepannya saya bisa menjadi atlet profesional dan dapat lebih baik lagi.” Tutupnya.(crs/adt)

Little Monkey Gym, Di Percaya Sebagai Tempat Untuk Menumbuh Kembangkan Gymnastic Di Wilayah Tangerang

Kei yang telah berhasil merebut beberapa trophy piala tingkat nasional yang di adakan oleh British School Jakarta gymnastic friendship meet

Melatih keseimbangan fleksibilitas tubuh, meningkatkan konsentrasi anak, menjadikan anak lebih mandiri dan disiplin, menjadikan pribadi yang di percaya mampu membuat anak untuk bersosialisasi dan juga untuk belatih syaraf motorik pada anak merupakan latar belakang pusat gymnastic di kembangkan oleh beberapa kota besar, tak terkecuali Kota Tangerang Selatan. Bintaro Entertainment Center (BEC) yang berlokasi di sektor 7 Bintaro, Pondok Aren, Tangsel menyajikan pusat kebugaran gymnastic di dalam gedung BEC lantai 3 dengan nama Little Monkey Gym Lahan seluas kurang lebih 300 meter ini di sulap menjadi pusat bermain sekaligus berlatih anak untuk melenturkan otot dan senam serta di padu padankan oleh warna warna yang menarik pandangan mata, sehingga memberikan kesan kenyamanan tersendiri kepada anak yang berlatih. Ruangan dengan konsep arena bermain tersebut berisikan alat alat senam gymnastic yang sengaja di datangkan langsung dari manca negara untuk mendapatkan standart tujuan menumbuh kembangkan syaraf motorik pada anak. Little Monkey yang artinya monyet kecil ini berhasil menarik perhatian dari pasangan Erly Fitrianti dan Wisnu Hartomo yang telah mempercayakan buah hatinya Keisha Evania Ishvari (Kei) untuk berlatih senam. Pada kesempatan itu NYSN sempat melihat Kei latihan di little monkey, Kei yang lahir di Bandung pada tanggal 2 Januari 2008, merupakan siswi di salah satu sekolah swasta Tara Salvia School. Kei telah berhasil merebut beberapa trophy piala tingkat nasional yang di adakan oleh British School Jakarta gymnastic friendship meet, diantaranya : 1. Juara 1 kategori overall handstand 2. Juara 1 place floor 3. Posisi 2 overall age groupers 4. Posisi ke 3 uneven bar 5. Pada kategori 4th balance beam Kei sendiri hampir mendapatkan score sempurna dalam kategori penilaian dengan rata rata, 9.5 at Uneven Bars, 9.4 at Vault, 9.1 at Balance Beam dan 9.1 at One Floor. Erly Fitrianti ibunda Kei mengatakan kepada NYSN tentang manfaat terhadap anak yang mengikuti latihan gymnastic “Ya, sudah pasti saya ingin yang terbaik untuk anak saya, sehat, tumbuh dengan baik dan melatih kekuatan inti di perut (CORE) sebagai pusat ketahanan energy yang berbeda dari anak pada umumnya. Selain itu kebetulan tempat latihan Kei little monkey sangat dekat dari rumah.” ujar Erly Erly juga mengatakan bahwa Kei yang juga penyuka makanan pasta ini cukup beruntung dapat di latih langsung oleh coach Kim yang memiliki prestasi skala nasional dan internasional. “Kei saat ini di latih oleh coach Kim yang punya latar belakang terpercaya di dunia gymnastic, saya merasa beruntung Kei di tangan orang yang tepat dan memiliki sanggar latihan little monkey yang sangat benar-benar memperhatikan dari gaya hidup sehat, hingga pola makan Kei.” papar Erly Lebih lanjut Erly menambahkan bahwa dirinya memiliki pengalaman dan cerita unik dan lucu tentang Kei, yang terjadi selama Kei berada di dalam rumah dan juga di sekolahnya. “Waktu itu saya dan keluarga memperhatikan bahwa kebiasaan Kei di rumah sempat aneh, sofa yang biasanya untuk duduk malah di jadikan ajang atraksi kayang, hingga berjalan menggunakan telapak tangannya (hand stand). Lucunya pas kayang pernah kena adiknya yang masih berumur 4 tahun, dan ketika di sekolahpun pernah mendapatkan teguran kartu disiplin dari gurunya, pasalnya sekolah Kei menyediakan sarana trampoline untuk melompat, tapi di gunakan Kei untuk melompat sambil salto salto.” ungkap Erly sambil tersenyum. Bunda yang memiliki paras yang cantik rupawan ini juga menambahkan bahwa ajang gymnastic atlet indonesia mendapatkan kendala mengikuti kejuaraan tingkat internasional yang sering di adakan oleh 3 negara. “Pada waktu saya melihat adanya informasi yang di gelar oleh beberapa negara south asia seperti singapore, bangkok dan manila, tiga negara ini tidak mengikut sertakan atlet indonesia terkecuali yang bersekolah dari British school dan sekolah internasional lainnya.” papar Erly Wanita yang bekerja di bidang oil dan gas ini berharap kepada kementerian terkait, agar dapat mendorong sebuah kebijakan diplomatic terhadap olahraga gymnastic kepada tiga tersebut negara yang sudah menjadikan gymnastic menjadi budaya hidup sehat. “Saya mewakili para orang tua yang ingin membesarkan anaknya dalam olahraga gymnastic berskala internasional dan juga turut mengkampanyekan budaya hidup sehat, sangat berharap kepada pemerintah, agar pemerintah indonesia dapat memberikan kemudahan kepada atlet indonesia untuk mendapatkan kesempatan ikut bersaing di ajang internasional.” harap Erly (adt)