AHM Menginspirasi Para Siwa Dengan Terjun di Kompetisi Basket Honda Development Basketball League

Honda Basketball Development League 2017. Foto :kompas.com

PT Astra Honda Motor (AHM) yang bergerak dibidang otomotif ternyata melirik untuk mengembangkan potensi di bidang olahraga. dibuktikan dengan kompetisi basket pelajar terbesar di Tanah Air. Program bernama Honda Development Basketball League (DBL) 2017 ini sudah berjalan secara konsisten selama 10 tahun. Seperti yang dilansir dari kompas.com (15/07/17) melihat tren ini AHM menjadikan Honda DBL sebagai ajang berbagi semangat Satu Hati mewujudkan mimpi. GM Marketing Planning & Analysis Division AHM, Agustinus Indraputra, mengatakan bahwa basket adalah salah satu olahraga yang paling di gemari di kalangan anak muda saat ini. “Kami ingin hadir dan berperan memajukan bangsa ini dengan mengembangkan potensi dan karakter anak bangsa melalui dunia olahraga. Bersama Honda DBL, kami harap bisa memberikan inspirasi dan menemani para siswa menjadi lebih dekat lagi dengan tujuannya,” kata Indraputra dalam siaran resminya, Jumat (14/7/2017). Sama dengan tahun sebelumnya, pada akhir kompetisi Honda DBL akan dipilih siswa berprestasi yang akan di kirim ke Amerika Serikat untuk di beri pelatihan oleh pebasket profesional disana. Selama 10 tahun terakhir ini, Honda DBL sudah diikuti 6.486 sekilah peserta kompetisi. Untuk tahun ini sendiri, AHM memperkirakan 844 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di 25 kota pada periode Juli hingga Oktober 2017 mendatang. Momen roadshow ke sekolah di 25 kota juga dimanfaatkan oleh AHM untuk mengenalkan jajaran produknya sekaligus menebar virus kampanye #cari_aman. Pengunjung bisa menjajal langsung beberapa unit sepeda motor dan mendapat edukasi mengenai pentingnya keselamatan di jalan raya. “Kami ingin memberikan kesempatan mereka merasakan pengalaman berkendara melalui beragam pilihan model motor Honda favorit anak muda saat ini. Selain itu, terdapat juga sosialisasi program #cari_aman untuk menginformasikan keselamatan berkendara dengan gaya khas anak muda,” ujar Indraputra.

Timnas U-16 Dipastikan Tersisih Dari Piala AFF U-15

Pelatih Tim nasional Indonesia U-16, Fachry Husaini, merasa timnya sedang mendapat teguran dari Tuhan. ia sangat menyayangkan hasil buruk yang didapat skuat timnas Indonesia U-16 di Piala AFF U-15. Pasalnya, Timnas U-16 dipastikan tersisih dari Piala AFF U-15, usai kalah 2-3 dari Laos di Chonburi Campus Stadium 1, Thailand, Sabtu (15/7/2017). Dengan hasil tersebut, berarti pasukan ‘Merah-Putih’ baru meraup satu poin dari empat laga. Seperti yang dilansir DetikSport, Fachry mengaku sangat kecewa dengan anak asuhnya yang menampilkan penampilan tim yang sangat buruk selama turnamen AFF dan tak bermain selevel pemain timnas. Para pemain pun dinilai Fachry terlalu ceroboh saat melawan Laos dibanding pada laga-laga sebelumnya. Meski demikian, sang pelatih juga mengakui hasil ini bisa menjadi bahan evaluasi dan koreksi ke depannya. “Saya harap kekalahan ini justru baik buat saya, tim, pelatih, dan semua yang berkecimpung di sepakbola. Ini untuk bahan koreksi, evaluasi, dan teguran untuk semuanya.” kata Fachry dalam rilis yang dilansir detikSport. Kegagalan timnas U-16 secara keseluruhan disebut Fachry juga tak terlepas dari lantaran merasa besar kepala usai juara di turnamen Tien Phong Plastic Cup 2017 di Vietnam. Tim sudah diangkat setinggi-tingginya oleh khalayak banyak usai kemenangan di turnamen Vietnam. Kemudian ternyata di turnamen selanjutnya belum layak apa-apa. Maka kini timnya seolah sedang mendapatkan teguran dari Tuhan. “Tujuan kami di sini jelas untuk meraih juara. Mungkin Tuhan punya rencana lain yang indah buat kami. Bukan di sini, mungkin ditempat lain. Meski begitu saya tetap berterima kasih kepada pemain yang sudah bertanding hari ini,” pungkasnya yang dilansir DetikSport. Meski dipastikan tersisih dari ajang AFF U-15, pasukan ‘Garuda Asia’ masih harus berhadapan dengan Singapura, yang belum mendapatkan poin, pada 17 Juli 2017 di babak Grup A sebelum kembali ke Indonesia.

Dari Bola Kayu Woodball, Ahris Berhasil Jadi Juara Dunia

Ahris yang telah membawa nama Indonesia dalam kejuaraan woodball tingkat dunia lewat beberapa prestasi terbaiknya, yaitu peringkat 1 pada kejuaraan dunia tahun 2010, 2011 dan 2016

Woodball olahraga yang mirip dengan golf, hanya saja bola yang di pukul ke arah yang di inginkan terbuat dari kayu. Ahris Sumariyanto, merupakan atlet olahraga woodball atau biasa dikenal dengan sebutan bola kayu sejak tahun 2009, disaat duduk di bangku kuliah semester 3. Pria yang sedang menjalani kuliahnya di Universitas Negeri Semarang (UNS) jurusan Magister Olahraga semester akhir ini melihat peluang untuk dapat mengharumkan nama bangsa lewat olahraga tersebut. “Saya tertarik dengan woodball karena saya yakin, saya sangat punya peluang untuk dapat membela merah putih lewat olahraga ini.” tegas Ahris.(10/7) Prestasi Ahris dalam bidang olahraga woodball sudah tidak diragukan lagi. Dirinya termasuk atlet yang telah membawa nama Indonesia dalam kejuaraan woodball tingkat dunia lewat beberapa prestasi terbaiknya, yaitu peringkat 1 pada kejuaraan dunia tahun 2010, 2011 dan 2016. “Saya pernah berpikir untuk berhenti dari woodball, karena ketika itu bagi saya kurang memberikan masa depan. Untuk rasa bosan pasti ada, tapi kalau hanya itu tidak akan membuat saya berhenti.” ujar Ahris. Ahris juga mengakui, bahwa doa seorang ibu adalah hal terkuat yang dapat membuatnya seperti sekarang. “Atas jasa ibu saya, saya jadi bisa melihat dan merasakan semangat api membara secara nyata dan kekuatan doa ibu yang yang dapat mempengaruhi alam.” tutur Ahris. “Begitu juga dengan Drs. Kriswantoro, Bambang Sulistyo dan Sutarno. Mereka adalah para pelatih saya yang sangat berjasa. Serta atlet woodball taiwan dan thailand yang menjadi idola saya. Dan tidak lupa orang-orang yang telah meremehkan saya. Semuanya membuat saya semakin berprestasi.” lanjut pria kelahiran 4 September ini. Ahris juga mengatakan kepada NYSN bahwa dirinya berharap kedepannya woodball terus bisa mengharumkan nama Indonesia dan juga dapat memberikan sumbangsih kepada Negara ini baik dari sisi atlet maupun pelatihnya. Terakhir, Ahris menutup percakapannya bersama reporter NYSN dengan memberikan 5 hal yang dianggapnya adalah kunci untuk menuju sebuah prestasi dan kesuksesan. “Kuncinya adalah disiplin, kerja keras, tanggung jawab, jujur dan selalu menghargai orang tua. Itu adalah hal yang selalu saya pegang dalam hidup.” kata Ahris.(crs/adt)

Berkat Sensasi Bebas Yang Dirasakaan Saat Panjat Tebing, Membuat Remaja Ini Bertekad Menjadi Atlit Profesional

panjat tebing

Konon umumnya mencapai puncak teratas dalam mendaki gunung adalah sebuah kebanggan tersendiri, selain dapat melihat sekelilingnya dari tingkat yang lebih tinggi, ternyata proses pendakiannya yang menjadikan sebuah pelajaran. Beda tipis dengan mendaki gunung, Mohamad Abbiyya Sakha, siswa kelas 3 di SMPN 4 Tangsel ini mengawali karirnya sebagai atlet panjat tebing sejak duduk di bangku kelas 5 SD. Abbi, begitu biasa ia dipanggil, tergabung dalam club panjat tebing FPTI dan termasuk atlet yang berprestasi di bidang olahraga tersebut. Abbi mengatakan kepada NYSN bahwa berlatar belakang kebebasan jiwa muda yang mendorongnya menekuni olahraga yang satu ini “Yang membuat saya menyukai olahraga ini adalah ketika saya memanjat dan sudah berada di atas, saya merasakan sesuatu yang membuat saya merasa bebas.” ujar Abbi. Abbi mengakui, ia merasa bersyukur karena orang-orang di sekitarnya sangat mendukung dirinya untuk menjadi atlet panjat tebing, terutama keluarganya. “Ayah saya dan pelatih saya adalah orang yang paling berjasa dalam perjuangan saya selama menjadi atlet.” kata Abbi. Abbi pernah mendapat juara 1 di kompetisi PORKOT Kota Tangerang Selatan yang di gelar oleh KONI, dan itu adalah hal yang tidak bisa ia lupakan, dimana dirinya mendapatkan juara 1 untuk pertama kalinya. 5 tahun menggeluti olahraga ekstrim ini, atlet binaan KONI Tangsel ini pernah mengalami cidera pada kaki kanan. “Ya, saya pernah cidera beberapa bulan yang lalu saat latihan pada kaki kanan saya, tepatnya di bagian mata kaki. Lumayan sakit karena memanjat mengutamakan kekuatan kaki juga.” tutur Abbi. Abbi menjelaskan bahwa saat dewasa nanti, ia ingin menjadi pelatih panjat tebing. Maka dari itu, ia selalu giat berlatih agar bisa mewujudkan impiannya.(10/7) “Kelak suatu hari nanti, saya ingin menjadi seorang pelatih panjat tebing.”ungkapnya Selain itu Abbi menitipkan pesan kepada NYSN, untuk menjadi atlet professional kita perlu berjuang dengan sekuat tenaga “Untuk siswa siswi yang ingin menjadi atlet profesional, kejarlah mimpi kalian dengan berjuang menggunakan sekuat tenaga yang kalian miliki.” tutup Abbi.(crs/adt)

Lewat Prestasi Olahraga Panahan, Emirah Bertemu Dengan Sang Presiden

Menarik anak busur yang diarahkan ke target yang di inginkan sangat membutuhkan ketenangan ini sudah menjadi rutinitas latihan Emirah, siswi SMPN 8 Tangsel, sudah berlatih panahan sejak tahun 2014. Remaja yang baru naik ke kelas 9 ini mengikuti ekskul panahan yang ada di sekolahnya dan tergabung terdaftar sebagai anggota Club Power Archery. “Awalnya saya terinspirasi oleh kakak saya yang sudah lebih dulu menggeluti panahan dan banyak memenangkan perlombaan, sehingga saya tertarik untuk bisa berlatih panahan. Selain itu panahan juga termasuk sunah rosul di agama islam.” kata Emirah Gadis belia ini telah meraih banyak prestasi dan berikut beberapa diantaranya adalah: 1. 5 medali emas dalam 5 kategori berbeda di Kejuaraan Pekan Olahraga Pelajar Daerah ( POPDA) Banten 2016 2. 2 medali emas di Binus Indoor National Archery Championship 2016 3. 1 medali emas, 1 medali perak dan 1 medali perunggu di Kejuaraaan Bogor Open 2017 Melalui olahraga panahan, Emirah juga mendapatkan pengalaman yang sangat berharga baginya, yaitu bertemu dengan Presiden Indonesia. “Pada kompetisi Bogor Open 2017, saya mendapatkan kesempatan bertemu dengan Presiden Indonesia, yang tak lain adalah bapak Joko Widodo. Saya juga sempat berfoto bersama dengan beliau. Rasanya senang sekali.” tutur Emirah. Emirah juga mengakui, bahwa kesuksesannya meraih prestasi tak luput dari dukungan dan bantuan dari orang-orang disekitarnya. “Saya sangat bersyukur kepada yang diatas yaitu Allah SWT, karena saya sudah bisa menjadi seperti ini. Dan juga kepada pelatih saya bu Neng Siti Sadiah serta keluarga dan teman teman sesama tim panahan.” ujar Emirah. Emirah juga mengatakan kepada NYSN bahwa ia tidak akan berhenti memanah, dan akan dijadikan sebagai hobby. Karena dirinya tidak terbiasa untuk tidak berlatih panahan dalam waktu yang lama. “Setelah lulus SMA nanti, saya mempunyai keinginan kuliah di Sekolah Tinggi Akutansi Negara, dan olahraga panahan akan saya jadikan sebagai hobby dan mengisi waktu luang saya.” jelas Emirah.(7/7) Lebih lanjut Emirah juga berpesan dalam bahasa inggris yang artinya rancanglah keberhasilan dan jangan pernah berhenti sampai tujuan tercapai. “Set your goals high and don’t stop till you get there” tutupnya.(crs/adt)

Berprestasi Dalam Bidang Olahraga Wushu Membuat Atlet Yang Satu Ini Di taksir Banyak Perempuan

Fatih yang berhasil merebut beberapa penghargaan dalam ajang wushu nasional

Wong Fei Hung, Fong Say Yuk, Huo Yuan Jia, Bruce Lee, dan Jet Lee adalah aktor yang sekaligus mendalami dan mempopulerkan silat yang masuk kategori olahraga Wushu. Mendapatkan banyak perhatian dari pecinta para tokoh film di atas, Atlet wushu muda indonesia, Fatih Fahada Akram (11), sudah menggeluti wushu sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak dan sekarang sudah naik ke kelas 6 SDN Sukasari 5 Tangerang. Agus Sarulloh, yang tak lain adalah ayahanda Fatih, mengakui bahwa Fatih termasuk anak yang sangat aktif. “Pada dasarnya Fatih merupakan anak yang sangat aktif. Fatih tertarik berlatih wushu ketika tidak sengaja melihat latihan wushu di sebuah sekolah yaitu SD Islamic Village. Setelah itu Fatih bergabung dengan club Gelora Wushu Indonesia.” tutur Agus. Agus menjelaskan kepada NYSN, bahwa Fatih sudah mendapatkan cukup banyak prestasi sejak tahun 2012. Beberapa prestasi yang telah dimiliki oleh Fatih antara lain: 1. Penampil Terbaik Acara Eat Bulaga SCTV 2012 2. Juara 2 Aksi Susu Zee Se Panongan 2012 3. Medali Perak Chan Quan D, Medali Perak Dao Su C, dan Gun Su D dalam Kejurda Banten 2015 4. Medali Emas Chan Quan C, Medali Perak Gun Su C dan Medali Perak Dao Su C dalam Kejurnas Kungfu Cibubur Jakarta 2017 Agus menambahkan bahwa selama mengikuti wushu, putranya tidak pernah ketinggalan pelajaran umum. “Selama ikut Wushu, Fatih tak pernah tinggal kelas. Fatih juga tidak ikut bimbel. Alhamdulillah pelajaran juga tidak tertingggal.” ujar Agus.(7/7) Agus juga mengatakan kepada NYSN, bahwa Fatih pernah mengikuti tes kecerdasan ketika berada di karantina pemilihan King and Queen Froggy Edutograpgy. Dan hasilnya kecerdasan fatih adalah Inter Personal. “Saya tidak pernah menjanjikan hadiah ke Fatih. Saya hanya memotivasi untuk terus semangat latihan dan berprestasi. Fatih juga punya kecerdasan kinestetik.” kata Agus Agus mengakui, prestasi wushu anaknya yang bercita-cita menjadi pilot ini membuat Fatih banyak digandrungi oleh teman-teman perempuannya. “Iya, banyak cewek yang naksir, sampai ada yang kasih bunga segala.” cerita Agus seraya tertawa. Menjelang kejuaraan, biasanya Agus memberikan asupan makanan tambahan untuk anaknya seperti susu, keju dan buah-buahan. Dan memberikan pantangan makanan kepada Fatih yaitu minuman yang mengandung soda dan pemanis buatan. Ayah yang satu ini juga berpesan kepada pembaca NYSN, bahwa hal penting bagi anak adalah support dan dukungan. “Untuk para orang tua, berilah dukungan maksimal terhadap potensi yang dimiliki oleh anak kita.” pesan Agus.(crs/adt)

Hebat, Dari Panahan, Siswa SMU Ini Rebut Total 32 Buah Medali

Reza, remaja yang berhasil meraih 32 buah medali panahan dari prestasinya baik di tingkat propinsi maupun nasional

Jika kita tarik dalam sejarah tokoh dalam pewayangan, dimana panahan merupakan alat berburu para ksatria seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, Srikandi demikian pula Dorna. Panahan juga sangat populer dan di kemas dalam cerita Mahabharata. Mohammad Reza Maulana Jatmiko, Siswa SMAN 2 Tangsel, merupakan atlet olahraga panahan sejak 4 tahun lalu, dan dirinya tergabung dalam club Power Archery Club. Reza memaparkan kepada NYSN bahwa dorongan orang tua yang menyuruhnya menekuni olahraga panahan.(7/7) “Awalnya, sih ga ada niatan ikut, tapi orang tua saya meminta saya untuk mengikuti kegiatan ini.” ujar Reza. Ternyata, orang tua Reza tidak salah memilih bidang olahraga untuk anaknya. Terbukti dari berbagai prestasi yang telah diraih Reza selama ini. Beberapa diantaranya adalah juara 1 Aduan Putra Binus National Indoor Archery Competition, juara 1 Aduan Putra Pelajar Sirkuit Panahan DKI Jakarta, dan juara 1 Aduan Putra Recurve Popda Banten 2016. Secara keseluruhan Totalnya berjumlah 32 buah medali dan Piala tingkat Provinsi dan Nasional. “Waktu itu saya pernah tidak sengaja menembak target orang dan akhirnya saya malah dikenakan sanksi serta tembakan saya tidak dihitung poinnya. Mungkin saat itu saya kurang fokus makanya menembaknya meleset.” Papar Reza mengutarakan kisah lucu yang pernah di alaminya Reza juga mengatakan bahwa dirinya pernah mengalami cidera di jari yang membuatnya tidak dapat bertanding secara maksimal. “Ketika saya sedang mengikuti sebuah kejuaraan, saya sedang memperbaiki alat saya sebelum maju untuk bertanding. Dan tidak sengaja jari saya terluka lumayan parah karena terkena cutter. Akibatnya saya jadi tidak bisa bertanding dengan maksimal.” tutur Reza. Reza yang bercita-cita ingin menjadi Dokter ini juga berpesan bahwa kita tidak boleh melakukan setengah hati dalam melakukan sesuatu. “Jangan pernah setengah hati dalam melakukan sesuatu. Karena semua bisa dicapai dengan niat dan terus berlatih.” pesan Reza.(crs/adt)

Bola Basket: Pernah Diusir Dari Lapangan, Pelajar Ini Akhirnya Menuai Banyak Prestasi

bola basket: elisabeth yang berprestasi dalam MVP award dalam kejuaraan di SMP Pembangunan Jaya 2014, MVP award di Australian International School 2015, Honda DBL first team 2016, dan Golden Ticket Honda DBL Camp (terpilih sampai 24 besar) 2016

Elisabeth Steffi Adisurya Putra, sudah mulai berlatih bola basket sejak duduk di bangku kelas 7 SMP. Siswi kelas 12 di SMP Saint john’s BSD, tangsel ini mengakui bahwa bola basket merupakan olahraga yang sangat mengasyikkan. Prestasi individu yang telah diraih oleh elisabeth antara lain MVP award dalam kejuaraan di SMP Pembangunan Jaya 2014, MVP award di Australian International School 2015, Honda DBL first team 2016, dan Golden Ticket Honda DBL Camp (terpilih sampai 24 besar) 2016. Bersama tim bola basketnya, beberapa prestasi Elisabeth adalah juara 1 dalam Popda tahun 2016 dan juara 2 dalam Popwil tahun 2016. “Orang tua saya selalu menegur saya kalau malas latihan. Pelatih saya juga selalu memberi saya semangat latihan, karena beliau juga aku bisa berprestasi seperti sekarang ini.” ujar Elisabeth.(6/7) Elisabeth juga mengakui, bahwa dirinya pernah merasa lelah karena jadwal latihan yang terlalu padat. “Pernah latihan seminggu sampai 6 kali, rasanya capek banget dan mau berhenti aja. Tapi akhirnya saya berpikir lagi bahwa perjuangan saya sudah jauh. Sayang rasanya kalau berhenti begitu aja.” Namun untuk sekarang ini, Elisabeth sedang berhenti sementara untuk berlatih bola basket. Hal ini disebabkan karena dirinya sempat cidera pada Kejurkot beberapa waktu yang lalu dan harus menjalani operasi. “Jadi ceritanya lagi ikut kejurkot, terus pas lagi lari kencang mau putar balik, aku dengar ada bunyi di lututku. Keesokan harinya diperiksa ke Dokter hasilnya meniscusku robek. Akhirnya aku rutin menjalani terapi dan setelah itu bisa main lagi. Tapi terkadang masih suka merasa ada yang sakit ketika main basket.” kata Elisabeth menceritakan pengalaman cideranya. “Ketika sedang berlatih untuk Popnas, latian popnas aku sempat terjatuh lagi karena kaget ketika sedang melompat tiba-tiba didepanku ada pemain yang lain. Dua minggu setelah kejadian itu aku menjalani MRI di Dokter, hasilnya ternyata aku mengalami ACL, dan bulan April yang lalu aku menjalani operasi, jadi sekarang harus istirahat total dulu dari basket.” lanjutnya. Pelajar yang lahir di Jakarta, pada tanggal 8 Juni 2000 tersebut juga menceritakan sebuah pengalaman yang sampai saat ini selalu diingat olehnya. “Pernah ketika sedang latihan, aku jelek banget mainnya. Pelatih berkali-kali bilang jangan kayak gitu. Terus akhirnya pelatihku kesal dan aku diusir dari lapangan. Dia bilang ke aku, keluar luh, copot tali sepatu, yang maksudnya aku disuruh pulang.” tutur Elisabeth. Elisabeth mengakui bahwa ia mempunyai cita-cita menjadi seorang arsitek. Tapi ia juga berharap dapat menjadi seorang atlet basket dan bisa menjalani keduanya di masa mendatang. “Kalau mau sukses, jangan malas latihan. Meski ada satu titik kalian merasa jenuh, kalian harus lawan itu, pasti bisa jadi pemain yang hebat.” pesan Elisabeth.(crs/adt)

Taekwondo Yang Mengajarkan Robby Tentang Rasa Takut Berubah Menjadi Pemberani

Robby yang berhasil menyabet juara 1 Popda se-Banten, juara 1 Kejurda, juara 1 Bupati Cup, dan juara 1 Kejurda Kalbar

Pantang menyerah sudah menjadi semboyan perjuangan para atlet indonesia, dan berusaha memberikan terbaik merupakan harapan bagi semua pribadi-pribadi unggul pada umumnya Abdu Robby Rasul Sayyaf Al Thohari sudah menjadi atlet taekwondo sejak kelas 4 SD. Pelajar yang baru lulus dari SMA Muhammadiyah Pamulang ini bercerita kepada NYSN bahwa taekwondo membuat dirinya menjadi seorang pemberani. “Saya ikut taekwondo sejak kelas 4 SD, karena dulunya saya penakut. Sejak masuk taekwondo, saya tidak jadi penakut lagi karena dalam taekwondo kita diajarkan untuk disiplin dan berani dalam menghadapi masalah. Misalnya ketika akan bertanding kita diajarkan untuk berani melawan tanpa rasa takut, karena itu saya suka dengan taekwondo.” kata Robby.(6/7) Robby mengakui, peran orang tuanya sangatlah penting dalam perjalanannya menjadi atlet taekwondo. Orang tuanya jugalah yang selalu menyemangati Robby menghilangkan rasa putus asa yang terkadang datang dalam pikirannya. Semangat dari orang tuanya juga sudah mengantarkannya menjadi atlet taekwondo berprestasi antara lain juara 1 Popda se-Banten, juara 1 Kejurda, juara 1 Bupati Cup, dan juara 1 Kejurda Kalbar.   Selama masa sekolah, Robby juga bersyukur karena mempunyai guru yang mendukungnya dan ia tidak pernah lupa untuk melakukan konsultasi kepada sang guru terkait nilai-nilai sekolahnya agar tetap baik. Robby menambahkan bahwa dirinya juga sering cidera seperti lebam ringan dan sempat pula mengalami pergeseran tulang. Tapi semua hal itu diyakininya tidak akan membuatnya menyerah berlatih taekwondo. “Cidera pernah, tapi itu tidak akan membuat saya kapok untuk berlatih.” ujar calon mahasiswa kelahiran Jakarta, 20 Juli 1998 ini. “Saya ingin menjadi tentara. Saya juga ingin sukses dan membanggakan orang tua. Pastinya saya juga akan mengembangkan taekwondo.” lanjut Robby. Robby juga berpesan bahwa jika ingin berprestasi dalam taekwondo, kuncinya adalah jangan pernah menyerah. “Untuk kawan-kawan taekwondoin yang sedang berjuang, teruskan perjuangan kalian bahkan sampai ke jenjang olimpiade. Jangan menyerah selagi nafas masih berhembus.” tutupnya.(crs/adt)

Menjadi Atlet Sepatu Roda Bukan Prioritas Utama Yang Di Jadikan Pekerjaan Tetap

Aulia yang berhasil merebut juara 1 pada jarak 300 meter dalam V3 Open tahun 2015, peringkat 4 300 meter dalam Pon Jabar 2016, dan peringkat 6 dalam Seleksi Nasional Asian Games

Salah satu atlet sepatu roda bernama Aulia Abdul Gaffar, seorang mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang lahir di Jakarta, pada tanggal 17 November 1996. Mengawali karirnya sejak usia 4 tahun mengakui tertarik dengan olahraga tersebut karena dirasa cukup ekstrim.(6/7) “Saya tertarik karena olahraga ini cukup ekstrim. Kita bisa kebut-kebutan untuk berebut posisi atau menentukan siapa yang juara. Awal latihan saya tergabung dalam Jakarta Inline Cruiser.” ujar mahasiswa yang biasa dipanggil dengan sebutan Aul. Beberapa prestasi yang telah dimiliki Aul dalam olahraga sepatu roda antara lain adalah, juara 1 pada jarak 300 meter dalam V3 Open tahun 2015, peringkat 4 300 meter dalam Pon Jabar 2016, dan peringkat 6 dalam Seleksi Nasional Asian Games. Aul menambahkan kepada NYSN bahwa prioritas pertamanya terjun ke olahraga sepatu roda bukan untuk mengejar gelar juara, tapi lebih untuk menambah jam terbang pengalaman. “Saya sejak kecil langsung diikutkan dalam pertandingan biar dapat banyak pengalaman terlebih dahulu.” ujar Aul. Aul juga mengatakan bahwa orang tuanya mendukung dirinya menjadi atlet sepatu roda, walaupun sebelumnya sempat melarang karena Aul sering terjatuh dan terluka saat berlatih. “Ya, orang tua saya pernah melarang karena saya sering jatuh dan mengalami luka-luka, namun saya tetap bersikeras melakukan apa yang saya mau. Dan pada akhirnya orang tua saya semakin mendukung saya, para pelatih dan senior-senior saya juga sangat membantu saya selama berlatih sepatu roda.” kata Aul, yang telah memasuki semester 4 dalam kuliahnya. “Saya ingin membahagiakan orang tua saya. Mungkin olahraga bukan rencana untuk jangka panjang, pastinya nanti akan mencari pekerjaan tetap seperti pegawai negeri sipil (PNS) atau yang lainnya. Tapi saya tetap ingin menjadi atlet sepatu roda. Sekarang saya sedang mengikuti training camp untuk Sea Games Ice Skating Short Track, semoga kedepannya saya bisa menjadi atlet profesional dan dapat lebih baik lagi.” Tutupnya.(crs/adt)

Little Monkey Gym, Di Percaya Sebagai Tempat Untuk Menumbuh Kembangkan Gymnastic Di Wilayah Tangerang

Kei yang telah berhasil merebut beberapa trophy piala tingkat nasional yang di adakan oleh British School Jakarta gymnastic friendship meet

Melatih keseimbangan fleksibilitas tubuh, meningkatkan konsentrasi anak, menjadikan anak lebih mandiri dan disiplin, menjadikan pribadi yang di percaya mampu membuat anak untuk bersosialisasi dan juga untuk belatih syaraf motorik pada anak merupakan latar belakang pusat gymnastic di kembangkan oleh beberapa kota besar, tak terkecuali Kota Tangerang Selatan. Bintaro Entertainment Center (BEC) yang berlokasi di sektor 7 Bintaro, Pondok Aren, Tangsel menyajikan pusat kebugaran gymnastic di dalam gedung BEC lantai 3 dengan nama Little Monkey Gym Lahan seluas kurang lebih 300 meter ini di sulap menjadi pusat bermain sekaligus berlatih anak untuk melenturkan otot dan senam serta di padu padankan oleh warna warna yang menarik pandangan mata, sehingga memberikan kesan kenyamanan tersendiri kepada anak yang berlatih. Ruangan dengan konsep arena bermain tersebut berisikan alat alat senam gymnastic yang sengaja di datangkan langsung dari manca negara untuk mendapatkan standart tujuan menumbuh kembangkan syaraf motorik pada anak. Little Monkey yang artinya monyet kecil ini berhasil menarik perhatian dari pasangan Erly Fitrianti dan Wisnu Hartomo yang telah mempercayakan buah hatinya Keisha Evania Ishvari (Kei) untuk berlatih senam. Pada kesempatan itu NYSN sempat melihat Kei latihan di little monkey, Kei yang lahir di Bandung pada tanggal 2 Januari 2008, merupakan siswi di salah satu sekolah swasta Tara Salvia School. Kei telah berhasil merebut beberapa trophy piala tingkat nasional yang di adakan oleh British School Jakarta gymnastic friendship meet, diantaranya : 1. Juara 1 kategori overall handstand 2. Juara 1 place floor 3. Posisi 2 overall age groupers 4. Posisi ke 3 uneven bar 5. Pada kategori 4th balance beam Kei sendiri hampir mendapatkan score sempurna dalam kategori penilaian dengan rata rata, 9.5 at Uneven Bars, 9.4 at Vault, 9.1 at Balance Beam dan 9.1 at One Floor. Erly Fitrianti ibunda Kei mengatakan kepada NYSN tentang manfaat terhadap anak yang mengikuti latihan gymnastic “Ya, sudah pasti saya ingin yang terbaik untuk anak saya, sehat, tumbuh dengan baik dan melatih kekuatan inti di perut (CORE) sebagai pusat ketahanan energy yang berbeda dari anak pada umumnya. Selain itu kebetulan tempat latihan Kei little monkey sangat dekat dari rumah.” ujar Erly Erly juga mengatakan bahwa Kei yang juga penyuka makanan pasta ini cukup beruntung dapat di latih langsung oleh coach Kim yang memiliki prestasi skala nasional dan internasional. “Kei saat ini di latih oleh coach Kim yang punya latar belakang terpercaya di dunia gymnastic, saya merasa beruntung Kei di tangan orang yang tepat dan memiliki sanggar latihan little monkey yang sangat benar-benar memperhatikan dari gaya hidup sehat, hingga pola makan Kei.” papar Erly Lebih lanjut Erly menambahkan bahwa dirinya memiliki pengalaman dan cerita unik dan lucu tentang Kei, yang terjadi selama Kei berada di dalam rumah dan juga di sekolahnya. “Waktu itu saya dan keluarga memperhatikan bahwa kebiasaan Kei di rumah sempat aneh, sofa yang biasanya untuk duduk malah di jadikan ajang atraksi kayang, hingga berjalan menggunakan telapak tangannya (hand stand). Lucunya pas kayang pernah kena adiknya yang masih berumur 4 tahun, dan ketika di sekolahpun pernah mendapatkan teguran kartu disiplin dari gurunya, pasalnya sekolah Kei menyediakan sarana trampoline untuk melompat, tapi di gunakan Kei untuk melompat sambil salto salto.” ungkap Erly sambil tersenyum. Bunda yang memiliki paras yang cantik rupawan ini juga menambahkan bahwa ajang gymnastic atlet indonesia mendapatkan kendala mengikuti kejuaraan tingkat internasional yang sering di adakan oleh 3 negara. “Pada waktu saya melihat adanya informasi yang di gelar oleh beberapa negara south asia seperti singapore, bangkok dan manila, tiga negara ini tidak mengikut sertakan atlet indonesia terkecuali yang bersekolah dari British school dan sekolah internasional lainnya.” papar Erly Wanita yang bekerja di bidang oil dan gas ini berharap kepada kementerian terkait, agar dapat mendorong sebuah kebijakan diplomatic terhadap olahraga gymnastic kepada tiga tersebut negara yang sudah menjadikan gymnastic menjadi budaya hidup sehat. “Saya mewakili para orang tua yang ingin membesarkan anaknya dalam olahraga gymnastic berskala internasional dan juga turut mengkampanyekan budaya hidup sehat, sangat berharap kepada pemerintah, agar pemerintah indonesia dapat memberikan kemudahan kepada atlet indonesia untuk mendapatkan kesempatan ikut bersaing di ajang internasional.” harap Erly (adt)

Panjat Tebing: Meski Senang Dengan Olahraga Ekstrim, Gadis Belia Ini Pun Pernah Menangis Karena Takut

Selain merupakan olahraga yang menantang, panjat tebing juga di percaya dapat meningkatkan fleksibilitas dan juga melatih keseimbangan. Mengangkat beban tubuh sendiri juga terbukti manjur mengontrol berat berat badan. Salah satunya atlet yang tertarik dengan olahraga panjat tebing ini bernama Sabrina Syarifah Calidris (12), yang juga merupakan siswi kelas 1 di SMPN 4 Tangsel yang telah berlatih memanjat sejak duduk di bangku kelas 1 SD, dan saat ini dirinya tergabung dalam club Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Tangerang Selatan. Gadis belia yang akrab di sapa dengan sebutan Sabrina ini mengatakan kepada NYSN, bahwa dirinya tertarik dengan olahraga yang memiliki tantangan tersendiri.(5/7) “Awalnya saya melihat ayah saya yang dulunya adalah pemanjat. Saya juga ikut mencoba-coba sampai akhirnya tertarik dengan olahraga tersebut. Kebetulan saya juga sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan tantangan.” ujar Sabrina. Sudah cukup banyak Prestasi Sabrina di dalam menekuni olahraga panjat tebing, antara lain: 1. Porprov Banten 2014 Peringkat 1 kategori Lead spider kid 2. Kejurprov Banten 2015 peringkat 3 kategori Lead spider kid dan kategori Speed 3. Kejurprov Banten 2016 Peringkat 2 kategori Lead spider kid dan peringkat 1 kategori speed 4. Porkot Kota Tangsel peringkat 2 kategori Lead Spider kid dan kategori Speed Meskipun sibuk berlatih memanjat, Sabrina tidak lupa akan pendidikannya di sekolah. Orang tuanya juga selalu mengingatkan Sabrina untuk membagi waktu sekolah dan latihan dengan baik. “Yang pasti orang tua saya tidak pernah bosan memperingatkan bahwa sekolah itu yang terpenting. Jadi saya selalu membagi waktu latihan memanjat dengan kegiatan sekolah. Allhamdulilah selama ini tidak ada masalah dengan sekolah saya.” tutur Sabrina. Sabrina juga bersyukur bisa mendapatkan teman-teman yang kompak lewat olahraga yang ia geluti. Mereka selalu saling mendukung satu sama lain. “Waktu ikut kejurnas di Yogyakarta, itu adalah pertama kalinya saya pergi tidak bersama dengan orang tua saya. Apalagi umur saya masih sangat muda ketika itu. Dan saya merasa sedih ketika naik kereta saya menangis karena takut. Tapi teman-teman selalu berusaha menghibur saya sampai akhirnya saya terbiasa.” kata Sabrina. Lebih lanjut Sabrina juga mengatakan bahwa olahraga panjat tebing sebagai wujud semangat yang di dedikasikan untuk orang tuanya dan juga untuk mengharumkan nama bangsa. “Saya ingin menjadi atlet panjat tebing profesional sampai tingkat dunia agar saya bisa membanggakan orang tua saya dan juga negara Indonesia.” tutup Sabrina.(crs/adt)

Lakukan 10 Langkah Ini Agar Mudah Menguasai Ice Skating

Bosan dengan olahraga yang anda sering lakukan selama ini yang terasa monoton dan membosankan? Atau butuh suasan ataupun tempat baru untuk berolahraga? mungkin anda bisa mencoba ice skating untuk olahraga selingan supaya bisa memvariasikan olahraga dan aktivitas anda supaya lebih menarik. Suasana yang di dapat di tempat olahraga ini juga berbeda! Di ruangan yang sejuk dengan berlantaikan kubikel-kubikel es beku yang mampu membuat tubuh merasa kedinginan. Untuk anda yang baru ingin mencoba olagraga ini di anjurkan untuk Selalu dalam bimbingan pelatih ahli untuk membantu Anda dengan dasar-dasar ice skating. Seorang pelatih yang baik membantu meminimalkan risiko yang terlibat dan memastikan Anda mempelajari cara yang benar. Penting untuk diketahui bahwa ice skating tidak mudah dikuasai secara alami oleh semua orang. Seorang pemula harus belajar dengan membiasakan diri dengan rinks ice. menyewa sepatu ice skating sebagai pengenalan awal merupakan pilihan yang tepat bagi pemula. Bagi pemula berikut 10 tips dan cara bermain Ice Skating dengan aman 1. Dapatkan Sepatu Yang Baik Berdasarkan pengalaman faktor sepatu ini sangat mempengaruhi, tidak boleh kebesaran atau kekecilan, harus pas, kalau tidak kaki akan terasa sakit karena posisi kaki di sepatu tidak pas. 2. Gunakan Kaos Kaki Yang Tebal Kaos kaki di sini diwajibkan oleh pengelola. Karena suhu arena dingin dan lembab maka otomatis kaki kita juga akan lembab dan basah, akibatnya jika tidak menggunakan kaos kaki yang tebal maka kaki kita akan lecet-lecet atau kapalan, dan itu baru akan terasa di luar arena, ketika suhu kaki kita mulai normal kembali! 3. Gunakan Sarung Tangan Sarung tangan di sini sebenarnya diutamakan bagi pemula, karena kemungkinan besar kalian akan jatuh bangun di es, jangan sampai tangan kalian membeku! 4. Ikat Tali Sepatu Dengan Benar Ikat sepatu yang terlalu ketat akan menimbulkan mati rasa pada kaki. Sedangkan, jika terlalu longgar tidak akan memberikan dukungan yang tepat bagi pergelangan kaki. 5. Pemanasan dan Peregangan Otot Kaki Sebelum memakai sepatu, cobalah untuk melakukan pemanasan seperti lari-lari kecil, dan lainnya. Hal ini cukup penting mengingat suhu arena yang dingin dapat membekukan otot kaki kita 6. Mulai Meluncur Belajarlah meluncur secara perlahan dengan sedikit menekuk lutut dan meletakan tumpuan berat badan di depan. Buka tangan lebar di samping badan untuk mendapatkan keseimbangan di atas es. Lakukan ini di pinggir arena, di mana ada pegangan agar kalian tidak mudah terjatuh. Jika telah merasa agak terbiasa barulah mulai meluncur mengikuti arah. Buat pemula seperti kita jangan coba-coba meluncur mundur, karena masih berbahaya, kita dapat terhempas ke belakang lalu kepala kita membentur es. 7. Eits..Kalo Bisa Meluncur, Harus Belajar Berhenti Untuk berhenti, tekuk lutut, putar jari ke dalam kaki, arahkan tumit kalian keluar, dan dorong keluar tumit kalian. Ini akan memperlambat kalian dan membawa Anda berhenti. 8. Jangan Melihat Ke Bawah Begitu banyak para pemula yang selalu memperhatikan kakinya saat berseluncur, padahal ini adalah salah. Lebih baik kalian melihat ke depan, setidaknya kalian tahu siapa yang akan kalian tabrak. 9. Meluncur Di Arah Yang Benar Biasanya ada aturan untuk mengikuti arah skaters lainnya. Ada yang searah jarum jam tetapi ada juga yang berlawanan arah jarum jam. Jangan coba-coba melawan arah ini karena bisa berakhir melukai diri sendiri bahkan orang lain 10. Jangan Terlalu Serius Ini yang paling penting, saat kalian jatuh maka tertawa lah.. Semua skaters hebat pasti berawal dari jatuh bangun. So don’t worry, just be happy! Itu lah tips dan teknik untuk belajar meluncur diatas es bagi para pemula olahraga Ice skating, semoga dapat bermanfaat.

Lakukan ini, Lari Estafet mu Akan Menuai Kemenangan

Lari Sambung atau biasa kita sebut juga dengan Lari Estafet  pada umumnya adalah melakukan gerak lari secepat mungkin dengan membawa tongkat. Pada lari Estafet terjadi perpindahan tongkat dalam tim. Satu tim lari Estafet terdiri dari empat pelari, yaitu pelari pertama, pelari kedua, pelari ketiga, dan pelari keempat. Jarak yang biasanya digunakan pada perlombaan lari estafet adalah 4 × 100 m dan 4 × 400 m. dengan begitu lari Estafet dapat di kategorikan sebagai lari jarak pendek atau lari cepat. Teknik yang perlu diperhatikan dalam lari Estafet adalah cara perpindahan tongkat antarpelari. Para pelari harus sanagat memutamakan hal ini agar melakukan teknik ini dengan benar agar tidak menghambat kecepatan saat berlari. Perpindahan Tongkat Cara perpindahan tongkat pada lari estafet memiliki dua cara perpindahan tongkat yang dapat dilakukan, yaitu: Perpindahan Tongkat Cara Nonvisual Cara ini sering digunakan oleh pelari yang sudah mengenal satu sama lain karena membutuhkan kerja sama dan saling pemahaman antarpelari. Cara ini biasa digunakan dalam lari estafet 4 × 100 meter. Pada teknik ini, pelari yang menerima tongkat  berlari tanpa melihat tongkat yang akan diterimanya. 2. Perpindahan Tongkat Cara Visual Dalam teknik ini pelari menerima tongkat sambil berlari dan melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. Teknik ini biasanya diterapkan pada lari estafet jarak 4 × 400 meter. Peraturan Dasar Lari Estafet Lari Estafet yang termasuk dalam olahraga atletik ini memiliki peraturan tersendiri yang harus di pahami. Peraturan ini mencakup peraturan perlombaan dan daerah pergantian tempat. Peraturan Perlombaan Peraturan perlombaan atletik untuk jarak-jarak lari Estafet : 1)   pada Tongkat estafet terdapat rongga dengan diameter 28–30 cm, berat 50 gram, dan garis tengah tongkat dengan garis 38 mm. 2)   Panjang lintasan pergantian tongkat estafet adalah 20 meter dengan lebar 1,20 meter. Pada lomba lari estafet 4 × 100 meter, panjang lintasan ditambah 10 meter. Lintasan ini disebut prazona, yaitu suatu lintasan di mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi tidak terjadi pergantian tongkat. 3)   Para pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing walaupun tongkat sudah diberikan kepada pelari berikutnya. 4)   Tongkat yang terjatuh diambil oleh pelari yang menjatuhkannya. Daerah Pergantian Tongkat Lari estafet melibatkan empat orang pelari dalam setiap timnya. Keempat pelari tersebut ditempatkan pada tempat-tempat tertentu. Ini merupakan posisi umum pada perlombaan lari Estafet: 1)   Pelari pertama berada di daerah start pertama pada  lintasan di tikungan. 2)   Pelari kedua  berada di daerah start kedua pada lintasan lurus. 3)   Pelari ketiga berada di daerah start ketiga pada lintasan di tikungan. 4)   Pelari keempat berada di daerah start keempat pada lintasan lurus dan berakhir di garis finis. Latihan Lari Estafet Teknik menerima dan memberikan tongkat sangat menentukan hasil yang akan dicapai dalam  perlombaan. Latihan lari estafet pada dasarnya bertujuan untuk melatih kedua teknik tersebut. Kekompakan  antarpelari dalam satu tim sangat diperlukan dalam latihan ini. Anda dapat melakukan latihan berikut bersama teman sebangku Anda. Latihan 1 sang Pelari membawa tongkat menggunakan tangan kiri, yang nantinya  pelari akan memberikan tongkat dengan tangan kiri. Pelari lainnya siap menerima tongkat dengan tangan kanan dan telapak tangan menghadap ke bawah. 2. Latihan 2 tujuan dasar latihan ini adalah untuk melatih menerima dan memberikan tongkat di bagian atas tangan dengan belahan tangan yang sama. Dengan demikian apabila tongkat diberikan dengan tangan kanan maka penerima akan menerima dengan tangan kanan pula.  

Pernah Mimisan Karena Tinju, Pemuda ini Tetap Ngotot Kejar Prestasi Demi Masuk Universitas Negeri

Pernah Mimisan Karena Tinju, Pemuda ini Tetap Ngotot Kejar Prestasi Demi Masuk Universitas Negeri

Layaknya petarung sejati dengan istilah man to man, merupakan kebanggaan tersendiri bagi kesatria olahraga tinju, berdiri di atas ring beralaskan matras, juga menggunakan sarung tangan tebal di percaya mampu melindungi tubuh dari pukulan yang berakibat fatal. Rheza Nugroho Widiyanto merupakan seorang atlet tinju muda yang bersinar di belantika sasana kejuaraan tinju, Rheza sudah mengantongi banyak medali berkat prestasinya dalam olahraga tinju. Pelajar yang baru saja naik ke kelas 12 di SMAN 7 Tangsel ini mengatakan kepada NYSN bahwa berlatih tinju karena ingin punya keahlian dan juga untuk beladiri. “Waktu itu sebelum saya masuk SMP saya ikut kelas olahraga. Kebetulan ada olahraga tinju dan kebetulan juga ada teman saya yang ikut. Saya juga ingin punya keahlian dan punya kemampuan beladiri.” ungkap Rheza. “Saya memilih tinju karena tinju itu seni beladiri yang agung. Bagaimana kita bisa memukul lawan tapi lawan tidak bisa memukul kita. Otot saja tidak cukup, tapi kepintaran yang menentukan kemenangan seorang petarung.” lanjut Rheza. Menekuni olahraga tinju sejak kelas 6 SD, dan hingga saat ini Reza telah mengumpulkan berbagai prestasi, diantaranya: 1. Medali perak Kejurda tingkat provinsi 2013 2. Medali emas Popda tingkat Provinsi 2014 3. Medali perunggu Kejurnas PPLP medan 2015 4. Medali perak Popda tingkat Provinsi 2016 5. Medali emas Porkot tingkat Kota 2016 6. Medali perak Kejurnas PPLP tingkat Nasional 2016 7. Medali perak Kejurnas umum se-Indonesia 2016 8. Medali perak Kejurda tingkat Provinsi 2017 9. Medali perunggu Kejurda tingkat Provinsi 2017 10. Medali emas Rookie Fight se-Indonesia 2017 Walaupun kadang jadwal pertandingan bersamaan dengan waktu belajar di sekolah, sehingga Rheza harus meminta izin kepada pihak sekolah untuk mengikuti pertandingan, tetapi bagi Rheza itu bukan masalah dan dirasa tidak mengganggu nilai-nilainya. Rheza menambahkan bahwa dirinya pernah cidera pada saat pertama kali ikut pertandingan. “Waktu pertama kali ikut pertandingan, hidung saya bocor, pecah dan mimisan. Kejadian itu menjadi pengalaman yang tidak akan saya lupakan.” kata Rheza menceritakan pengalamannya. Remaja berusia 17 tahun tersebut juga mengatakan kepada NYSN bahwa terkadang ia kurang menyukai jika harus mengontrol berat badannya beberapa minggu sebelum menghadapi pertandingan.(5/7) “Hal yang kurang saya sukai itu biasanya sebelum pertandingan harus mulai mengontrol berat badan. Karena tinju itu olahraga yang menggunakan kategori sesuai berat badan kita dalam pertandingan, jadi setiap kita mau bertanding kita harus mempertahankan berat badan, tidak boleh overweight, karena jika sampai overweight kita harus menanggung resikonya misalnya tidak bisa ikut bertanding.” ujarnya Rheza juga mengatakan, selain harus menjaga berat badan agar tetap stabil, dirinya juga harus jaga pola makan serta latihan yang teratur. Biasanya, beberapa hari sebelum pertandingan, Rheza menghindari nasi dan lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan. Menurut remaja yang bercita cita ingin menjadi seorang polisi atau tentara, berprestasi di bidang olahraga tinju bisa membantunya untuk masuk ke Universitas Negeri dengan menggunakan beberapa sertifikat kemenangan yang sudah dimilikinya. Rheza juga berencana akan menggunakannya ketika lulus dari SMA dan mendaftar ke Universitas yang diinginkannya melalui jalur prestasi. “Setelah lulus SMA nanti rencananya mau daftar di UNJ. Sebenarnya masih bingung jurusan apa, tapi kalaupun saya ambil bidang olahraga otomatis saya tetap akan di olahraga tinju. Nanti setelah selesai kuliah saya mau melanjutkan pendidikan wajib militer karena saya ingin menjadi polisi atau tentara.” jelas Rheza. “Jangan takut untuk ikut tinju, tinju itu olahraga seni bukan olahraga yang mematikan dan berbahaya. Semua orang bisa ikut tinju dari anak kecil sampai dewasa, pria maupun wanita semua bisa ikut tinju untuk melatih ketangkasan dan beladiri.” pesannya (crs/adt)

Upaya Orang Tua Dalam Mensupport Semua Kegiatan Baseballnya Berbuah Prestasi

Reagan saat mendapatkan medali emas dalam kejuaraan Mustang U-10 Asia Pacific Series

Memantau perkembangan anak kandung yang di sayangi merupakan tanggung jawab orang tua, dan begitupun sebaliknya, berprestasi untuk membanggakan kedua orang tua dan juga membahagiakannya merupakan keseharusan. Reagan Pangea Cherdasa, yang masih duduk di kelas 6 SD di Santa Laurensia, Alam Sutera, Kota Tangerang, sudah mengikuti baseball sejak usia 6 tahun. Jeres Rorym Cherdasa, yang tak lain adalah ayahanda Reagan mengatakan kepada NYSN bahwa ketika itu Reagan baru masuk SD dan sedang memilih ekskul yang hendak ia ikuti. Jeres sempat menawarkan untuk bergabung dalam ekskul baseball, lalu Reagan menyetujuinya.(4/7) Sejak saat itu, Reagan tergabung dalam tim baseball di sekolahnya bernama Lorenz. Latihan demi latihan Reagan jalani bersama anggota tim baseball lainnya, sampai akhirnya mereka dapat mengukir berbagai prestasi di tingkat nasional bahkan sudah sampai pada tingkat internasional. Beberapa prestasi yang telah diraih oleh Reagan dan timnya adalah: 1. Juara 1 PONY Mustang U-10 Asia-Pacific Series di Singapore 2017 2. Juara 2 IBA Nankyu Boys Tournament di Singapore 2015 3. Juara 1 PONY MUSTANG U-10 Indonesia Series 2017 4. Juara 2 KEJURNAS U-12 INDONESIA 2016 5. Juara 1 Jakarta Youth Baseball Association (JYBA) 2017 6. Juara 1 Indonesia Little League (ILL) 2016 Reagan juga beberapa kali mendapatkan penghargaan individu salah satunya adalah Best Pitcher For Accuracy Contest dalam turnamen PONY Mustang U-9 Asia-Pacific Series di Ho Chi Minh, Vietnam. Jeres mengatakan bahwa dirinya memberikan kebebasan untuk mengambil jurusan ekskul yang di sukai oleh Reagan. “Sebenarnya Reagan sangat berpotensi dalam baseball, tetapi semua itu kembali lagi ke Reagan. Saya sebagai orang tua selalu memberikan kebebasan kepada anak saya untuk memilih.” tutur Jeres. Jeres menambahkan bahwa Reagan di percaya menjadi kapten tim di tunjuk oleh coach (pelatih). “Reagan sebagai pemain Utility di dalam team nya dan dipercaya sebagai Kapten. Biasanya Reagan sebagai Lead-Off Batter atau Pemain Pembuka didalam Batting. Tetapi potensi atau bagaimana itu kembali lagi kepada coaches yang melatih dan menilainya, karena kalau pendapat saya sebagai orang tua nantinya akan menjadi subjective ya.” ujar Jeres, yang selalu mendukung dan mendampingi anaknya. Lebih lanjut Jeres mengatakan, walaupun dirinya memberikan kebebasan pada anaknya untuk memilih jalan hidupnya, peran orang tua tetaplah sangat penting. “Dalam memilih sesuatu untuk anak, contohnya olahraga, tetap orang tua mempunyai peran yang penting. Karena anak kita tidak bisa jalan sendiri dan orang tua juga harus mempunyai komitmen. Jika tidak mempunyai komitmen, tidak akan bisa membimbing anak.” kata Jeres. Menurut Jeres, Reagan selama ini tidak pernah dibujuk dengan hadiah agar bersemangat memenangkan pertandingan. Karena bagi Jeres, tidak ada orang yang suka kalah dalam suatu kompetisi, dan kemenangan yang didapatkan pasti akan membuatnya terus berjuang untuk menang lagi dan lagi. “Jika kita menyalurkan kegiatan dengan hal yang positif, insyaallah hasil kedepannya akan selalu positif. Kecewa karena kalah pasti ada, bahkan tidak hanya terjadi sekali, tapi saya selalu menanamkan jika kita gagal, bangkit lagi, latihan lagi. Hal itu juga akan berguna untuk kehidupannya di masa mendatang.” tutup Jeres mengakhiri perbincangan dengan NYSN.(crs/adt)

Remaja Ini Berhasil Membawa Piala Karate Dari Switzerland

Nandra (Kedua dari kiri) saat juara 1 di Basel Open Master di Swiss

Karate merupakan olahraga bela diri yang berasal dari Jepang. Olahraga tersebut sudah berkembang di era modern saat ini. Sudah banyak karateka-karateka bangsa Indonesia yang mengukir banyak prestasi dalam ajang kejuaraan. Salah satunya adalah Nandra Ahmad Saputra (16), siswa SMAN 1 Tangsel yang tergabung dalam club karate Gabdika Shitoryukai. Beberapa prestasi Nandra dalam karate yaitu: Juara 1 kata perorangan cadet putra dan juara 3 kumite -55 kg cadet putra di kejuaraan internasional Basel Open Master (BOM) di Basel Switzerland 2016 Juara 1 kata perorangan putra di O2SN nasional tingkat SMP 2016 Juara 1 kata beregu dan juara 1 kumite -50 kg cadet putra dikejurnas Gabdika shitoryukai di Batam Juara 1 kata dan juara 1 kumite -55 kg putra perorangan cadet putra di kejurnas gabdika di Jakarta. Sementara itu Nandra juga menambahkan kepada NYSN bahwa orang tuanya selalu mendukung kegiatannya.(4/7) “Orang tua saya selalu mendukung segala kegiatan saya asalkan tidak mengganggu kegiatan belajar, termasuk karate, mereka sangat mendukung.” ujar Nandra yang telah berlatih karate sejak kelas 3 SD. Nandra juga mengatakan kepada NYSN bahwa ia terus berjuang untuk meraih impian setinggi-tingginya dan selalu bersemangat dalam berlatih karate. “Saya selalu berusaha fokus dalam berlatih dan selalu mendengarkan masukan dari pelatih saya, Senpai R. Sukma Aji Abimanyu, SH. Pelatih pasti menggendong saya ketika saya menang dalam kejuaraan.” lanjutnya. Berbagai prestasi yang sudah diraih oleh Nandra bukan berarti dirinya tidak pernah mengalami halangan dalam menjalankannya. Nandra pernah mengalami cidera keseleo 5 hari sebelum mengikuti kejuaraan internasional di Swiss. Bahkan 2 hari menjelang kejuaraan tersebut Nandra sempat terkena penyakit campak. “Tapi saya tahu bahwa saya mempunyai tanggung jawab. Saya tetap mengikuti kejuaraan dan alhamdulillah mendapatkan Juara satu kata perorangan cadet putra dan juara tiga kumite -55 kg cadet putra.” tutur pelajar yang mempunyai cita-cita menjadi TNI ini. Nandra berpesan, bila ingin meraih prestasi kita harus mempunyai semangat yang tinggi untuk berlatih dan berjuang, jangan berhenti untuk berlatih setiap saat mau di mana pun kita berada, jangan lupa untuk selalu berdoa dan beribadah kepada yang di atas, dan jangan berhenti untuk bemimpi. Kondisi fisik bagi Nandra juga merupakan hal yang harus diperhatikan. Fisik harus sehat agar bisa berlatih dengan giat serta menjalankan pola hidup sehat. “Oh iya, jangan lupakan pelatih kita yang sudah mendidik kita dari awal berlatih karate. Kita yang tadinya tidak bisa apa-apa dan sampai menjadi seseorang yang berprestasi. Terakhir, terima kasih banyak untik pelatih saya R. Sukma Aji Abimanyu, SH yang sudah membimbing saya sampai menjadi seperti sekarang ini.” tutup Nandra.(crs/adt)

Baseball: Terinspirasi Oleh Sang Kakak, Ray Berhasil Rebut The Best Pitcher Piala Gubernur Jawa Barat 2017

Ray, murid Sekolah Pelita Harapan yang berhasil merebut The Best Pitcher Piala Gubernur Jawa Barat 2017

Sejak tahun 2008, Ray sudah mengantarkan timnya ke berbagai prestasi baseball. Beberapa prestasi terbaru di tahun 2017 yang telah diraih oleh timnya diantaranya juara 1 Piala Gubernur Jawa Barat, juara 3 Kejurnas Jr U15 Banten, dan juara 2 ILL Senior U16