Indonesia Kirim Tiga Atlet Muda ke Kejuaraan Berkuda Internasional di Thailand

Indonesia Kirim Tiga Atlet Muda ke Kejuaraan Berkuda Internasional di Thailand

Tiga atlet muda Indonesia akan tampil di Kejuaraan Berkuda Ketangkasan bertajuk Princess Cup-CSIJ B yang berlangsung di Royal Stable Unit/Royal Horse Guard Riding Club, Krung Thep, Maha Nakhon, Thailand, pada 21-27 November 2022. Ketiga atlet muda yang akan mewakili Indonesia di ajang tersebut antara lain Akbar Kurniawan atau Aan (18 tahun), Euclia Purnama/Clia (16), dan Kayla Alesha (16). Ketiganya akan tampil di kategori Show Jumping 1m-1.10 m. Selama persiapan, mereka bertiga mendapat pendampingan dari pelatih senior dan berpengalaman, Rahmat Nasir. Rahmat akan turut mendampingi ketiganya di Thailand. Bagi salah satu atlet, Aan, ini bukan kali pertama dia tampil di Princess Cup. Pada 2018, Aan mengharumkan nama Indonesia dengan menjadi juara pertama. Aan pun mencatatkan sejumlah prestasi lainnya seperti juara pertama Kejurnas U-21 Dressage Team and Individual pada 2019 dan 2021 serta beberapa kejuaraan interasional, yaitu 1st 100 cm Taipei 2018, 1st Asian Junior Challenge Hong Kong 2019, 1st Reitturnier 115 cm Aachen 2022. “Karena pertandingan Princess Cup di Bangkok itu termasuk pertandingan rutin setiap tahun, tetapi karena ada pandemi COVID-19, jadi selama dua tahun tidak ada pertandingan Princess Cup, dan karena baru diadakan lagi di tahun ini, jadi kami juga ingin mengikuti dan membawa harum nama Indonesia setelah dua tahun vakum,” kata Aan di Jakarta Internatioal Equastrian Park, Pulomas, Jakarta Timur, Senin (14/11). Sementara itu, Euclia, membeberkan persiapannya jelang tampil di Princess Cup. Selain latihan intensif, Clia, sapaan akrab Euclia memilih untuk banyak istirahat. “Persiapan lainnya adalah, saya mempersiapkan mental dengan banyak meditasi (berdiam diri, menenangkan diri) agar saya lebih tenang saat tanding,” ujar Clia. “Di sini saya lagi mau menguji kemampuan dan mental saya. Perasaan saya saat ini jujur sangat gugup sekali, grogi, karena ini merupakan pertandingan pertama saya di luar negeri,” sambungnya. Di lain sisi, Sekjen PP Pordasi (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia), Adinda Yuanita, mendukung penuh keikutsertaan tiga atlet muda Tanah Air di ajang berkuda internasional. Dia menyebut kalau Aan, Clia, dan Kayla berhak tampil di Princess Cup karena telah melalui seleksi ketat. “Salah satunya adalah atlet ini harus berusia di bawah 18 tahun, minimal 14 tahun dan sudah berprestasi minimum di kelas 110cm,” ujar Dinda.

The Jakarta Masters Kembali Digelar untuk Cari Talenta Muda

The Jakarta Masters Kembali Digelar untuk Cari Talenta Muda

The Jakarta Masters, kompetisi olahraga berkuda akan digelar pada 28-31 Juli 2022. Kompetisi ini untuk mencari talenta muda. Founder The Jakarta Masters, Rohalia Kharisma Zein menyebutkan, event tahun ini merupakan yang pertama kali pascapandemi Covid-19 dan perhelatan terakhir yang dilaksanakan pada 2019 lalu. “Event ini serta sebagai wadah untuk menampilkan dan mengapresiasikan bakat maupun minat yang dimiliki oleh generasi muda terutama dalam pecinta olah raga berkuda di Indonesia,” ujar Rohalia Kharisma Zein, Selasa (5/7/2022) dalam keterangan tertulisnya. Owner dari ZZ Stable tersebut mengungkapkan, dalam perhelatan The Jakarta Masters 2019 di Jakarta International Equistrian Park Pulomas (JIEPP) sebelumnya telah berjalan dengan baik. “Perhelatan 2019 merupakan rekor equestrian dengan jumlah pendaftar terbesar sepanjang sejarah,” kata Rohalia. The Jakarta Masters kini kembali digelar dan akan diselenggarakan di Arthayasa Stable Depok, Jawa Barat. Rohalia menyebutkan, antusiasme dari para atlet sangat tinggi untuk persiapan The Jakarta Master 2022. “Saat ini sudah sold 160 kandang dari seluruh Indonesia. Adapun bentuk kegiatan yang dilombakan kali ini adalah show jumping dan dressage,” jelas Rohalia. Event ini makin meriah karena kali keempat ini ZZ Stable bekerja sama dengan event organizer B’Proud Idea, yang akan mengadakan food festival dan multiproduct bazaar. Selain ZZ Stable dan B’Proud Idea, event ini juga terselenggara atas dukungan dan kerja sama dari Aragon Stable & Arthayasa Stable. Dengan diadakanya The Jakarta Masters 2022, diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat luas terhadap dunia berkuda dan menemukan bibit-bibit unggul atlet yang potensial dalam berkuda khususnya equestrian. Event bertujuan untuk pembibitan atlet muda yang berkecimpung dalam olahraga berkuda. Rohalia berharap event The Jakarta Masters 2022 dapat memajukan dunia equestrian di Indonesia dan membibitkan atlet equestrian yang dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. “Perhelatan tahun ini merebutkan dua piala bergilir di kelas 100 cm open dan 140 cm dengan hadiah motor listrik yang akan diikuti atlet berkuda senior dan junior dari kurang lebih 40 klub berkuda,” terang Rohalia. Sementara itu, Dirut PT Bproud Idea Media Kreasi, Fajar Abdillah selaku penyelenggara menyebutkan, perhelatan The Jakarta Masters 2022 merupakan event yang menarik bagi para pecinta olahraga berkuda. “Event equestrian adalah event minoritas tetapi sebenarnya sangat layak menjadi event mayoritas. Harapan kami dengan perhelatan The Jakarta Masters 2022 dapat kembali menjadi rekor sejarah dunia equestrian di Indonesia,” kata Fajar Abdillah. Ia menyebutkan nantinya dalam perhelatan The Jakarta Masters 2022 akan menjadi suguhan tontonan menarik bagi masyarakat dan pecinta dunia olahraga berkuda.

Kalahkan Atlet Senior, Dinov Panen Medali di Kejuaraan Berkuda Equestrian Solidarity Challenge

Kalahkan Atlet Senior, Dinov Panen Medali di Kejuaraan Berkuda Equestrian Solidarity Challenge

Atlet muda Indonesia, Nusrtdinov Zayan Fatih atau akrab dipanggil Dinov, berjaya di Kejuaraan Berkuda Equestrian Solidarity Challenge (ESC) Series 2 di Jakarta International Equestrian Park (JIEP) Pulomas Jakarta Timur pada tanggal 22-26 Juni 2022 lalu. Dinov meramaikan persaingan baik di kategori Dressage (tunggang serasi) maupun kelas Show Jumping (lompat rintangan). Lebih spesialnya lagi, kali ini Dinov, atlet muda DNV Equestrian, harus bersaing dengan para seniornya di olahraga berkuda. Tak hanya sekedar bersaing, Dinov pun membuat kejutan dengan mengungguli para seniornya tersebut. Total Dinov membawa pulang enam medali emas, tiga perak dan dua perunggu dalam ESC Series 2 kali ini. Ibunda Dinov sekaligus Founder DNV Equestrian, Riyanti Kutty Nurinda merasa bangga dengan prestasi sang anak. “Prestasi Dinov pada kejuaraan ini sangat membanggakan kami sebagai orang tua, baik di kelas Dressage dan Jumping,” kata Riyanti seperti rilis yang diterima media. “Di kelas Dressage kali ini sangat berbeda dan menantang, karena terdapat juri asing FEI dressage judge level 3, yang benar-benar tidak kenal dengan seluruh peserta. Jadi penilaiannya sangat obyektif berdasarkan atas kualitas kuda dan ridernya,” dia menambahkan. Dari kategori Dressage, di hari pertama kejuaraan, 22 Juni, Dinov mengoleksi 2 medali emas dari kelas Preliminary German Open dan Preliminary FEI U-21 berpasangan dengan kuda Blue Diamond B. Tambahan 1 medali perak juga diraihnya di kelas Preliminary FEI U21 bersama kuda Calimba Do Sol. Sedangkan di hari kedua kejuaraan, 23 Juni, Dinov Kembali mengulang sukses mendapatkan 2 medali emas lagi yaitu bersama kuda Blue Diamond B dengan menjuarai kelas Preliminary German Open dan satu lagi medali emas yang diraihnya bersama kuda Calimba Do Sol di kelas Preliminary FEI Open. Sementara kuda Blue Diamond B kali ini berhasil mendapatkan peringkat keempat. Sementara itu dari kategori Show Jumping, performa Dinov pun tak kalah memukau baik di kelas adu cepat (Speed Class) ataupun di kelas Optimum Time (dimana rider harus masuk garis finish sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan). Di hari pertama kategori ini, Dinov tampil impresif dengan meraih kemenangan ganda di kelas Jumping 95 – 105 Cm Open Speed Class dengan meraih medali emas bersama kuda Püppi dan medali perak saat berpasangan dengan kuda Maura. Di kelas ini semua rider mengalami kendala lain yaitu arena yang sudah agak gelap karena peserta di kelas sebelumnya yang sangat banyak. Namun Dinov bersama kuda Püppi berhasil menjadi satu-satunya rider yang menyelesaikan lomba dengan clear round (tidak ada satupun rintangan yang jatuh). Satu medali perak juga diraih Dinov di kelas Optimum Time 70-90 Cm ditambah satu podium lagi peringkat ke 8 di kelas 50-70 Cm yang diraihnya bersama kuda Calimba Do Sol dengan peserta sebanyak 55 peserta. Memasuki hari terakhir kejuaraan, 26 Juli, Dinov kembali membuktikan sebagai “The Real King” di kelas Jumping 95 – 105 Cm Speed Class dengan menyabet medali emas bersama kuda Püppi dan medali perunggu dengan kuda Maura. Satu medali perunggu juga diraihnya bersama kuda Calimba Do Sol di kelas Optimum Time 50 – 70 Cm, serta tambahan peringkat 4 kelas 40 – 60 Cm dan peringkat 5 kelas 50 -70 Cm yang diraihnya bersama kuda Blue Diamond B. “Mental, kedisiplinan dan kemauan yang keras memang terlihat dari sikap yang Dinov tunjukkan. Khususnya saat bertanding di kelas Jumping 95 – 105 Cm Speed Class,” kata Riyanti.

Juara Dunia Berkuda Junior M. Akbar Kurniawan Ingin Tampil di Olimpiade, Kemenpora Jembatani Fasilitas untuk Latihan

Atlet berkuda muda Indonesia Muhammad Akbar Kurniawan (baju biru) usai bertemu Menpora Imam Nahrawi dan menyampaikan keinginannya untuk tampil di Olimpiade. (Adt/NYSN)

Jakarta- Atlet berkuda muda Indonesia Muhammad Akbar Kurniawan atau yang akrab disapa Aan, ingin tampil di pesta multievent sejagat, Olimpiade. Hal itu dikatakan Aan usai berjumpa dengan Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) di Kantor Kemenpora Senayan, Jakarta, Senin (20/5). Aan hadir bersama kedua orangtuanya Fatchul Anas dan Ernawati Yuhana serta kakak kandungnya Shalma Kurnia Wulandari yang merangkap manajer Aan, dan Alex Asmasoebrata (Ketua Umum Pordasi DKI Jaya). Aan merupakan juara dunia berkuda junior di seri kejuaraan dunia Longines Master-HKJC Asian Junior Challenge pada 15-17 Februari 2019. Ia turun di kelas jumping 14-18 tahun dan bersaing ketat dengan atlet tuan rumah yang sudah tampil di Youth Olympic, atlet Taiwan, serta atlet Thailand yang usianya lebih tua darinya. Sebelum menjuarai seri kejuaraan dunia di Hong Kong, Aan juga meraih prestasi sebagai juara di 3rd AEF Junior Jumping Championship di Taiwan pada 9-12 November 2018 dan juara CSIJB Princes Cup Thailand 19-21 November 2018. Pada 28 Februari-3 Maret lalu, Aan mengikuti FEI Jumping Challenge seri 1 di Jakarta dan menjadi juara pertama. Bila menang lagi pada seri 2 di Jakarta pada 2 Juni mendatang, maka Aan akan menjadi wakil Asia untuk kejuaraan dunia yang akan berlangsung di Amerika Serikat (AS). “Alhamdulillah saya bisa memenangi kejuaraan di Taiwan, Thailand, dan Hong Kong. Itu pertama kali saya tampil di ajang kejuaraan internasional dan bisa meraih juara. Apalagi kejuaraan itu diikuti 20 negara Asia dan Asia Pasifik,” ujar Aan. “Cita-cita saya bisa mengikuti dan tampi di Olimpiade. Saya juga berharap bisa berlatih di Pulomas (Jakarta International Equestrian Park),” lanjut remaja kelahiran 20 Februari 2004 itu. Terkait keinginan Aan yang ingin berlatih di venue berkuda Pulomas, Jakarta Timur, Kemenpora siap menjembatani hal itu. “Cita-cita Aan adalah bisa berlaga di Olimpiade, dan pemerintah tentu mendukung cita-cita tersebut. Terlebih Aan telah memiliki prestasi di tingkat internasional. Untuk tempat berlatih di Pulomas, Menpora menugaskan kami untuk menelusuri agar Aan bisa berlatih disana. Dan kami akan berkomunikasi dengan Gubernur (DKI Jakarta), supaya Aan bisa menggunakan fasilitas yang ada, karena prestasinya sudah level internasional,” ungkap Yuni Purwanti, Plt Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora. Sedangkan Alex Asmasoebrata, mengungkapkan selama ini Aan berlatih di Kurnia Stable, Gunung Geulis, Bogor, Jawa Barat, setiap akhir pekan. “Kami prihatin melihat atlet yang punya prestasi di ajang internasional, seperti Aan berlatih jauh di kampung. Sementara kita punya tempat latihan yang bertaraf internasional di Pulomas. Tapi kami sebagai warga DKI tidak bisa menggunakan tempat itu,” tegasnya. Kami ingin supaya Kemenpora bisa menjembatani masalah ini ke Gubernur DKI. Daripada rusak tidak terpakai, lebih baik rusak karena dipakai. Apalagi digunakan oleh atlet yang memiliki prestasi internasional,” tukas Alex. (Adt)