Juara Thailand Masters 2019, Fitriani Malah Banjir Rekor

Fitriani menjuarai ajang pembuka musim BWF World Tour, Thailand Masters 2019 (super 300). Ani, sapaannya, juga memecahkan rekor gelar juara tunggal putri non-Thailand, untuk turnamen berhadiah total 150 ribu dolar AS itu. (Humas PBSI)

Bangkok- Fitriani menjuarai ajang pembuka musim BWF World Tour, Thailand Masters 2019 (super 300). Pebulu tangkis kelahiran Garut 27 Desember 1998 itu mengukuhkan diri menjadi kampiun dalam laga final di Indoor Stadium Huamark, Bangkok, Minggu (13/1). Ia menang atas andalan tuan rumah, Busanan Ongbamrungphan. Fitriani menang straight game 21-12, 21-14, dalam laga berdurasi 42 menit (statistik BWF). Ini adalah gelar pertama Ani, sapaanya, sejak 2016, saat juara di Indonesia International (BWF International Challenge). Kiprah pemain yang kini berada di urutan ke-33 dunia, di Thailand Masters memang fantastis. Gelar ini merupakan gelar pertama dan satu-satunya bagi Indonesia, pada turnamen pembuka kalender BWF World Tour 2019. Ani juga mencatat rekor pribadi. Yakni Lolos ke semifinal pertama, di ajang sekelas BWF World Tour (dahulu BWF superseries+premier). Lalu final pertama, hingga ditutup dengan juara. Ia menjadi wakil Tanah Air pertama, yang sukses merebut gelar BWF World Tour di luar Indonesia, dalam enam tahun terakhir. Terakhir kali tunggal putri Indonesia berjaya di ajang BWF World Tour, didapat Lindaweni Fanetri. Kala itu, Lindaweni berhasil menjuarai Syed Modi International 2012. Ani pun memecahkan rekor gelar juara tunggal putri non-Thailand, untuk turnamen berhadiah total 150 ribu dolar AS itu. Pertandingan tunggal putri Thailand Masters yang digelar sejak 2016 itu selalu dimenangkan pemain-pemain tuan rumah, seperti Ratchanok Intanon, Busanan Ongbumrungphan, dan Nitchaon Jindapol. Sebagai perbandingan, tahun lalu Indonesia berhasil meloloskan tiga wakil di babak final, yakni tunggal putra, ganda putra, dan ganda putri. Meskipun akhirnya hanya sektor tunggal putra, yang diraih Tommy Sugiarto, berhasil pulang ke tanah air dengan membawa gelar juara. (Adt) Perjalanan Fitriani di Thailand Masters 2019 Babak pertama: vrekors Lee Ying Ying (Malaysia) 18-21, 21-9, 23-21 (54 menit) 16 Besar: vs Nitchaon Jindapol (Thailand) 21-10, 17-21, 21-16 (62 menit) Perempat final: vs Yoe Jia Min (Singapura) 14-21, 21-15, 21-18 (60 menit) Semifinal: vs Deng Joy Xuan (Hong Kong) 12-21, 21-19, 21-16 (55 menit) Final: vs Busanan Ongbamrungphan (Thailand) 21-12, 21-14 (42 menit)

Lolos Final Thailand Masters 2019, Fitriani Diambang Sejarah

Usai mengalahkan wakil Hong Kong, Deng Joy Xuan, dengan rubber game, 12-21, 21-19 dan 21-16, di Arena Huamark Indoor Stadium, Bangkok, pada Sabtu (12/1), atlet kelahiran Garut, Jawa Barat, 27 Desember 1998, Fitriani, menembus babak final tunggal putri Thailand Masters 2019. (antarafoto.com)

Bangkok– Kiprah Fitriani sebagai wakil Indonesia satu-satunya yang tersisa di ajang Thailand Masters Super 300 masih belum terbendung. Tampil di babak semifinal, Sabtu (12/1), tunggal putri Pelatnas Cipayung ini mampu memastikan tempat di partai puncak. Arena Huamark Indoor Stadium, Bangkok, Fitriani yang ditantang wakil Hong Kong, Deng Joy Xuan, mampu meraih kemenangan rubber game, 12-21, 21-19 dan 21-16 dalam durasi laga 55 menit. Turun pada duel pembuka di lapangan 2, asal klub PB Exist Jakarta menghadirkan drama tersendiri demi menapaki jejak ke babak final. Tertinggal poin cukup jauh di game pertama, 12-21, Fitri berupaya keras membalas dendam kehilangan game pertama dengan bangkit di game berikutnya. Hal tersebut mampu terbukti, saat gadis 20 tahun itu dengan dramatis merebut game kedua melalui pertarungan ketat, 21-19. Aura kemenangan pun menyelimuti Fitriani, kala menuntaskan misinya di game penentuan saat menutup laga dengan kemenangan 21-16.Di babak final yang berlangsung besok, Minggu (13/1), Fitriani akan menghadapi pebulutangkis unggulan delapan asal Thailand, Busanan Ongbamrungphan. Busanan sukses mengalahkan komptriotnya unggulan enam, Pornpawee Chochuwong, 21-10 dan 21-4. Fitriani sebelumnya sudah tiga kali bertemu Busanan, dengan rekor kemenangan 2-1. Terakhir, Fitriani mengalahkan Busanan, pada babak 16 besar Korea Masters 2018, lewat laga tiga gim 21-18, 12-21, dan 21-11. Andai Fitri bisa menjadi juara, ia akan mencetak sejarah. Selain menyingkirkan unggulan pertama sekaligus sang juara bertahan andalan tuan rumah, Nitchaon Jindapol, gadis kelahiran Garut, Jawa Barat, 27 Desember 1998 ini bakal menjadi pebulu tangkis non Thailand pertama, di sektor tunggal putri yang menjuarai Thailand Masters. Diadakan pertama kali pada 2016, gelar juara khusus sektor tunggal putri, selalu sukses dibawa pulang pebulu tangkis Thailand. Adapun para peraih gelar juara Thailand Masters sebelumnya adalah Ratchanok Intanon (2016), Busanan (2017), dan Jindapol (2018). Keberhasilannya mencapai ke final di Thailand Masters 2019 merupakan yang pertama bagi Fitriani, sejak terakhir diraih pada 2016 dalam sebuah turnamen internasional. Ia butuh waktu selama lebih dari 2 tahun untuk bisa tampil kembali ke laga final. Terakhir, Fitriani mencapai babak final dalam turnamen internasional adalah pada Indonesia Internasional Challenge, yang berlangsung pada 1-6 November 2016. Kala itu, ia melangkah ke laga final, usai menundukkan Dinar Dyah Ayustine di babak semifinal, dengan skor 21-13 dan 21-12. Di final, gadis pendiam ini tampil sebagai juara, setelah mengalahkan rekannya sesama Pelatnas, Hana Ramadhini, dengan skor 21-19 dan 21-18. Titel juara ini menjadi momen terakhir Fitriani memenangi laga internasional. Sebelum melepas dahaga di final, Fitriani juga memecahkan kebuntuan lainnya. Sukses menembus semifinal Thailand Masters 2019, merupakan semifinal pertama bagi Fitriani sejak terakhir meraihnya di Selandia Baru Open 2017. (Adt)

Lolos 8 Besar Thailand Masters 2019, Tunggal Putra Putri Indonesia Libas Wakil Tuan Rumah

Satu-satunya tunggal putra Indonesia yang tersisa di Thailand Masters 2019, Firman Abdul Kholik, melaju ke babak perempat final, usai menekuk andalan tuan rumah, Sitthikom Thammasin, straight game 21-16, 22-20, yang digelar Kamis (10/1) di court-1 Indoor Stadium Huamark, Bangkok. (Humas PBSI)

Bangkok- Satu-satunya tunggal putra Indonesia yang masih tersisa di ajang Thailand Masters 2019, Firman Abdul Kholik memastikan diri melaju ke babak perempat final. Firman menang atas wakil tuan rumah, Sitthikom Thammasin, di babak 16 besar yang digelar Kamis (10/1), di court-1 Indoor Stadium Huamark, Bangkok. Pebulu tangkis berusia 21 tahun itu mengawali laga set pertama dengan cukup baik. Ia memperlihatkan dominasi penuh atas Thammasin, hingga berhasil unggul 11-3 saat jeda interval. Selepas jeda, sebenarnya tunggal tuan rumah menipiskan ketertinggalan hingga berselisih satu poin saja di kedudukan 16-15. Namun, konsistensi pebulutangkis kidal saat memasuki poin kritis, akhirnya mampu mengunci set pertama dengan keunggulan 21-16. Set kedua berjalan lebih menarik. Terjadi saling susul menyusul angka yang sangat ketat, hingga masa interval atlet asal Banjar, Jawa Barat, tertinggal dengan skor 10-11. Setelah itu pemain yang berasal dari klub PB Mutiara Cardinal Bandung ini mulai sanggup mengambil kendali permainan, dan hampir selalu unggul atas lawannya dalam perolehan poin. Meski pemain Thailand sempat memaksa terjadi setting point, pada kedudukan 20-20, namun wakil Indonesia ini mampu menutup laga dengan skor 22-20. Partai ini pun berakhir dengan kemenangan bagi Imen, sapaanya, lewat kemenangan straight game 21-16, 22-20, dalam tempo 47 menit. Imen pun berhasil revans atas Thammasin, setelah kalah dari tiga pertemuan sebelumnya. Skor pertemuan menjadi 1-3 masih untuk keunggulan Thammasin. Di babak perempat final, satu-satunya harapan sektor tunggal putra Indonesia di turnamen berkategori World Tour Super 300 ini, masih menunggu calon lawan. Yakni antara unggulan ke-8 asal Cina, Lu Guangzu, atau pemain Jepang, Koki Watanabe. Saat Thailand Masters edisi tahun lalu, bungsu dari tiga bersaudara pasangan Suherman dan Siti Fauziah, yang lahir pada 11 agustus 1997 ini, hanya sanggup melangkah hingga babak 16 besar saja. Ia ditundukkan oleh wakil Malaysia, Leong Jun Hao, lewat laga dua set langsung. Sementara itu, torehan manis pun turut terjadi di nomor tunggal putri. Atlet 19 tahun Indonesia, Fitriani, memupus asa wakil tuan rumah, Nitchaon Jindapol mempertahankan gelar pada Thailand Masters 2019. Pada babak 16 besar ini, Fitriani menekuk wakil Thailand yang juga menjadi unggulan satu itu, dengan skor akhir 21-10, 17-21, 21-16. Laga sengit itu berkesudahan dalam waktu 62 menit. Hasil sukses ini membuat dara kelahiran Garut, Jawa Barat, 27 Desember 1998, lolos ke babak delapan besar Thailand Masters 2019. Dari delapan daftar pemain unggulan di sektor tunggal putri, tak ada satu pun pemain Indonesia yang berhasil masuk dalam daftar unggulan. Pada partai lain, ganda campuran, Alfian Eko Saputra/Marsheilla Gischa Islami juga meraih kemenangan. Mereka menumbangkan wakil Malaysia, Chen Tang Jie/Yen Wei Peck 23-21, 20-22, dan 21-12. Masih ada 10 wakil Indonesia lain yang akan berjuang di babak kedua Thailand Masters 2019 pada petang hingga malam hari nanti. (Adt)

Gregoria Minim Gelar Selama 2018, Pelatnas Cipayung Darurat Tunggal Putri

Tunggal putri Indonesia 19 tahun berperingkat 15 versi BWF, Gregoria Mariska Tunjung, ditargetkan PP PBSI tembus hingga peringkat 10 besar dunia dan meraih juara pada turnamen Super 1000 pada 2019. (Pras/NYSN)

Jakarta- Tak bisa dipungkiri, prestasi tunggal putri bulu tangkis Indonesia sangat kurang menjanjikan sepanjang 2018. Gregoria Mariska Tunjung dkk tak mampu bersaing di turnamen BWF World Tour. Kondisi ini sebenarnya sudah berlangsung dalam satu dekade terakhir. Minimnya sumber daya pemain tunggal putri yang berkualitas membuat proses regenerasi terhambat. Belum lagi, saat bersaing di level internasional, mereka kerap tampil inferior. Sejauh ini, pelatnas PP PBSI, biasa disebut Pelatnas Cipayung, masih mengandalkan empat pebulu tangkis utama stok lama. Yakni Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia dengan peringkat BWF tertinggi, yakni Jorji (sapaan Gregoria), di posisi 15. Selain Jorji, Indonesia memiliki dua tunggal putri lain di deretan 50 besar BWF yakni Fitriani (peringkat ke-33) dan Dinar Dyah Ayustine (peringkat ke-49). Sementara itu, Ruselli Hartawan ada di posisi 51 besar. Empat srikandi ini tahun lalu menjadi kekuatan utama bagi tunggal putri Indonesia. “Saya berharap tim yang kemarin dipertahankan, tapi ya tergantung PBSI nanti,” ujar Minarti Timur, pelatih tunggal putri Indonesia. Selain itu, Minarti juga berharap adanya pemain junior yang bisa masuk di skuat utama, tahun ini. Menurutnya, ada beberapa pebulu tangkis yang memperlihatkan progres. Di sisi lain, ada juga yang masih mengalami kesulitan untuk tampil konsisten dari satu turnamen ke turnamen yang lain. Tahun lalu, Jorji hanya mampu meraup satu gelar dengan level International Challenge, yaitu: Finnish Open 2018 pada bulan April di Finalandia, usai mengalahkan Ruselli Hartawan. Sedangkan untuk kejuaraan berkategori BWF World Tour (Super 300, 500, 750, dan 1000), atlet berusia 19 tahun ini selalu pulang dengan tangan hampa. Minarti menekankan agar anak didiknya asal Wonogiri, Jawa Tengah, mampu meraih gelar pada tahun ini. “Kami menargetkan Jorji masuk peringkat 10 besar dunia dan juara pada turnamen yang diikuti, apakah tingkat Super 500, Super 300, bahkan kalau bisa pada turnamen Super 1000,” ujar Minarti, dikutip dari Antara. Pada bulan Januari, Jorji diagendakan untuk turun di dua turnamen BWF dengan kategori World Tour Super 500. Pertama, pebulutangkis putri yang baru saja mengantarkan klubnya Mutiara Cardinal meraih posisi runner-up di Kejurnas PBSI tersebut, akan turun di turnamen Malaysia Masters 2019, dari tanggal 15 sampai 20 Januari. Menyusul kejuaraan Indonesia Masters 2019 yang rencananya mulai digelar pada 22 sampai 27 Januari. Selanjutnya, kesempatan pertama diberikan kepada Fitri dan Ruselli di Thailand Masters. “Kalau Jorji belum tahan main tiga turnamen sekaligus, makanya dia dikasih Malaysia Masters dan Indonesia Masters,” terangnya. Informasi yang beredar, kepastian SK pelatnas 2019 terbaru bakal disampaikan pekan ini. Sementara itu, Susy Susanti Kabidbinpres PP PBSI masih berpedoman pada prestasi dan attitude para pebulu tangkis pelatnas dalam menentukan promosi dan degradasi. “Yang pasti kami ingin yang terbaik juga,” katanya. (Adt)

Kampiun Kejurnas PBSI 2018 Usai Hentikan Unggulan Satu, Pebulutangkis 17 Tahun Asal Wonogiri Siap Huni Pelatnas

Alifia Intan Nurrokhim (17 tahun), sukses menjadi kampiun Tiket.com Kejurnas PBSI 2018, usai menang dari unggulan satu, Desima Aqmar Syarafina (Jawa Tengah), 21-9, 21-14, di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Sabtu (22/12), dan Alifia siap menghuni Pelatnas PBSI. (PB Djarum)

Jakarta- Melakoni laga pamungkas di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Sabtu (22/12), tunggal taruna putri U-19, Alifia Intan Nurrokhim, tampil gemilang. Wakil Jawa Tengah itu, sukses menjadi kampiun kejuaraan bulutangkis Tiket.com Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2018. Alifia menaklukan kompatriotnya sekaligus unggulan satu kejuaraan ini, Desima Aqmar Syarafina, straight game, dengan skor 21-9, 21-14, dalam waktu 33 menit. Usai laga, dara kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, 18 Mei 2001 itu, mengaku puas dan tak menyangka atas pencapaian terbaik di turnamen penutup 2018 ini. “Nggak menyangka bisa meraih hasil di pertandingan ini. Desima mainnya bagus di kejuaraan ini. Karena sejak babak pertama hingga ke final, Desima selalu menang dua gim langsung, dan lawan yang dihadapinya juga sangat tangguh,” ujar Alifia. Terlebih, dia berhasil menghentikan perlawanan seniornya di klub PB Djarum Kudus itu. Padahal, diakui Alifia, performa Desima dalam kondisi cemerlang selama menapaki turnamen ini. “Sedangkan saya selalu menang rubber game. Bagi saya, kondisi seperti itu cukup melelahkan,” lanjutnya. Pemain berpostur 1,62 meter itu, mengaku dirinya mewaspadai permainan lawan yang memiliki kelebihan pada bola net yang bagus. “Desima lebih senior maka saya hanya modal yakin dan bermain lepas. Itu kunci kemenangan pertandingan hari ini,” tambah juara Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Kalimantan Timur (Kaltim) Open 2018 itu. Diungkapkan Alifia, banyak pemain senior yang lebih bagus dari dirinya, sedangkan ia mengikuti hanya tampil di dua turnamen. “Saya itu ikut turnamen hanya sedikit dan itupun hanya di kejuaraan Djarum Sirnas Balikpapan dan Kejurnas PBSI ini,” terang lulusan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2014 itu. Berkat hasil ini, Alifia berkesempatan menghuni Pelatnas PBSI Cipayung Jakarta. Ia siap berlatih di kawah candradimuka stlet bulutangkis elite Indonesia itu. “Pastinya harus ada yang perlu dibenahi dari permainan saya seperti harus lebih tahan dan lebih sabar di lapangan,” cetus juara Wali Kota Cirebon Open 2016 itu. (Adt) Hasil Pertandingan Final Taruna Divisi Satu Kejurnas PBSI 2018 Tunggal Putra Karono (DKI Jakarta/1) vs Iqbal Aji Tri Pamungkas (DKI Jakarta/2): 21-9, 16-21, 21-10 (64 menit) Tunggal Putri Alifia Intan Nurrokhim (Jawa Tengah) vs Desima Aqmar Syarafina (Jawa Tengah/1): 21-9, 21-14 (33 menit) Ganda Putra Syahrizal Dafandi Arafixqli/Syahrozi Dafandi Arafixqli (Jawa Timur/1) vs Bernadus Bagas Kusuma Wardana/Dwiki Rafian Restu (Jawa Tengah): 17-21, 22-20, 21-18 (60 menit) Ganda Putri Amalia Cahaya Pratiwi/Rayhan Vania Salsabila (Jawa Barat) vs Aldira Rizki Putri/Ayu Gary Luna Maharani (Jawa Tengah/2): 21-17, 21-10 (41 menit) Ganda Campuran Andre Timotius Tololiu/Dinda Dwi Cahyaning (DKI Jakarta/4) vs Alif Rafsyah Mauthuthihona/Rayhan Vania Salsabila (Jawa Barat/2): 21-18, 21-14 (36 menit)

Libas Djarum 3-1, Mutiara Cardinal Tantang PB Jaya Raya di Final Kejurnas PBSI 2018

Atlet PB Djarum, Ihsan Maulana Mustofa, menang pada partai ketiga, atas pemain Mutiara Cardinal Bandung, Panji Ahmad Maulana 21-17, 21-13, pada babak semifinal nomor beregu campuran dewasa Divisi I Kejurnas PBSI 2018, di Britama Arena Jakarta, Jumat (21/12). Sayang PB Djarum tersingkir, setelah kalah 1-3 dari tim Mutiara Cardinal. (PBSI)

Jakarta- Tim Bulu Tangkis Mutiara Cardinal Bandung menyingkirkan Tim PB Djarum pada laga semifinal beregu campuran dewasa Divisi I laga semifinal Kejuaraan Bulutangkis Tiket.com Kejurnas PBSI 2018, di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (21/12). Tim Mutiara Cardinal menang dengan skor 3-1 atas klub bulu tangkis asal Kudus itu. Di partai pertama, ganda putra Mutiara Cardinal, Hardianto/Reinard Dhanriano menang atas pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Berry Angriawan dalam dua gim 24-22, 25-23. Mutiara menambah keunggulan dari tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung yang menekik Dinar Dyah Ayustine, dalam tiga gim 21-16, 20-22, dan 21-12. PB Djarum meraih poin pertama mereka pada pertandingan tunggal putra, usai Ihsan Maulana Mustofa menaklukkan Panji Ahmad Maulana 21-17, 21-13. Dobel putri PB Djarum, Debby Susanto/Rosyita Eka Putri Sari yang sedianya memperpanjang nafas timnya hingga laga ganda campuran turun, harus takluk dari pasangan putri Mutiara Cardinal, Yulfira Barkah/Maretha Dea Giovani 21-15, 21-16. Dengan demikian, duel pasangan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad yang sedianya menghadapi duet Ricky Karanda Suwardi/Bunga Fitriani Romadhini, ditiadakan karena tak berpengaruh. Usai laga, Manajer tim PB Djarum Kudus, Fung Permadi mengaku sudah menempatkan komposisi pemain terbaiknya. Fung mengatakan kekalahan Kevin/Berry di partai pertama memang merusak strategi tim. “Kami sendiri sudah menempatkan komposisi terbaik yang ada, tapi hasil yang tidak kami harapkan terjadi di partai pertama jadi mempengaruhi partai selanjutnya,” kata Fung. “Selamat juga ke PB Mutiara, mereka tampil luar biasa dan kuat di ganda. Yang membuat kami optimis adalah ganda putra, ada Kevin Sanjaya dan kami kecolongan di poin itu. Tapi, memang itu hasilnya. Kami harus terima dan evaluasi, apa perbaikannya,” imbuhnya. Kevin, menurut Fung, tampil kelelahan pada pertandingan beregu campuran dewasa Kejuaraan Nasional 2018, setelah mengikuti rangkaian turnamen internasional mewakili Indonesia. “Fokus dan konsentrasi kevin sudah lelah,” katanya. Debby dan Rosyita sendiri mengaku sejatinya termotivasi, bukan terbebani, dengan bermain di partai keempat sebagai laga penentuan adanya partai kelima atau tidak. Jika menyamakan kedudukan, mungkin saja nasib Djarum akan berbeda karena partai kelima sekaligus terakhir ada nama Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang didaftarkan. “Saya pribadi tak terbebani, malah termotivasi bagaimana caranya memperpanjang napas beregu, sehingga ganda campuran dimainkan,” kata Debby. “Saya terlalu terburu-buru, terlalu nafsu mematikan lawan, jadi shuttlecock tidak terkontrol baik. Dan ada juga pengaruh angin di lapangan,” timpal Rosyita. Pada partai puncak, Sabtu (22/12), Mutiara Cardinal sudah ditunggu PB Jaya Raya, yang menghentikan laju PB Exist Jakarta, dengan skor tipis 3-2. Satu langkah lagi, tim Jaya Raya akan meraih gelar juara kejurnas keenamnya. Dua tahun silam, PB Jaya Raya dikalahkan PB Djarum di final, dengan skor 3-0. (Adt)

Lakoni Semifinal Kejurnas PBSI 2018 Kontra PB Exist, Jaya Raya Janji Tampil All Out

Duet Greysia Polii/Apriyani Rahayu menyumbang kemenangan bagi timnya Jaya Raya Jakarta di laga penyisihan terakhir grup A. Greysia/Apriyani menang atas Maretha Dea Giovani/Yulfira Barkah, 21-16, 21-14. (PBSI)

Jakarta- Skuat Jaya Raya Jakarta berjanji tampil all out di laga semifinal kejuaraan bulutangkis Tiket.com Kejurnas PBSI 2018, di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (21/12). Klub yang bermarkas di Sawah Lama, Ciputat, Tangerang Selatan itu, berhasil menjadi juara grup A. Mereka menyelesaikan laga penyisihan terakhir dengan kemenangan atas PB Mutiara Cardinal Bandung dengan skor 4-1, pada Kamis (20/12). Ini menjadi kemenangan kedua Jaya Raya, yang sebelumnya juga sukses menuai hasil positif, ketika melawan PB Berkat Abadi. Jaya Raya menang dengan skor telak 5-0. Sedangkan, Mutiara Cardinal Bandung menjadi runner-up grup A. Klub asal Bandung itu sukses menaklukan Berkat Abadi dengan skor 5-0.Dan, Mutiara Cardinal Bandung akan berjumpa dengan PB Djarum Kudus yang berhasil menjadi juara grup B, di laga semifinal. “Hasil ini memang sesuai dengan harapan kami. Khusus nomor ganda putri, ganda putra dan ganda campuran, memang menjadi andalan tim kami di kejurnas kali ini,” ujar Lanny Tedjo, Pelatih Ganda Putri Tim Jaya Raya, usai anak didiknya mengunci titel juara grup A. “Besok (Jumat, 21/12) sudah semifinal, kami mau lebih all out dan lolos ke final dan juara,” tegas Lanny. Di semifinal, Jaya Raya akan bertemu dengan Exist Jakarta yang menjadi runner-up grup B. Di atas kertas, Jaya Raya yang merupakan tim unggulan satu beregu campuran itu berpeluang besar lolos ke partai puncak. Kendati tak diperkuat Marcus Fernaldi Gideon yang tengah cedera leher, namun Jaya Raya tetap optimis menatap laga semifinal. “Absennya Marcus tentu berpengaruh pada kekuatan tim, tapi kami berusaha untuk memaksimalkan materi pemain yang ada,” tutur Lanny. Di kejuaran penghujung 2018, Jaya Raya bertekad lolos ke final, dan merebut kemenangan atas Djarum Kudus, dengan catatan, kedua tim mampu menyingkirkan lawan mereka masing-masing di babak empat besar itu. Dua tahun silam, di event yang sama di Solo, Jawa Tengah, Jaya Raya mengubur impian menjadi kampiun usai takluk 3-0 dari Djarum. “Kami maunya membalas kekalahan atas PB Djarum, kami sudah lima kali juara, kalau bisa enam kali kenapa tidak? Para pemain harus percaya diri.Yang penting perjuangan dulu di lapangan,” tukas Lanny. (Adt) Hasil Pertandingan Jaya Raya Jakarta vs Mutiara Cardinal Bandung Tunggal Putra Krishna Adi Nugraha vs Firman Abdul Kholik: 14-21, 21-10, 21-16 Tunggal Putri Sri Fatmawati vs Gregoria Mariska Tunjung: 21-16, 15-21, 13-21 Ganda Putra Angga Pratama/Muhammad Rian Ardianto vs Hardianto/Ricky Karanda Suwardi: 21-17, 21-13 Ganda Putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu vs Maretha Dea Giovani/Yulfira Barkah: 21-16, 21-14 Ganda Campuran Alfian Eko Prasetya/Della Destiara Haris vs Reinard Dhanriano/Bunga Fitriani Romadhini: 21-18, 21-17

Masih Grogi Saat Tampil, Pebulutangkis Taruna Unggulan Satu Bidik Juara Kejurnas PBSI 2018

Pebulutangkis tunggal taruna asal DKI Jakarta Karono, lolos ke babak berikutnya dan membidik gelar juara, pada Tiket.com Kejurnas PBSI 2018 di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, serta berharap masuk Pelatnas PBSI Cipayung. (PBSI)

Jakarta- Pebulutangkis tunggal taruna, Karono, asal DKI Jakarta membidik gelar juara di Tiket.com Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2018, di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara. Langkah pemain unggulan satu itu masih belum terbendung di babak kedua (16 besar), pada Rabu (19/12). Pemain kelahiran Sukoharjo, Solo, 28 Februari 2000 ini, sukses menaklukan Rezha Akbar Raja Husain YM, asal Jawa Tengah. Pemain PB Jaya Raya yang di babak pertama (32 besar) mendapatkan bye itu, menang straight game, dengan skor 21-19, 21-17. “Hari ini saya baru main, jadi masih penyesuaian diri di lapangan. Saya masih sering coba-coba bola, dan masih grogi mainnya,” ujar Karono usai laga. Skuat Indonesia di World Junior Championships 2018 itu menargetkan menjadi kampiun di turnamen penghujung tahun itu. Bahkan, Karono bertekad menjadi penghuni Pelatnas Cipayung. “Target pribadi saya juara, karena kejurnas ini adalah turnamen paling penting untuk saya, jadi fokus di turnamen ini,” lanjutnya. Di babak perempat final, Karono akan berhadapan dengan sesama pemain asal DKI Jakarta, Jim Jason Kiazen. “Juara Kejurnas dapat kesempatan untuk dipantau di Pelatnas, jadi saya berharap bisa juara, apalagi saya sudah masuk taruna akhir juga,” tambah Karono. Jim memastikan lajunya, usai menang atas wakil Jawa Barat Yudha Putra Pramudya, straight game, dengan skor 21-16, 21-11. (Adt)

Pebulutangkis Cantik 18 Tahun Asal DKI, Lolos ke Babak 2 Kejurnas PBSI 2018

Tunggal putri DKI Jakarta asal klub PB Exist Jakarta, Eprilia Mega Ayu Swastika, sukses mengatasi Kyla Legiana Agatha, asal Jawa Barat, straight game, 21-17 dan 21-8, dalam laga babak pertama nomor perorangan Taruna U-19 Kejurnas PBSI 2018, pada Selasa (18/12). (PBSI)

Jakarta- Perhelatan ajang Tiket.com Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2018 resmi bergulir. Dengan dimulai menggelar laga babak pertama nomor perorangan Taruna U-19 pada Selasa (18/12). Tunggal putri DKI Jakarta, Eprilia Mega Ayu Swastika, memetik kemenangan saat menghadapi Kyla Legiana Agatha, asal Jawa Barat. Dalam laga yang berlangsung di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, Eprilia menang dua game, 21-17 dan 21-8. “Game pertama saya masih penyesuaian lapangan. Anginnya cukup kencang. Saya juga baru pertama bertemu dengan lawan ini. Game kedua saya sudah tahu dan lebih enak mainnya,” ungkap Eprilia usai laga. Pada Kejurnas PBSI 2018 kali ini, pilar dari klub PB Exist Jakarta itu menargetkan pencapaian maksimal sebagai juara. Ini dilakukan, agar gadis yang memulai karir di klub Garuda Tangkas Indramayu ini, kembali masuk jajaran skuat Pelatnas PBSI Cipayung, seperti pada 2016 lalu. “Keinginannya pasti pengen maksimal, bisa juara dan masuk ke Pelatnas lagi. Cuma jangan dijadikan beban. Saya akan berusaha yang terbaik saja di lapangan,” lanjut dara kelahiran Indramayu, 4 Juli 2000. Selanjutnya di babak dua, peraih medali perunggu Asean Schools Games 2018 lalu, akan menantang wakil Jawa Tengah berlabel unggulan dua, Virginia Sarce Runtukahu. Ini akan menjadi pertemuan pertama mereka dan Eprilia mengaku sudah banyak mempelajari lawannya itu. “Kami memang belum pernah ketemu. Tapi saya sudah pernah lihat mainnya dia. Udah tahu. Videonya juga sudah saya tonton. Besok tinggal siap aja di lapangan,” ujar atlet cantik berpostur tinggi semampai tersebut. (Adt)

Kejurnas PBSI 2018 Ajang Evaluasi Pembinaan Atlet, Juaranya Berhak Magang di Pelatnas Selama Enam Bulan

Tiket.com Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2018 menjadi ajang evaluasi pembinaan atlet, baik pusat dan daerah, sebab Kejuaraan ini merupakan level tertinggi, dan seluruh pemain terbaik yang berasal dari Indonesia, bakal bersaing di event tahunan ini. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menjadikan ajang Tiket.com Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PBSI 2018, sebagai ajang evaluasi bagi pembinaan atlet, baik di pusat maupun daerah. Hal itu dikatakan Alex Tirta, Ketua Harian PP PBSI, di Jakarta, pada Senin (17/12). Menurutnya, Kejurnas merupakan puncak kegiatan dengan level tertinggi dan seluruh pemain terbaik di Indonesia akan bertanding. “Pengprov (Pengurus Provinsi) juga harus bisa melaksanakan Kejurprov berbasis sistim informasi dalam rangka mempersiapkan atlet-atlet terbaiknya untuk bertanding di Kejurnas,” ujar Alex. Pria yang juga menjabat Ketua Pengprov PBSI DKI Jakarta itu, menyebut saatnya Pengprov memiliki program pembinaan berlandaskan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). “Supaya proses regenerasi bisa berjalan dengan efektif dan efisien,” lanjutnya Alex. Tiket.com Kejurnas PBSI 2018 bakal dihelat di Britama Arena, Mahaka Square Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk Divisi Satu. Sedangkan Divisi Dua, akan berlangsung di Gelanggang Olahraga (GOR) Tanjung Priuk, Jakarta Utara. Kedua event mulai bertanding pada 18-22 Desember ini. Deretan pemain top Indonesia akan berlaga membela klub mereka masing-masing, di antaranya Kevin Sanjaya Sukamuljo, Marcus Fernaldi Gideon, Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, dan Greysia Polii. Mereka akan bermain di sektor beregu campuran Divisi Satu. Untuk kelompok dewasa, Kejurnas secara bergantian setiap tahunnya mempertandingkan nomor perorangan dan beregu. Pada tahun genap, memainkan nomor beregu, sedangkan tahun ganjil mempertandingkan nomor perorangan. Sedangkan kelas Taruna U-19, setiap tahunnya akan melangsungkan nomor perorangan. Selain terbagi menjadi menjadi dua kelompok usia (KU), Kejurnas ini terdiri dua divisi, yakni Divisi Satu dan Divisi Dua. Tiga ketentuan peserta yang masuk ke Divisi Satu adalah klub bulutangkis yang memiliki kontribusi besar mengirim atletnya ke Pelatnas PBSI. Ketentuan lain, yakni atlet atau klub, yang sanggup memberi gelar juara satu dan dua, pada Kejurnas tahun sebelumnya. Dan syarat terakhir, atlet tunggal dan ganda yang berada di ranking 30 besar, dihitung dari satu bulan sebelum Kejurnas. Klub-klub bulu tangkis yang masuk Divisi Satu, adalah Jaya Raya Jakarta, Djarum Kudus, Mutiara Cardinal Bandung, SGS PLN Bandung, Exist Jakarta, Berkat Abadi Banjar Baru, dan PBAD Bandung. Sedangkan kategori perorangan taruna, atlet yang masuk Divisi I adalah atlet-atlet dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kemudian, pertandingan beregu campuran dewasa Divisi Dua, akan mempertandingkan sembilan klub bulu tangkis yaitu Banda Baru Batam, Menang Kalah Sehat Singaraja, Elang Yogyakarta, Tunas Jaya Kasturi Jambi, Kamajaya Merangin, Sentra Banjarmasin, Jaya Raya Satria Sleman, PBSI Pangkalpinang, dan Icli Gowata Sungguminasa. Juara kategori taruna dan Divisi Satu di ajang ini, berhak magang di Pelatnas Cipayung selama enam bulan. “Hanya juara yang boleh magang di Pelatnas PBSI. Sekaligus memantau bibit potensial dan menilai kelayakan kandidat untuk bergabung di Pelatnas,” terang Susy Susanti, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI. “Pasti ada proses dari pengumpulan poin dari hasil prestasi selama setahun, yang puncaknya adalah di Kejurnas ini. Juara kelompok Taruna Divisi Satu bisa dipastikan lolos ke Pelatnas dan dinilai lebih lanjut dari semua kriteria. Baik fisik, teknik, karakter, disiplin, maupun daya juang,” tambah istri Alan Budikusuma itu. Disisi lain, Ahmad Budiharto, Ketua Panitia Pelaksana Kejurnas PBSI 2018, berharap gelaran ini dapat berjalan lancar dan sukses. “Klub yang bertanding bisa bersaing untuk meraih gelar juara, dan pecinta bulutangkis bisa menyaksikan pertandingan kelas dunia di Kejurnas 2018 ini,” tukas Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP PBSI itu. Sementara itu, untuk harga tiket pertandingan Kejurnas PBSI 2018 di Britama Arena pada 18-20 Desember adalah Rp 50 ribu. Sedangkan harga tiket pada 21-22 Desember sebesar Rp 75 ribu untuk kelas reguler dan Rp 150 ribu untuk kelas VIP. (Adt)

Indonesia dan Malaysia Bawa Pulang Dua Gelar, Leo/Indah Kampiun Bangladesh International Challenge 2018

Mimpi meraih gelar di kejuaraan bulutangkis Bangladesh International Challenge (BIC) tuntas diwujudkan duet campuran, Leo Rolly Carnando/Indah Cahya Sari Jamil, usai menang straght game dari unggulan dua asal Malaysia, Hoo Pang Ron/Cheah Yee See, dengan skor 21-16, 21-15. (thejakartapost.com)

Dhaka- Mimpi meraih gelar di kejuaraan bulutangkis Bangladesh International Challenge (BIC) tuntas diwujudkan duet Leo Rolly Carnando/Indah Cahya Sari Jamil. Berlaga di partai final ganda campuran, pada Sabtu (15/12), di Shaheed Tadjuddin Ahmed Indoor Stadium, Dhaka, Bangladesh. Tampil selama 38 menit, mereka sukses mengandaskan unggulan dua, Hoo Pang Ron/Cheah Yee See asal Malaysia. Atlet muda Merah Putih pemegang gelar juara dunia junior 2018, menang straght game dengan skor 21-16, 21-15. Penampilan Leo/Indah di turnamen berhadiah total 25 ribu dollar Amerika Serikat (AS) itu sangat gemilang. Sebelumnya, mereka menyudahi dua dobel unggulan, yakni Georges Julien Paul/Aurelie Marie Elisa Allet (2) asal Mauritius, di fase 16 besar (21-5, 21-7), dan wakil India unggulan satu, Venkat Gaurav Prasad/Juhi Dewangan (21-19, 21-13). Usai laga, Indah dan Leo mengaku senang dan tak menyangka membawa pulang gelar juara dari Bangladesh. “Jika masuk final, saya targetnya ingin juara. Alhamdulillah bisa mencapai target itu,” ujar Indah, dikutip situs resmi PB Djarum, pada Sabtu (15/12). Pebulutangkis 16 tahun itu, mengaku jika start yang bagus menjadi kunci kemenangan di final. Selain itu, lanjut Indah, dirinya dan Leo memiliki inisiatif untuk memegang poin lebih dahulu. “Mainnya harus nyerang, karena lawan juga bola serangannya bagus, jadi kami tak mau kalah,” jelasnya. Hasil positif ini jadi modal berharga bagi mereka guna menghadapi turnamen berikutnya. “Semoga bisa mempertahankan gelar di turnamen-turnamen berikutnya. Karena mempertahankan itu lebih sulit daripada meraih,” cetus Indah. Di sektor ganda putra, Indonesia juga sukses meraih gelar. Leo yang berpasangan dengan Daniel Marthin tampil perkasa di partai pamungkas, di venue yang sama, Dobel Merah Putih yang menempati ranking 241 itu, unggul straight game dari Supak Jomkoh/Wachirawit Sothon (Thailand), dengan skor 21-16, 21-11, dalam tempo 39 menit. Sayang, tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani (7) gagal mengikuti jejak rekannya di ajang ini. Pemain besutan PB Exist itu takluk di tangan wakil Vietnam Thuy Linh Nguyen, unggulan satu, dalam pertarungan dua gim langsung. Dara kelahiran Jakarta, 20 Juli 2002 itu, kalah dengan skor 18-21, 19-21, pada pertandingan yang memakan waktu selama 40 menit. Serupa dengan Indonesia, Negeri Jiran Malaysia juga berhasil membawa pulang dua gelar, masing-masing dari sektor tunggal putra dan ganda putri. Teck Zhi Seo, tunggal putra unggulan enam itu menghentikan wakil Vietnam, Cao Cuong Pham, unggulan satu, straight game, dengan skor 21-17, 21-17 (31 menit). Dan, ganda putri, Vivian Hoo/Yap Cheng Wen, unggulan satu, hanya butuh 30 menit melibas unggulan dua, Aparna Balan/Sruthi K.P asal India, straight game, dengan skor 21-14, 21-13. (Adt)

Taklukan Unggulan Satu, Juara Dunia Junior 2018 Leo/Indah Kunci Tiket Final Bangladesh International Challenge

Duet Leo Rolly Carnando/Indah Cahya Sari Jamil, menghadirkan kejutan usai mengalahkan unggulan satu asal India, Venkat Gaurav Prasad/Juhi Dewangan, straight game, 21-19, 21-13, di semifinal Bangladesh International Challenge 2018, pada Jumat (14/12). (PB Djarum)

Dhaka- Duet Leo Rolly Carnando/Indah Cahya Sari Jamil secara mengejutkan menaklukkan unggulan satu asal India, Venkat Gaurav Prasad/Juhi Dewangan, di babak semifinal kejuaraan bulutangkis level junior, Bangladesh International Challenge (BIC) 2018, pada Jumat (14/12). Melakoni laga di Shaheed Tadjuddin Ahmed Indoor Stadium, Dhaka, Bangladesh, peraih gelar juara dunia junior 2018 di Kanada itu, tanpa kesulitan menghentikan perlawanan Venkat/Juhi, dalam waktu 28 menit, straight game, dengan skor 21-19, 21-13. Indah mengungkapkan bila dirinya dan kolega menerapkan strategi yang berbeda dari pertandingan sebelumnya pada laga ini. “Mainnya harus sabar. Tadi lawannya berbeda dari lawan yang sebelumnya, polanya juga beda, jadi harus rubah mainnya tak seperti kemarin,” ujar Indah, usai laga dikutip situs resmi PB Djarum, pada Jumat (14/12). “Pokoknya tetap fokus jangan sampai lengah, pointnya dipegang terus jangan sampai ketinggalan,” tambah pemain kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 16 Maret, 16 tahun silam itu. Kendati telah mengunci tiket final, namun Indah mengakui bila dirinya dan Leo, masih belum puas dengan hasil positif yang diraihnya ini. Pemain besutan PB Djarum Kudus itu berharap bisa naik podium dan meraih gelar juara di turnamen berhadiah total 25 ribu dollar Amerika Serikat (AS) itu. “Belum puas, dan nggak boleh cepat puas, masih pingin juara,” cetusnya. Namun, untuk bisa mewujudkan mimpinya itu bukan perkara mudah bagi Leo/Indah. Sebab, mereka harus bisa menjegal dobel Malaysia Joo Pang Ron/Cheah Yee See, di partai pamungkas, pada Sabtu (15/12). “Lawan di final lumayan kuat. Saya sama Leo harus lebih siap dari mereka, soalnya belum pernah ketemu. Jadi, kami sama-sama tidak tahu mainnya gimana,” tukas Indah. Sementara di sektor ganda putra, Leo yang berpasangan dengan Daniel Marthin, kembali mengukir kejutan dan lolos ke final. Bersama Daniel, pemuda kelahiran Klaten, 29 Juli 2001 ini menekuk dobel gado-gado unggulan dua, Kona Tarun/Lim Khim Wah (India/Malaysia), dalam drama tiga gim, dengan skor 17-21, 21-14, 21-8, selama 64 menit. Di final, Leo/Marthin akan beradu taktik dan strategi di lapangan kontra wakil Thailand, Supak Jomkoh/Wachirawit Sothon. Hasil positif juga didapat dari sektor tunggal putri. Putri Kusuma Wardani, unggulan tujuh, berhasil menjejak ke partai puncak. Dara kelahiran Jakarta, 20 Juli 2002 ini, melibas kompatriotnya, Yasnita Enggira Setiawan, straight game, dengan skor 21-8, 21-19. Perang saudara itu menelan waktu 43 menit. Di final, pemain besutan PB Exist Jakarta itu, akan menantang Thuy Linh Nguyen, unggulan satu asal Vietnam. (Adt)

Pantau Pemain Berbakat di Astec Open Championship 2018, Susy Susanti : Ini Bibit Pelatnas !

Tunggal putri PB Exist Jakarta, Irgi Apprilia Hizkia Rifa Putri, menjuarai Daihatsu ASTEC Open Badminton Championship 2018, usai menekuk Gracia Ruth Tri Kusumastuti Sanyoto (Daihatsu Candra Wijaya), 21-10, 21-10. (topskor.co.id)

Jakarta- Kejuaraan Daihatsu ASTEC Open Badminton Championship 2018 memasuki fase puncak. Ajang ini berlangsung sejak 3 Desember, mencapai final pada Sabtu (8/12), di Gelanggang Olahraga (GOR) Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan. Kejuaraan ini menghasilkan pemain berbakat yang berpotensi disumbangkan ke pelatnas. Dalam gelaran tahun ini terlihat banyak pemain potensial. Salah satunya adalah Briliandri Christianto dari Exist Jakarta yang keluar sebagai tunggal putra kelompok taruna. Di final, Briliandri unggul dari Damas Mawardi Putra dari (Candra Wijaya Jayabaya). Skor pertandingan selesai dengan 19-21, 21-10, 21-6. “Saya ingin masuk pelatnas di Cipayung. Itu impian saya sejak kecil,” kata pemuda yang pada 2 Januari nanti genap berusia 17 tahun. Brili adalah kampiun Daihatsu Astec seri Bandung. Lalu ada Irgi Apprilia Hizkia Rifa Putri. Pemain jangkung kelahiran Jakarta 30 Maret 2003, yang membela PB Exist ini, tampil sebagai yang terbaik. Di final tunggal putri remaja putri, Irgi mengalahkan Gracia Ruth Tri Kusumastuti Sanyoto (Daihatsu Candra Wijaya), 21-10, 21-10. “Saya bercita-cita jadi juara dunia. Makanya saya ingin bisa masuk pelatnas,” tutur Irgi. Pada 2017 di event yang sama, Irgi juga menjadi kampiun di nomor ini. Kemudian ganda berbakat di kelompok taruna putra, Maulana Chrissandi/Viorel Joan Fernando menjadi juara. Wakil dari Jaya Raya ini, menghentikan Ali Akbar/Dimas Satria Aji (Daihatsu Candra Wijaya), 21-10, 21-17. Bakat menonjol pun diperlihatkan Hendry Leander, di tunggal anak-anak putra. Pemain binaan Djarum Kudus ini, di final mengalahkan rekan satu klub, yaitu M. Afiq Dzakwan, 18-21, 21-17, 21-12. Ketua panitia Susy Susanti mengatakan, kejuaraan yang didukung Daihatsu ini, diharapkan lahir bibit pemain potensial. Apalagi tahun ini kejuaraan ini digelar di 10 kota besar di Tanah Air. “Turnamen ini digunakan sebagai ajang pembinaan dan penyaringan atlet berbakat guna disumbangkan bagi timnas Indonesia. Semua kami lakukan untuk mengembalikan kejayaan prestasi bulutangkis Indonesia,” kata Susy yang juga Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI. Sementara Tetsuo Miura, President Director PT Astra Daihatsu Motor, mengatakan pihaknya sangat bangga turut terlibat dalam event pembinaan bulutangkis di Indonesia. Itu karena bulutangkis merupakan cabang berprestasi. “Kami berharap dari turnamen Daihatsu Astec Open ini, dapat menjaring dan memunculkan generasi baru atlet bulutangkis Indonesia yang nantinya dapat berkontribusi pada kejayaan bulutangkis nasional hingga ke kancah internasional,” kata Miura. Dan rencananya, turnamen ini mendapat perhatian PB PBSI dengan menaikkan level penyelenggaraannya. PBSI segera menaikkan level Daihatsu ASTEC Open Badminton Championship menjadi Sirkuit Nasional B, di tingkat regional dan Swasta Nasional, di Jakarta. Kenaikan status turnamen yang merupakan kolaborasi Daihatsu dengan Alan & Susy Technology (ASTEC) menjadi Sirkuit Nasional (Sirnas) B ini, berarti makin membuka peluang bagi para pemain untuk mengikuti seleksi Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas). Event ini digelar secara serial di 10 kota besar di Indonesia yang berlangsung sejak Februari hingga Desember 2018. Penyisihan tingkat regional dilakukan di Bandung, Denpasar, Makassar, Yogyakarta, Pontianak, Batam, Padang, Banjarmasin, Manado dan berakhir di grand final di Jakarta pada 3-8 Desember. Grand final dihelat di Stadion Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan. Antusiasme atlet mengikuti turnamen ini sangat besar dengan membukukan jumlah peserta mencapai 7.050 pemain dari 10 kota penyelenggara. Tak hanya peserta lokal, turnamen ini juga diikuti pemain dari Malaysia, Jepang, Prancis dan Inggris. Turnamen yang memasuki edisi ketiga ini dibagi menjadi tujuh kategori berdasarkan umur dari U-11, U-13, U-15, U-17, dan U-19. Selain laga, di setiap penyelenggaraan di daerah dilakukan coaching clinic yang melibatkan Susy dan Alan Budikusuma, pasangan peraih emas Olimpiade Barcelona. (Adt)

Singkirkan Pembuat Kejutan, Gracia Ruth Kantongi Tiket Final Astec Open Championship 2018

Pebulutangkis tunggal remaja putri dari tim Daihatsu Candra Wijaya, Gracia Ruth Tri Kusumastuti Sanyoto (kaos biru) melaju ke final Astec Open Badminton Championship 2018. Ia menang atas Alivia Nadifah Salma (Mutiara Cardinal Bandung), rubber game, 21-14, 17-21, 22-20, di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (7/12). (Adt/NYSN)

Jakarta- Pertarungan ketat tersaji pada semifinal Daihatsu ASTEC Open Badminton Championship 2018, di Gelanggang Olahraga (GOR) Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat (7/12). Tunggal remaja putri asal Daihatsu Candra Wijaya, Gracia Ruth Tri Kusumastuti Sanyoto, sukses mengantongi tiket final. Gracia menyingkirkan wakil Mutiara Cardinal Bandung, Alivia Nadifah Salma, dalam drama pertarungan melelahkan tiga gim. Melakoni laga empat besar, Gracia sempat meraih kemenangan di gim pertama dengan skor 21-14. Namun, Gracia harus menyerah di gim kedua akibat kelelahan yang membuatnya kehilangan fokus dalam bermain. Alhasil, ia harus melepas gim ini dengan skor 17-21. “Di gim kedua, capek banget, jadi nggak fokus mainnya,” ujar Gracia usai laga. Di awal gim ketiga, Gracia justru seolah sulit berkembang. Akibatnya, Salma yang membuat kejuatan usai menyingkirkan dua pemain unggulan ini, dengan mudah memundi poin demi poin. Namun, seolah tak ingin membuang kesempatan, Gracia pun berusaha fight dan ngotot. Tertinggal 17-20 dari Salma, siswi SMAN 10 Tangerang Selatan ini perlahan mengejar defisit poin. Kesalahan demi kesalahan Salma, memberi keuntungan dara kelahiran Sidoarjo, 29 Desember 2002, hingga memaksa kedudukan imbang 20-20. Dan bola pengembalian Salma yang melebar ke sisi kiri garis pertahanan Gracia, memastikan anak didik Gesti Prayitno itu mengunci laga dengan skor 22-20, sekaligus mengantongi tiket final. “Di gim ketiga, main nahan dan safe. Mikirnya harus fokus sama pertandingan. Lawan juga kewalahan kalau bolanya di cepat,” tukas Gracia. Sementara itu, Gesti mengaku bila anak didiknya tersebut tampil di bawah performa, akibat kondisi fisiknya yang menurun. “Tadi mainnya tinggal mau nahan atau nggak saja. Pelan-pelan dan sabar bisa menambah poin. Apalagi lawan juga sering mati sendiri bolanya,” terang Gesti. “Di gim terakhir, saya bilang ke dia, ayo tahan, satu-satu dulu, karena posisinya sudah ketinggalan 17-20. Lawan juga nafsu mainnya, jadi sering melakukan kesalahan sendiri,” cetusnya. Menghadap laga final, Gesti berpesan agar anak didiknya itu bermain sebaik mungkin. “Recovery fisiknya juga harus cepat, dan main all out. Seharusnya dia bisa juara, karena lawannya pernah dikalahkan saat Superliga Junior 2018 lalu,” tegas Gesti. Di final, Sabtu (8/12), Gracia akan menantang pemain unggulan tiga, Irgi Apprilla Hizkia Rifa Putri, asal PB Exist Jakarta. Irgi menghentikan lajur rekan satu klubnya, Imtiyaz Yasmin (8), rubber game, dengan skor 23-25, 21-10, 21-10, selama 59 menit. “Karena pingin banget masuk final, yang penting main bagus. Untuk besok (Sabtu, 8/12), saya akan kurangi kesalahan sendiri dan harus lebih fokus lagi,” tegas Irgi. (Adt)

Dramatis, Tunggal Putri 19 Tahun Asal Solo Naik Ranking 14 Dunia Dan Kandidat BWF Player of The Year 2018

Tunggal putri masa depan Indonesia yang berusia 19 tahun, Gregoria Mariska Tunjung, mencetak sejarah. Jorji, sapaannya, baru saja naik ke ranking 14 dunia. Dan menjadi nominator BWF Player of The Year 2018, dalam kategori Eddy Choong Most Promising Player of the Year, atau pemain yang paling menjanjikan di masa depan. (Pras/NYSN)

Jakarta- Kabar gembira untuk pecinta badminton tanah air, tunggal putri masa depan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, mencetak sejarah baru kariernya. Ia baru saja naik ke ranking 14 dunia. Jorji, sapaan Gregoria, naik 1 peringkat, dari sebelumnya bercokol di ranking 15 dunia. Hal itu didapat dari daftar ranking terbaru yang disiarkan Federasi Badminton Dunia atau BWF, pada Jumat (6/12). Lonjakan ranking dunia Jorji ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya kejadian dramatis, tumbangnya juara dunia junior 2015 dan 2016, Gao Fangjie, lantaran cedera parah di akhir musim turnamen 2018. Ranking pemain kelahiran Nanjing, China, 29 September 1998 ini merosot drastis, usai absen di sejumlah turnamen premium. Pekan lalu, dia masih memegang ranking 13 dunia, dengan poin 74.679. Namun, di pekan 49 ini, poinnya anjlok hingga menjadi 54.076. Ia harus rela posisinya direbut wakil Thailand, Nitchaon Jindapol. Sebelumnya, tunggal putri kelahiran Phuket, Thailand, 31 Maret 1997 ini, terus membayangi Gao di ranking 14 dunia. Selain kehilangan peringkat 13 dunia, Gao terlempar ke ranking 15. Karena itulah, secara otomatis peringkat Jorji terkerek ke ranking 14 dunia. Meski raihan poinnya masih bertahan di jumlah 51.440. Selain itu, bersama Apriyani Rahayu, Jorji masuk dalam nominasi BWF Player Of The Year 2018. Untuk diketahui, malam penganugerahan yang akan dihelat pada Senin (10/12) sebelum bergulirnya World Tour Finals 2018 terdiri dari enam kategori. Para pemenang nantinya ditentukan langsung oleh BWF Awards Commission. Khusus untuk Apri (sapaan Apriyani) dan Jorji, mereka masuk dalam kategori Eddy Choong Most Promising Player of the Year, atau pemain yang paling menjanjikan di masa depan karena grafik performa mereka yang baik di tahun ini. Bersama Greysia Polii, Apri sudah mengoleksi dua medali emas BWF World Tour 2018 di India Terbuka 2018 dan Thailand Terbuka 2018, medali perunggu Asian Games 2018, dan medali perunggu Kejuaraan Dunia 2018. Bagi Apri, ini merupakan tahun keduanya mendapat nominasi tersebut. “Tahun lalu saya belum bisa menang. Semoga tahun ini bisa menang. Perasaannya masuk nominasi tentu senang karena ada yang mengapresiasi saya, semoga menambah motivasi saya agar dapat prestasi lebih baik lagi,” kata Apri, Jumat (7/12). Sementara itu, walau tak meraih satu gelar pun di BWF World Tour 2018, Jorji layak masuk nominasi ini. Mengawali tahun seniornya, penampilan dara kelahiran Wonogori, Solo, 11 Agustus 1999 ini, terus berkembang. Ia sudah bertengger di rangking top 15 dunia, dan mulai membuat para pemain top dunia kesulitan. Selain Apri dan Jorji, wakil lain yang juga masuk nominasi sebagai pemain terbaik adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Anthony Sinisuka Ginting. The Minions masuk nominasi sebagai atlet putra terbaik, sementara Ginting masuk dalam daftar nama atlet paling berkembang di tahun ini. Nominasi juga diberikan kepada atlet para bulu tangkis, Leani Ratri Oktila, yang merupakan peraih medali emas Asian Para Games 2018 untuk kategori ganda putri SL3-SU5 dan ganda campuran SL3-SU5. (Adt) Daftar lengkap Nominasi BWF Player of The Year 2018 – Male Player of the Year : • Kento Momota (Men’s Singles, Japan) • Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuldo (Men’s Doubles, Indonesia) • Zheng Siwei (Mixed Doubles, China) – Female Player of the Year: • Tai Tzu Ying (Women’s Singles, Taipei) • Huang Yaqiong (Mixed Doubles, China) • Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Women’s Doubles, Japan) – Eddy Choong Most Promising Player of the Year : • Apriyani Rahayu (Women’s Doubles, Indonesia) • He Jiting (Men’s Doubles & Mixed Doubles, China) • Han Chengkai/Zhou Haodong (Men’s Doubles, China) • Gregoria Mariska Tunjung (Women’s Singles, Indonesia) • Goh Jin Wei (Women’s Singles, Malaysia) – Male Para-badminton Player of the Year : • Lucas Mazur (France) • Cheah Liek Hou (Malaysia) • Jack Shephard (England) – Female Para-badminton Player of the Year : • Sujirat Pookkham (Thailand) • Yuma Yamazaki (Japan) • Leani Ratri Oktila (Indonesia) – Most Improved Player of the Year : • Seo Seong Jae (Men’s Doubles & Mixed Doubles, Korea) • Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (Women’s Doubles, Japan) • Satwiksairaj Rankireddy/Chiraj Shetty (Men’s Doubles, India) • He Jiting (Men’s Doubles & Mixed Doubles, China) • Anthony Sinisuka Ginting (Men’s Singles, Indonesia)

Tumbangkan Unggulan Dua Ellena Manaby, Langkah Alivia Mulus Ke Semifinal Astec Open Jakarta 2018

Tunggal remaja putri unggulan dua, Ellena Manaby Yullyana asal PB Djarum Kudus, harus takluk dari pemain non unggulan, Alivia Nadifah Salma (PB Mutiara Cardinal Bandung), dalam laga rubber game, 21-15, 16-21, 21-19, di perempat final Daihatsu ASTEC Open Badminton Championship 2018 Jakarta, pada Kamis (6/12), di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan. (PB Djarum)

Jakarta- Pebulutangkis tunggal remaja putri PB Djarum Kudus, Ellena Manaby Yullyana, harus mengubur impian naik podium pada kejuaraan bulutangkis Daihatsu ASTEC Open Badminton Championship 2018. Langkah Ellena, unggulan dua, terhenti di perempat final, pada Kamis (6/12), dalam pertarungan tiga gim, dengan skor 21-15, 16-21, 21-19, dalam tempo 25 menit, atas Alivia Nadifah Salma, pemain non unggulan asal PB Mutiara Cardinal Bandung, di Gelanggang Olahraga (GOR) Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan. “Saya ingin naik podium. Tapi memang target awal adalah perempat final,” ujar Ellena sebelum berjumpa dengan Salma, sapaan Alivia. Sayang langkah juara tunggal putri U-15 di Jaya Raya Indonesia Junior Grand Prix 2018 ini, akhirnya kandas. Pada ajang kelas pemula, Ellena ssebetulnya udah dua kali melangkah hingga masuk ke babak perempat final nomor remaja ini. Pertama saat di ajang Astec Open Batam, dan yang kedua di Astec Open Jakarta ini. Sementara itu, Salma mengatakan bila sejak awal dirinya menargetkan bisa lolos ke babak delapan besar. “Alhamdulillah bisa sampai disini. Ya, step by step dulu. Pasti makin percaya diri karena bisa mengalahkan unggulan. Mental harus lebih siap lagi di laga berikutnya,” ujarnya usai laga. Di semifinal, Jumat (7/12), Salma akan berjumpa dengan Gracia Ruth Kusumastuti Sanyoto, asal klub Daihatsu Candra Wijaya. Ruth sukses memenangi duel atas Dwi Maharani (Eng Hian Badminton Academy), rubber game, dengan skor 23-21, 17-21, 22-20, dalam pertandingan selama 65 menit. “Persiapan lebih maksimal lagi, dan harus optimis. Siapapun lawan harus dihadapi,” cetus remaja putri kelahiran Yogyakarta, 8 Februari 2003 itu. (Adt)

Kejutan, Pebulutangkis Remaja Alivia Nadifah Taklukan Unggulan di Astec Open Championship 2018

Alivia Nadifah Salma (Mutiara Cardinal Bandung/kanan), berhasil membuat kejutan, di babak 16 Besar kejuaraan bulutangkis Daihatsu ASTEC Open Badminton Championship 2018, pada Rabu (5/12). Ia mengalahkan unggulan tujuh, Siti Sarah Azzahra (PB Exist Jakarta), dalam laga rubber game, 21-19, 19-21, 21-18. (Adt/NYSN)

Jakarta- Pebulutangkis tunggal remaja putri, Alivia Nadifah Salma, menghadirkan kejutan di babak ketiga (16 besar), kejuaraan bulutangkis Daihatsu ASTEC Open Badminton Championship 2018, pada Rabu (5/12). Wakil Mutiara Cardinal Bandung itu menekuk Siti Sarah Azzahra asal PB Exist Jakarta, dalam drama tiga gim, dengan skor 21-19, 19-21, 21-18, dan mengantarkannya maju ke babak perempat final. Usai laga, Salma sapaanya, mengaku puas bisa menundukkan Sarah, yang merupakan unggulan tujuh di turnamen ini. “Pasti senang bisa menang. Sudah sering ketemu dan kalah terus, kalau lawan Sarah. Terakhir, di Sirnas (Sirkuit Nasional) Tasikmalaya, saya kalah straight game,” ujar Salma di Gelanggang Olahraga (GOR) Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Rabu (5/12). Dara kelahiran Yogyakarta 8 Februari 2003 itu, mengaku tak ada instruksi khusus dari pelatih, mengingat dirinya berstatus non unggulan. “Pelatih bilang saya harus main maksimal. Menurut saya kelemahan lawan itu di backhand sama kurang power. Jadinya, saya kasih bola belakang, dan turunin bola baliknya,” ungkapnya. Menghadapi laga berikutnya, menurut Salma, persiapan yang dilakukan lebih pada mental. “Fokus ke mental. Karenamengalahkan unggulan pasti kepercayaan diri meningkat. Target bisa sampai 8 besar. Tapi step by step dulu,” tuturnya. Senada diungkap Sandi Darma Kusuma, Pelatih dari Mutiara Cardinal Bandung. Ia hanya menekankan kepada anak didiknya itu untuk bermain maksimal. “Saya hanya tekankan, supaya dia main maksimal dan semangat. Jangan jadi beban melawan unggulan. Apalagi kalah terus bila bertemu Sarah, jadi mainnya nothing to lose. Mungkin itu yang membuat Salma menang kali ini,” terang Sandi. Sandi menambahkan bila fisik menjadi fokus utama Salma menghadapi laga selanjutnya. “Evaluasi dari pertandingan tadi lebih pada fisik. Kalau dilihat tadi bolanya ada yang pelan dan cepat, sehingga butuh kesiapan fisik saat bermain di lapangan,” cetusnya. “Kalau soal kepercayaan diri pasti meningkat, apalagi sudah mengalahkan pemain unggulan. Memang tidak ada target khusus di turnamen ini untuk Salma, yang penting step by step dulu,” pungkasnya. (Adt)

Lolos Babak 32 Besar, Pebulutangkis 18 Tahun Asal Bali Bidik Gelar Juara ASTEC Open Championship 2018

Pemain tunggal taruna putra, I Gede Pasek Ekayana (kanan), asal PB Exist Jakarta, membidik gelar juara Daihatsu ASTEC Open Badminton Championship 2018. Ia lolos ke babak 32 besar usai menundukkan Dimas Setiawan, straight game, 21-12, 21-9, pada Selasa (4/12) di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan. (Adt/NYSN)

Jakarta- Laju pemain tunggal taruna putra, I Gede Pasek Ekayana, belum terbendung pada kejuaraan bulutangkis Daihatsu ASTEC Open Championship 2018. Eka, sapaannya, sukses menjegal wakil PB Bintang Solibad Indonesia, Dimas Setiawan, dua gim langsung, dengan skor 21-12, 21-9, dalam tempo 33 menit. Pada hari kedua pelaksanaan turnamen di Gelanggang Olahraga (GOR) Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa (4/12), pebulutangkis besutan PB Exist Jakarta itu akhirnya berhasil melaju ke babak kedua (32 besar). “Gim pertama feeling masih belum dapat. Di babak pertama saya dapat bye, jadi sekalian nyoba lapangan, dan bolanya juga tadi agak sedikit lambat. Gim kedua masih sama polanya. Tapi, beruntung banget karena lawan sering mati sendiri bolanya. Dari situ saya tekan terus dan cepatin bolanya,” ujar Eka usai laga. Remaja kelahiran Denpasar, Bali, 12 April 2000 itu, menegaskan bila perjuangan makin berat memasuki babak 8 besar. “Di babak awal mungkin lawan bisa diatasi. Tapi, tantangan terberat itu kalau sudah masuk babak delapan besar. Apalagi kekuatan lawan sangat merata, ini yang membuat persaingan juga semakin ketat,” ungkapnya. Eka berharap dirinya bisa membawa pulang gelar juara di ajang Daihatsu ASTEC Open Badminton Championship 2018. “Saya ditargetin lolos semifinal. Secara pribadi ingin meraih gelar juara disini. Ini kesempatan membuktikan pada klub, yang banyak membantu saya sehingga seperti ini,” tukas alumni SMA Tunas Daud Denpasar, Bali itu. Pemain yang menempati unggulan delapan di turnamen ini bakal menghadapi tantangan wakil Daihatsu Candra Wijaya, Dean Bencha Wijaya, yang menang atas Figo Ar-Rauf (PB Larisa Jakarta), rubber game, dengan skor 12-21, 21-15, 21-19, dalam waktu 55 menit. (Adt)

Kirim Sembilan Orang, Lima Atlet SKO Ragunan Lolos Delapan Besar Kejuaraan Bulutangkis Remaja di Singapura

Ganda putra SKO Ragunan yang turun di kategori U-17, M. Gibran Afriansyah/Gerardo Risqullah Hafiz, lolos ke babak perdelapan final Singapore Youth International Series 2018 di Singapura, Kamis (29/11), setelah mengalahkan rekan senegaranya, Dheva Asya Fikri/Bela Restu Gusti, yang berasal PPOP DKI dengan skor 21-15, 21-17. (Kemenpora)

Jakarta- Sebanyak lima atlet dari Sekolah Olahraga (SKO) Ragunan melangkah ke babak delapan besar Singapore Youth International Series 2018, pada Kamis (29/11) di Sport Hall Heartbeat Bedok, Singapura. Sukses pertama diraih Az-Azahra Putri Diana, di nomor tunggal putri, kategori dibawah usia 15 (U-15) Putri, sapaannya menang mudah dua set langsung 21-7, 21-16, usai menundukkan Nicole Gonzales Chaw asal Taiwan. Bermain cerdik di babak pertama dengan penempatan bola yang akurat dan dipojok lapangan, membuat Nicole gagal mengembangkan permaian, sehingga Putri berhasil dengan mudah mengakhiri game pertama, 21-7. Dibabak kedua, Nicole sempat memberi perlawanan lewat bola-bola lambung dan reli panjang. Namun, Putri mengatasinya dan mengunci laga, dengan skor 21-16. Kemenangan ini meloloskan dirinya ke partai perempat final, dan akan menantang unggulan kelima asal Jepang, Hina Akheci, pada Sabtu (29/11). Putri juga menjadi satu-satunya atlet pelajar asal Indonesia di kategori U-15, yang lolos ke babak perdelapan final. Keberhasilan Putri diikuti ganda putra asal SKO Ragunan yang turun di kategori usia dibawah 17 tahun (U-17), yakni M. Gibran Afriansyah/Gerardo Risqullah Hafiz. Duet remaja ini menghentikan rekan senegara, Dheva Asya Fikri/Bela Restu Gusti, asal PPOP DKI, 21-15, 21-17. Sementara itu, dobel U-19, M. Rezky Alfarezi/Azhar Zaim Zaidan pun tembus kebabak perdelapan final, paska menekuk pasangan Thailand, Retchapol Makkasasithom/Paramet Poomsarin melalui rubber game, 16-21, 21-13, 21-16. Dengan hasil di pertandingan di hari ketiga ini, total skuat SKO Ragunan berhasil meloloskan lima pemainnya melaju ke babak delapan besar, dari sembilan pemain yang di kirim dalam kejuaraan ini. Selain dari SKO Ragunan, atlet Indonesia lainnya berasal dari beberapa klub bulutangkis seperti Klub Jaya Raya, Klub Chandra Wijaya, Klub Djarum, Klub Sarwendah, Klub Victory, dan PPOP DKI Jakarta. Terkait SKO Ragunan, Kepala Bidang Sekolah Khusus Olahraga Asdep Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Pura Dermawan mengaku, pentingnya pengumpulan poin untuk meningkatkan peringkat individul atlet pelajar SKO Ragunan. “SKO Ragunan dibawah pembinaan Kemenpora, karenanya Kemenpora melalui Deputi Peeningkatan Prestasi Olahraga merasa perlu memfasilitasi sembilan atlet bulutangkis SKO Ragunan untuk mengumpulkan poin melalui kejuaraan seperti ini,” ujar Pura, pada JUmat (30/11). Kemenpora melalui Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahrga memfasilitasi sembilan atlet bulutangkis SKO Ragunan pada event ini. “Makin tinggi level eventnya, semakin banyak poin yang diraih. Artinya, makin banyak atlet binaan Kemenpora yang memiliki rangking individu yang tinggi,” katanya menambahkan. Singapore Youth International Series 2018 merupakan kejuaraan bulutangkis internasional level junior, yang masuk dalam kalender Badminton World Federation (BWF) dan Badminton Asia untuk menentukan perhitungan poin rengking individu. Kejuaraan yang berlangsung 26 November-2 Desember ini menampilkan nomor tunggal putra-putri dan ganda putra putri untuk kategori junior usia dibawah 13, 15,17 dan 19 tahun diikuti Indonesia, Jepang, China Taipei, Australia, Malaysia, Hongkong, Vietnam, Perancis, Thailand dan tuan rumah Singapura. (Adt)

Kejurnas PBSI 2018 Digelar di Jakarta Bulan Depan, Kelas Taruna Jadi Promosi Atlet Bulutangkis Muda

DKI Jakarta menjadi tuan rumah Kejuaraan Nasional PBSI 2018 pada 18-22 Desember. Sport Mall Kelapa Gading, bakal menjadi arena pertandingan kejurnas, yang dibagi menjadi dua bagian yakni divisi I dan divisi II. (twitter.com)

Jakarta- DKI Jakarta akan menjadi tuan rumah penyelenggara kejuaraan nasional Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (kejurnas PBSI) 2018 pada 18-22 Desember. Sport Mall Kelapa Gading, bakal menjadi arena pertandingan kejurnas, yang dibagi menjadi dua bagian yakni divisi I dan divisi II. Tiga ketentuan peserta yang masuk ke divisi I adalah mereka yang memiliki kontribusi besar dalam mengirim atlet ke Pelatnas PBSI seperti provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Selain itu, para atlet/klub yang meraih gelar juara Divisi II pada kejurnas tahun sebelumnya, berhak tampil, serta para atlet tunggal dan ganda yang memiliki ranking 30 besar, dihitung dari satu bulan sebelum kejurnas. Dari segi usia, kejurnas juga dibagi menjadi dua bagian yaitu taruna (U-19) dan dewasa. Pada tahun genap, kejurnas kelas dewasa akan memainkan nomor beregu campuran yang memainkan nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri serta ganda campuran, sementara kelas taruna memainkan nomor perorangan. Kejurnas khususnya kelas taruna, menjadi salah satu tempat ujian para atlet muda, serta untuk meninjau hasil pembinaan bibit-bibit muda di klub. Penyebabnya, mereka yang akan menjadi generasi penerus pada masa datang. Adapun bagi para pemain top dunia, menjadi sebuah kebanggaan membela klub yang telah membesarkan nama mereka, pada turnamen nasional paling bergengsi ini. Kehadiran para pemain elite tentunya menambah semangat bagi para pemain muda di klub tersebut. Sampai saat ini, PBSI tengah menggodok waktu pendaftaran. Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI, menyebut ajang itu menjadi kesempatan pebulutangksi taruna untuk melihat langsung aksi pemain elite. Di sisi lain, PBSI akan menggunakan sebagai salah satu penilaian promosi dan degradasi. “Kami memang mau memantau bibit-bibit muda lewat hasil pertandingan terakhir di kejurnas ini. Untuk persiapan jelang Kejurnas, kami akan persilahkan para atlet untuk bergabung ke klub masing-masing untuk memaksimalkan kesiapan mereka,” kata Susy Susanti, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI. Susy menjelaskan, Kejurnas PBSI 2018 tentunya bukan jadi satu-satunya event yang menentukan promosi dan degradasi atlet. Faktor-faktor ini juga dilihat selama setahun penuh di rangkaian turnamen BWF World Tour 2018 yang mereka jalani. “Kami akan pulangkan semua atlet ke klub, jelang kejurnas. Nanti ada pemanggilan lagi usai kejurnas, mungkin awal tahun depan diumumkan daftar promosi dan degradasi,” ujar Susy. Dua tahun lalu, Kejurnas Bulutangkis di Solo, Jawa Tengah, PB Djarum Kudus menjadi kampiun, usai mengalahkan Jaya Raya Jakarta dengan skor 3-0. (Adt)