Pengurus Besar Persatuan Tarung Campuran Indonesia (PB Pertacami) menggelar kejuaraan...
Read MoreDatangkan Atlet Jepang, Timnas Junior Bisbol Indonesia Ikut Coaching Clinic di Senayan
Jakarta- Dua atlet bisbol Jepang, Keizo Kawashima dan Shuhei Fukuda, memiliki keinginan besar mempopulerkan cabang olahraga yang mereka geluti di Indonesia. Berkat bantuan perusahaan konstruksi Ohama Group dan PB Perbasasi, Kawashima dan Fukuda mendapatkan kesempatan menularkan ilmu bisbolnya kepada ratusan atlet di Indonesia. Mereka pun sempat melakukan coaching clinic di Lapangan Softball Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (19/12). Tercatat ratusan atlet Indonesia berpartisipasi, di antaranya anggota tim nasional senior Indonesia, U-18, usia dini 11-15 tahun, dan tim putri bisbol U-15. Menurut dua pemain yang memperkuat klub Fukuoka Softbank Hawks itu, orang-orang Indonesia sebetulnya memiliki struktur badan dan potensi yang mumpuni untuk bermain bisbol. Namun, antusiasme masyarakat dalam memainkan olahraga tersebut belum signifikan. Terlebih lagi, selama ini kerap ada anggapan bisbol adalah olahraga berbiaya mahal. Peralatan bisbol seperti tongkat, sarung tangan, dan lain-lain, nyatanya memang masih sulit didapat di Indonesia. “Dari kunjungan ini, saya mencatat bisbol bukan olahraga populer di Indonesia. Kami harus pikirkan dulu, bagaimana caranya agar orang Indonesia menyukai bisbol karena itulah kuncinya,” ujar Fukuda, saat konferensi pers. Softbank Hawks merupakan klub yang berhasil menjadi juara pada Japan Series 2018. Wakil Ketua Umum PB Perbasasi, Leo Agus Cahyono, menyatakan Indonesia sebetulnya memiliki fasilitas lapangan bisbol yang cukup baik, meski faktanya belum ada kompetisi reguler. Contohnya saja lapangan di Kalimantan Timur yang dinilai sudah memenuhi standar. Lapangan tersebut digunakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2018. Ada pula lapangan di Lampung, yang sempat digunakan venue latihan atlet bisbol Indonesia. Namun sebenarnya, persoalan tidak populernya bisbol di Indonesia bukan terletak pada ketersediaan infrastruktur. Kedatangan Kawashima dan Fukuda, kata Leo, juga diharapkan bisa mengubah persepsi para atlet yang selama ini berpikir bahwa atlet baseball harus punya tubuh yang besar dan kuat. “Mereka berdua posturnya tidak terlalu besar. Bahkan dapat dikatakan sama dengan kita,” tambahnya. Sementara itu Direktur Ohama Group, Tetsuya Ohama, menyebut jika bisbol bisa dimainkan di berbagai jenis lapangan apapun. Satu hal yang bisa membuat bisbol populer di Indonesia adalah pola pikir dan pandangan masyarakat, terhadap olahraga itu sendiri. “Hal terpenting adalah bagaimana mindset anak-anak Indonesia menyukai baseball. Bisbol bisa menjadi luar biasa di Jepang karena anak-anak di Jepang sudah punya mindset soal olahraga itu. Misalnya, anak-anak di Jepang sudah ada yang ingin berkarier dan meraih kesuksesan besar melalui bisbol,” pungkas Ohama. Diselenggarakannya sesi pelatihan bisbol sangat penting, lantaran Indonesia baru membentuk tim nasional bisbol putri. Asosiasi Bisbol dan Sofbol Dunia (WSBC) memang sedang menggencarkan olahraga bisbol kepada atlet putri, mengingat masih banyak atlet putri yang lebih banyak bertanding di sofbol. (Adt)