Stamina Kendor dan Takluk dari China, Tim Pelajar Putri Indonesia Raih Hasil Minor di Laga Perdana

Sesi foto bersama jelang laga pertandingan 8th Asian School Basketball Championship (ASBBC) 2018 antara tim basket putri pelajar Indonesia (putih) melawan China. Pada laga Kejuaraan basket pelajar Asia 2018 ini, Indonesia takluk 50062. (krjogja.com)

Yogyakarta- Meski sempat memimpin sepanjang babak pertama, tim basket putri pelajar Indonesia akhirnya gagal merobohkan tembok China dan menyerah 50-62 (30 – 27) pada pertandingan pertama kejuaraan basket pelajar Asia di GOR Among Rogo, Yogyakarta, Minggu (9/9).

Sejak awal kuarter pertama, tim asuhan mantan pelatih nasional dan klub Aspac Cecep Firmansyah itu selalu memimpin perolehan angka tanpa pernah tersusul. Tapi memasuki pertengahan kuarter ketiga, China mulai mengancam dan secara perlahan mengejar ketinggalan.

Untuk pertama kalinya, China pun menyusul perolehan angka 37-36 ketika kuarter ketiga terisa tiga menit Walau kembali unggul, putri Indonesia yang dimotori anggota tim Asia Games 2018 Adelaide “Lady” Wongsohardjo menyerah 44 – 46 pada kuarter ketiga.

Memasuki kuarter terakhir, kembali terjadi pertarungan ketat dan China berhasil mempertahankan keunggulan perolehan angka. Ketika pertandingan menyisakan dua menit, tembok China semakin sulit dirobohkan dan memperbesar jarak keunggulan 56-50.

Stamina menjadi salah satu titik lemah tim Indonesia menghadapi China dan akhirnya menyerah dengan skor akhir 50-62. Lady yang menjadi inspirator tim berkat pengalaman sebagai anggota tim Asian Games Indonesia, menyumbang 13 angka dan delapan rebound, disusul Lydia Maulida dengan mencetak delapan angka.

Sementara angka tertinggi untuk tim China diraih pemain jangkung Zhang Ye Yao (20), disusul Liu Qi Yan (11). Usai pertandingan, pelatih Cecep Firmansyah mengaku sudah cukup puas dan permainan anak asuhnya karena setidaknya mereka sudah memperlihatkan daya juang dan pantang menyerah.

“Pada babak pertama sudah bagus, tapi kondisi stamina sangat berpengaruh terhadap permainan, sehingga sulit mengembangkan permainan saat lawan sudah menemukan ritme mereka,” kata Cecep.

Melihat peforma anak asuknya saat menghadapi China yang sejak awal memang sudah diunggulkan, Cecep berkeyakinan tim asuhannya bisa tampil lebih baik saat berhadapan dengan Thailand, Senin (10/9).

“Menghadapi Thailand kita harus habis-habisan dan saya yakin bisa mengatasi lawan,” kata Cecep yang pernah mengantar tim senior putra Indonesia ke tangga juara Asia Tenggara (SEABA) pada 1996 di Surabaya.

Setelah laga ini, srikandi Indonesia akan menjajal kekuatan Tim Putri Thailand pada Senin (10/9). Perjuangan tak kalah berat karena Thailand sebelumnya menang atas Tim Putri Hongkong China 70-69. Mereka dipastikan berjuang total guna memetik kemenangan untuk amankan posisi puncak di kejuaraan edisi kedelapan ini. (Adt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *