Incar Regenerasi, PABSI Gelar Kejurnas Angkat Besi Remaja dan Junior 2021

Incar Regenerasi, PABSI Gelar Kejurnas Angkat Besi Remaja dan Junior 2021

Pengurus Besar (PB) Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) menggelar Kejuaraan Nasional Angkat Besi Remaja dan Junior 2021. Tujuan utama dari ajang ini adalah untuk menjaring atlet-atlet muda potensial yang diproyeksikan untuk menjadi penerus para atlet senior. Kejurnas Angkat Besi yang bergulir tanpa penonton ini digelar di Hotel Lorin Sentul, Bogor, Jawa Barat, mulai 19-24 November mendatang. Total ada 133 atlet dari 18 Pengprov PABSI. Rinciannya, 79 atlet remaja dan 81 atlet junior. Ketua Panitia Penyelenggara Kejurnas, Sonny Kasiran, mengatakan kejuaraan ini merupakan bagian program pembinaan PABSI yang sempat tertunda karena Pandemi COVID-19. Tujuannya, memberikan ruang aktualisasi bagi para atlet muda supaya semangatnya tidak padam karena mereka terus melakukan latihan spartan meski terhalang pandemi, namun mereka juga butuh kompetisi. Namun, imbas pandemi yang belum sepenuhnya mereda pihaknya terpaksa membatasi jumlah atlet masing-masing Pengrov hanya membawa atlet 8 orang. “Ini kami sesuaikan dengan status level Pandemi COVID-19 di arena pertandingan untuk membatasi kerumunan dan tentunya tanpa penonton,” kata Sonny dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/11/2021). Kejurnas angkat besi remaja dan junior ini juga akan melibatkan tim khusus yang bertugas untuk memantau kiprah dan talenta para lifter muda yang diharapkan bisa jadi penerus Windy Cantika di masa depan. Kepala Bidang Prestasi (Binpres) PABSI, Hadi Wihardja berharap kejuaraan ini melahirkan bibit-bibit atlet pelapis yang kelak akan menggantikan posisi Windy Cantika Aisyah dan kawan-kawan untuk bergabung di Pelatnas Angkat Besi Kwini, Jakarta Pusat. “Mudah-mudahan banyak terjadi pemecahan rekornas baik dari Angkatan Snatch maupun Clean & Jerk, ataupun Total Angkatan dari Kejurnas kali ini. Untuk menjaring mereka kami juga menerjunkan Tim Pemandu Bakat yang akan memantau jalannya Kejurnas,” ucap Hadi. Kejurnas Angkat Besi Remaja & Junior akan mempertandingkan 14 kelas di kategori remaja terdiri dari 7 putra dan 7 putri, dan 14 kelas untuk kategori junior yang juga terdiri dari 7 putra dan 7 putri. Adapun kelas-kelas yang dipertandingkan di antaranya, kelas remaja putri dari kelas 40 kg hingga +64 kg, pemaja putra dari kelas 49 kg hingga +81 kg. Sedangkan junior putri, kelas yang dipertandingkan 45 kg hingga +71 kg putra, dan di bagian putra, kelas 55 kg hingga + 89 kg. “Kami membawa 6 lifter yang semuanya adalah atlet PPLP, salah satunya adalah lifter putri peraih perunggu di PON 2020 Papua di kelas 49 kg,” kata Mujianto, Manajer Tim Angkat Besi dari Kalimantan Selatan.

Luar Biasa! Rahmat Erwin Tambah Koleksi Medali Indonesia

Luar Biasa! Rahmat Erwin Tambah Koleksi Medali Indonesia

Indonesia menambah perunggu dari cabang olahraga angkat besi putra kelas 73 kg putra Olimpiade Tokyo 2020. Rahmat Erwin Abdullah yang menyumbang medali ketiga untuk tim Merah-Putih, Rabu (28/7). Rahmat Erwin meraih perunggu setelah memiliki total angkatan 342 kg. Lifter 20 tahun itu kalah bersaing dengan lifter Tiongkok, Shi Zhiyong yang meraih medali emas dengan total angkatan 354 kg dan Mayora Pernia Julio Ruben dari dari Venezuela di posisi kedua dengan total angkatan 346 kg. Pada pertandingan itu Zhiyong tidak saja meraih medali emas, tetapi juga memecahkan dua rekor Olimpiade, yaitu angkatan snatch 166 kg dan total angkatan 354 kg. Rahmat Erwin sukses dengan medali perunggu usai mengumpulkan 152 kg pada angkatan snatch dan 190 kg pada clean and jerk. Atlet asal Makassar itu gagal pada angkatan kedua clean and jerk dengan beban 190 kg. Pada percobaan ketiganya Rahmat sukses mengangkat beban 190 kg. Sementara itu, Zhiyong melangkah mulus pada angkatan snatch dengan mengumpulkan 166 kg yang juga jadi rekor baru Olimpiade. Sedangkan pada clean and jerk Zhiyong gagal pada angkatan kedua dengan beban 192 kg. Capaian serupa juga dimiliki Pernia yang sempurna pada angkatan snacth dengan 156 kg. Pernia lalu menggenapkan penampilannya dengan sukses pada tiga angkatan clean and jerk sehingga mengumpulkan total angkatan 346 kg. Medali perunggu ini melebihi target yang diusung Rahmat Erwin jelang Olimpiade Tokyo. Sebelumnya Rahmat Erwin hanya membidik posisi delapan besar di kelas 73 kg. Dengan perunggu yang diraih Rahmat Erwin, cabang angkat besi kini mempersembahkan tiga medali bagi kontingen Indonesia. Sebelumnya Eko Yuli Irawan lebih dahulu meraih perak di kelas 61 kg putra dan Windy Cantika Aisah meraih perunggu di kelas 49 kg putri. Sementara itu, Windy Cantika berpotensi meraih perak setelah lifter China Hou Zhihui yang meraih emas diduga menggunakan doping, sehingga Chanu Shaikhtom Mirabai dari India yang meraih perak berpotensi naik dengan mendapatkan medali emas.

Usai Ukir Rekor Dunia, Ini Target Rizki Juniansyah

Usai Ukir Rekor Dunia, Ini Target Rizki Juniansyah

Usai harumkan Indonesia dengan mengukir tiga rekor dunia junior kelas 73 kg pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021 di Uzbekistan, lifter muda Rizki Juniansyah siap naik level. Ia pun membeberkan targetnya ke depan. Diakui lifter kelahiran Banten, 17 Juni 2003 itu, saat ini ia tengah berniat mencoba memecahkan rekor dunia junior di kelas 81 kg. “Karena masih ada kesempatan berlaga di level junior dua tahun ke depan, obsesi saya selanjutnya mampu memecahkan rekor dunia junior di kelas 81 kg. Untuk itu saya berniat pindah ke kelas 81 kg,” papar Rizki saat menjalani karantina sepulangnya dari Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior di Uzbekistan, Minggu (30/5/2021). Untuk bisa tampil di kelas 81 kg, Rizki Juniansyah harus menjaga berat badannya tidak boleh melebihi 80 kg. “Ini juga untuk jaga-jaga jika nantinya saya harus tampil di kelas 73 kg, untuk menurunkan berat badan tidak sulit,” ungkapnya. Rekor dunia junior kelas 81 kg saat ini yang sedang dibidiknya adalah angkatan snatch seberat 168 Kg yang dicetak lifter Tiongkok, Li Dayin dan clean and jerk 208 kg yang ditorehkan lifter Bulgaria, Nasar Karlos Mau Hasan. “Selisihnya tidak jauh dengan rekor dunia di kelas 73 kg yang baru saja saya pecahkan yakni snatch 155 kg dan clean and jerk 194 kg. Tinggal saya harus fokus untuk menambah berat angkatan di kelas baru ini,” ujar anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Muhammad Yasin dan Yeni Rohaeni itu. Selain itu, Rizki Juniansyah juga membidik untuk memecahkan rekor dunia senior di kelas 73 kg, kelak jika ia sudah beralih ke level senior. “Sekarang ini saya fokus di junior lebih dahulu dengan rencana pindah kelas. Setelah saya memenuhi syarat di level senior saya mencoba untuk memecahkan rekor dunia lagi yang juga selisihnya tidak jauh yakni 169 kg di angkatan snatch dan 198 kg di angkatan clean and jerk. Tinggal fokus saya lebih meningkatkan lagi power angkatan saya,” ujar Rizki Juniansyah. Prestasi yang diraih oleh pemuda yang bercita-cita menjadi anggota TNI atau Polri itu memang sangat membanggakan. Rizki mengenal angkat besi dari ayah dan kakaknya. Ia memulai debutnya dengan meraih medali perunggu di kelas 56 kg pada Kejurnas Angkat Besi Satria Remaja di Bandung 2016 silam. Atas keberhasilannya itu, Rizki Juniansyah kemudian terpilih mengikuti Kejuaraan Angkat Besi Youth & Juniors Asia di Thailand 2018 silam dengan membawa pulang medali perak di kelas 62 kg. “Target saya di angkat besi ingin tercatat sebagai lifter pemecah rekor dunia baik di kelas junior maupun senior. Alhamdullilah, untuk kelas 73 kg junior saya mampu memecahkannya. Selain obesesi saya tampil di ajang Olimpiade berikutnya di Paris 2024 mendatang,” harapnya. Catatan perjalanan prestasi Rizki Juniansyah boleh dibilang cukup meroket. Ia mulai menekuni angkat besi sejak umur 7 tahun. “Waktu itu karena di rumah Ayah saya mendirikan sasana sendiri, saya sudah mulai latihan namun waktu itu tidak dengan keseriusan dan tidak ditekuni. Di usia 8 tahun saya berhenti latihan karena saya belum di izinkan waktu itu untuk latihan dan saya masih takut-takut karena dulu perawakan saya kecil dan pendek dan itu yang ditakutkan kedua orang tua saya, pertumbuhan badan takut keterusan pendek,” ujarnya. Namun, setelah dilihat postur tubuhnya mengalami pertumbuhan, Rizki Juniansyah kemudian diperbolehkan untuk kembali berlatih. “Saya memulai berlatih lagi pada usia 11 tahun, ketika duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar. Setelah keluarga bermusyawarah untuk menyetujuinya dan darisitulah saya mendapat gemblengan dari Ayah saya yang juga mantan atlet angkat besi,” ungkapnya lagi. Di usianya yang masih sangat muda, Rizki Juniansyah membersnikan diri tampil di Pekan Olahraga Antar Provinsi (Porprov) Banten dan pertama kali mendapatkan emas di kelas 40 Kg dengan angkatan snatch 45 Kg dan clean and jerk 55 kg. “Saya tidak akan merasa puas dengan apa yang saya raih saat ini. Saya ingin lebih meningkstkan lagi prestasi saya hingga ke jenjang Olimpiade. Saya berterima kasih kepada Ayah, seluruh keluarga, tim pelatih selama berada di Pelatnas yang telah membimbing saya hingga mampu memecahkan rekor dunia,” katanya.

Hebat! Rizky dan Windy Sama-sama Boyong 3 Emas

Hebat! Rizky dan Windy Sama-sama Boyong 3 Emas

Kabar baik datang dari Tim Angkat Besi Indonesia yang saat ini tengah berjuang di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021 yang berlangsung di Tashkent, Uzbekistan. Kabar tersebut datang dari dua bintang muda Indonesia yakni Rizki Juniansyah dan Windy Cantika Aisah. Keduanya sukses memborong masing-masing 3 emas pada kejuaraan yang berlangsung sejak 21 Mei tersebut. Rizki turun di kelas 73 kg dan berhak atas tiga medali emas setelah menghasilkan angkatan total 349 kg, dari angkatan snatch 155 kg dan clean and jerk 194 kg, demikian catatan resmi IWF. Catatan tersebut mempertajam rekor sebelumnya yang dibukukan oleh lifter Amerika Serikat, Clarence Cummings Jr. pada 2019 lalu dengan angkatan total 347 kg, dari angkatan snatch 154 kg dan clean and jerk 193 kg. Dalam kejuaraan yang masuk dalam rangkaian kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo itu, Rizki dengan mulus mengangkat angkatan snatch dalam tiga kali percobaan, dimulai dari 142 kg, 146 kg, hingga 155 kg. Ia juga tak mendapati hambatan berarti saat melakukan angkatan clean and jerk dalam tiga kali kesempatan, dimulai dari 180 kg, 189 kg, dan 194 kg. Lifter berusia 17 tahun itu unggul jauh atas para pesaingnya, termasuk atlet angkat besi India peraih perak, Achinta Sheuli, yang meraih total angkatan 313 kg, dan lifter Rusia peraih perunggu Gevorg Serobian dengan angkatan total 308 kg. Namun, kesuksesan Rizki belum bisa diikuti lifter putra lain Indonesia yang bertanding di kelas yang sama, yakni Rahmat Erwin Abdullah gagal memenuhi target menembus angkatan total di atas 335 kg. Rahmat Erwin hanya mampu meraih angkatan total 331 kg, dengan rincian snatch 143 kg dan clean and jerk 188 kg dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021. Sementara itu, lifter muda Indonesia lainnya, Windy Cantika Aisah, juga sukses meraih 3 emas. Windy turun di kelas 49 kg, mencatat total angkatan 191 kg (86 kg snatch dan 105 kg clean and jerk). Lifter 18 tahun ini mengalahkan Mihaela Valentina Cambei (Rumania) dan Elizaveta Zhatkina (Rusia). Dengan 3 emas ini, Windy mampu perbaiki poin dan memantapkan posisi di 8 besar ranking dunia untuk Olimpiade Tokyo 2021. Selain itu, ia juga jadi lifter termuda dalam 5 besar ranking dunia.

Lifter Indonesia Siap Berjuang di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior

Lifter Indonesia Siap Berjuang di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior

Pengurus Besar (PB) Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) kembali mengirim lifter ke Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior 2021 di Tashkent, Uzbekistan, 21-31 Mei 2021 yang diikuti 360 lifter dari seluruh dunia. Total, tim Merah-Putih mengirimkan sembilan wakilnya yang terdiri dari tiga atlet putra dan enam atlet putri. Mereka ialah M. Faathir (61 kg), Rahmat Erwin Abdullah (73 kg), Rizki Juniansyah (73 kg), Najla K (45 kg), Siti Nafisatul (49 kg), Windy Cantika Aisah (49 kg), Juliana Klarisa (55 kg), Nelly (59 kg), dan Restu Anggi (64 kg). Adapun Erwin yang kini berusia 21 tahun mendapatkan undangan khusus dari panitia kejuaraan dunia karena tahun lalu tidak ada event junior dan terjadi pandemi Corona. Usia Erwin saat itu masih masuk level junior, sedangkan saat ini dia sudah naik kelas senior. “Makanya dia mendapat undangan khusus dari panitia untuk menambah poin Olimpiade, yang mana kualifikasinya berakhir Mei 2021,” kata Kepala bidang Pembinaan Prestasi PABSI Hadi Wihardja, dilansir dari detikSport. Erwin saat ini menempati peringkat 24 ranking kualifikasi Olimpiade. Namun, peringkat itu belum memangkas negara-negara lain yang sudah meloloskan atletnya lebih dari satu. Menyesuaikan aturan IWF, masing-masing negara hanya memperbolehkan mengikuti empat nomor dari tujuh kelas putra yang dipertandingkan di Olimpiade. “Semoga Erwin di Kejuaraan Dunia junior ini berhasil dan sangat diharapkan dia bisa menembus angkatan total 335 kg dan lebih baik dari hasil Kejuaraan Asia bulan lalu. Jika Erwin berhasil maka potensi besar untuk mendapatkan tiket Olympic Games 2020,” tutur Hadi. Sementara itu, PB PABSI tetap mengirimkan Windy Cantika Aisah yang belum lama ini sudah memastikan tiket Olimpiade Tokyo 2020. Lifter putri yang turun di kelas 49 kilogram (kg) tersebut berhasil mengamankan tiket Olimpiade Tokyo 2020 Tokyo saat meraih medali perak dengan angkatan terbaik untuk snacth 81 kg, clean and jerk 98 kg, dan total 179 kg pada Kejuaraan Asia Angkat Besi, bulan lalu. Lebih lanjut, alasan PB PABSI tetap mengikutsertakan Windy adalah agar ia dapat memperbaiki ranking dan memanfaatkan Kejuaraan Dunia Junior di Tashkent untuk mengasah kemampuan sebelum turun di Tokyo. “Windy Cantika memang sudah lolos ke Olimpiade. Namun, kami berharap ia terus memperbaiki peringkat,” ucap Hadi. “Sedangkan lifter lainnya Faathir yang baru menginjak tingkat junior (sebelumnya remaja 17 tahun) diharapkan mampu membuktikan diri untuk tetap masuk ranking tiga dunia. Begitu juga dengan Rizki yang selama ini merupakan pemegang rekor remaja dapat menunjukkan prestasi di junior,” pungkas Hadi.

Lampung tuan rumah Invitasi Nasional Angkat Berat Junior

Lampung tuan rumah Invitasi Nasional Angkat Berat Junior

Pengurus Provinsi (Pengprov) Perkumpulan Angkat Berat Seluruh Indonesia (Pabersi) akan menggelar Invitasi Nasional Angkat Berat Junior 2021 yang direncanakan di Padepokan Gajah Lampung Pringsewu awal Juni 2021. “Saya mendukung kejurnas ini, namun perlu juga mempertimbangkan protokol kesehatan dengan ketat,” kata Bupati Pringsewu, Sujadi Saddad, dalam keterangannya di Pringsewu, Jumat. Pihaknya bersama masyarakat Pringsewu juga berterima kasih karena dipercaya sebagai tempat dilaksanakan event nasional ini. Sujadi mengingatkan panitia agar disiplin dalam menjaga kondisi pesertanya agar tidak berkerumun, jaga jarak dan wajib menggunakan masker. “Angkat berat kan bukan olahraga bela diri, jadi lebih mudah untuk mengontrol peserta dalam pelaksanaan pertandingannya,” tambahnya. Terkait penginapan sekitar 120-an atlet beserta pelatih dan osialnya, bisa diarahkan ke homestay milik masyarakat, sehingga selain harganya terjangkau, juga bisa membantu perekonomian masyarakat. Pemkab Pringsewu, tambah Sujadi, akan membantu panitia, terutama dalam hal penerapan dan pengawasan terhadap protokol kesehatan sebelum hingga sesudah invitasi. Panitia penyelenggara Eddy Sunarso mengatakan bahwa panitia sudah mempersiapkan teknis perlombaan yang sangat mencerminkan sterilisasi peralatan yang dipergunakan lomba. “Kami siapkan dengan prokes yang sangat ketat, apalagi ini semua peralatannya kan dari besi, sehingga akan disterilisasi dengan disinfektan sebelum dan sesudah dipergunakan,” ujarnya. Selain itu, seluruh lifter yang akan melakukan pengangkatan, sebelumnya juga diwajibkan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan handsanitazer sebagai antisipasinya, ujar Eddy. Menurut data pendaftaran secara online, saat ini panitia sudah menerima sekitar 22 pengprov yang menyatakan akan mengirimkan atletnya, dan diperkirakan sekitar 120 lifter junior dalam invitasi itu nanti, baik pria maupun wanita. Bersamaan dengan invitasi nasional ini, panitia juga akan melaksanakan try-out untuk para lifter yang lolos PON Papua. “Rencananya even ini juga merupakan uji coba untuk lifter yang lolos PON Papua. Ada beberapa daerah yang ingin menjadi bagian dari even ini nanti, karena Lampung juga menginginkan adanya try-out ini. Mudah-mudahan semua berjalan lancar,” ujar Eddy. Direncanakan seluruh pertandingan akan dilakukan di Padepokan Gajah Lampung Pringsewu mulai 6 hingga 9 Juni 2021, dengan pembagian perlombaan yang akan segera dirilis kemudian. Sumber: Antara

PABSI Siapkan Dua Atlet Untuk Kejuaraan Dunia Junior

Tim Angkat Besi Indonesia saat ini sedang menyiapkan dua atlet mereka untuk berlaga pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi Junior di Jeddah, Arab Saudi. Adapun kejuaraan tersebut berlangsung pada 5-18 Maret 2021. “Kami menyiapkan Rizky Juniansyah,” kata Wakil Ketua Umum PABSI Djoko Pramono. Rizky yang menjadi juara bertahan pada kejuaraan dunia angkat besi remaja virtual di Peru, Oktober lalu akan naik kelas ke junior. Pada kelas junior, Rizky akan ditemani Rahmat Erwin Abdullah di kelas yang sama yakni 73 kilogram. Saat ditanya mengenai peluangnya di Kejuaraan Dunia Junior, Rizki Juniansyah yang mengatakan akan mencoba untuk memecahkan rekor dunia junior dengan angkatan 153 kg di angkatan snatch dan 193 di angkatan clean and jerk. Dalam hasil latihan dan tes progres Rizki telah berhasil melakukan angkatan snatch seberat 150 kg dan clean and jerk seberat 180 kg. “Tinggal saya fokus latihan lagi jelang kejuaraan dunia junior di Jeddah untuk menambah total angkatan seperti yang saya targetkan,” ungkapnya. Sementara itu, PABSI juga menargetkan untuk mendapatkan tambahan kuota lifter untuk tampil di ajang Olimpiade 2021 Tokyo mendatang. Peluang tersebut masih terbuka lebar melalui Kejuaraan Dunia Junior dan Kejuaraan Senior Asia di Uzbekistan, 15-25 April mendatang. Menurut Djoko Pramono, peluang untuk menambah kuota di Olimpiade sangat terbuka lebar. Bahkan, dia optimis ada atletnya bisa mencuri medali di dua kejuaran itu. Sedangkan Kejuaraan Senior Asia di Uzbekistan, Indonesia akan mempersiakan dua lifter yakni, Triyatno (73 kg) putra dan Nurul Akmal (87+ kg). Keduanya masih berpeluang untuk meraih tiket Olimpiade. “Saya lihat sepanjang tahun ini total angkatan mereka selama berlatih cukup meningkat,” ungkapnya. Di sisi lain, Djoko Pramono juga mengungkapkan kegembiraannya dengan prestasi para lifter junior yang mampu bersaing ketat dengan para lifter seniornya. “Sepanjang tahun ini praktis, mereka hanya berlatih saja, karena minimnya event akibat pandemi Covid-19. InsyaAllah mulai Januari tahun depan kami akan All-out menghadapi beberapa event penting dalam rangkaian persiapan menghadapi Olimpiade Tokyo dan SEA Games Vietnam,” paparnya. Kepala Tim Pelatih Pelatnas Angkat Besi, Dirdja Wihardja, mengatakan para lifter selama ini telah mengalami peningkatan dalam melakukan total angkatan dalam latihan. “Progresnya sekitar 80 persen dan kami optimistis mampu menambah kuota atlet yang akan mendampingi Windy Cantika Aisyah dan Eko Yuli di Tokyo nanti melalui dua event itu,” ucap Dirdja Wihardja.