Matangkan Strategi dan Mental, Timnas Sofbol Realistis di Asian Games 2018

Kapten Timnas Sofbol Putri Asian Games XVIII/2018, Cresida Mariska Dwiyanti dan kolega berusaha realistis, dalam menghadapi ajang Asian Games XVIII/2018. (Adt/NYSN)

Jakarta- Kurang dari 9 hari pelaksanaan Asian Games XVIII/2018, tim nasional (Timnas) sofbol Indonesia fokus mematangkan strategi dan mental tanding. Kapten Timnas Sofbol, Cresida Mariska Dwiyanti, memastikan hal itu, di Lapangan Baseball dan Softball Senayan, Jakarta, Kamis (9/8). “Saat ini fokus kami adalah strategi dan kesiapan mental bertanding. Kalau untuk fisik dan power, sudah maksimal,” ujar Sisi-panggilan akarabnya. Peraih Golden Glove Award – Nike Camp 2002, University California of Riverside di Amerika Serikat (AS) itu mengaku berusaha realistis menghadapi persaingan di pentas Asia. “Di kawasan Asia, kami akan menghadapi 5 negara yang merupakan raksasa dunia untuk sofbol, seperti Jepang, Taiwan, China, Korea dan Philipina. Untuk Philipina mereka memiliki pemain naturalisasi dari Amerika Serikat,” lanjut wanita cantik kelahiran Jakarta 12 Maret 1988. “Dan untuk Asian Games 2018, target kami bersaing dengan Korea dan Philipina. Kalau untuk Jepang, Taiwan, China, kami masih kalah kelas. Mungkin step by step dulu,” tambah atlet yang bersama tim DKI meraih emas Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008, Kalimantan Timur itu. Menyoal beberapa kendala yang dihadapi jelang perhelatan multievent terkait peralatan yang hingga kini belum diterima para atlet, Cresida mengungkapkan bila hal itu dijadikan motivasi untuk meraih hasil terbaik pada ajang Asian Games nanti. “Kami selalu berpikir positif. Yang pasti kendala yang ada justru kami jadikan motivasi. Apalagi kami tidak dibebankan target, dan Asian Games ini sebenarnya sebagai sasaran antara untuk SEA Games 2019, Manila, Philipina,” terang pemain di posisi shortstop (SS), yang kini juga sudah mulai melatih ini. “Pada SEA Games 2017 Singapura kami tidak dapat medali. Maka untuk SEA Games 2017 target kami finalis,” tukas peraih gelar The Best Slugger dan Most Valuable Player (MVP) pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Baseball dan Softball Junior 2003, di Yogyakarta itu. (Adt)

Gempa Guncang Lombok, Lalu Muhammad Zohri Tegar Berlatih Meski Ingin Pulang

Lalu Muhammad Zohri (berpeci putih) mendapat hadiah berupa umroh gratis dari ustadz Adi Hidayat, Direktur Quantum Akhyar Institute, usai menjadi juara dunia atletik U-20, di Finlandia. (Pras/NYSN)

Jakarta- Gempa bumi berkekuatan 7.0 skala richter (SR) dengan kedalaman 15 kilometer yang berpusat di darat 18 kilometer barat laut Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengakibatkan jatuhya korban jiwa dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan. Atlet pemusatan latihan nasional (Pelatnas) kelahiran Lombok, NTB, 1 Juli 2000, Lalu Muhammad Zohri sempat terbersit untuk pulang ke kampung halamannya di Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). “Setelah mendapat kabar gempa itu saya sempat kepikiran dan langsung mau pulang. Saya ditelepon kakak dan teman sambil menangis. Mereka bilang masjid dan rumah-rumah sudah rata semua akibat gempa. Tapi Alhamdulilah rumah saya tak mengalami kerusakan,” ujar juara dunia atletik U-20, pada Rabu (8/8), di Stadion Madya Senayan, Jakarta. Meski mengalami kesedihan mendalam akibat musibah gempa yang menimpa kampung halamannya, namun tugas negara sudah menanti remaja yang akrab disapa Badok itu. Ia bakal mewakili Merah Putih di ajang Asian Games XVIII/2018, pada 18 Agustus – 2September mendatang. “Tapi ini ‘kan mau Asian Games. Takutnya malah bikin Indonesia kalah. Mungkin setelah Asian Games, saya segera pulang. Apalagi kakak, juga kasih semangat dan support agar tetap fokus ke Asian Games,” lanjut saudara kandung dari Baiq Fazilah, Lalu Ma’arif, dan Baiq Fujianti itu. Zohri mendapat suntikan semangat dari pemuka agama ustadz Adi Hidayat, Direktur Quantum Akhyar Institute. Ia hadir di Stadion Madya Senayan menepati janji memberikan hadiah berupa umroh gratis bagi Zohri, Eni Nuraeni (pelatih), dan Idan Fauzan Richsan (atlet lompat galah). “Saya datang sebagai putra bangsa dan ingin menepati janji saya untuk memberi hadiah umroh bagi Zohri, pelatih Zohri, dan Idan. Terlebih sebentar lagi ada Asian Games. Tentu perjuangan yang tidak biasa. Momen ini semoga bisa menjadi penambah semangat untuk semua atlet,” tutur Ustadz Adi. Tak hanya itu, Ustadz Adi menjanjikan akan memberikan hadiah bagi peraih medali di ajang Asian Games mendatang. “Untuk yang muslim saya akan hadiahkan umroh, dan untuk yang non muslim saya berikan apresiasi sebesar Rp 30 juta,” ungkapnya. “Terpenting guna menghadapi Asian Games nanti adalah mempersiapkan diri terutam fisik, intelektual, dan spiritual. Perhatikan lawan serta lintasan yang dilalui. Semoga dengan kekuatan spiritual akan memberikan ketenangan sehingga memiliki fokus lebih baik,” tuturnya. Kembali, Zohri mengaku bersyukur dengan apresiasi yang diberikan semua pihak, atas prestasi ia dan rekan-rekannya. “Saya sangat bersyukur sekali, apalagi dapat hadiah umroh gratis lagi. Bagi saya ini sangat luar biasa,” tutup Zohri. (Adt)

Lepas Kontingen Asian Games 2018, Presiden Jokowi Yakin Indonesia Melebihi Target Emas

Presiden Joko Widodo secara resmi melepas kontingen Indonesia untuk Asian Games XVII/2018, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/8). (Kemenpora)

Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas kontingen Indonesia yang akan berlaga di Asian Games XVIII/2018, di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu (8/8) sore. Orang nomor satu di Indonesia itu meyakini skuat Merah Putih mampu melebihi perolehan emas yang ditargetkan pemerintah. Selain 1.388 atlet dan official, hadir dalam kesempatan itu Puan Maharani (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan/Menko PMK), Imam Nahrawi (Menteri Pemuda dan Olahraga/Menpora), Basuki Hadimuljono (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat/Menpupera), Erick Thohir (Ketua Komite Olimpiade Indonesia/KOI dan Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018/INASGOC), dan Komisari Jenderal Polisi Syafruddin (CdM Kontingen Indonesia). “Saya tahu saudara-saudara atlet yang didukung pelatih dan ofisial yang berlatih sangat keras dalam waktu yang lama. Saya meyakini Insya Allah ema sebanyak-banyaknya didapatkan,” ujar mantan Wali Kota Solo, Jawa Tengah itu. Presiden Jokowi menyebut pemerintah menargetkan Indonesia masuk 10 besar dengan minimal 16 medali emas. “Target 16 medali emas adalah minimal. Artinya kalau tambah banyak boleh, tapi kalau kurang satu tidak boleh. Jadi jelas ya,” lanjut suami dari Iriana Joko Widodo itu. Saya telah melihat beberapa cabang olahraga yakni jetsi, layar, skateboard, dayung, pencak silat. Saya kira latihan yang cukup panjang ada hasil yang baik,” tambahnya. “Saya meniitipkan kebanggaan negeri ini ada di saudara-saudara seluruh atlet yang akan berlaga dan yakinlah 263 juta masyarakat Indonesia mendoakan semuanya untuk berkumandangnya lagu Indonesia Raya, usai saudara bertanding. Jaga nama baik negara,” cetus pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni, 57 tahun silam itu. Sementara itu, Imam meminta seluruh masyarakat Indonesia mendukung para atlet demi mengharumkan nama Indonesia di pentas Asia. “Sebuah proses panjang yang di dalamnya terdapat tetesan keringat, darah dan air mata. Semua demi satu tujuan melahirkan prestasi monumental bangsa,” terang menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. Ia menyebut Asian Games 2018 merupakan momentum kebangkitan olahraga di Tanah Air. Pria berusia 44 tahun itu meyakini bahwa tak ada hasil yang mengikari usaha, kerja keras, serta keikhlasan. “Dukung dan doakan selalu pahlawan olahraga Indonesia, putra putri terbaik bangsa ini sebagai pelengkap ikhtiar batin yang kita lakukan untuk meninggikan Merah Putih serta mengumandangkan lagu kebanggaan Indonesia Raya dari seluruh arena pertandingan yang ada, demi harkat, martabat dan kebanggaan sebagai bangsa,” tutup Imam. (Adt)

Ada Anomali Mengejutkan Dari Hasil Kejuaraan Dunia dan Emas Bulutangkis Asian Games

Ganda Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo meski gagal membawa gelar juara pada kejuaraa dunia 2018 di China, diharapkan mampu meraih medali emas pada Asian Games 2018 di Indonesia. (djarumbadminton.com)

Jakarta– Kegagalan tim bulutangkis Indonesia pada Kejuaraan Dunia 2018 pekan lalu, mencuatkan sejumlah pertanyaan, apakah skuat Merah Putih sanggup merebut emas di ajang Asian Games 2018 ? Kini, justru fakta menarik mulai terungkap. Walau gagal merebut satu gelar pun di Kejuaraan Dunia, tapi nyatanya Indonesia justru berhasil merengkuh medali emas di ajang Asian Games, saat tahun yang bersamaan dengan digelarnya turnamen berlabel BWF World Championships itu. Fakta ini setidaknya tersaji pada 3 edisi Asian Games sebelumnya, yakni pada 2014, 2010 dan 2006 silam. Tercatat, pada 2014, 2010 dan 2006, Indonesia juga gagal merebut satu pun gelar di Kejuaraan Dunia Bulutangkis, namun berhasil merebut medali emas Asian Games di tahun yang sama. Pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Indonesia sukses mengawinkan emas bulutangkis, di sektor ganda putra dan ganda putri. Dobel Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan duet Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, sama-sama mengukir medali emas, meski sebulan sebelumnya, gagal meraih gelar Kejuaraan Dunia 2014 di Copenhagen, Denmark. Hal serupa juga dialami pasangan Markis Kido/Hendra Setiawan pada 2010, dan tunggal putra Taufik Hidayat, pada 2006. Kegagalan di Kejuaraan Dunia seolah menghadirkan motivasi berlipat di pentas pesta olahraga terbesar bangsa Asia itu. Sejak 2005, Kejuaraan Dunia Bulutangkis berganti format dengan digelar setiap tahun, kecuali pada tahun diberlangsungnya Olimpiade. Hal ini pula yang menjadikan penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Bulutangkis, selalu berlangsung dan tampil bersamaan waktunya, dengan tahun diselenggarakan ajang multi event Asian Games, sejak 2006 lalu. Ganda putra Indonesia yang juga unggulan pertama Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo rontok di perempatfinal. Jepang dan China akhirnya mengoleksi dua gelar juara, sedangkan satu titel diraih Spanyol, melalui Carolina Marin. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Susi Susanti mengatakan, hasil yang didapat di Kejuaraan Dunia tak mengubah target di Asian Games 2018. Indonesia menargetkan dua emas cabor bulutangkis, dari sektor ganda putra (Kevin/Marcus) dan campuran (Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir). “Tak ada perubahan target di Asian Games. Kami melihat peluang yang ada, dan selalu mengevaluasi perjalanan mereka dari Januari-Agustus ini,” kata Susi pada Senin (6/8). “Kami memang bukan membebani atlet, tapi ya ini situasinya realistis saja. Peluang ada di sektor ganda,” tambah Susi. Usai Kejuaraan Dunia di Nanjing, China, atlet Indonesia sudah ditunggu Asian Games 2018. Cabor bulutangkis dipertandingkan pada 19 Agustus. “Harus lebih siap lagi, karena kalau dibilang alarm, setiap pertadingan kalau kalah tentu ada alaramnya untuk mengingatkan. Tapi, bukan berarti habis,” pungkasnya. (Adt)

Berbekal Medali Kejuaraan Asia, Atlet Panjat Tebing 19 Tahun Rajiah Sallsabillah Yakin Sumbang Emas Asian Games 2018

Atlet panjat tebing 19 tahun nomor kecepatan (speed) kelahiran Banten 30 April, Rajiah Salsabillah yakin sumbang medali emas Asian Games XVIII/2018. (FPTI)

Jakarta- Kurang dari sepuluh hari pelaksanaan Asia Games XVIII/2018, persiapan atlet makin matang. Mereka terus mempertajam skill dan mental tanding. Salah satunya yang dilakukan atlet putri panjat tebing pemusatan latihan nasional (Pelatnas), Rajiah Sallsabillah. Dara kelahiran Banten 30 April 1999 ini makin giat berlatih demi tekad menyumbangkan medali emas bagi Merah Putih. Bukan tanpa alasan ia membentang asa di pesta multievent empat tahunan itu. Segudang prestasi ia torehkan. Memulai debutnya di kejuaraan nasional (Kejurnas) Surabaya Cup 2015, ia menempati peringkat 11. Di tahun yang sama, ia tampil di Kejurnas Yogyakarta. Sayang, peringkatnya melorot ke urutan 16. Tak patah arang, Rajiah kembali menempa kemampuannya pada kejuaraan di wilayah Jakarta Utara. Kali ini ia membuktikan kualitasnya sebagai atlet panjat tebing nomor kecepatan (speed) yang mumpuni. Hasilnya, dua medali emas dari nomor speed klasik umum putri dan speed klasik youth A putri, sukses disabet. Setahun kemudian, mahasiswa Universitas Budi Luhur Jakarta itu kembali mengukir prestasi. Tepatnya di kejuaraan Sawah Lunto Wall Climbing, Sumatra Barat (Sumbar), ia menjadi kampiun di nomor speed klasik perorangan putri. Prestasinya berlanjut di Cianjur, Jawa Barat (Jabar) dengan mengunci medali emas di nomor speed klasik perorangan putri, masih di tahun yang sama. Berjaya di tingkat nasional, Rajiah mencoba peruntungan di level internasional. Remaja lulusan SMKN 9 Tangerang, Banten itu berlaga di ajang Asian Championship 2017 di Iran. Turun gelanggang di nomor speed world record relay tim putri, Rajiah berhasil mengantongi medali perak. Ia juga mengikuti kejuaraan di Xiamen dan Wujiang, China serta di Moskow, Rusia. Di Rusia, Rajiah berada di peringkat keenam. Lalu, dari kejuaraan dunia di Moskow, ia mengikuti kejuaraan dunia di Chongqing dan Tai’an, China. “Di Chongqing peringkat 10 dan Tai’an peringkat delapan,” ujar atlet asal Banten itu, dikutip situs resmi FPTI, Selasa (7/8). Rajiah mengaku dari semua event yang diikuti terutama di pentas internasional, event di Iran memiliki kesan tersendiri baginya. “Karena dapat medali pertama (di event iternasional),” cetusnya. Perkenalan Rajiah dengan panjat tebing dimulai saat usinya masih 14 tahun. Adalah sang kakak yang juga seorang atlet memperkenalkan dirinya pada olahraga ekstrem itu pada 2013. Dan, sang kakak yang kerap membawa piala usai kejuaraan makin membuat Rajiah jatuh hati pada panjat tebing. “Awal suka panjat tebing karena senang lihat kakak. Tiap lomba pasti bawa piala. Terus pingin coba kayak kakak dan pulang bawa piala,” pungkas atlet yang tengah mengambil studi Sistem informasi ini. (Adt)

Berkekuatan 938 Atlet dan 365 Official, Kontingen Indonesia Asian Games 2018 Resmi Dikukuhkan

Kontingen Indonesia Asian Games XVIII/2018 resmi dikukuhkan oleh Puan Maharani (Menko PMK), di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (5/8). (Adt/NYSN)

Jakarta- Kontingen Indonesia Asian Games XVIII/2018 resmi dikukuhkan Puan Maharani, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK), di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (5/8). Dalam kesempatan itu juga dilakukan Penandatanganan Pakta Integritas CdM (Chief de Mission) Asian Games VIII/2018. Di pesta multievent empat tahunan itu, kontingen Indonesia berkekuatan 1.383 orang, teridiri dari 938 atlet, 365 official, dan 80 headquarter. Namun, jumlah atlet yang hadir pada pengukuhan itu hanya sepertiga dari jumlah keseluruhan, karena sebagian atlet masih mengadakan training camp dan tary out di luar kota atau luar negeri. Para atlet akan bertanding pada 465 nomor dari 40 cabang olahraga (cabor). Jumlah nomor dan cabor itu meningkat dibanding Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, yang mementaskan 39 nomor dari 36 cabor. Lalu Muhammad Zohri, juara dunia atletik U-20, terpilih menjadi salah satu dari tiga perwakilan pembaca janji atlet. Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Syafruddin, yang menjadi Chief de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Asian Games XVIII/2018, mengatakan seluruh kontingen Indonesia sudah siap dalam mengemban tugas untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa. “Kontingen Indonesia siap mengharumkan nama Indonesia meraih kemenangan serta merebut juara, di Asian Games 2018. Kami mohon doa restu semua masyarakat Indonesia, agar capaian Indonesia optimal,” ujar pria yang juga menjabat Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) itu dalam sambutanya. Sementara Erick Thohir, Ketua Komite Olahraga Indonesia (KOI) sekaligus Ketua Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC), menyebut jumlah kontingen Indonesia pada Asian Games 2018 merupakan yang terbesar dibandingkan dengan negara-negara peserta lainnya. “Sudah menjadi tradisi bagi KOI dimana sebelum kontingen dilepas oleh negara untuk berjuangan di Asian Games maka KOI melakukan pengukuhan dan penandatanganan pakta integritas,” terang pria kelahiran Jakarta, 48 tahun silam itu. Sedangkan Puan menyebut bahwa acara ini merupakan momen yang membanggakan karena bisa mengukuhkan duta olahraga nasional, para duta bangsa, dan para pahlawan olahraga Indonesia yang nantinya akan berlaga di Asian Games 2018 demi kebanggaan bangsa dan negara. “Saya juga menyampaikan selamat kepada seluruh tim Indonesia, para atlet, para pelatih dan seluruh official untuk bisa mewakili bangsa dan negara pada pagelaran Asian Games 2018,” tutur Puan. “Ini adalah tanggung jawab dan seluruh tim patut berbangga, sebab telah menunjukkan dedikasi dan prestasinya, sehingga kalianlah yang memang patut dan pantas mewakili Merah Putih bagi seluruh rakyat Indonesia,” tukas cucu Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno itu. Di saat yang sama, Erick mengatakan persiapan acara pembukaan pesta multievent negara-negara Asia edisi ke-18 mendekati fase akhir. “Persiapan pembukaan sudah hampir final. Semua pengisi acara sudah berlatih termasuk penari yang sudah bersiap selama beberapa bulan terakhir,” ujar Erick, pada Minggu (5/8). Pihaknya kni tengah memastikan lancarnya pasokan listrik, air serta jaringan wi-fi. “Tinggal memastikan soal listrik, air dan wi-fi. Soal lain yakni transportasi dan keamanan juga sudah siap. Ini demi memberikan rasa nyaman kepada semua orang yang nantinya hadir menyaksikan acara pembukaan Asian Games 2018,” tambah pendiri Mahaka Group itu. Sementara, soal defile kontingen Indonesia pada acara pembukaan, Erick menyebut akan diikuti sekitar 1000 atlet serta official. Meski begitu, ia belum bisa memastikan siapa yang nantinya akan membawa bendera Merah Putih saat defile berlangsung. “Untuk nama pembawa bendera Merah Putih masih akan dibicarakan secara internal terlebih dahulu,” terang anak pasangan Teddy Thohir (ayah) dan Edna Thohir (ibu) itu. Dan, acara pembukaan Asian Games XVIII/2018 bakal berlangsung pada Sabtu (18/8), di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta. (Adt)

Demi Target Masuk 10 Besar Asian Games 2018, Indonesia Buru 16 Medali Emas

Bersaing dengan 45 negara yang mengikuti Asian Games 2018, Indonesia masih berharap besar pada cabang Olimpiade seperti bulutangkis dan angkat besi. (antarafoto.com)

Jakarta- Demi mengejar target masuk peringkat 10 besar di pesta olahraga terbesar negara-negara se-Asia (Asian Games) pada 18 Agustus – 2 September 2018, kontingen Merah Putih memburu 16 medali emas. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Menilik hasil Asian Games 2014, Incheon, Korea Selatan, skuad Garuda finish diposisi 17, dengan raihan 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu. Sedangkan peringkat 10 dihuni Qatar (10 emas, 4 perak), kemudian ada Taiwan diurutan sembilan (10 emas, 18 perak, 23 perunggu). Lalu diposisi delapan ditempati India (11 emas, 10 perak, 36 perunggu), serta Korea Utara diposisi tujuh (11 emas, 11 perak, 14 perunggu), dan Thailand bertengger diperingkat enam (12 emas, 7 perak, 28 perunggu). Sedangkan lima besar masing-masing diisi China (151 emas, 108 perak, 83 perunggu), Korea Selatan (79 emas, 71 perak, 84 perunggu), Jepang (47 emas, 76 perak, 77 perunggu), Kazakhstan (28 emas, 23 perak, 33 perunggu), serta Iran (21 emas, 18 perak, 18 perunggu). Bersaing dengan 45 negara yang mengikuti Asian Games 2018, Indonesia masih berharap besar pada cabang Olimpiade seperti bulutangkis dan angkat besi. Diluar cabang Olimpiade, harapan dibebankan pada cabang pencak silat, jetski, bridge, panjat tebing serta paralayang. Mulyana, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), mengatakan sejauh ini prediksi dan kalkulasi penyebaran medali pada cabang-cabang harapan masih sesuai progres. “Memang cabang-cabang seperti pencak silat, jetski, bridge, panjat tebing serta paralayang yang kami harapkan bisa memberikan kontribusi medali untuk mencapai target masuk 10 besar Asian Games 2018,” ujar Mulyana, di Jakarta, Jumat (3/8). Dengan pelaksanaan Asian Games yang hanya tinggal hitungan hari, fokus pemerintah dalam hal ini Kemenpora, ungkap Mulyana, adalah menjaga kondisi atlet dari cedera, doping, serta terkait penyelesaian masalah keuangan. “Saat ini yang menjadi concern yakni menjaga atlet tidak cedera maupun terkena doping. Begitu juga dengan penyelesaian masalah keuangan. Jangan sampai masalah itu nantinya mengganggu bahkan membubarkan target kontingen Indonesia,” tambah pria yang pernah menjadi Satgas Asian Games 2010, Guangzhou, China itu. (Adt)

Batal Bagikan Tiket Gratis Modern Pentathlon, Pemkab Tangerang Akhirnya Ajukan Syarat

Kakorlantas Polri Irjen Royke Lumowa (duduk) saat mengunjungi venue Asian Games 2018 cabang olahraga modern pentathlon di SMA Adriya Pratama Mulya, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. (tribunnews.com)

Tangerang– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang akhirnya membatalkan gratis tiket menonton cabang olahraga (Cabor) Modern Pentathlon Asian Games 2018, di SMA Adriya Pratama Mulya, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Pemkab Tangerang memutuskan tiket gratis kini dibatasi untuk 100 orang. 100 orang warga kabupaten Tangerang yang bisa menyaksikan pertandingan Asian Games 2018, juga harus menunjukkan bukti kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) asli sebagai warga kabupaten Tangerang. “Tiket tidak bisa gratis, keputusan yang akhirnya harus kami terima. Jadi, ya kita lakukan pemberlakuan syarat,” kata Plt Bupati Tangerang, Komarudin, usai membuka pelaksanaan gerak jalan Asian Games 2018 di Tigaraksa, Kamis (2/8). “Masyarakat harus memiliki KTP atau Kartu Keluarga Tangerang, untuk bisa mendapatkan tiket yang kami sediakan sebanyak 100 tiket (gratis),” lanjutnya. Pembatalan tiket gratis tersebut karena adanya kekhawatiran terkait tingginya animo masyarakat, yang dapat mengganggu jalannya pertandingan di ajang akbar se-Asia tersebut. Sebelumnya, pemda setempat memberikan pernyataan berencana akan menggratiskan tiket masuk Modern Pentathlon, bagi masyarakat Tangerang untuk bisa menyaksikan ajang internasional Asian Games 2018 tersebut. Yayasan Adria Pratama Mulya (APM), yang jadi tempat berlangsungnya Modern Pentathlon itu, memiliki kapasitas 300 – 800 penonton. Ketua Harian APM, Triwatty Marciano menuturkan, pihak pengelola venue sejak awal mengharapkan tak diberikan tiket gratis kepada masyarakat. “Saya minta tidak gratis, karena khawatir penonton akan membeludak kalau gratis, mengingat kapasitas yang kami miliki,” tegasnya. Harga tiket Asian Games 2018 untuk Modern Pentathlon pun dibanderol sebesar Rp150 ribu, yang dapat dibeli melalui situs resmi Asian Games 2018 dan juga beberapa situs perbelanjaan online lainnya. Modern Pentathlon akan memperebutan dua medali emas di Asian Games 2018. Modern pentathlon merupakan gabungan dari lima disiplin olahraga, yaitu berkuda, anggar, renang, menembak dan lari. Sistem pemberian poin setiap nomor juga berbeda. Pada lomba berkuda, peserta akan berlomba di nomor jumping melewati berbagai rintangan. Pada nomor anggar, setiap atlet akan saling bertarung dan harus mencetak poin terbanyak dalam satu menit. Lalu nomor renang gaya bebas 200 meter. Semakin cepat dari batas waktu standar yang diberikan, maka makin banyak pula poin yang diraih. Dan terakhir adalah Laser Run atau gabungan dari lari sejauh 3 KM dan diselingi adu kecepatan menembak di jarak 10 m rifle. Cabang dengan yang mempertandingkan lima disiplin ini akan dipertandingkan (gametime) pada 31 Agustus dan 1 September 2018. Dari enam atlet pelatnas modern Pentathlon, nantinya dipilih empat atlet, dua putra dan dua putri yang akan berlaga di Asian Games 2018. Keenam atlet itu, yakni Yusri, Frada Saleh Harahap, dan M Taufik di sektor putra. Kemudian Dea Salsabila, Adrianida Irma Saleh serta Maharani Azhri Wahyuningtyas di sektor putri. (Art)

Palestina Masuk Grup A, Timnas U-23 Batal Uji Coba Dan Terancam Tak Lolos Penyisihan Asian Games 2018

Dalam Grup A, lawan Timnas U-23 bertambah dengan masuknya Palestina, diikuti oleh Hongkong, Laos, dan Taiwan. Sehingga perjalanan di Asian Games 2018 dimulai lebih cepat yakni pada 10 Agustus. (goal.com)

Jakarta- Striker Timnas U-23, Alberto Goncalves, menyayangkan pembatalan uji coba melawan Timor Leste U-23. Dia menilai pertandingan itu sangat penting untuk persiapan terakhir menuju Asian Games 2018. Sebelumnya, Timnas U-23 dijadwalkan berlatih tanding kontra Timor Leste U-23 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, pada 10 Agustus. Namun, duel itu justru batal digelar karena adanya pengundian ulang (redraw), yang berpengaruh pada jadwal pertandingan di Asian Games. Dalam Grup A, lawan Timnas U-23 bertambah dengan masuknya Palestina, diikuti oleh Hongkong, Laos, dan Taiwan. Ini membuat Timnas U-23 memulai perjalanannya di Asian Games 2018 lebih cepat yakni pada 10 Agustus 2018. “Uji coba lawan Timor Leste batal karena berdasarkan hasil drawing terbaru Asian Games jadi dimulai lebih awal yaitu pada tanggal 10 Agustus untuk cabang sepak bola,” kata Kepala Media dan Digital PSSI, Gatot Widakdo, Rabu (24/7). Sebelumnya, pasukan Luis Milla dijadwalkan melakukan laga perdana versus Taiwan di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, pada 14 Agustus. “Kecewa sekali, karena kami butuh uji coba biar tahu kekompakan tim sebelum Asian Games,” ujar pemain yang akrab dipanggil Beto, pada Kamis (26/7). Pasukan Luis Milla kini hanya memiliki satu laga uji coba terakhir, yakni melawan Bali United. Duel versus tim berjuluk Serdadu Tridatu itu akan digelar secara terbuka di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Selasa (31/7). Meski menjalani satu laga uji coba saja, Beto menilai itu sangat bermanfaat untuk timnya. Ia berharap Timnas Indonesia U-23 bisa semakin kompak. “Harusnya minimal dua uji coba (tanding), tapi kalau cuma satu lawan Bali United saja, okelah bagus karena Bali United tim kuat, dan kami di Asean Games juga akan menghadapi tim kuat,” imbuh Beto. Hadrinya Palestina di Grup A sejatinya menambah rumit posisi Timnas U-23 sebagai tuan rumah. Dari ranking FIFA, tim merah putih berada di posisi kedua dari bawah di Grup A Asian Games 2018. Padahal, hanya dua tim yang lolos dari fase grup. Artinya, Indonesia harus mempecundangi dua negara dengan ranking FIFA yang lebih tinggi. Palestina sebenarnya belum lama jadi anggota FIFA. Pertama kali sepakbola mereka diakui pada 1998 lalu. Palestina memilih bertanding di konfederasi sepakbola Asia (AFC). Palestina adalah tim kuat, dan mencapai babak 16 Besar di AFC U-23 pada 2017, di Qatar. Enam sampai tujuh pemain mereka pun aktif berkompetisi di Eropa. (Dre) Ranking FIFA Negara Grup A Asian Games 2018  1. Palestina Ranking FIFA ke-99, dengan 347 poin 2. Taiwan Ranking FIFA ke-123, dengan 247 poin 3. Hongkong Ranking FIFA ke-142, dengan 195 poin 4. Indonesia Ranking FIFA ke-164, dengan 111 poin 5. Laos Ranking FIFA ke-178, dengan 82 poin

Drawing Ulang Cabor Sepak Bola Asian Games 2018 di Kuala Lumpur, INASGOC : Keputusan Ada Di OCA

Undian ulang cabor sepak bola Asian Games 2018 diwacanakan usai Uni Emirat Arab dan Palestina memprotes tak masuk dalam drawing awal, yang digelar pada 5 Juli lalu, di Kantor Pusat INASGOC di Jakarta. (malaymail.com)

Jakarta- Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) memastikan undian ulang pada cabang olahraga sepak bola akan dilakukan Rabu (25/7). Namun undian hanya dilakukan terhadap dua negara, yakni Uni Emirat Arab dan Palestina, yang protes karena tak masuk dalam undian pertama. “Besok akan digelar drawingnya. Di AFC (Federasi Sepak Bola Asia) House di Kuala Lumpur, Malaysia,” ujar Deputi 2 INASGOC Bidang Games Operation, Harry Warganegara, saat dikonfirmasi pada Selasa (24/7). Undian ulang memang diwacanakan setelah Uni Emirat Arab dan Palestina memprotes tak masuk dalam drawing awal, yang digelar pada 5 Juli lalu di Kantor Pusat INASGOC di Jakarta. INASGOC sempat menolak permintaan ini, namun akhirnya drawing ulang tetap dilaksanakan. Dua opsi muncul, yakni pertama undian ulang secara keseluruhan 26 negara yang ikut. Kedua, undian hanya dilakukan terhadap dua Uni Emirat Arab dan Palestina saja, atau oleh INASGOC disebut proposed partial redraw. “Jadinya, kami proposed partial redraw. Hanya 2 NOC (national olympic comittee) itu saja yang di-drawing,” ujar Harry. Dengan masuknya UEA dan Palestina, total negara yang akan bertanding di cabang sepak bola Asian Games 2018 berjumlah 26 negara. Dari drawing terakhir, 24 negara telah dibagi ke dalam enam grup, yang masing-masing terdiri dari empat negara. Indonesia berada di Grup A bersama Hong Kong, Laos, dan Taiwan. Hal senada juga diungkap, Sekjen INASGOC, Eris Heriyanto. “Rencananya kami undi dua negara itu saja. Soal format undian sudah dibahas oleh INASGOC, PSSI dan AFC pada Senin (23/7). Tapi, sampai sekarang belum ada titik jelas, seperti apa opsi yang akan diambil,” ujar Eris, di Kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (24/7). Pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, 63 tahun silam itu, menegaskan Komite Olimpiade Asia (OCA) sebenarnya yang menjadi penentu soal ini. “Keputusannya ada di OCA. AFC cuma bantu. Dan, OCA akan datang besok (Rabu, 25/7) membahas masalah ini,” tukas purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Udara (AU) itu. (Adt)

Palestina dan UAE Protes, Drawing Ulang Sepak Bola Putra Asian Games 2018 Dilakukan Senin

Logo Asian Games 2018

Jakarta– Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) meminta Indonesia melakukan redraw atau undian ulang, pembagian grup penyisihan sepak bola putra Asian Games 2018. Dilansir BolaSport.com dari media Thailand, Bangkok Post, proses drawing ulang ini, berlangsung di Jakarta pada Senin (23/7). AFC telah menginformasikan ke semua asosiasi anggotanya yang mengikuti sepak bola Asian Games 2018, termasuk Federasi Sepak Bola Thailand (FAT). Sebelumnya, undian untuk turnamen diadakan di Jakarta pada 5 Juli 2018. Saat itu, cabang olahraga ini diikuti 24 tim yang akan terlibat persaingan memperebutkan emas. Namun, hasil drawing itu ’tergores’ oleh protes dari Uni Emirat Arab (UAE) dan Palestina. Kedua negara itu tak dimaksukkan dalam pelaksanaan undian awal, setelah mereka tak masuk drawing. Akhirnya, keputusan melakukan pengundian ulang pun dilaksanakan dengan 26 peserta. Tim-tim tersebut diunggulkan ke dalam empat pot berdasarkan penampilan mereka pada Asian Games 2014. Tuan rumah Indonesia secara otomatis akan masuk dalam pot 1 dan menjadi tim yang ada di Grup A. Sedangkan dari delapan tim yang lolos ke perempat final Asian Games 2014, hanya Yordania yang absen tahun ini. Pada 2014, Korea Selatan meraih emas setelah pada final menumbangkan Korea Utara. Irak merebut peruggu setelah menang atas Thailand pada perebutan posisi tiga. Sepak bola putra Asian Games 2018 akan mempertandingkan Timnas U-23 dengan tambahan tiga pemain senior. Empat stadion jadi arena pertandingan untuk fase penyisihan sampai final. Arena itu antara lain: Stadion Pakansari, Cibinong di Kabupaten Bogor, dan Stadion Patriot Chandrabhaga, Kota Bekasi. Lalu, Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, dan Stadion si Jalak Harupat, Sorean, Kabupaten Bandung. Semua stadion itu berada di Provinsi Jawa Barat. (Ham)

Soekarno, Blitar dan Asian Games

Kota Blitar menjadi salah satu dari 53 daerah di Indonesia yang akan disinggahi oleh Torch Relay atau Kirab Obor Asian Games 2018. (Pras/NYSN)

Blitar- Soekarno, Blitar, dan Asian Games. Tiga kata itu tak dapat dipisahkan. Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia (RI) yang menjabat pada periode 1945 – 1967. Lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901, ia memainkan peranan penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Dan, setelah wafat pada 21 Juni 1970, Soekarno atau akrab disapa Bung Karno dimakamkan di Blitar, Jawa Timur (Jatim). Makam mantan orang nomor satu di Republik ini terletak di sebelah utara kota Blitar, tepatnya di Jalan Ir. Soekarno, yang berada di daerah Bendogerit, Kecamatan Sananwetan. Semasa hidup, Bung Karno tak hanya berurusan dengan politik, juga memiliki perhatian pada olahraga. Ditangannya, olahraga menjelma menjadi kekuatan mahadahsyat yang melambungkan bangsa. Diboikot Komite Olimpiade Internasional (KOI) di pesta olahraga multievent dunia, Olimpiade, tak membuat Bung Karno gentar. Apalagi kelimpungan dan menjadi tak percaya diri. Ganefo pun digelar di Jakarta pada 10-22 November 1963 sebagai tandingan. Tak diundangnya Indonesia pada Olimpiade Tokyo 1964 adalah sanksi yang harus diterima menyusul tak diundangnya Israel dan Taiwan saat menggelar Asian Games 1962 di Jakarta. Pesta olahraga multievent antar-bangsa Asia digelar 24 Agustus-4 September 1962. Mengusung semboyan Onward! No Retreat (MajuTerus! Pantang Mundur) dengan melibatkan 2.200 atlet dari 51 negara kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa (Timur), Ganefo layak disebut olimpiade tandingan. Dunia pun terperangah. Sama terperangahnya dunia saat Indonesia menggelar Asian Games IV 1962. Kini, setelah 56 tahun, Indonesia kembali dipercaya menjadi tuan rumah pesta akbar negara se-Asia itu, pada 18 Agustus – 2 September 2018. Rangkaian pelaksanaan multievent empat tahunan itu dimulai dari kirab obor (torch relay) yang telah dimulai pada 15 Juli 2018 dari kota New Delhi, India, dan disatukan dengan ‘api abadi’ yang berasal dari Mrapen, Jawa Tengah (Jateng). Berawal dari Yogyakarta, obor akan dibawa mengelilingi Indonesia. Dan, Kota Blitar, Jawa Timur, jadi satu kota yang dilintasi Obor Asian Games 2018. Obor dijadwalkan tiba di Blitar, pada Jumat (20/7). Heru Puji Mardianto, sekretaris Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) kota Blitar, mengatakan bila Kota Blitar jadi kota pertama di Jawa Timur yang disinggahi Obor Asian Games 2018. Obor Asian Games ini nantinya akan segera dibawa ke makam Bung Karno, yang ada di Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar. “Di Makam Bung Karno akan ada acara penyambutan,” jelas Heru, Kamis (19/7). Usai upacara penyambutan, dua pelari akan membawa obor Asian Games 2018 ke kantor Wali Kota di Jalan Merdeka Kota Blitar. “Setelah dari MBK akan ada dua pelari yang membawa obor ke kantor Wali Kota. Di sana akan transit sebentar untuk kemudian obor dibawa ke Malang,” tukas Heru. (Adt) Berikut jadwal pawai obor Asian Games 2018 di Kota Blitar : Jam 07.00 – 08.30 WIB Rombongan berangkat dari Bandara Abdurrahman Saleh, Malang Jam 08.30 – 08.35 WIB Rombongan memasuki Kota Blitar berhenti di area City Walk dilanjutkan pelari membawa obor ke area dalam Makam Bung Karno Jam 08.35 – 09.00 WIB Serah terima obor di area Makam Bung Karno Jam 09.00 – 09.10 WIB Pelari membawa obor kembali ke City Walk dan dilanjutkan naik mobil menuju kantor Wali Kota Blitar dengan rute Jalan Ir Soekarno – Jalan Panglima Sudirman – Jalan Ahmad Yani – Jalan Merdeka Jam 09.10 – 13.00 WIB Serah terima obor di Kantor Wali Kota Blitar dan acara seremonial Jam 13.00 WIB Rombongan pembawa obor melanjutkan perjalanan ke Kota Malang dengan rute Kantor Wali Kota Blitar Jalan Merdeka – Jalan Wilis – Jalan Pandan – Jalan Lawu – Jalan Anjasmoro – Jalan Sudanco Supriyadi (batas kota)

Piala Dunia Usai, Ini Dia Rekomendasi Ajang Olahraga Lain Yang Gak Kalah Seru

Ajang Piala Dunia 2018 sudah berakhir, dengan perolehan Perancis sebagai juara kali ini. Untuk kedua kalinya mereka pun dapat mengangkat piala bergengsi ajang sepakbola internasional tersebut. Bagi kamu yang mengikuti terus pertandingan Piala Dunia, pasti final kemarin adalah moment-moment yang dinantikan dengan manis namun harus diterima dengan getir. Di satu sisi ingin cepat tau siapa juaranya, namun di sisi lain harus ucapkan selamat tinggal pada ajang empat tahunan tersebut. Setelah acara pertandingan Piala Dunia 2018 ini berakhir, lantas apa yang kamu tonton selanjutnya? Hm, tak perlu bingung, ini dia ada rekomendasi buat kamu beberapa ajang olahraga lain yang patut kamu saksikan.. Yuk disimak, catat tanggalnya.. Pertama, ada AFC U-19 Setelah timnas Garuda Muda tampil dengan maksimal dan berhasil meraih peringkat ketiga Piala AFF U-18 2018, kini selanjutnya akan ada ajang AFC U-19. Pertandingan  sepak bola yang digelar oleh konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) ini tentu akan menimbulkan sensasi yang tak kalah menarik dengan AFF. Istimewanya lagi, acara yang diselenggarakan dua tahun sekali ini akan berada di Indonesia,loh! tepatnya berada di tiga kota, yaitu Jakarta (Stadion Geleora Bung Karno), Bogor (Stadion Pakansari), dan Bekasi (Stadion Patriot Chandrabhaga), dari tanggal 18 Oktober sampai 4 November 2018. Kalau sebelumnya, kejuaraan AFC U-19 diselenggarakan di Bahrain dengan pemenang Jepang. Lantas, kalau tahun ini siapa ya yang akan juara? Semoga Indonesia! Asian Games 2018 Kalau yang satu ini, pasti kamu semua sudah tau bukan, atau malah jadi ajang yang kamu tunggu-tunggu ya? Untuk kedua kalinya, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Ajang olahraga terbesar se-Asia ini tentu tidak boleh kamu lewatkan begitu saja. Mungkin kamu juga bisa menyaksikan beberapa pertandingan secara langsung, seperti bulu tangkis, sepak bola, renang, atau lari. Tentu, bisa jadi hari yang seru dan menyenangkan. Ingat ya, Asian Games 2018 akan diselenggarakan pada tanggal 18 Agustus sampai 2 September 2018, dont miss it! Asian Para Games 2018 Tak sampai di ajang Asian Games saja, tahun 2018 ini Indonesia juga jadi tuan rumah dari Asian Para Games 2018. Ajang ini menjadi bukti bahwa para difabel mampu di pertandingan dan dapat berkompetisi juga dalam bidang olahraga. Acara ini berlangsung dari tanggal 8 Oktober sampai 16 Oktober 2018. Jangan sampai ketinggalan, sobat muda NYSN.. Yuk, sebelum tanggal dimulai, kita euforiakan lagi semangat dan kemeriahan Asian games dan Asian Para Games 2018. Dikatakan Imam Narawi selaku Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) berharap bahwa euforia masyarakat Indonesia harus lebih meriah lagi seperti halnya masyarakat rusia yang benar-benar menggelorakan semangat Piala Dunia. Apakah kamu siap? Nah, dari ketiga rekomendasi ajang pertandingan di atas, bisa dikatakan itu adalah bukti diri bahwa ternyata Indonesia memang bisa dan bangsa ini harus berbangga karena telah mampu menjadi tuan rumah dari tiga pertandingan olahraga bertaraf internasional. Yey, semangat menonton, semangat Indonesia!       (Tribunnews)

Tampil di Nomor Sprint 100 Meter Asian Games 2018, Ini ‘Gilanya’ Catatan Waktu Para Pesaing Zohri

Catatan waktu 10,18 dari atlet muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri (merah), di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 cabang 100 meter putra, ternyata kalah jauh dari rekor Asian Games 2014 milik sprinter asal Qatar, Femi Ogunade. (thejakartpost.com)

Jakarta- Torehan spektakuler sprinter muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 cabang 100 meter putra, membuka peluang Indonesia di Asian Games 2018. Namun, Indonesia punya banyak pesaing, jika berkaca pada Asian Games edisi sebelumnya dan SEA Games 2017. Zohri, yang baru berusia 18 tahun meraih catatan waktu impresif saat finish di urutan pertama 100 meter putra Kejuaraan Dunia, yakni 10.18. Namun, catatan waktunya itu masih kalah jauh, jika dibandingkan dengan sprinter asal Qatar, Femi Ogunade, yang menjuarai Asian Games 2014 pada nomor yang sama. Ogunade keluar sebagai juara pertama dengan catatan waktu 9.93. Tak hanya memboyong medali emas, tapi juga mencatatkan namanya dalam rekor pelari 100 meter tercepat di Asia. Di peringkat kedua ada sprinter asal China, Su Bingtian dengan catatan waktu 10.10. Kemudian diikuti Kei Takase dari Jepang, yang mengamankan medali perunggu dengan waktu 10.15. Dari statistik ini, dapat dilihat Zohri belum memiliki catatan waktu yang lebih cepat, dari tiga besar juara nomor 100 meter Asian Games 2014 itu. Di level Asia Tenggara, catatan waktu pria yang disapa Badok ini, mampu bersaing dengan pelari lainnya. Bukan tanpa alasan, pada SEA Games 2017 lalu, peraih medali emas cabang lari 100 meter asal Malaysia, Khairul Hafiz Jantan, cukup finish dengan waktu 10.38 mengamankan posisi pertama. Setelahnya ada Eric Shauwn Cray dari Filipina dan Kritsada Namsuwun dari Thailand, yang finish di waktu yang bersamaan, yakni 10.43. Indonesia pernah mempunyai sejarah bagus di level Asia Tenggara. Pada SEA Games 2009, sprinter Suryo Agung Wibowo berhasil mencatatkan rekor di nomor 100 meter putra, dengan catatan waktu 10.17. Catatan Suryo lebih cepat 0.01 detik, dibandingkan dengan Zohri. Dan hingga kini, belum ada atlet lari Asia Tenggara, yang mampu melebihi rekor tersebut. Prestasi yang diraih oleh Zohri, membawa angin segar di dunia atletik Indonesia. Bukan tak mungkin, dia masih bisa mempertajam catatan waktunya tesebut pada sisa waktu satu bulan ke depan sebelum Asian Games 2018 bergulir. Cabang olahraga atletik rencananya akan diperlombakan di Stadion Gelora Bung Karno, mulai 25 Agustus 2018. (art)

Jaga Konsistensi Prestasi, Pemerintah Bakal Kawal Lalu Muhammad Zohri Hingga Level Senior

Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan mengawal prestasi Lalu Muhammad Zohri hingga ke level senior. (Adt/NYSN)

Jakarta- Muda dan berprestasi. Itulah sosok Lalu Muhammad Zohri. Berangkat ke Tampere, Finlandia, mengikuti Kejuaraan Dunia Atletik Under (U) 20 Tahun, tanpa ekspektasi. Memegang prinsip, berpartisipasi dahulu. Menang kalah soal nanti. Terlebih, ia memulai laga dari lintasan 8. Maklum, bukan favorit juara. Berbeda dengan pesaingnya duo Amerika Serikat (AS), Anthony Schwartz dan Eric Harrison. Mereka berada di lintasan tengah karena memang difavoritkan menjadi kampiun di ajang ini. Usai pistol start diletuskan, semua berjalan biasa, para sprinter tampak bersaing ketat. Namun, di detik-detik akhir, remaja kelahiran Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), 1 Juli 2000 itu mampu melesat. Mengukir catatan waktu 10,18 detik, ia finish terdepan. Remaja yang sehari-hari disapa Badok itu sukses menenggelamkan pamor sprinter unggulan Negara Paman Sam itu yang mencetak waktu 10,22 detik. “Tidak hanya disini (Kejuaraan Dunia Atletik U-20 Tahun). Saya ingin terus berprestasi. Alhamdulillah, banyak yang mengapresiasi prestasi saya. Semoga tidak ada yang berubah dengan saya. Saya tetap Zohri yang Insya Allah, tidak sombong. Saya akan terus berlatih meraih prestasi lebih tinggi lagi,” ujar sprinter yang pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Pemenang Barat, Kabupaten Lombok Utara, NTB, lewat sambungan telepon dengan Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Jumat (13/7). Dan, demi menjaga konsistensi prestasi sensasional sprinter berusia 18 tahun itu, pemerintah berjanji mengawal Zohri hingga ke level senior. Zohri juga diharapkan memiliki motivasi tinggi untuk menjadi pelari tercepat di dunia. “Menjaga prestasi hingga seperti ini, Zohri harus dilatih dengan pelatih yang tepat serta program latihan yang baik serta berkesinambungan. Sehingga prestasinya bisa terjaga hingga ke level senior. Pemerintah akan terus mengawal Zohri,” terang Imam. “Harapannya masyarakat terus memberikan dukungan untuk Zohri yang saat ini berada di PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) menjalani Pelatnas (pemusatan latihan nasional) jangka panjang. Selain itu, pelatihan yang dijalani harus menerapkan sport science secara tepat. Sehingga makin termotivasi menjadi pelari tercepat di dunia,” tambah menteri asal Bangkalan, Madura, Jawa Timur itu. (Adt)

Samsung dan INASGOC Siapkan Dian Sastro dan Mikha Tambayong Jadi Pembawa Obor Asian Games 2018

Dua artis papan atas Indonesia, Dian Sastrowardoyo dan Mikha Tambayong, terpilih sebagai duta pembawa obor Asian Games 2018, usai mendapatkan kepercayaan terlibat dalam tahapan kejuaraan multi event empat tahunan ini. (Dre/NYSN)

Jakarta- Penyelenggaraan Asian Games 2018 tinggal sebulan lagi. Pesta olahraga terbesar di Asia tersebut akan dibuka pada 18 Agustus 2018, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Dua artis papan atas Indonesia, Dian Sastrowardoyo dan Mikha Tambayong, sudah tak sabar membawa obor Asian Games 2018, setelah mendapatkan kepercayaan untuk terlibat dalam tahapan kejuaraan multi event empat tahunan ini. “Bangga banget mendapatkan kesempatan ini. Persiapan juga sudah saya lakukan. Saya kira tak akan ada kendala karena selama ini juga sudah melakukan persiapan ikut marathon,” kata Dian, di Hotel Atlet Century Senayan, Jakarta, Rabu (11/7). Menurut dia, untuk mempersiapkan diri menjadi salah satu pembawa obor Asian Games, dirinya terus berlatih terutama latihan beban serta fitnes untuk menambahkan daya tahan tubuh. “Ini pas banget. Saya akui jika saya bukan atlet. Ibu-ibu lagi. Tapi, ini menjadi semangat dan motivasi untuk lebih baik,” ujarnya tersenyum. Begitu juga dengan Mikha. Artis berusia 24 tahun ini mengaku juga tak sabar untuk segera turun ke jalan meski saat ini dirinya sedang sibuk syuting film di luar negeri. Mikha mengaku benar-benar bersiap diri untuk menghadapi kirab obor Asian Games 2018. “Sejak dulu saya antusias berolahraga. Dengan mendapatkan kepercayaan ini saya lebih bersemangat. Untuk persiapan minimal saya jogging,” tukas Mikha. Dian dan Mikha merupakan duta dari Samsung. Selain itu juga ada nama artis Chicco Jerikho dan Hamish Daud. Perusahaan asal Korea Selatan ini merupakan salah satu sponsor Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. Dengan terlibat langsung dalam kiran obor maupun Asian Games 2018, Kang Hyun-lee mengajak masyarakat Indonesia untuk turut serta membakar semangat untuk mensukseskan kejuaraan empat tahunan ini. “Samsung bangga menjadi mitra Asian Games 2018 dan Duta Samsung mendapat kepercayaan membawa obor. Samsung memilih mereka, karena mereka tak henti-henti mengoptimalkan teknologi,” kata Vice President Samsung Electronics Indonesia, Kang Hyun-lee. Partisipasi dan dukungan inovasi teknologi Samsung menunjukkan perwujudan dan sinergi nyata untuk bekerja sama mendukung suksesnya Asian Games 2018. Juga, tim pembawa obor melalui berbagai produk inovasi teknologi Samsung. Seperti ratusan televisi di wisma atlet (athlete village) untuk memberikan informasi dan hiburan, dan ketersediaan ribuan smartphone untuk komunikasi dan reportase para koordinator sukarelawan Asian Games 2018. Sedangkan Sekjen INASGOC, Marsekal Madya TNI (Purnawirawan) Erris Heryanto, menyambut baik keterlibatan Samsung dalam kirab obor maupun Asian Games 2018. Hal ini menunjukkan kepercayaan dan dukungan optimal untuk mensukseskan kegiatan ini. “Semoga dengan melibatkan banyak pihak termasuk Samsung, sebagai official sponsor semua kegiatan mulai dari kirab obor bisa berjalan dengan sukses,” katanya. Sesuai dengan rencana, kirab obor akan berlangsung satu bulan penuh, dan melintasi beberapa kota di Indonesia. Kirab Obor Asian Games 2018 dimulai dari pengambilan api di India tgl 15 Juli 2018, pengambilan api abadi dari Mrapen 18 Juli 2018, disatukan di Konser Prambanan pada hari yang sama. Keesokan harinya obor akan dibawa berlari keliling Indonesia, hingga total melewati 18 provinsi dan 53 kota di Indonesia. Kota pertama yang menjadi kepercayaan menjadi tuan rumah adalah Yogyakarta, 17-19 Juli 2018. Keempat duta pembawa obor api abadi ditempatkan di empat tempat berbeda, yakni Mikha Tambayong di Palembang (Sumatera Selatan), Dian Sastrowardoyo di Solo (Jawa Tengah), Hamish Daud di Bali, dan Chicco Jerikho di Bogor (Jawa Barat). (Dre)

Yakin Lawan Termasuk ‘Ringan’, Timnas U-23 Pede Lolos Penyisihan Grup Asian Games 2018

Skuad Timnas U-23 (Pras/NYSN)

Jakarta- Timnas U-23 memiliki peluang positif untuk lolos dari penyisihan grup ajang Asian Games 2018. Dari hasil undian pembagian grup yang dilaksanakan di Jakarta, Kamis (5/7), tim asuhan Luis Milla Aspas berada di grup yang relatif mudah. Indonesia tergabung di grup A bersama Hogkong, Laos, dan Taiwan. Pada undian in Indonesia sebagai tuan rumah ditempatkan sebagai unggulan pertama. Sekretaris Jendral PSSI Ratu Tisha Destria cukup senang dengan hasil undian itu. “Jika melihat hasil undian, tentu ini cukup bagus untuk timnas putra,” ujar Ratu. “Timnas sudah melakukan persiapan yang matang dan sudah beruji coba dengan lawan yang lebih tangguh seperti Bahrain, Uzbekistan, Korea Selatan, Korea Utara, Thailand, dan Jepang,” tambahnya. Ia berharap hasil undian itu memudahkan langkah Indonesia untuk lolos. Cabang sepak bola putra diikuti 24 peserta–bukannya 32 seperti yang selama ini diberitakan–yang terbagi dalam enam grup. Masing-masing grup terdiri atas empat tim. Dua tim terbaik otomatis lolos ke babak 16 besar ditambah tiga tim peringkat terbaik dari empat grup. “Hasil drawing ini memang kami tunggu-tunggu, karena ini akan berimbas pentng saat latihan terakhir kami nanti di kawasan Bali,” kata manajer timnas U-23, Endri Erawan menanggapi hasil undian. “Pelatih Luis Milla akan menyiapkan menu latihan, disesuaikan dengan lawan-lawan yang dihadapi baik penyisihan grup atau babak selanjutnya,” kata Endri lagi. Mengenai peluang dalam persaingan di grup, Timnas U-23 optimistis mampu lolos dari penyisihan grup A. “Saya yakin mampu lolos dari penyisihan grup. Bukan menganggap enteng, namun sikap optimistis harus selalu ditumbuhkan dalam diri seluruh tim. Lagi pula kami sudah lama mempersiapkan tim, baik melalui latihan maupun uji coba,” ujar Endri lagi. Sementara cabang sepak bola putri, diikuti sebanyak 11 peserta yang dibagi dalam tiga grup. Indonesia tergabung di grup A bersama Korea Selatan, Taiwan, dan Maladewa. Dua tim terbaik masing-masing grup langsung lolos ke babak perempat final ditambah dua tim peringkat tiga dari grup A dan B. Pertandingan untuk sepak bola putra akan dilangsungkan di empat stadion, yakni Stadion Patriot Bekasi untuk grup A dan B, Stadion Pakansari Cibinong untuk grup C, dan Stadion Wibawa Mukti Bekasi grup D. Sementara laga grup E dan F akan digelar di Stadion Si Jalak Harupat Bandung. Untuk Semifinal dan laga Final dilangsungkan di Stadion Pakansari. Adapun pertandingan sepak bola putri akan dilangsungkan di Palembang, Sumatera Selatan. (Ham) Grup Sepak Bola Putra: Grup A 1. Indonesia 2. Hongkong 3. Laos 4. China Taipe Lokasi: Stadion Patriot Bekasi Grup B 1. Thailand 2. Uzbekistan 3. Bangladesh 4. Qatar Lokasi: Stadion Patriot Bekasi Grup C 1. Irak 2. China 3. Timor Leste 4. Syiria Lokasi: Stadion Pakansari Grup D 1. Jepang 2. Vietnam 3. Pakistan 4. Nepal Lokasi: Stadion Wibawa Mukti Bekasi Grup E 1. Korea Selatan 2. Kyrgistan 3. Malaysia 4. Bahrain Lokasi: Stadion Si Jalak Harupat Bandung Grup F 1. Korea Utara 2. Saudi Arabia 3. Iran 4. Mynamar Lokasi: Stadion Si Jalak Harupat Bandung Grup Sepak Bola Putri: Grup A 1. Indonesia 2. Korea Selatan 3. China Taipe 4. Maldives Lokasi Stadion Gelora Sriwijaya Grup B: 1. Korea Utara 2. China 3. Hongkong 4. Tajikistan Lokasi: Stadion Gelora Sriwijaya dan Bumi Sriwijaya Grup C: 1. Jepang 2. Vietnam 3. Thailand Lokasi: Stadion Bumi Sriwijaya

Daftar Unggulan Sepak Bola Asian Games 2018 Muncul, Timnas U-23 Terhitung ‘Aman’

Timnas U-23 beruntung, karena dipastikan tak akan masuk ke dalam satu grup dengan tim besar, sesuai hasil keputusan OCA penempatan Pot tim unggulan Asian Games 2018. (Pras/NYSN)

Jakarta- Tim-tim unggulan kompetisi sepak bola Asian Games 2018 resmi diumumkan oleh Olympic Council of Asia (OCA). Sebanyak 32 negara terlibat dalam pesta olahraga yang akan digelar di Jakarta-Palembang itu, ditempatkan dalam empat pot, masing-masing pot diisi oleh 8 tim. Indonesia sebagai tuan rumah, masuk ke dalam pot tim unggulan pertama. Di pot ini, Indonesia ditemani tujuh negara kuat lainnya yakni Jepang, Korea Selatan, Iran, Arab Saudi, Iraq, Suriah, dan Uzbekistan. Pembagian ini dilakukan dalam pertemuan OCA yang digelar pada Senin (25/6) lalu Artinya, Indonesia dipastikan tak akan tergabung di Grup A bersama tim-tim itu seperti Korsel, yang merupakan juara bertahan atau Irak yang merupakan peraih medali perunggu. Sementara itu, Thailand yang merupakan salah satu tim kuat di Asia Tenggara, hanya ditempatkan di pot kedua. Thailand akan bergabung bersama Cina, Korea Utara, Oman, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Kyrgyzstan. Dalam menentukan daftar tim unggulan, OCA mempunyai aturan tersendiri. Yakni berdasarkan rekam jejak masing-masing negara pada turnamen Asian Games edisi-edisi sebelumnya. Contohnya, seperti finalis Piala Asia U-23 2018, Vietnam. Meski jadi runner-up di Piala Asia, namun Vietnam justru ditempatkan pada pot 3. Sebab, Vietnam hanya mampu mencapai babak 16 besar pada Asian Games di Incheon empat tahun lalu. Hal ini bisa dimaklumi, mengingat Piala Asia dan Asian Games digelar oleh dua badan yang berbeda yakni AFC dan OCA. Sehingga, penempatan pot ditentukan berdasarkan performa ajang terakhir, saat Vietnam hanya mampu menembus babak 16 besar Asian Games 2014. Indonesia beruntung, karena dipastikan tak akan masuk ke dalam satu grup dengan tim besar. Namun, skuad asuhan Luis Milla Aspas ini tetap harus waspada dengan kekuatan tim, dari pot dua dan tiga. Sehingga negara Cina, Korea Utara, Thailand, atau Vietnam, bakal tak berjumpa Febri Haryadi dkk. Pembagian grup cabor sepakbola Asian Games 2018 akan diundi pada 25 Juli, sebelum turnamen ini dimulai pada 15 Agustus. Setiap tim hanya dapat mendaftarkan 20 pemain, 17 diantaranya berusia di bawah 23 tahun, kemudian sisanya boleh diisi oleh pemain senior. Asian Games edisi tahun ini diperkirakan akan berlangsung kompetitif. Masing-masing negara telah mempersiapkan timnya dengan matang. Vietnam, salah satunya, berencana untuk mengadakan pertandingan uji coba dengan Barcelona B, Oman, dan Uzbekistan, pada awal Agustus mendatang. Sementara itu, salah satu tim kuat lainnya, Korea Selatan, dipastikan tampil maksimal usai tersingkir dari fase grup Piala Dunia pasca takluk atas Swedia dan Meksiko. Pemain bintang mereka, Son Heung-min juga tengah melakukan pembicaraan dengan klubnya, Tottenham Hotspurs, agar diizinkan berlaga di Asian Games. (Dre) Pot Tim Unggulan Asian Games 2018 Cabor Sepak Bola Pot 1 Indonesia, Jepang, Suriah, Korea Selatan, Uzbekistan, Arab Saudi, Iran, Irak Pot 2 Cina, Korea Utara, Oman, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, Kyrgyzstan, Thailand Pot 3 Malaysia, Laos, Vietnam, Yordania, Yaman, Bangladesh, Filipina, Hong Kong Pot 4 Nepal, India, Kamboja, Timor Leste, Tajikistan, Singapura, Myanmar, Palestina

Gol Injury Time Korsel U-23, Perpanjang Rekor Kalah Timnas U-23 di Stadion Pakansari

Winger Timnas U-23, Osvaldo Ardiles Haay (25), saat melakukan tendangan ke arah gawang Korea Selatan U-23, di Stadion Pakansari, Bogor, pada Sabtu (23/6). (bola.com)

Jakarta- Timnas U-23 gagal mengakhiri uji tanding dengan kemenangan. Menjamu Korea Selatan U-23 (Korsel) di Stadion Pakansari, Bpgpr, Sabtu (23/6), tim asuhan Luis Milla Aspas ini menelan kekecewaan usai kalah 1-2. Satu gol ‘Garuda Muda’ dalam laga tersebut dicetak oleh Hansamu Yama Pranata pada menit ke-90 (+1). Sementara, sepasang gol Korsel dilesakkan oleh Jeong Taewook di menit ke-43 dan Han Seunggyu di pengujung pertandingan. Timnas U-23 memulai laga dengan meyakinkan. Selain dapat menebar ancaman di pertahanan lawan dengan sepakan keras yang terukur dan penetrasi dari sisi sayap, barisan pertahanan mereka patut diacungi jempol. Sebabnya, mereka dapat mematahkan serangan skuat asuhan Kim Hak-bum dengan apik. Sayang, di pengujung babak pertama, mereka gagal mengantisipasi bola mati Korsel. Perlawanan Timnas U-23 makin menjadi-jadi di babak kedua. Mereka menerapkan permainan agresif dan menyerang. Peluang demi peluang mereka dapatkan. Namun, gol penyama kedudukan baru tercipta pada masa injury time. Penampilan Timnas U-23 tetap membuat Milla senang. Dalam konferensi pers usai pertandingan, dia mengaku puas dengan permainan Hansamu dan kolega secara keseluruhan, kendati hasil akhir membuat tren negatif mereka berlanjut. “Dua tim bermain all out. Banyak sekali alternatif (dalam menyerang) dan peluang (yang didapatkan). Malam ini tim bermain solid dan bekerja keras. Itulah yang membuat saya gembira,” ucap Milla. “Korea Selatan bermain dengan level tinggi. Kami sangat menyayangkan gol kedua mereka terjadi di pengujung pertandingan. Padahal, kami baru saja menyamakan kedudukan. Tapi, kembali lagi, saya bangga dengan permainan tim.” “Kami mencoba pemain. Kami juga tahu Korsel punya pertahanan yang luar biasa. Di laga ini, Beto bekerja luar biasa. Febri menciptakan peluang dengan daya jelajah yang tinggi. Besok-besok, mungkin peluang yang banyak harus jadi gol,” pungkas eks pelatih Real Zaragoza itu. Tercatat sebanyak lima laga uji coba telah digelar oleh Timnas U-23 di Stadion Pakansari, Bogor. Dari lima laga itu, tak satu pun mampu dimenangkan oleh skuat Garuda Muda. Bahkan, Timnas U-23 harus menelan dua kekalahan tatkala bermain di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor. Dua tim yang menaklukkan Hansamu Yama Pranata dkk adalah Bahrain dan Korea Selatan. Timnas U-23 kalah 1-0 pada laga PSSI Anniversary Cup 2018 pada 27 April 2018. Dan menghadapi Korea Selatan, anak asuh Luis Milla takluk 1-2, pada Sabtu (23/6). Tiga laga lain di Stadion Pakansari berakhir dengan skor imbang tanpa gol. (Dre/Ham)