Lihat Apa Yang Ingin Diraih Oleh Pemuda Ini Dengan Cara Menguasai Olahraga Karate Dan Olaharaga Atletik

Fandy-Karate

Lihai dalam satu bidang olahraga saja bisa di katakan kecerdasan, tapi jika sudah menguasai 2 cabang olahraga sekaligus olahraga karate dan olahraga atletik kemudian berprestasi, itu adalah sebuah bakat dan anugrah sang pencipta yang di sebut manusia unggul. Atlet olahraga karate yang bersekolah di SMAN 3 Tangsel ini bernama Fandy Achmad Fathoni. Ia sudah berlatih karate sejak dirinya duduk di bangku kelas 4 SD. Fandy mengatakan, bahwa selain dapat meraih prestasi, karate sangat berguna untuk meningkatkan kepercayaan diri dan bisa memiliki kemampuan beladiri sebagai perlindungan diri. 1. Juara 1 Chaki cup nasional 2014 2. Juara 2 Insan Cendekia Madani cup 3. Juara 2 O2SN tingkat Tangsel 4. Juara 3 dalam Porkot tangsel Selain olahraga karate, Fandy juga memiliki prestasi di cabang olahraga atletik kategori lompat jauh dan beberapa waktu lalu mendapatkan juara 3 tingkat kota Tangsel. “Pelatih saya, Sensei Samuel sangat berjasa bagi saya, karena dari pertama latihan karate saya banyak mendapatkan pengalaman dan bimbingan dari beliau. Banyak juga murid-murid yang berprestasi di bawah bimbingannya.” ujar pelajar kelas XII ini. Perasaan kecewa juga sempat dirasakan oleh Fandy ketika mengikuti salah satu pertandingan. “Waktu SMP, ada kejuaraan yang bentrok sama study tour sekolah. Saya memilih ikut lomba, tapi ternyata saya tidak dapat apa-apa, tidak menang. Rasanya sedih dan sempat berpikir bahwa pengorbanan saya tidak ikut study tour jadi sia-sia. Tapi setelah itu saya bangkit lagi.” tutur Fandy. Bagi Fandy, karate akan ia jadikan sebagai sarana atau batu loncatan untuk meraih cita-citanya yang ingin menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Selain itu, ia juga ingin menjadi penulis dan dapat menempuh pendidikan di salah satu Universitas Favorit di Jakarta, yaitu Universitas Indonesia. “Perjalanan kita untuk menggapai cita-cita masih panjang, terus berjuang demi masa depan kita.” pesan Fandy.(crs/adt)

Lakukan ini, Lari Estafet mu Akan Menuai Kemenangan

Lari Sambung atau biasa kita sebut juga dengan Lari Estafet  pada umumnya adalah melakukan gerak lari secepat mungkin dengan membawa tongkat. Pada lari Estafet terjadi perpindahan tongkat dalam tim. Satu tim lari Estafet terdiri dari empat pelari, yaitu pelari pertama, pelari kedua, pelari ketiga, dan pelari keempat. Jarak yang biasanya digunakan pada perlombaan lari estafet adalah 4 × 100 m dan 4 × 400 m. dengan begitu lari Estafet dapat di kategorikan sebagai lari jarak pendek atau lari cepat. Teknik yang perlu diperhatikan dalam lari Estafet adalah cara perpindahan tongkat antarpelari. Para pelari harus sanagat memutamakan hal ini agar melakukan teknik ini dengan benar agar tidak menghambat kecepatan saat berlari. Perpindahan Tongkat Cara perpindahan tongkat pada lari estafet memiliki dua cara perpindahan tongkat yang dapat dilakukan, yaitu: Perpindahan Tongkat Cara Nonvisual Cara ini sering digunakan oleh pelari yang sudah mengenal satu sama lain karena membutuhkan kerja sama dan saling pemahaman antarpelari. Cara ini biasa digunakan dalam lari estafet 4 × 100 meter. Pada teknik ini, pelari yang menerima tongkat  berlari tanpa melihat tongkat yang akan diterimanya. 2. Perpindahan Tongkat Cara Visual Dalam teknik ini pelari menerima tongkat sambil berlari dan melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. Teknik ini biasanya diterapkan pada lari estafet jarak 4 × 400 meter. Peraturan Dasar Lari Estafet Lari Estafet yang termasuk dalam olahraga atletik ini memiliki peraturan tersendiri yang harus di pahami. Peraturan ini mencakup peraturan perlombaan dan daerah pergantian tempat. Peraturan Perlombaan Peraturan perlombaan atletik untuk jarak-jarak lari Estafet : 1)   pada Tongkat estafet terdapat rongga dengan diameter 28–30 cm, berat 50 gram, dan garis tengah tongkat dengan garis 38 mm. 2)   Panjang lintasan pergantian tongkat estafet adalah 20 meter dengan lebar 1,20 meter. Pada lomba lari estafet 4 × 100 meter, panjang lintasan ditambah 10 meter. Lintasan ini disebut prazona, yaitu suatu lintasan di mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi tidak terjadi pergantian tongkat. 3)   Para pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing walaupun tongkat sudah diberikan kepada pelari berikutnya. 4)   Tongkat yang terjatuh diambil oleh pelari yang menjatuhkannya. Daerah Pergantian Tongkat Lari estafet melibatkan empat orang pelari dalam setiap timnya. Keempat pelari tersebut ditempatkan pada tempat-tempat tertentu. Ini merupakan posisi umum pada perlombaan lari Estafet: 1)   Pelari pertama berada di daerah start pertama pada  lintasan di tikungan. 2)   Pelari kedua  berada di daerah start kedua pada lintasan lurus. 3)   Pelari ketiga berada di daerah start ketiga pada lintasan di tikungan. 4)   Pelari keempat berada di daerah start keempat pada lintasan lurus dan berakhir di garis finis. Latihan Lari Estafet Teknik menerima dan memberikan tongkat sangat menentukan hasil yang akan dicapai dalam  perlombaan. Latihan lari estafet pada dasarnya bertujuan untuk melatih kedua teknik tersebut. Kekompakan  antarpelari dalam satu tim sangat diperlukan dalam latihan ini. Anda dapat melakukan latihan berikut bersama teman sebangku Anda. Latihan 1 sang Pelari membawa tongkat menggunakan tangan kiri, yang nantinya  pelari akan memberikan tongkat dengan tangan kiri. Pelari lainnya siap menerima tongkat dengan tangan kanan dan telapak tangan menghadap ke bawah. 2. Latihan 2 tujuan dasar latihan ini adalah untuk melatih menerima dan memberikan tongkat di bagian atas tangan dengan belahan tangan yang sama. Dengan demikian apabila tongkat diberikan dengan tangan kanan maka penerima akan menerima dengan tangan kanan pula.  

Dari Seorang Yang Pendiam, Hingga Dapat Medali Emas Di Bangkok Berkat Gymnastic

Gymnastic mulai merambah ke semua lini, peraturan-peraturan dalam senampun mulai ditentukan dan dibuat untuk dipertandingkan. Pada awal modern Olympic Games, senam dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada sebagai salah satu cabang olahraga yang teratur. Dia adalah Kathleen, siswi kelas 5 di SD Saint John’s Meruya, merupakan siswi yang berprestasi dalam olahraga senam lantai gymnastic. Sejak 2 tahun yang lalu, Kathleen sudah mulai menggeluti bidang olahraga ini, dan itu adalah kemauannya sendiri. Menurut Silvania, ibunda Kathleen, anaknya memang suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan banyak menggerakan tubuh. “Kebetulan anaknya memang suka gerak. Dan Kathleen memang suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan banyak menggerakan tubuh ” ujar Silvania Silvania menceritakan bahwa awalnya ia bingung mau memasukkan Kathleen di bidang olahraga apa. Silvania sempat membawa Kathleen ikut trial ballet, tapi ternyata Kathleen tidak suka. Selain itu kathleen sangat pemalu jika diwawancara oleh media. “Kath bilang gurunya jahat, maksudnya galak. Karena kebetulan kelas ballet yang kath ikuti sedang mendekati waktu ujian ballet, jadi gurunya agak keras.”tambah Silvania. Setelah menelusuri melalui internet berbagai jenis olahraga yang kira-kira seperti apa yang disukai oleh Kathleen, Silvania akhirnya memberikan beberapa pilihan jenis olahraga pada Kathleen yaitu renang, wushu dan gymnastic. Kathleen memutuskan untuk mengikuti gymnastic. “Saya sempat tanya, nanti kalau gurunya keras bagaimana? Eh, anaknya bilang gapapa tetap mau. Dan akhirnya Kathleen memutuskan memilih untuk mengikuti gymnastic. ” kata Silvania. Kathleen juga sempat tidak mau ikut gymnastic lagi ketika awal diminta ikut kejuaraan. Menurut Silvania, Kathleen bersikap seperti itu karena dirinya merasa gugup, karena memang belum pernah mengikuti kejuaraan apapun sebelumnya. Juga karena latihan-latihan extra yang harus dijalani menjelang lomba dan guru yang lebih ketat, membuat Kathleen merasa tertekan. Sebagai orang tua yang ingin anaknya maju, Silvania tidak pernah berhenti untuk memberikan dukungan dan semangat kepada anak perempuan kesayangannya. “Saya beritahu, menang atau kalah tidak ada masalah, yang penting Kath sudah mencoba yang terbaik.”lanjut Silvania. Ternyata, di kejuaraan pertamanya, Kathleen berhasil meraih juara meskipun belum masuk di 3 besar. “Tapi itu sanggup menumbuhkan percaya dirinya, sampai sekarang setiap pertandingan membuat Kath semakin percaya diri, bahkan kalau saya tanya sekarang Kath sama sekali tidak ada rasa grogi waktu bertanding.” cerita Silvania. Semakin hari Kathleen semakin mencintai gymnastic, bahkan Kathleen mengatakan bahwa ia tidak akan pernah merasa bosan dengan olahraga tersebut. Kathleen juga menolak untuk pindah ke bidang olahraga lain ketika ditawari oleh ibunya. Prestasi Kathleen semakin lama semakin meningkat, berbagai prestasi telah diraihnya diantaranya: 1. Gold Medalist on Bangkok Gymnastics Moose Game Invitational Meet 2016 2. Gold Medalist on First Sonny Ty International Gymnastics Cup 2016 3. Juara 3 Invitasi Cabang Olahraga Senam Provinsi DKI Jakarta 4. 2rd on Vault Gavrila Gymnastics Festival International 5. 3rd on Overall Gavrila Gymnastics Festival International “Saya tidak mau memaksakan, nanti kalau dipaksa apa yang kita mau, malah anaknya tidak suka, nanti jadinya tidak enjoy.” tutup Silvania.(crs/adt)